Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PUASA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Puasa merupakan salah satu dari rukun islam kita sebagai umat muslim wajib menjalankan puasa
Ramadhan saya menuliskan tema puasa ini agar kita lebih mengerti apa puasa itu dan semoga kita
menjadi penguasa diri kita sendiri dengan berpuasa. Ramadhan merupakan bulan dimana kita harus
dapat mengendalikan diri kita,hal yang utama yang harus kita lakukan dalam pelaksanaan puasa
ramadhan adalah kita harus menjadi penguasa dan raja bagi diri kita sendiri kita harus benar-benar
mengendalikan menurut aturan Ilahi yang berlaku.

Kalau berbicara harus kita kendalikan demikian juga dengan mata semuanya harus kita
kendalikan dengan baik. Mungkin kadang ada bertanya kenapa kita tetap sengsara, atau mengapa
hidup kita gelisah dan tidak tenang ? jawaban yang tepat adalah karena kita tidak dapat
mengendalikan diri kita sendiri. Pada bulan Ramadhan ini kita harus seperti kepongpong masuk
seperti ulat berbulu yang ditakuti dan menjijikan dan keluar sebagai kupu-kupu yang indah yang
begitu disenangi banyak orang, yang dapat kita artikan sebusuk dan sekotor apapun diri kita ,setelah
menjalankan ibadah puasa ini kita harus menjadi orang yang memiliki kepribadian yang indah dan
bermanfaat bagi dirikita sendiri dan orang lain.

BAB II

PEMBAHASAN

PUASA

Pengertian Puasa

Shiyam ( puasa ) menurut pengertian lughat ialah : pengekangan atau penahanaan diri. Dan
menurut pengertian syara’( istilah ) ialah pengekangan yang khusus, yaitu pengekanagn atau
penahanan diri dari makan dan minum serta jima’ ( hubungan seksual ) dan selainnya sesuai dengan
yang telah dijelaskan oleh agama selam siang hari menurut cara yang disyari’atkan. Pengekangan
dari semua itu diikuti oleh pengekangan diri dari kata-kata dan perbuatan omong kosong dan cabul
dan selain keduanya yang termasuk kata-kata kotor yang diharamkan dan dimakruhkan, berdasarkan
beberapa hadis yang menjelaskan tentang larangannya. Puasa itu permulaan masa difardukan ialah
pada tahun kedua dari hijriah.

Firman Allah :

“ Makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar
( Albaqarah : 187 )
Rasulullah SAW bersabda :

Dari Abu Hurairah R.A. dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : jangan engkau mendahului bulan
ramadhan dengan berpuasa satu hari atau dua hari, kecuali orang yang terbiasa berpuasa maka
puasalah. Muttafaq alaih.

Macam-macam Puasa

Puasa wajib, yaitu pusa bulan ramadhan, puasa kafarat, dan puasa nazar.

Puasa sunnat.

Puasa Arafah dimana lagi tidak melakukan kegiatan haji. Yaitu tanggal 9 dzulhijjah. Rasul SAW
bersabda : Puasa di hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang telah lewat dan satu
tahun kedepan sedangkan puasa asyura’ menghapus satu tahun yang telah lewat(H.RMuslim)

Puasa Asyura dan puasa tasu’a yaitu tanggal 10 dan 9 di bulan muharam. Rasul bersabda:
“Puasa di hari ini asyura menghapus satu tahun yang telah lewat”. Sebagaimana Rasul Saw berpuasa
di hari Asyura dan memerintah untuk berpuasa.

Pertengahan awal dibulan Sya’ban. Aisyah berkata: “Tidaklah aku lihat Rasul Saw.
Menyempurnakan puasa penuh satu bulan kecuali bulan Ramadhan. Dan tidaklah aku melihat Rasul
Saw. dibulan yang lebih banyak dari Ramadhan berpuasa di bulan Sya’ban.(H.R.Muslim)

Enam hari di bulan syawal. Rasul Saw bersabda: Siapa yang berpuasa di bulan ramadhan dan
diikuti enam hari di bulan syawal maka puasanya seperti puasa setahun penuh.

Sepuluh hari pertama di bulan dzulhijjah. Rasul Saw bersabda: Tidak ada amal yang paling
baik dan paling di sukai oleh Allah di hari ini yakni sepuluh hari pertama di bulan dzulhijjah. Para
sahabat berkata: Ya Rasulullah tidakkah jihad jalan Allah(lebih baik)?. Rasul bersabda: tidak jihad di
jalan Allah kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan dirinya dan hartanya dan tidak kembali lagi
dari jihad.(H.R.Mutafaqun alaih).

Bulan Muharam. Rasul bersabda : ketika ditanya puasa apakah yang paling afdhal setelah
Ramadhan. Rasul menjawab: Bulan Allah yaitu kamu suka menyebutnya bulan Muharam.
(H.R.Bukhari)

Hari-hari putih di setiap bulan. Yaitu tanggal 13,14,15. Abidzar r.a telah berkata : kami telah
diperintahkan oleh Rasulullah Saw. kami berpuasa 3 hari di hari-hari putih dalam satu bulan yaitu
tanggal 13,14,15. Dan beliau Rasul Saw. berkata seperti puasa setahun penuh.(H.R.Nasa’i shahih
ibnu hibban)

Puasa senin dan khomis diriwayatkan sesungguhnya Rasul Saw. sering berpuasa senin dan
khomis. Maka ditanya Rasul hal tersebut dan beliau menjawab: Sesungguhnya amal-amal
diperlihatkan setiap hari senin dan kamis maka Allah mengampuni setiap muslim dan setiap mukmin
kecuali dua orang yang memutuskan persahabatan(bermusuhan) maka Allah berkata akhirkanlah
keduanya.(H.R.Ahamad)

Puasa sehari dan buka sehari. Rasul bersabda : Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah
puasanya nabi Daud a.s., dan shalat yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat nabi Daud. Ia
gunakan setangah malam untuk tidur, sepertiga untuk bangun dan seperenam untuk tidur. Dan Ia
satu hari puasa satu hari buka.(H.R.Mutafaqun alaih)
Puasa bujang yaitu yang tidak mampu untuk menikah. Rasul bersabda : Barangsiapa yang
mampu memberi nafkah maka menikahlah, maka sesungguhnya akan terjaganya pandanganmu dan
farjimu. Dan barangsiapa yang tidak mampu maka hendaklah puasa maka sesungguhnya baginya
dapat terkendalinya nafsu.(H.R.Bukhari)

Puasa makruh.

Puasa di hari Arafah bagi orang yang lagi melaksanakan wukuf. Hal ini Rasul Saw. telah melarangnya
untuk berpuasa di hari ‘Arafah bagi orang yang sedang melaksanakan wukuf di ‘Arafah.

Puasa khusus di hari Jum’at. Rasul Saw. bersabda: Sesungguhnya hari Jum’at adalah hari raya bagimu
maka janganlah kamu berpuasa kecuali berpuasa sebelum dan sesudahnya.

Puasa khusus di hari sabtu. Rasul Saw.bersabda: Janganlah kamu berpuasa di hari sabtu kecuali
mewajibkanmu dan tidaklah seseoang mendapatkan kecuali kulit anggur dan batang pohon maka
kunyahla.(H.R.Ashabu Sunan dan Tirmidzi).

Puasa Akhir di bulan Sya’ban

Penjelasan puasa yang dimakruhkan hari-hari itu yaitu makruh tanjih artinya belum mencapai
derajat haram. Sedangkan puasa yang makruh mencapai derajat haram sebagai berikut :

Puasa wishal yaitu puasa dua hari atau lebih tanpa berbuka. Rasul bersabda : Janganlah lamu
berpuasa wishal.(H.R.Bukhari). dan Beliau bersabda : Jauhilah darimu dan puasa wishal.
(H.R.Mutafaqun alaih)

Puasa hari yang meragukan yaitu hari 30 di bulan Sya’ban. Rasul Saw. bersabda : “Barangsiapa
berpuasa di hari yang meragukan maka ia telah berdosa ke Aba Qasim.

Shaum Dahr yaitu puasa sepanjang tahun. Yaitu puasa sunat tanpa berbuka. Rasul bersabda : tidak
ada baginya puasa barangsiapa yang berpuasa sepanjang tahun.

Puasa seorang istri tanpa izin suaminya dan ia ada(hadir) disisinya. Rasul bersabda Saw. : “Tidak ada
puasa sehari bagi seorang istri sedangkan suaminya disisinya kecuali ia mendapat izin terlebih
dahulu.kecuali bulan Ramadhan.

Puasa haram

Puasa di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Umar r.a. berkata : Dua hari ini Rasul Saw. melarang
berpuasa yakni puasa di hari Idul Fitri dan hari dimana kamu makan dan ibadah qurban.(H.R.Muslim)

Puasa di pada hari Tasyriq . Hal ini Rasul Saw. telah mengutus seorang penyeru. Ia mnyampaikan
pesan ; janganlah kamu berpuasa dihari-hari ini, maka sesungguhnya hari-hari itu hari makan dan
minum beserta keluargamu(suamimu).(H.R.Thabrani)

Puasa dimana lagi haid dan nifas. Hal ini berdasarkan ijma atas kerusakan berpuasa selagihaid dan
nifas. Rasul Saw. bersabda : “Bukankah dimana haidnya perempuan tidak melaksanakan shalat dan
tidak pula berpuasa. Maka hal itu kekurangannya dalam beragamanya.(H.R.Bukhari)
Puasa yang lagi sakit yang dikhawatirkan merusak(membunuh) jiwanya. Allah telah berfirman:
“Janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah bagimu Maha Penyayang.(Q.S.Al-
Baqarah:185) dari kitab minhajul muslim hal:301

Tingkatan puasa

Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin telah membagi puasa ke dalam 3
tingkatan:

·         Puasanya orang awam (shaum al-'umum): menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan
puasa seperti makan dan minum.

·         Puasanya orang khusus (shaum al-khusus): Selain menahan diri dari perkara yang membatalkan
puasa juga turut berpuasa dari panca indera dan seluruh badan dari segala bentuk dosa.

·         Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum khusus al-khusus): Selain menahan diri dari perkara
yang membatalkan puasa dan juga berpuasa dari panca indera dan seluruh badan dari segala bentuk
dosa juga turut berpuasa 'hati nurani', yaitu tidak memikirkan soal keduniaan.

Pembagian di atas memberikan umat Islam ruang untuk berpikir dan menelaah di tingkat manakah
mereka berada.

Hikmah puasa

Ibadah puasa Ramadhan yang diwajibkan Allah kepada setiap mukmin adalah ibadah yang


ditujukan untuk menghamba kepada Allah seperti yang tertera dalam QS. Al- Baqarah/2: 183.
Hikmah dari ibadah shaum itu sendiri adalah melatih manusia untuk sabar dalam menjalani hidup.
Maksud dari sabar yang tertera dalam al-Quran adalah ‘gigih dan ulet’ seperti yang dimaksud dalam
QS. Ali ‘Imran/3: 146. Di antara hikmah dan faedah puasa selain untuk menjadi orang yang bertakwa
adalah sebagai berikut;

·         Untuk pendidikan/latihan rohani

·         Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri

·         Mendidik nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan dituruti

·         Mendidik jiwa untuk dapat memegang amanat dengan sebaik-baiknya

·         Mendidik kesabaran dan ketabahan

·         Untuk perbaikan pergaulan

Orang yang berpuasa akan merasakan segala kesusahan fakir miskin yang banyak menderita
kelaparan dan kekurangan. Dengan demikian akan timbul rasa suka menolong kepada orang-orang
yang menderita.

·         Untuk kesehatan

Perlu diingat ibadah puasa Ramadhan akan membawa faaedah bagi kesehatan rohani dan jasmani
kita bila ditunaikan mengikut panduan yang telah ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah
seberapa malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia saja.

Allah berfirman dalam surat [Al-A'Raaf] ayat 31:


"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah,
dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan"

Nabi S.A.W.juga bersabda:

"Kita ini adalah kaum yang makan bila lapar, dan makan tidak kenyang."

Tubuh kita memerlukan makanan yang bergizi mengikut keperluan tubuh kita. Jika kita makan
berlebih-lebihan sudah tentu ia akan membawa muzarat kepada kesehatan kita. Boleh
menyebabkan badan menjadi gemuk, dengan mengakibatkan kepada sakit jantung, darah tinggi,
penyakit kencing manis, dan berbagai penyakit lainnya. Oleh itu makanlah secara sederhana,
terutama sekali ketika berbuka, mudah-mudahan Puasa dibulan Ramadhan akan membawa
kesehatan bagi rohani dan jasmani kita. Insy Allah kita akan bertemu kembali.

·         Sebagai rasa syukur atas segala nikmat Allah

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

Memang segala sesuatu harus diketahuai ilmunya dan dasar-dasar yang mendasari sesuatu
hal, sehingga seseorang akan mau dan mampu mempelajari dan mengamalkan sesutuatu hal lebih
banyak dan dengan baik seperti puasa, maka seseorang itu akan melaksanakan puasa dengan
sungguh-sungguh kalau tahu manfaatnya dan hukum-hukum yang mendasari sebuah amalan.
Jadikanlah bulan suci Ramadhan itu sebagai bulan untuk berprestasi seperti halnya Rasulullah saw.
Para sahabat dan orang-orang saleh sebagai bulan untuk berprestasi kepada Allah.

Jangan sia-siakan kesempatan terbaik ini karena kita tidak tahu kapan kita akan dipanggil
oleh Allah Swt. Bulan Ramadhan merupakan hadiah besar yang langsung diberikan Allah bagi umat
islam sebagai sarana penyucian diri, Insya Allah, orang termalangpun bisa sukses apabila
melaksanakan puasa dengan baik dan benar. Oleh karena itu segeralah mengejar ilmunya dan
amalkan dengan sungguh-sungguh.

                                  DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, Sulaiman “ fikih islam “ Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2001

Hajar, Ibnu “ Terjemah Bulughul Maram “ Surabaya : Mutiara Ilmu, 2011

Fuad, Muhammad “ Al-lu’lu Wal Marjan “  Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1996

Muhammad, Abu Bakar “ Terjemah Subulussalam “  Surabaya : Al-ikhlas, 1991

Anda mungkin juga menyukai