Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

CONTOH PENERAPAN TEKNOLOGI E-COMMERCE SESUAI


JENIS-JENIS E-COMMERCE

NAMA : MUH. RADITYA AL SAHRIL

NIM : B1B122143

KELAS: C MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS HALUOLEO
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Puasa merupakan suatu tindakan menghindari makan, minum, serta segala
hal lain yang dapat memuaskan hasrat-hasrat psikis maupun fisik yang dilakukan
pada masa tertentu. Makna dan tujuannya secara umum adalah untuk menahan diri
dari segala hawa nafsu, merenung, mawas diri, dan meningkatkan keimanan
terhadap Allah SWT. Salah satu hikmah puasa ialah melatih manusia untuk
meningkatkan kehidupan rohani. Nafsu jasmani yang terdapat dalam diri tiap
individu harus diredam, dikendalikan, dan diarahkan dengan sungguh-sungguh
untuk mencapai tujuan yang mulia. Setiap orang yang menjalankan puasa pada
hakekatnya sedang memenjarakan dirinya dari berbagai nafsu jasmani. Puasa juga
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan taraf kehidupan, baik yang duniawi
maupun akhirat. Karena puasa telah dilakukan di setiap syariat agama.

Pada sebuah hadist dikatakan bahwa “Semua amal anak adam itu untuk dirinya
sendiri, kecuali puasa. Karena puasa itu dikerjakan untuk-Ku, maka Aku-lah yang
akan member balasannya”. Puasa merupakan salah satu bentuk ritual agama yang
dapat meningkatkan kualitas spiritual manusia dan sebagai wahana pensucian diri
guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pengaruh puasa bagi diri umat islam terutama ketika bulan Ramadhan dapat
dirasakan oleh fisik maupun jiwa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi. Dalam
segi kesehatan, justru sangat bermanfaat. Kalaupun ada yang menemui
permasalahan kesehatan pada saat berpuasa, maka permasalahan itu muncul akibat
yang bersangkutan tidak menjaga aturan kesehatan dalam mengkonsumsi
makanan.
B.Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang hendak kami
bahas adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari puasa ?
2. Bagaimana pembagian puasa menurut agama islam ?
3. Bagaimana syarat dan rukun puasa ?
4. Bagaimana cara pelaksanaan puasa ?
5. Apakah hikmah puasa bagi umat manusia?

C.Tujuan Pembahasan

1. Untuk menjelaskan pengertian dari puasa


2. Untuk menjelaskan pembagian puasa menurut agama islam
3. Untuk menjelaskan syarat dan rukun puasa
4. Untuk menjelaskan cara pelaksanaan puasa
5. Untuk menjelaskan hikmah puasa bagi umat manusia
Bab II
Pembahasan

A. Pengertian Puasa

Secara umum, puasa berarti ‘menahan’ sebagaimana firman Allah SWT,


“…Aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih…”
Maksudnya adalah menahan diri dari berbicara, sedangkan menurut
istilah adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak
terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat.

B. Pembagian Puasa Menurut Agama Isalam

1. Puasa dengan Hukum Wajib


Puasa wajib atau shaum wajib merupakan jenis puasa yang harus
dilaksanakan oleh umat muslim. Apabila seorang umat muslim berhasil
melaksanakan puasa jenis ini maka ia akan mendapatkan pahala.
Sebaliknya apabila seorang umat muslim tidak melaksanakan puasa jenis
ini maka ia akan mendapatkan dosa atau ganjaran. Berikut ini daftar
puasa yang termasuk dalam puasa wajib.

a. Puasa wajib Ramadhan


b. Puasa yang disebabkan karena bernazar
c. Puasa denda atau kafarat
d. Puasa ganti atau qadha

2. Puasa dengan Hukum Sunnah


Puasa Sunnah atau shaum Sunnah merupakan jenis puasa yang apabila
dikerjakan maka akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan
tidak mendapat dosa dan pahala. Berikut ini daftar puasa yang termasuk
dalam puasa Sunnah.
a. Puasa senin kamis tiap minggu
b. Puasa Sunnah enam hari yang dilaksanakan pada bulan Syawal,
kecuali saat hari raya Idul Fitri.
c. Puasa sunah arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk umat muslim yang
tidak melaksanakan ibadah haji.
d. Puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk umat muslim yang
tidak melaksanakan ibadah haji.
e. Puasa Daud atau sehari puasa besoknya tidak, puasa ini dilaksanakan
untuk meneladani puasa miliki Nabi Daud.
f. Puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram.
g. Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.
h. Puasa Yaumul Bidh, sekitar tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan.
i. Puasa Nisfu Sya’ban dilaksanakan pada pertengahan bulan Sya’ban.
j. Puasa Asyhurul Hurum yang dilakukan pada bulan Dzulqa’dah,
Dzulhijjah, Muharram, dan bulan Rajab.

C. Syarat Dan Rukun Puasa

A. Syarat-syarat Wajib dan Sah Puasa Dalam Agama Islam


Umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa pastilah memiliki
beberapa syarat-syarat wajib menurut syariat islam yang harus
terpenuhi. Berikut ini syarat wajib ibadah puasa menurut syariat islam.

1. Syarat Wajib Puasa Menurut Syariat Islam


1. Beragama Islam dan menyembah Allah SWT.
2.Sudah baligh atau sudah cukup umur.
3. Kondisi akalnya sehat dan waras.
4. Keadaan rohani dan jasmani yang sehat.
5. Bukan termasuk musafir yang sedang melakukan perjalanan panjang
dan jauh.
6. Dalam keadaan yang suci dari hadas besar.
7. Memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk melaksanakan puasa.
2. Syarat Sah Puasa Menurut Syariat Islam
1. Beragama islam dan tidak murtad.
2. Dapat membedakan yang mana yang baik dan buruk (mumayyiz)
3. Tidak dalam keadaan najis yang suci dari nifas dan haid (khusus
wanita)
4. Memiliki pengetahuan mengenai waktu diterimanya puasa.

B. Rukun-rukun Puasa Dalam Agama Islam


Ibadah puasa dalam agama islam memiliki beberapa rukun puasa yang
diambil dari syariat islam. Berikut ini rukun puasa dalam agama islam.

1. Islam
Rukun pertama dalam melaksanakan ibadah puasa di agama islam
adalah sesroang haruslah memeluk atau beragama islam seperti yang
telah disampaikan pada syarat berpuasa menurut syariat islam.

2. Membaca niat
Membaca niat serta doa puasa merupakan tahapan yang sangat penting
untuk dilakukan sebelum menjalankan ibadah puasa. Umat muslim akan
membaca niat sebelum mereka menjalankan ibadah puasa tepatnya
setelah mereka melaksanakan sahur atau juga dapat dilakukan sebelum
fajar tiba. Ada beberapa hadist yang menyatakan bahwa pembacaan niat
dan doa dapat dilakukan malam harinya sebelum tidur.

3. Menahan serta mengontrol diri


Ketika berpuasa, umat muslim menahan serta mengontrol diri mereka
dari segala hawa nafsu baik hawa nafsu makanan, minuman, kegiatan
seksual, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa.
D. Cara Pelaksanaan Puasa
1. Adab-adab berpuasa
a. Makan sahur
b. Menyegerakan berbuka
c. Berdoa ketika berbuka dan berpuasa
d. Menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan puasa
e. Menggosok gigi pada saat berpuasa
f. Murah hati dan mempelajari Al-Qur’an
g. Giat beribadah pada sepuluh hari terakhir

2. Orang-Orang yang boleh berbuka pada bulan Ramadhan


a. Orang yang dalam keadaan sakit
Orang yang dalam keadaan sakit dan tidak kuat untuk berpuasa atau
apabila berpuasa sakitnya semakin parah diizinkan untuk membatalkan
puasanya. Hal tersebut telah dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 185,
yang berbunyi:

ً ‫ص ْمهُ َۗو َم ْن َكانَ َم ِر ْي‬


I‫ضا‬ ُ َ‫ت ِّمنَ ْاله ُٰدى َو ْالفُرْ قَا ۚ ِن فَ َم ْن َش ِه َد ِم ْن ُك ُم ال َّشه َْر فَ ْلي‬ ٍ ‫اس َوبَيِّ ٰن‬ ِ َّ‫ْالقُرْ ٰانُ هُدًى لِّلن‬
I‫ ْال ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّرُوا‬I‫اَوْ ع َٰلى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن اَي ٍَّام اُخَ َر ۗي ُِر ْي ُد هّٰللا ُ بِ ُك ُم ْاليُ ْس َر َواَل ي ُِر ْي ُد بِ ُك ُم ْال ُعس َْر َۖولِتُ ْك ِملُوا‬
َ‫م تَ ْش ُكرُوْ ن‬Iْ ‫هّٰللا َ ع َٰلى َما ه َٰدى ُك ْم َولَ َعلَّ ُك‬

Artinya:

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an,


sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena
itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka
(wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
Dalam ayat di atas menyebutkan bahwa orang yang sakit dapat
membatalkan puasanya, tetapi harus menggantinya dengan berpuasa
qada di lain waktu ketika sudah sembuh.

b. Orang dalam Perjalanan Jauh


Orang yang dalam perjalanan jauh (80,640 km) boleh berbuka, tetapi
ia wajib mengqada puasa yang ditinggalkan itu.

‫ان فَ َم ْن َش ِه َد ِم ْن ُك ُم‬ ِ ۚ َ‫ت ِّمنَ ْاله ُٰدى َو ْالفُرْ ق‬


ٍ ‫اس َوبَيِّ ٰن‬ِ َّ‫ضانَ الَّ ِذيْٓ اُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُرْ ٰانُ هُدًى لِّلن‬
َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
‫هّٰللا‬ ٰ
‫ص ْمهُ ۗ َو َم ْن َكانَ َم ِر ْيضًا اَوْ عَلى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن اَي ٍَّام اُخَ َر ۗ ي ُِر ْي ُد ُ بِ ُك ُم ْاليُس َْر َواَل ي ُِر ْي ُد‬ ُ َ‫ال َّش ْه َر فَ ْلي‬
َ‫م تَ ْش ُكرُوْ ن‬Iْ ‫بِ ُك ُم ْال ُعس َْر ۖ َولِتُ ْك ِملُوا ْال ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّرُوا هّٰللا َ ع َٰلى َما ه َٰدى ُك ْم َولَ َعلَّ ُك‬

185. Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-


Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka
berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak
berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.

c. Orang tua yang sudah lemah, tidak kuat lagi berpuasa karena tuanya,
atau karena memang lemah fisiknya, bukan karena tuanya.

d. Orang Hamil dan menyusui anak.

3. Hal-hal Yang Diperbolehkan Ketika Berpuasa


a. Memakai celak dan meneteskan obat ke dalam mata
b. Mencium, bagi orang yang sanggup menahan dan menguasai syahwat
atau nafsu seksualnya
c. Berbekam, yaitu mengeluarkan darah dari bagian kepala
d. Berkumur-kumur dan memasukkan air ke rongga hidung dengan
syarat tidak berlebih-lebihan.
4. Hal-hal yang membatalkan puasa
a. Makan dan minum yang disengaja maupun tidak.
b. Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali kedalam.
c. Bersetubuh.
d. Keluar darah haid dan nifas.
e. Mengeluarkan mani dengan sengaja.
f. Gila. Jika gila itu datang waktu siang hari, batallah puasa.
g. Murtad (keluar dari agama islam).

E.Hikmah Puasa
1. Melatih mental
2. Melatih kedisiplinan (taat pada aturan)
3. Memupuk keperduian dan kepekaan social

Bab III
Penutup
A.Kesimpulan
1. Sebagai seorang Muslim Pengertian dari puasa ialah :

· Secara umum, puasa berarti ‘menahan’


· Menurut istilah adalah menahan diri dari segala yang
membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari
dengan disertai niat.
2. Pembagian puasa menurut agama Islam ada empat macam, yaitu
:
· Puasa wajib
· Puasa sunat
· Puasa makruh.
· Puasa haram
3. Syarat puasa terbagi menjadi dua, yaitu :
(a) Syarat wajib puasa :
(i) Berakal, orang yang gila tidak diwajibkan puasa.
(ii) Baligh (Umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain.
Anak-anak tidak wajib berpuasa.
(iii) Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah
tua atau sakit, tidak wajib puasa.
(b) Syarat sah puasa :
(i) Islam. Orang yang bukan islam tidak sah puasa.
(ii) Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak
baik).
(iii) Sudi dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah habis
melahirkan). Orang yang haid atau nifas itu tidak sah puasa, tetapi
keduanya wajib mengkhodo’ (membayar) puasa yang tertinggal itu
secukupnya.
(iv)
7
Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. dilarang
puasapada dua hari raya dan hari tasyrik (tanggal 11,12, 13 bulan
haji).
Rukun puasa yaitu niat dan menahan diri dari segala yang
membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
4. Cara pelaksanaan puasa yaitu dengan niat pada malam sebelum
sahur, berdoa ketika berbuka dan berpuasa, menyegerakan
berbuka, selama berpuasa hendaknya menghindari segala hal yang
dapat membatalkan puasa, memperbanyak amalan dan giat
beribadah selama berpuasa.

B. Saran
yang taat kepada ajaran Allah, sebaiknya kita mengetahui dan
memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan puasa agar tidak
keliru ketika menjalankan puasa nantinya.
2. Kepada para pendidik, hendaknya selalu mengajarkan dan
menanamkan pemahaman tentang puasa kepada anak didiknya.
3. Ketika menjalankan ibadah puasa, sebaiknya selalu berserah
diri kepada Allah dan selalu berdoa kepada-Nya. Karena tantangan
dan godaan ketika berpuasa tidaklah mudah bila dirasakan. Serta
selalu menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa kita.
Daftar Pusaka
Sabiq, Sayyid. 2006. Fiqih sunnah Jilid 2. Jakarta: Pena Pundi Aksara
Rasjid, Sulaiman. 1994. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Supiana dkk. 2001. Materi Pendidikan Islam. bandung : Remaja
Rosdakarya.

[1] Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara,
2006), Hal. 25.
[2] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo,
1994), Hal. 220.
[3] Ibid., hal. 227.
[4] Ibid., hal. 229
[5] Sayyid Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara,
2006), Hal. 61.
[6] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo,
1994), Hal. 233.
[7] Sabiq, Fiqih sunnah Jilid 2 ( Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006),
Hal. 67.
[8] H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam ( Bandung : Sinar Baru Algensindo,
1994), Hal. 230
[9] Supiana dkk, Materi Pendidikan Islam (bandung : Remaja
Rosdakarya, 2001), Hal.94

Anda mungkin juga menyukai