Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PUASA SUNAH

Dosen :
Rahmadi Agus Setiawan S.Ag., M.A.

Disusun oleh :
M. Abhista Balamukhya H 14511044

Verawanti 14511064

Aldesra Azria Lisananda 14511065

Lukman Abdhi 14511076

Akmal Ismanto 14511083

Mobbie H 14511084

Naufaldy H 14511086

Kelompok VI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
APRIL 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas limpahan karunia,
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ibadah dan Akhlak
yang bertemakan PUASA SUNAH ini.

Shalawat dan salam semoga tercurah keharibaan Nabi Muhammmad SAW. Yang
telah membawa umatnya dari zaman gelap gulita tanpa iman menuju zaman yang terang
benderang dengan Nur Iman.

Terima kasih kami sampaikan pula kepada Bapak Rahmadi Agus Setiawan S.Ag.,
M.A. selaku dosen mata kuliah Ibadah dan Akhlak yang memberi arahan dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini, masih terdapat kekurangan,
oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari pembaca. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Yogyakarta, April 2015

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Puasa adalah salah satu Rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh kita sebagai

seorang muslim. Tetapi di dalam puasa itu terdapat banyak hal yang perlu kita ketahui

sebelum melaksanakan salah satu Rukun Islam yang satu ini, jadi kita bukan hanya sekedar

melaksanakanya saja.

Pada dasarnya Puasa berawal dari niat kemudian berpuasa, namun kita juga harus

memerhatikan juga apa saja syarat puasa, hal yang membatalkan puasa dan juga apa saja

yang disunnah kan dalam berpuasa, semua itu agar Puasa kita lebih bermanfaat dan diterima

oleh Allah SWT.

B. Rumusan Masalah

Dalam pembahansan Puasa ini ada beberapa Rumusan Masalah yang perlu dibahas

yakni :

a. Pengertian Puasa dan Dasar Hukum Puasa

b. Macam macam Puasa dan Ketentuan Hukumnya

c. Syarat Rukun dan yang Membatalkannya

d. Kaifiyah Puasa
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa

Puasa atau As Shoum adalah salah satu Rukun Islam yang mulai disyariatkan pada tahun
ke II Hijriah.

Pengertian Puasa secara Terminologi berasal dari bahasa arab As Shoum yang bermakna
( )yang berarti Menahan.

Dan Secara Terminologi, Puasa adalah menahan dari sesuatu yang membatalkan puasa
dengan niat yang khusus pada seluruh siang harinya orang yang melakukan puasa yang
berakal suci, dan suci dari haid dan nifas.

Sedangkan menurut istilah fiqih lain, adalah menahan diri dari segala perbuatan yang

membatalkan, seperti makan, minum dan senggama, sejak terbit fajar sampai terbenam

matahari, dengan niat dan persyaratan tertentu.

B. Dasar-Dasar Hukum Puasa

1. AL QURAN

Artinya :
Hai orang orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertakwa ( QS. Al
Baqarah 2 : 183 )


Artinya : Siapa diantara kalian yang menyaksikan bulan (Ramadhan), maka


berpuasalah. ( QS. Al-Baqarah 2 : 185 )

2. HADIS

Dari Ibnu Umar Radhiyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa


Sallam bersabda :

Islam di tegakan diatas lima perkara, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, Mendirikan Shalat, mengeluarkan zakat,
mengerjakan haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan. (HR Bukhari-
Muslim).

3. AL IJMA
Secara ijma seluruh umat Islam sepanjang zaman telah sepakat atas kewajiban
puasa Ramadhan bagi tiap muslim yang memenuhi syarat wajib puasa.
Ijma' ulama juga sampai kepada batas bahwa orang yang mengingkari kewajiban
puasa di bulan Ramadhan berarti dia telah keluar dari agama Islam.
Hal itu mengingat bahwa puasa di bulan Ramadhan bukan sekedar kewajiban,
tetapi lebih dari itu, puasa Ramadhan merupakan bagian dari rukun Islam yang
harus ditegakkan.
C. Macam macam puasa sunah dan ketentuan hukumnya
Puasa sunnah adalah puasa yang dikerjakan kaum muslimin demi mendekatkan diri
kepada Allah yang hukumnya tidak wajib, tetapi memperoleh pahala bagi yang
melaksanakannya. Macam macam puasa sunnah :

1. PUASA HARI 'ARAFAH


Hari 'Arafah ialah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa pada hari itu adalah sunnat bagi
orang yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Dari Abu Qatadah RA, dia mengatakan
: Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari 'Arafah, maka jawab beliau : Ia
menghapus dosa-dosa di tahun lalu dan yang akan datang (H.R. Muslim : 1162).

Dan hari 'Arafah adalah hari yang terbaik. Sabda Rasulullah SAW : Tidak
ada hari di mana Allah paling banyak memerdekakan hamba- Nya dari neraka,
selain Hari'Arafah (H. R. Muslim : 1338)
Bagi yang sedang menunaikan ibadah haji tidak disunnatkan berpuasa
pada Hari 'Arafah, bahkan disunnatkan berbuka, karena mengikuti jejak Nabi SAW, dan
agar memperoleh kekuatan untuk berdoa pada hari itu.

2. PUASA HARI 'ASYURA


Hari 'Asyura ialah tanggal 10 Muharam dan adapun dalil dimustahabkannya puasa
pada hari itu ialah hadits riwayat Ibnu 'Abbas RA :
Bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada Hari 'Asyura, dan menyuruh supaya melakukan
puasa padahari itu. (H.R. al-Bukhari: 1900 dan Muslim : 1130)
Dan dari Abu Qatadah RA : Bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang
puasa Hari 'Asyura, maka jawab beliau: Menghapuskan dosa-dosa tahun lalu. (H.R.
Muslim : 1162)
3. PUASA SENIN KAMIS
Dalilnya ialah hadits riwayat at-Tirmidzi (745), dari 'Aisyah RA, dia berkata :
Rasulullah SAW telah menganjurkan puasa hari Senin dan Kamis

Dan diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi (747) dari Abu Hurairah RA, bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
Amal-amal dihadapkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Oleh karena itu,
aku ingin amalku dihadapkan di kala aku sedang berpuasa.

4. PUASA TIGA HARI SETIAP BULAN


Dalam hal ini, yang terbaik dilakukan pada hari-hari dari malam putih, yaitu tanggal
13, 14 dan 15 setiap bulan. Disebut malam putih, karena pada tanggal-tanggal tersebut
malam begitu terang dengan adanya bulan purnama.

Dari Abu Qatadah RA, dia berkata Sabda Rasulullah SAW :

Puasa tiga hari tiap-tiap bulan adalah (seumpama) puasa sepanjang tahun.
(HR. Muslim : 1162)
Dan diriwayatkan pula oleh Abu Daud (2449), dari Qatadah bin Milhan RA, dia
mengatakan :
Pernah Rasulullah SA W menyuruh kami berpuasa pada hari malam-malam putih,
tanggal-tanggal 13, 14 dan 15. Qatadah mengatakan: "Puasa-puasa tersebut adalah
seumpama puasa sepanjang tahun.
Tetapi, ada yang dikecualikan, yaitu puasa pada tanggal 13 bulan Dzulhijjah, karena
puasa pada hari itu haram hukumnya.

5. PUASA ENAM HARI PADA BULAN SYAWAL


Dalam hal ini, yang terbaik dilakukan berturut-turut, langsung sesudah Hari Raya
'Idul Fitri, sekalipun tidak dipersyaratkan demikian, tapi kesunnahan bisa juga diperoleh
dengan melakukannya secara terpisah-pisah.

Menurut riwayat Muslim (1163), dari Abu Ayub RA, bahwa Rasulullah SAW
bersabda :
Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari pada bulan
Syawal, maka seperti berpuasa sepanjang tahun.
Apabila seorang muslim melakukan puasa sunnah, maka dia boleh membatalkannya
dengan berbuka kapan saja, dan dia tidak wajib mengqadha'nya, sekalipun
itu makruh dilakukan. Sabda Nabi SAW :
Orang yang berpuasa sunnah adalah pemimpin dirinya, kalau mau, dia teruskan
puasanya dan kalau mau, (boleh juga) dia berbuka. (H.R. al-Hakim: 1/439)
Adapun kalau yang dilakukan itu puasa Qadha atas puasa Fardhu,
maka haram membatalakannya, karena sesuatu yang fardhu, bila sudah dilakukan,
maka wajib diselesaikan.

6. PUASA DAUD
Yaitu puasa selang-seling seperti puasanya Nabi Daud (sahari puasa dan sehari tidak
puasa). Puasa ini adalah puasa yang sangat disukai oleh Allah SWT.
Dari Abdullah bin Amr berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda," Puasa yang
paling disukai Allah adalah puasa Daud dan sholat yang paling disukai Allah adalah
sholat Daud. Ia tidur separuh malam, dan bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya,
dan ia berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari."(HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk seorang muslimah , jika hendak berpuasa sunnah harus dengan izin suaminya.
Ini berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim:
Tidak halal bagi seorang wanita untuk berpuasa saat suaminya bersamanya kecuali
dengan seizinnya , kecuali puasa Ramadhan

Sedangkan waktu haram berpuasa adalah pada saat hari raya Idul Fitri, Idul Adha dan hari
Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) .

D. Syarat Rukun dan Yang Membatalkannya


1. SYARAT SYARAT PUASA
Adapun syarat wajib puasa, syarat - syaratnya adalah sebagai berikut :
Beragama Islam
Berakal sehat
Baligh (sudah cukup umur)
Mampu melaksanakannya
Orang yang sedang berada di tempat (tidak sedang safar)
Adapun untuk sahnya puasa, syarat - syaratnya adalah sebagai berikut :
Islam tidak murtad
Mummayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk)
Suci dari haid dan nifas
Mengetahui waktu diterimanya puasa

2. RUKUN RUKUN PUASA


Rukun puasa yang pokok yaitu :
Niat
Tempat niat dalam hati, dan tidak cukup hanya diucapkan dengan lidah, bahkan tidak
diper-syaratkan melafazhkannya.
Menahan Diri dari semua yang membatalkan puasa

3. Yang Membatalkan Puasa


Dalam kitab Fiqh Sunnah disebutkan bahwa perkara yang membatalkan puasa terbagi
menjadi dua yaitu :
1. Perkara yang membatalkan puasa dan wajib qadha
Makan, minum dan muntah dengan sengaja
Gila
Haid dan nifas
Keluar mani
Memasukkan sesuatu ke dalam tenggorokan
Berniat berbuka
Bersetubuh

2. Perkara yang membatalkan puasa dan wajib qadha serta membayar kaffarat yaitu
Bersetubuh dengan istri ( di siang hari )
E. Kaifiyah Puasa
Niat
Sahur
Menahan diri dari hal hal yang membatalkan puasa sampai terbenamnya matahari
Berbuka puasa
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Di dalam Ibadah Puasa terutama bulan Ramadhan banyak sekali manfaat manfaat
dana amalan amalan yang dapat kita kerjakan agar Puasa kita lebih bermanfaat dan
mendapat Ridha-Nya.

Dengan Ibadah Puasa juga dapat mencegah kita berbuat yang melanggar apa yang
telah dilarang oleh Allah SWT, dan juga kita dapat lebih mendekatkan diri kita kepada Allah
SWT.

B. Saran

Manusia adalah tempatnya salah dengan Puasa ini mudah mudahan kita selaku
manusia dapat mengurangi perilaku yang salah tersebut dan menjadi manusia yang
dimuliakan di sisi Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Z, Zurinal dkk, Fiqih Ibadah, Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Syarif hidayatullah, 2008.

Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah, Jakarta, Pena Pundi Aksara,2006

Ayyub, Syeikh Hasan, Fikih Ibadah, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2008

Al-Bugha, Musthafa Dib, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafii, Damaskus, Darul Musthafa, 2009

Anda mungkin juga menyukai