Dosen :
Rahmadi Agus Setiawan S.Ag., M.A.
Disusun oleh :
M. Abhista Balamukhya H 14511044
Verawanti 14511064
Mobbie H 14511084
Naufaldy H 14511086
Kelompok VI
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas limpahan karunia,
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ibadah dan Akhlak
yang bertemakan PUASA SUNAH ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah keharibaan Nabi Muhammmad SAW. Yang
telah membawa umatnya dari zaman gelap gulita tanpa iman menuju zaman yang terang
benderang dengan Nur Iman.
Terima kasih kami sampaikan pula kepada Bapak Rahmadi Agus Setiawan S.Ag.,
M.A. selaku dosen mata kuliah Ibadah dan Akhlak yang memberi arahan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini, masih terdapat kekurangan,
oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari pembaca. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Puasa adalah salah satu Rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh kita sebagai
seorang muslim. Tetapi di dalam puasa itu terdapat banyak hal yang perlu kita ketahui
sebelum melaksanakan salah satu Rukun Islam yang satu ini, jadi kita bukan hanya sekedar
melaksanakanya saja.
Pada dasarnya Puasa berawal dari niat kemudian berpuasa, namun kita juga harus
memerhatikan juga apa saja syarat puasa, hal yang membatalkan puasa dan juga apa saja
yang disunnah kan dalam berpuasa, semua itu agar Puasa kita lebih bermanfaat dan diterima
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahansan Puasa ini ada beberapa Rumusan Masalah yang perlu dibahas
yakni :
d. Kaifiyah Puasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Puasa atau As Shoum adalah salah satu Rukun Islam yang mulai disyariatkan pada tahun
ke II Hijriah.
Pengertian Puasa secara Terminologi berasal dari bahasa arab As Shoum yang bermakna
( )yang berarti Menahan.
Dan Secara Terminologi, Puasa adalah menahan dari sesuatu yang membatalkan puasa
dengan niat yang khusus pada seluruh siang harinya orang yang melakukan puasa yang
berakal suci, dan suci dari haid dan nifas.
Sedangkan menurut istilah fiqih lain, adalah menahan diri dari segala perbuatan yang
membatalkan, seperti makan, minum dan senggama, sejak terbit fajar sampai terbenam
1. AL QURAN
Artinya :
Hai orang orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertakwa ( QS. Al
Baqarah 2 : 183 )
2. HADIS
Islam di tegakan diatas lima perkara, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, Mendirikan Shalat, mengeluarkan zakat,
mengerjakan haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan. (HR Bukhari-
Muslim).
3. AL IJMA
Secara ijma seluruh umat Islam sepanjang zaman telah sepakat atas kewajiban
puasa Ramadhan bagi tiap muslim yang memenuhi syarat wajib puasa.
Ijma' ulama juga sampai kepada batas bahwa orang yang mengingkari kewajiban
puasa di bulan Ramadhan berarti dia telah keluar dari agama Islam.
Hal itu mengingat bahwa puasa di bulan Ramadhan bukan sekedar kewajiban,
tetapi lebih dari itu, puasa Ramadhan merupakan bagian dari rukun Islam yang
harus ditegakkan.
C. Macam macam puasa sunah dan ketentuan hukumnya
Puasa sunnah adalah puasa yang dikerjakan kaum muslimin demi mendekatkan diri
kepada Allah yang hukumnya tidak wajib, tetapi memperoleh pahala bagi yang
melaksanakannya. Macam macam puasa sunnah :
Dan hari 'Arafah adalah hari yang terbaik. Sabda Rasulullah SAW : Tidak
ada hari di mana Allah paling banyak memerdekakan hamba- Nya dari neraka,
selain Hari'Arafah (H. R. Muslim : 1338)
Bagi yang sedang menunaikan ibadah haji tidak disunnatkan berpuasa
pada Hari 'Arafah, bahkan disunnatkan berbuka, karena mengikuti jejak Nabi SAW, dan
agar memperoleh kekuatan untuk berdoa pada hari itu.
Dan diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi (747) dari Abu Hurairah RA, bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
Amal-amal dihadapkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Oleh karena itu,
aku ingin amalku dihadapkan di kala aku sedang berpuasa.
Puasa tiga hari tiap-tiap bulan adalah (seumpama) puasa sepanjang tahun.
(HR. Muslim : 1162)
Dan diriwayatkan pula oleh Abu Daud (2449), dari Qatadah bin Milhan RA, dia
mengatakan :
Pernah Rasulullah SA W menyuruh kami berpuasa pada hari malam-malam putih,
tanggal-tanggal 13, 14 dan 15. Qatadah mengatakan: "Puasa-puasa tersebut adalah
seumpama puasa sepanjang tahun.
Tetapi, ada yang dikecualikan, yaitu puasa pada tanggal 13 bulan Dzulhijjah, karena
puasa pada hari itu haram hukumnya.
Menurut riwayat Muslim (1163), dari Abu Ayub RA, bahwa Rasulullah SAW
bersabda :
Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari pada bulan
Syawal, maka seperti berpuasa sepanjang tahun.
Apabila seorang muslim melakukan puasa sunnah, maka dia boleh membatalkannya
dengan berbuka kapan saja, dan dia tidak wajib mengqadha'nya, sekalipun
itu makruh dilakukan. Sabda Nabi SAW :
Orang yang berpuasa sunnah adalah pemimpin dirinya, kalau mau, dia teruskan
puasanya dan kalau mau, (boleh juga) dia berbuka. (H.R. al-Hakim: 1/439)
Adapun kalau yang dilakukan itu puasa Qadha atas puasa Fardhu,
maka haram membatalakannya, karena sesuatu yang fardhu, bila sudah dilakukan,
maka wajib diselesaikan.
6. PUASA DAUD
Yaitu puasa selang-seling seperti puasanya Nabi Daud (sahari puasa dan sehari tidak
puasa). Puasa ini adalah puasa yang sangat disukai oleh Allah SWT.
Dari Abdullah bin Amr berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda," Puasa yang
paling disukai Allah adalah puasa Daud dan sholat yang paling disukai Allah adalah
sholat Daud. Ia tidur separuh malam, dan bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya,
dan ia berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari."(HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk seorang muslimah , jika hendak berpuasa sunnah harus dengan izin suaminya.
Ini berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim:
Tidak halal bagi seorang wanita untuk berpuasa saat suaminya bersamanya kecuali
dengan seizinnya , kecuali puasa Ramadhan
Sedangkan waktu haram berpuasa adalah pada saat hari raya Idul Fitri, Idul Adha dan hari
Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) .
2. Perkara yang membatalkan puasa dan wajib qadha serta membayar kaffarat yaitu
Bersetubuh dengan istri ( di siang hari )
E. Kaifiyah Puasa
Niat
Sahur
Menahan diri dari hal hal yang membatalkan puasa sampai terbenamnya matahari
Berbuka puasa
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Di dalam Ibadah Puasa terutama bulan Ramadhan banyak sekali manfaat manfaat
dana amalan amalan yang dapat kita kerjakan agar Puasa kita lebih bermanfaat dan
mendapat Ridha-Nya.
Dengan Ibadah Puasa juga dapat mencegah kita berbuat yang melanggar apa yang
telah dilarang oleh Allah SWT, dan juga kita dapat lebih mendekatkan diri kita kepada Allah
SWT.
B. Saran
Manusia adalah tempatnya salah dengan Puasa ini mudah mudahan kita selaku
manusia dapat mengurangi perilaku yang salah tersebut dan menjadi manusia yang
dimuliakan di sisi Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Z, Zurinal dkk, Fiqih Ibadah, Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Syarif hidayatullah, 2008.
Al-Bugha, Musthafa Dib, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafii, Damaskus, Darul Musthafa, 2009