Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Kitab Himpunan Hadis Dalam Bentuk


Riwayat”

DISUSUN OLEH KELOMPOK XII :

MOHD IKMAL 30700119026


MOHAMMAD RESKY AL-FAJIR 30700119031
NUFADILAH 30700119037

FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASAR
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, atas seluruh limpahan rahmat,
kehendak, dan kasih sayang-Nya sehingga kami selaku penyusun mampu menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada keluarga, sahabat,
serta orang-orang yang mengikutinya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ust. Dr.H. Muhammad Ali Ngampo, M.Ag
selaku dosen pengajar, yang telah memberikan tugas makalah ini sebagai salah satu
penilaian sekaligus sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan wawasan
mahasiswa dalam mata kuliah Membahas Kitab Hadis. Makalah berjudul “Kitab-kitab
Hadis Dalam Bentuk Riwayat” ini kami susun berdasarkan riset terhadap beberapa
literatur. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat pada proses
pembelajaran, terkhusus pada pembahasan tentang Hadis Dakwah Komunikasi.
Meskipun begitu kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kritik dan saran tetap diharapkan demi kebaikan studi kami ke
depannya.
Dengan segala hormat, kami ucapkan Jazaakumullahu Khairan, dan selamat
membaca.

Penyusun
Baubau, Oktober 2020

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN:
A. Latar Belakang……….…………………………………………………
B. Rumusan Masalah….……………………………………………….…..
C. Tujuan………….…………………………………………………….…

BAB II PEMBAHASAN:
A. Pembagian Masa Penghimpunan Hadis………………………….…
1. Kitab Himpunan Hadis Pada Masa
Mutaqaddimin…………….…………………………………….…
2. Kitab Himpunan Hadis Pada Masa
Muta’akhirin………………….……………………………………

BAB III PENUTUP:


A. Kesimpulan……..………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

Kitab Himpunan Hadis Pada Masa Mutaqaddimin

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hadis sebagai sumber pedoman hidup setelah al-Qur’an menjadi pustaka yang
harus dijaga keberadaannya.Selain sebagai sumber hukum, hadis juga merupakan
sumber ilmu pengetahuan yang universal. Maka tidaklah mengherankan jika umat
Islam sangat memberikan perhatian khusus terhadap hadis terutama dalam usaha
pemeliharaan agar terjaga keasliannya dan tidak musnah.1

Kitab-kitab hadis yang beredar ditengah masyarakat dan menjadi pegangan oleh
umat islam dalam hubungannya dengan hadis sebagai sumber agama islam adalah
kitab-kitab yang disusun oleh para penyusunnya setelah lama Nabi wafat.

Namun perlu diketahui terlebih dahulu terlebih sebagai seorang penuntut ilmu
dalam memahami sebuah hadis, kita harus mengetahui hadis tersebut dari berbagai
aspek. Bukan saja tahu dan memahami maksudnya, namun lebih dari itu kita harus
mengetahui kitab-kitab hadis,derajat, dan kedudukannya, semua ini bertujuan agar kita
dapat mengetahui dengan benar akan hujjah atau ketetapan dan cara mengamalkan
hadis tersebut.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penulis berusaha mengangkat topik yang


berkaitan pada makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah :
1. Apa Pengertian Mutaqaddimin dan Muta’akhirin?
2. Bagaimanakah para ulama dimasa Mutaqaddimin dan Muta’akhirin?
3. Kitab-kitab apa saja yang ada pada masa Mutaqaddimin dan Muta’akhirin?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui penghimpunan hadis dimasa mutaqaddimin dan mutak’akhirin
2. Untuk mengetahui bagaimanakah cara para ulama dalam Menyusun kitab hadis
dimasa itu
3. Untuk mengetahui apa saja kitab yang disusun pada masa itu

1
Algifri Muqsit Jabar,Skripsi:”Membahas Kitab Hadis” (Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah:2017), Hal.14.
4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembagian Masa Penghimpunan Kitab Hadis


Hadis yang disusun oleh ulama-ulama hadis sangat beragam, dari masa awal
perkembangan kodifikasi hadis hingga beberapa abad setelahnya. Kitab-kitab
tersebut memiliki bermacam-macam ciri tertentu dari sistematika
penulisan,kualitas hadisnya maupun kandungan pembahasan hadis itu sendiri.
Berdasarkan fakta sejarah, terdapat dua masa yang berpengaruh para ulama
dalam menghimpun hadis dengan berbagai macam metode. Kedua masa ini ialah
sebagai berikut:
1. Kitab Himpunan Hadis Pada Masa Mutaqaddimin
Yang dimaksud dengan mutaqaddimin ialah periode yang berada antara
fase abad II hingga III hijriyah atau dikenal juga dengan periode tabi‘in dan tabi‘
tabi‘in.2 Pembukuan hadis pada masa mutaqaddimin terjadi dimulai pada abad akhir
ke II H. Kitab yang mula-mula muncul pada abad ke-2 ini ialah al-Muwatta’, kemudian
pada abad ke-3 muncullah kitab dengan metode Musnad dan Musannaf . Munculnya
metode ini membantu para ulama dalam menyusun berbagai bentuk kitab yang
menjadi rujukan bagi orang yang ingin mempelajari hadis.3
Pada periode ini merupakan masa lahirnya berbagai kitab induk hadis yang
umumnya dikenal dengan nama ummahat kutub al-sittah. Yang termasuk dalam
ummahat al-sittah ialah sebagai berikut :4
1. Shahih Bukhari karya Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin
Ibrahim bin Al-Mughirah Al-Bukhari
2. Shahih Muslim karya Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-
Qusyairi an-Naisaburi.
3. Sunan Abu Dawud karya Al-Imam Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy’ats As-
Sijistany
4. Sunan Turmudzi karya Al-Imam Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah At
Turmudzi,
5. Sunan An-Nasa-i karya Al-Imam Ahmad bin Syu’aib An-Nasa’i Al-
Khurasany, dan
6. Sunan Ibnu Majah karya Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah
bin Majah Al-Quzwaini.

2
Ibnu El Mubhar, ”Sejarah Kodifikasi dan Penelitian Hadis” diakses dari
https://mubhar.wordpress.com/2010/01/19/sejarah-kodifikasi-dan-penelitian-hadis/, pada tanggal
20 Oktober 2020
3
Muhammad Ali, “Teori Klasifikasi Kitab Hadis” Tahdis, Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017, hal.159-160,
diakses dari http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/tahdis/article/view/7226, pada tanggal 20
Oktober 2020
4
Syafaat, “Mushtholahul Hadits”, diakses dari http://syafaatoke.blogspot.com/2014/11/ilmu-hadits-
mushtholahul-hadits.html pada tanggal 26 OKtober 2020
5
Dapat dikatakan bahwa periode ini adalah periode yang sangat sukses,hal ini ialah
karena pada periode ini para ulama telah berhasil memisahkan antara riwayat yang
disandarkan kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, riwayat sahabat dan tabi‘in, sehingga dapat
dibedakan antara hadis Rasul dan fatwa atau perkataan sahabat dan tabi‘in. Kemudian
disamping itu pula pada masa ini juga telah dilakukannya penelitian atau dengan istilah
filterisasi (penyaringan) antara hadis yang sahih dan yang tidak sahih sehingga dapat kita
katakana bahwa periode ini ialah periode yang sangat sukses.
Dimasa ini, karena telah menyebarnya fitnah-finah yang muncul berupa
pemalsuan-pemalsuan hadis yang dapat dilihat pada sanad maupun matan yang saling
bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga memunculkan para huffaz
dan para pembesar kritikus hadis sebagai contoh ialah Ibn Qutaibah yang menyusun
kitab Ta’wil Mukhtalif al-Hadis sebagai bantahan atau jawaban bagi para pemfitnah yang
tidak memahami hadis secara mendalam.
Perkembangan hadis pada periode tabi‘in ada tiga bentuk, yaitu sebagai berikut:5
a. Musnad: yaitu menghimpun semua hadis dari tiap-tiap sahabat tanpa
memperhatikan masalah atau topiknya, tidak perbab seperti fikih dan
kualitas hadisnya ada yang sahih dan ada yang tidak sahih.
b. Al-Jami‘; yakni teknik pembukuan hadis yang mengakumulasi Sembilan
masalah yaitu ‘aqa’id, hukum, perbudakan (riqaq), adab makan minum,
tafsir, tarikh atau sejarah, sifat-sifat akhlak (syama’il), fitnah (fitan) dan
sejarah (munaqid).
c. Sunan; yaitu teknik penghimpunan hadis secara bab seperti fikih, setiap bab
memuat beberapa hadis dalam setiap topik.

2. Kitab Himpunan Hadis Pada Masa Muta’akhirin


Yang dimaksud dengan Mutaakhkhirin adalah periode anatara Abab IV-VII
Hijriyah. Periode ini di sebut dengan masa pemeliharaan, penertiban, penambahan dan
penghimpunan hadis-hadis Nabi saw. Periode ini terjadi pada masa dinasti ’Abbasiyah
angkatan ke dua yaitu pada masa kekhalifahan Al-Muqtadir Billah sampai al-Mu’tas}im
Billah.6
Perbedaan mereka dari segi periwayatan dan kodifikasi hadis ialah ulama
mutaqaddimin menghimpun hadis Nabi dengan cara mendengar langsung dari guru-
gurunya kemudian mengadakan penelitian sendiri baik matan maupun sanadnya.7
Sedangkan ulama muta’akhirin cara periwayatan dan pembukuannya
bereferensi dan mengutip kitab-kitab mutaqaddimin, sehingga sangat jarang dan sedikit
saja penambahan hadis pada abad ini dan berikutnya. Namun, dari segi teknik
pembukuan lebih sistematis dari pada masa-masa sebelumnya.8

5
Muhammad Ali, Op.Cit., 161-162
6
Ibnu El Mubhar, Op.Cit.
7
Muhammad Ali, Op.Cit
8
Ibid,
6
Pada periode ini ulama pada umumnya hanya berpegang pada kitab-kitab hadis
terdahulu, sebab pada abad IV H hadis-hadis telah terhkodofikasi dalam bentuk kitab
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Kegiatan ulama yang paling menonjol
pada periode ini dalam melakukan pemeliharaan dan pengembangan hadis Nabi saw
yang telah terhipun adalah: mempelajarinya, menghafalkannya, memeriksa dan
menyelidiki sanad-sanadnya, dan menyusun kitab-kitab baru yang dengan tujuan
memelihara, menertibkan dan menghimpun segala sanad dan matan yang saling
berhubungan, serta yang telah termuat secara terpisah dalam kitab-kitab yang telah
disusun oleh mutaqaddimin.
Namun, Para ulama hadis pada periode ini selain mengumpulkan dan menyusun
hadis dalam bentuk mus}annaf dan musnad juga menyusun kitab dengan sistem baru
seperti Atraf, Mustakhraj, Mustadrak, dan Jami’.
Perkembangan teknik pengkodifikasian hadis pada abad ke-4 sampai abad ke-6
H ialah sebagai berikut:9
a. Mu‘jam; artinya menghimpun hadis-hadis yang diperoleh berdasarkan nama
sahabat secara abjad. Kitab Mu‘jam yang terkenal dengan menggunakan
metode ini ialah kitab yang ditulis oleh Sulaiman bin Ahmad al-Tabraniy (w. 360
H) yang terbagi pada tiga Mu‘jam, yaitu al-Mu‘jam al-Kabir, alMu‘jam al-Awsat
dan al-Mu‘jam al-Asgar.
b. Sahih; yaitu metode pembukuannya mengikuti metode pembukuan hadis
Sahihain (Bukhariy dan Muslim) yang hanya mengumpulkan hadis sahih saja
menurut penulisannya. Kitab yang terkenal dengan metode ini ialah kitab yang
ditulis oleh Ibn Hibban al-Bastiy (w. 354 H) dengan nama kitabnya Sahih Ibn
Hibban, kemudian Ibn Khuzaimah (w. 311 H) dengan karyanya Sahih Ibn
Khuzaimah, lalu oleh Ibn al-Sakan (w. 353 H) dengan karyanya Sahih Ibn al-
Sakan.
c. Al-Mustadrak; ialah menambah beberapa hadis sahih yang menurutnya belum
disebutkan dalam kitab yang dihimpun oleh Bukhariy dan Muslim serta
menurutnya telah memenuhi persyaratan keduanya. Kitab yang terkenal
dengan metode ini ialah kitab yang ditulis oleh Abu ‘Abdullah al-Hakim al-
Naisaburiy (w. 405 H) dengan judul kitab al-Mustadrak ‘ala al-Sahihain.
d. Sunan; adalah metode penulisannya sama dengan kitab Sunan pada abad
sebelumnya, yaitu cakupannya hadis-hadis tentang hukum seperti fikih. Kitab
yang menggunakan metode ini ialah kitab yang ditulis oleh Ibn Jarud (w. 307
H) dengan karyanya Muntaqa Ibn Jarud, al-Daruqutniy (w. 385 H) dengan judul
kitabnya Sunan al-Daruqutniy, Imam alBaihaqiy (w. 458 H) dengan judul
kitabnya Sunan alBaihaqiy.
e. Syarah; yakni penjelasan hadis baik yang berkaitan dengan sanad atau matan,
terutama maksud dan makna matan hadis atau pemecahannya jika terjadi
kontradiksi dengan ayat atau dengan hadis lain. Kitab Syarah yang muncul pada
masa ini ialah kitab yang ditulis oleh al-Tahawiy (w. 321 H) dengan judul kitab
Syarh Ma‘ani al-Asar dan Syarh Musykil al-Asar.

9
Ibid.
7
f. Mustakhraj; ialah seorang penghimpun hadis mengeluarkan beberapa buah
hadis dari sebuah kitab hadis seperti yang diterima dari gurunya sendiri dengan
menggunakan sanad sendiri. kitab yang menggunakan cara ini ialah kitab yang
ditulis oleh Abu Bakr Isma‘il (w. 371 H) dengan judul kitab Mustakhraj Abi Bakr
al-Isma‘il ‘ala Sahih al-Bukhariy.
g. Al-Jam‘u; adalah gabungan dua atau beberapa kitab hadis menjadi satu kitab.
Cara ini dilakukan oleh Isma‘il bin Ahmad/Ibn al-Furat (w. 401 H) dengan judul
kitab Sahih alJam‘ baina al-Sahihain dan kitab Jam‘u baina al-Sahihain yang
ditulis oleh al-Husain bin Mas‘ud al-Bagawiy (w. 516 H). Kemudian kitab al-
Tajrid li al-Sahah wa al-Sunan merupakan gabungan Sahihain, al-Muwatta’ dan
kitab-kitab Sunan selain Ibn Majah, yang ditulis oleh Abu al-Hasan Razin bin
Mu‘awiyah al-Sirqistiy (w. 535 H) dan kitab Jami‘ al-Usul li al-Hadis al-Rasul
yang ditulis oleh Ibn al-Asir al-Jazari (w. 606 H) merupakan gabungan enam
kitab hadis.
Kemudian pada abad selanjutnya yaitu abad 7-8 H, perkembangan penulisan hadis
pada masa ini ialah para ulama mulai Menyusun Kembali kitab-kitab hadis terdahulu baik
dari segi sanad maupun matan yang bertujuan untuk memudahkan umat islam dalam
mempelajarinya. Adapun kitab-kitab yang diaksud ialah :10
a. Al-Maudu‘at; yaitu menghimpun hadis-hadis yang maudu‘ (palsu) saja ke
dalam sebuah kitab. kitab yang menggunakan metode ini ialah al-Maudu‘at
yang ditulis oleh al-Asbahaniy (w. 414 H), al-Maudu‘at ditulis oleh Ibn al-
Jauziy (w. 597 H) dan al-La‘aliy al-Masnu‘at fi al-Ahadis al-Maudu‘at oleh Jalal
al-Din al-Suyutiy (w. 911 H).
b. Al-Ahkam; yaitu menghimpun hadis-hadis tentang hukum saja seperti fikih.
Kitab yang menghimpun dengan menggunakan metode ini ialah kitab al-
Ahkam al-Kubra yang ditulis oleh Ibn al-Kharat (w. 581 H), ‘Umdah al-Ahkam
oleh al-Maqdisi (w. 600 H) dan Bulug al-Maram oleh al-Asqalaniy (w. 852 H).
c. Al-Atraf; artinya teknik pembukuan hadis dengan menyebutkan permulaan
hadisnya saja. Kitab yang menggunakan cara ini ialah Atraf al-Kutub al-Sittah
yang ditulis oleh al-Maqdisiy dikenal dengan Ibn al-Qisraniy (w. 507 H).
d. Takhrij; yaitu seorang muhaddis mengeluarkan beberapa hadis yang ada
dalam kitab hadis atau pada kitab lain dengan menggunakan sanad sendiri
atau ditelusuri sanad dan kualitasnya. Kitab yang dihimpun dengan
menggunakan metode ini ialah Irwa’ al-Galil fi Takhrij Ahadis Mannar alSabil
yang ditulis oleh Nasiruddin al-Albaniy.
e. Zawa‘id; yaitu penggabungan beberapa kitab tertentu seperti Musnad dan
Mu‘jam ke beberapa buku induk hadis. Kitab yang menggunakan metode ini
ialah Majma‘ al-Zawa‘id wa Manba‘ al-Fawa‘id yang ditulis oleh al-Haitami
(w. 807 H). Dalam kitab ini di samping berisikan Kutub al-Sittah ada tambahan
Musnad Ahmad, al-Bazzar, Abu Ya‘la dan Mu‘jam al-Tabraniy. Zawa‘id juga
diartikan dengan mengumpulkan hadis-hadis yang tidak terdapat dalam
kitab-kitab sebelumnya ke dalam sebuah kitab tertentu, seperti kitab yang

10
Ibid, hal.162-165
8
disusun oleh al-Basriy (w. 840 H) yang judul kitabnya Zawa‘id Ibn Majah dan
Zawa‘id al-Sunan al-Kubra.
f. Jawami‘ atau Jami‘; adalah sebuah kitab hadis yang menghimpun hadis-hadis
Nabi secara mutlak. Kitab yang disusun dengan menggunakan metode ini
ialah al-Jami‘ alKabir yang dikenal dengan sebutan Jami‘ al-Jawami‘ dan al-
Jami‘ al-Sagir yang ditulis oleh Jalal al-Din al-Suyutiy (w. 911 H).

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kitab hadis yang disusun para ulama sangatlah beragam. Kitab-kitab tersebut
memiliki bermacam-macam ciri tertentu dari sistematika penulisan,kualitas
hadisnya maupun kandungan pembahasan hadis itu sendiri. Melihat secara fakta,
terdapat dua masa yang dapat dikatakan masa yang sangat berpengaruh dalam
penghimpunan hadis yaitu masa Mutaqaddimin dan masa Muta’akhirin. Dikedua
masa ini para ulama telah Menyusun banyak kitab hadis dengan metode-metode yang
berbeda. Namun, dalam setiap kitab dengan metode yang berbeda tersebut terdapat
kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Oleh karena itu dalam memahami
sebuah hadis, haruslah diikuti dengan melihatnya dari berbagai aspek agar hadis
tersebut dapat dipahami dengan baik dan benar sehingga tidak diragukan derajatnya

B. SARAN
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan referensi. Jadi
penyusun berharap agar pembaca memberi kritik dan saran, baik dalam materi yang
dipaparkan maupun dalam segi penulisan dan penyusunan.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Naila Farah. 2018. “Kitab-kitab Hadis”. Skripsi. Universitas Islam Negeri


Walisongo
2. Muhammad Ali, “Teori Klasifikasi Kitab Hadis” Tahdis, Volume 8 Nomor 2
Tahun 2017, diakses dari http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/tahdis/article/view/7226, pada tanggal 20 Oktober
2020
3. Algifri Muqsit Jabar,Skripsi:”Membahas Kitab Hadis” Jakarta:UIN Syarif
Hidayatullah:2017
4. Ibnu El Mubhar, ”Sejarah Kodifikasi dan Penelitian Hadis” diakses dari
https://mubhar.wordpress.com/2010/01/19/sejarah-kodifikasi-dan-penelitian-
hadis/, pada tanggal 20 Oktober 2020

5. Syafaat. “Mushtholahul Hadits” diakses tanggal 20 Oktober 2020


http://syafaatoke.blogspot.com/2014/11/ilmu-hadits-mushtholahul-hadits.html
6. https://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2017/11/kitab-kitab-hadits-
dan-kedudukannya.html
7. Dian Sinaga. “Perubahan Sosial” diakses tanggal 24 September 2020
https://www.studiobelajar.com/perubahan-sosial/

11

Anda mungkin juga menyukai