Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Dosen Pengampu : Mabrur Syah S.Pd.I S.IPI., M.HI


Disusun oleh : Kelompok 6
Dedek Kurniasih (22561014)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan,
sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah tentang “Pengertiamn puasa ramadhan: Dasar
persyariatan dan tata caranya”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita sampaikan untuk junjungan
nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang
paling benar yakni Trabiyah agama Islam yang sempurna dan merupakan
satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan
beberapa tugas mata kuliah Fiqih ibadah. Pada makalah ini akan dibahas
mengenai Pengertian puasa ramadhan : Dasar persyariatan dan tata
caranya.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses
penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini. Kami juga
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap
pembaca.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan
pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai
penulisan makalah kami ini, untuk kemudian kami akan merevisi kembali
pembuatan makalah ini di waktu berikutnya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasa merupakan salah satu dari rukun islam kita sebagai umat muslim
wajib menjalankan puasa Ramadhan saya menuliskan tema puasa ini agar
kita lebih mengerti apa puasa itu dan semoga kita menjadi penguasa diri
kita sendiri dengan berpuasa. Ramadhan merupakan bulan dimana kita
harus dapat mengendalikan diri kita,hal yang utama yang harus kita
lakukan dalam pelaksanaan puasa ramadhan adalah kita harus menjadi
penguasa dan raja bagi diri kita sendiri kita harus benar-benar
mengendalikan menurut aturan Ilahi yang berlaku. Kalau berbicara harus
kita kendalikan demikian juga dengan mata semuanya harus kita
kendalikan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
a) Pengertian puasa Ramadhan
b) Dasar Persyariatannya Puasa Ramadhan
c) Tata Cara Puasa Ramadhan
d) Hikmah puasa Ramadhan

C. Tujuan Penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui tentang penjelasan tentang puasa
Ramadhan,persyariatannya,tata caranya, maupun hikmah dalam
berpuasa.dan dapat menambah ilmu pengetahuan kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
Menurut bahasa (etimologis) Shyam atau puasa berarti menahan diri
dan menurut syara’ (ajaran agama), puasa adalah menahan diri dari
segala yang membatalkanya dari mulai terbit fajar hingga terbenam
matahari karena Allah SWT semata-mata dan disertai niat dan syarat
“tertentu”.
Puasa adalah ibadah pokok yang di tetapkan sebagain salah satu
rukun Islam atau rukun Islam yang ketiga. Puasa dalam bahasa arab
secara arti kata bermakna menahan dan diam dalam segala bentuknya,
termasuk menahan atau diam dari berbicara.
Dan secara terminology (Istilah) para ulama mengartikan puasa
adalah menahan diri dari segala makan, minum dan berhubungan seksual
mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan syarat-syarat
yang telah ditentukan. Kaum Muslimin diwajibkan puasa Ramadan yang
lamanya sebulan yang dilaksanakan setiap harinya dari terbit fajar pagi
hingga terbenam matahari. Orang yang diam dapat dikatakan berpuasa,
sebab ia menahan diri dari berbicara sebagaimana firman Allah SWT:
‫صوْ ًما فَلَ ْن ُأ َكلِّ َم ْاليَوْ َم ِإن ِسيًّا‬ ُ ْ‫ِإنِّي نَ َذر‬
َ ‫ت لِلرَّحْ َم ِن‬
Artinya; “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang
Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang
manusiapun pada hari ini”.(QS. Maryam : 26)
Kata yang kedua adalah Ramadhan. Kata ini berasal dari kata ar-Ramadh
yaitu batu yang panas karena panas teriknya matahari.[1] Ibnu Manzhur
mengatakan: “Ramadhan adalah salah satu nama bulan yang telah
dikenal.” Al-Fairuz Abadi menambahkan bahwa bulan Ramadhan
dinamakan demikian karena ia membakar dosa-dosa.[2] Demikian
pengertian puasa Ramadhan (shaum Ramadhan) secara bahasa.
B. Dasar Persyariatan Puasa Ramadhan
Puasa adalah ibadah yang bukan hanya diperintahkan Allah SWT kepada
umat Nabi Muhammad saja, namun juga kepada umat-umat sebelum
beliau. Legalitas syara’ puasa Ramadhan berdasarkan Alqur’an, sunnah,
dan ijma’.
Dalil dari Alqur’an adalah firman Allah SWT berikut ini:
َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬ ْ ُ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬
َ ِ‫وا ُكت‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 183)
Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat dikatakan bahwa puasa
pada dasarnya mengandung pengertian menahan diri untuk tidak
melakukan perbuatan yang dilarang oleh syariat agama. Dasar hukum
Puasa tersebut dinyatakan berdasarkan sabda Nabi yang dinyatakan
dalam hadist bahwa Islam di bangun atas lima tiang (Rukun Islam).
“Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab radhiallahu
'anhuma berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Islam didirikan
diatas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak
disembah secara benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke
baitullah dan berpuasa pada bulan ramadhan". (HR Bukhari Muslim)
Hadits diatas menunjukkan wajibnya puasa Ramadhan secara jelas dan
tegas, tidak ada keraguan dan kekaburan maknanya. Imam An-Nawawi
Menerangkan makna hadits ini seraya berkata ”Barang siapa yang telah
melaksanakan lima rukun islam ini, berarti islamnya telah sempurna.”

C. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Ramadhan


 Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk
menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada
kalender Hijriyah.
 Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan
bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak
(konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan
alat bantu optik seperti teleskop.
Cara Pelaksanaannya :
1. Niat - Setiap melakukan tindakan apapun diawali dengan niat. Agar
puasa kita dapat diterima ALLAH SWT.
2. Melaksanakan makan sahur – Dari hadist HR. Bukhari Muslim dan
Ana bin Malik R.A yang mengatakan bahwa: “Telah bersabda
Rasulullah SAW,’Sahurlah kalian, maka sesungguhnya dalam sahur itu
ada berkahnya”. Karena banyak manfaat dari sahur, selain menolak
pengaruh buruk terhadap timbulnya rasa lapar, dengan sahur maka
kondisi fisik kita juga lebih terjaga.
3. Mengetahui Imsak – Dengan mengetahui imsak, maka segera
mungkin kita untuk menghentikan kegiatan shaur kita. Namun jika
seseorang yang sedang sahur mendengar azan subuh, maka ia tetap
dibolehkan untuk meneruskan sahurnya. Dengan catatan bahwa orang
tersebut tidak sengaja menunggu atau mengetahui bahwa azan subuh
segera akan tiba.
4. Mempercepat berbuka jika sudah waktunya – Dari hadist Abu
Hurairah r.a. berkata telah bersabda Rasulullah SAW: “Telah
berfirman Allah Yang Mahamulia dan Maha Agung:”Hamba-hamba
Ku yang lebih aku cintai ialah mereka yang paling segera
berbukanya”(HR Tirmidzi dari Abu Hurairah).
5. Memperbanyak membaca Al-Qur’an, sedekah dan membayar zakat
fitrah.

Sunat Berpuasa
• Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
• Melambatkan bersahur
• Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
• Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
• Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
• Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
• Membaca doa berbuka puasa
Perkara Makruh Ketika Berpuasa
• Selalu berkumur-kumur
• Merasa makanan dengan lidah
• Berbekam kecuali perlu
• Mengulum sesuatu
Hal yang membatalkan Puasa
•Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan
• Muntah dengan sengaja
• Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
kedatangan haid atau nifas
• Melahirkan anak atau keguguran
• Gila walaupun sekejap
• Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari
•Murtad atau keluar daripada agama Islam

Rukun Puasa Ramadhan


Rukun puasa ada tiga yang menjadi komponen pembentuk hakikatnya
yaitu:
Pertama, mencegah diri dari segala yang membatalkan mulai dari terbit
fajar hingga terbenam matahari
Kedua,Niat yaitu tekad bulat hati untuk berpuasa sebagai aktualisasi
pelaksanaan perintah Allah SWT dan pendekatan diri kepada-Nya.
Ketiga,pelaku puasa ( ash-shaim ) yaitu orang yang sah berpuasa dalam
artian telah memenuhi syarat-syarat wajib puasa antara lain islam,akil
baligh,mampu berpuasa,dan bebas dari halangan syara’ seperti haid dan
nifas bagi kaum perempuan.

Syarat Wajib Puasa


Keempat imam mazhab sepakat bahwa puasa ramadhan hukumnya
wajib atas setiap orang islam dengan syarat ketentuan sebagai berikut:
Ø yang sudah baligh,berakal,suci dari haid dan nifas,puasa hukumnya
haram,dan jika tetap berpuasa maka puasanya tidak sah dan ia wajib
mengqadhanya.Jadi,jika tidak ada dalam diri setiap muslim yang sudah
akil baligh suatu sifat yang menghalangi puasa,antara lain haid dan
nifas,maka ia wajib berpuasa ramadhan dengan kewajiban yang bersifat
determinative tanpa ada unsure kesukarelaan di dalamnya.
Ø Orang kafir tidak diwajibkan berpuasa, konsekuensinya ketika masuk
islam orang kafir tidak wajib mengqadha puasa yang ditinggalkannya
selama ia kafir.
Ø Sedangkan bagi orang yang murtad, (yang kembali masuk Islam)
menurut pendapat yanh sahih ia hanya dikenai kewajiban mengqadha apa
yang ditinggalkannya sebelum ia murtad dan tidak diwajibkan
mengqadha apa yang ditinggslksnnya slama ia murtad.
Ø Puasa tidak wajib atas anak kecil (ash-shabiy) akan tetapi ia perlu
dibiasakan puasa agar terbiasa.
Ø Orang yang tidak mampu berpuasa karena alas an yang tidak bisa
diharapkan hilangnya,misalnya kakek lanjut usia dan penderita penyakit
kronis.Mereka boleh tidak berpuasa dan sebagai gantinya mereka harus
memberi makan satu orang miskin.untuk setiap hari yang
ditinggalkannya.Begitu pula ibu hamil dan menyusui,mereka boleh tidak
berpuasa namun dengan konsekuensi harus mengqadha.
Ø Orang muqim atau bukan musyafir yang sehat ia wajib berpuasa.
Ø Orang musyafir boleh tidak berpuasa dengan konsekuensi harus
mengqadha diluar ramadhan.

D. Hikmah Puasa Ramadhan


1. Melatih Disiplin Waktu — Untuk menghasilkan puasa yang tetap fit dan
kuat di siang hari, maka tubuh memerlukan istirahat yang cukup, hal ini
membuat kita tidur lebih teratur demi lancarnya puasa. Bangun untuk
makan sahur dipagi hari juga melatih kebiasaan untuk bangun lebih pagi
untuk mendapatkan rejeki (makanan).
2. Keseimbangan dalam Hidup — Pada hakikatnya kita adalah hamba
Allah yang diperintahkan untuk beribadah. Namun sayang hanya karena
hal duniawi seperti pekerjaan, hawa nafsu dan lain-lain kita sering
melupakan kewajiban kita. Pada bulan puasa ini kita terlatih untuk
kembali mengingat dan melaksanakan seluruh kewajiban tersebut dengan
imbalan pahala yang dilipatgandakan.
3. Mempererat Silaturahmi – Dalam Islam ada persaudaraan sesama
muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang
memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid,
memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi
keagamaan yang dilaksanakan di Masjid.
4. Lebih Perduli Pada Sesama – Dalam Islam ada persaudaraan sesama
muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang
memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid,
memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi
keagamaan yang dilaksanakan di Masjid.
5. Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan – Tujuan puasa adalah melatih
diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan
Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika
tujuannya gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa
berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.
6. Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah — Setiap langkah kaki
menuju masjid ibadah, menolong orang ibadah, berbuat adil pada
manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri di jalan
ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu
dapat dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah.
Artinya semua dapat bernilai ibadah.
7. Berhati-hati Dalam Berbuat — Puasa Ramadhan akan sempurna dan
tidak sia-sia apabila selain menahan lapar dan haus juga kita menghindari
keharaman mata, telinga, perkataan dan perbuatan. atihan ini
menimbulkan kemajuan positif bagi kita jika diluar bulan Ramadhan kita
juga dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti
bergunjing, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat
menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.
8. Berlatih Lebih Tabah – Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita
dibiasakan menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah,
berburuk sangka, dan dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang
lain kepada kita. Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau
mungkin meruncing pada Fitnah, tetapi kita tetap Sabar karena kita
dalam keadaan Puasa.
9. Melatih Hidup Sederhana – Ketika waktu berbuka puasa tiba, saat
minum dan makan sedikit saja kita telah merasakan nikmatnya makanan
yang sedikit tersebut, pikiran kita untuk makan banyak dan bermacam-
macam sebetulnya hanya hawa nafsu saja.
10. Melatih Untuk Bersyukur – Dengan memakan hanya ada saat
berbuka, kita menjadi lebih mensykuri nikmat yang kita miliki saat tidak
berpuasa. Sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih mensyukuri
nikmat Allah SWT.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Puasa berarti menahan’ Sedangkan menurut istilah syariah, shaum itu
berarti : Menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan hal-hal
lain yang membatalkannya sejak subuh hingga terbenam matahari dengan
niat ibadah, puasa tidak hanya di perintahkan kepada umat nabi
muhammad tetapi juga diperintahkan pada umat-umat terdahulu.
Dasar Persyariatan Puasa Ramadhan
Dalil dari Alqur’an adalah firman Allah SWT berikut ini QS.Al-Baqarah
183:
َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬ ْ ُ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬
َ ِ‫وا ُكت‬
H.R Bukhari Muslim
‫ رسول هللا صلى هللا‬6‫ سمعت‬: ‫عن أبي عبد الرحمن عبد هللا بن عمر بن الخطاب رضي هللا عنهما قال‬
‫س ؛ شهادة أن ال‬ٍ ‫ بني اإلسالم على خم‬: ‫عليه وسلم يقول‬
Cara menentukan awal bulan ramadhan yakni dengan dua cara:
 • Rukyat
 • Hisab
Untuk sahnya ibadah puasa ada beberapa hal yang harus di perhatikan
yakni antara perkara yang dapat membatalkan puasa dan yang makruh,
untuk lebih afdholnya laksanakanlah ibadah-ibadah yang disunnahkan
dalam ibadah puasa.
Hikmah puasa Ramadhan
1. Melatih Disiplin Waktu
2. Keseimbangan dalam Hidup
3. Mempererat Silaturahmi
4. Lebih Perduli Pada Sesama
5. Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan
6. Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah
7. Berhati-hati Dalam Berbuat
8. Berlatih Lebih Tabah
9. Melatih Hidup Sederhana
10. Melatih Untuk Bersyukur

DAFTAR PUSTAKA
Al-Hafidz Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany, Bulughul Maram Min Adillatil
Ahkaam (Ebook)
Ibnu Rusyd, terjemah bidayatul mujtahid, CV. As-Syifa Semarang, 1990.
Moh Rifa’i. Ilmu Fikih Islam Lengkap, Penerbit PT. Karya Toha Putra
Semarang 1978
Moh Azam Abdul Aziz,Sayyed Hawwas Abdul Wahhab,Fiqh
Ibadah,Amzah:Jakarta,2009.

Anda mungkin juga menyukai