Nim : 12280323426
Kelas : Taallum 40
Puasa Ramadhan
Puasa ramadhan adalah puasa yang dijalankan selama 1 bulan penuh di bulan Ramadhan.
Kewajiban ini terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 184.
Puasa Arafah
Orang yang tidak pergi menunaikan haji bisa melaksanakan puasa Arafah pada 9
Dzulhijjah. Keutamaan menjalankannya adalah, dosa dua tahun orang yang
melakukannya bisa terhapus. Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW
pernah bersabda, "Puasa hari Arafah itu menghapus dosa dua tahun, setahun silam dan
setahun yang akan datang. Dan puasa Asyura itu menghapus dosa setahun sebelumnya."
Puasa Dzulhijjah
Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan puasa Dzulhijjah di masa hidupnya.
Puasa ini berlangsung pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yakni tanggal 1-7 bulan
Dzulhijjah. Tercatat dalam hadis riwayat Ahmad dan An Nasa'i, yang berasal dari
Hafshah RA, dia menuturkan, "Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah
SAW yaitu: puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari bulan Dzulhijjah, puasa 3 hari
setiap bulan, dan salat 2 rakaat sebelum sholat fajar (subuh)."
Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah terletak pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah. Pada sebuah riwayat
disebutkan, salah satu keutamaan puasa Tarwiyah adalah, orang yang melakukannya
seperti berpuasa selama satu tahun penuh.
"Barangsiapa berpuasa 10 hari, maka untuk setiap harinya seperti puasa sebulan. Dan,
untuk puasa pada hari Tarwiyah seperti puasa setahun, sedangkan untuk puasa hari
Arafah seperti puasa dua tahun." (HR. Ali Al-Muairi, At-Thibbi, Abu Sholeh, dan Ibnu
Abbas).
Merokok
Seluruh ulama telah sepakat bahwa seseorang yang menghisap rokok ketika
melaksanakan ibadah puasa tentu saja puasanya akan menjadi batal. Hal tersebut karena
merokok adalah sama saja dengan makan dan minum.
Sebenarnya, terdapat perdebatan mengenai apakah perokok pasif yang hanya menghirup
asap rokok itu juga termasuk batal puasanya. Nah, jawabannya adalah tidak batal, karena
perokok pasif sama sekali tidak menghirup asap rokok dari sumbernya, melainkan dari
asap yang beterbangan di udara dan terhirup ketika tengah bernafas.
Muntah
Sama halnya dengan makan dan minum, muntah dapat membatalkan puasa apabila
dilakukan secara sengaja. Maka dari itu, apabila tengah sakit, dianjurkan untuk tidak
melaksanakan puasa terlebih dahulu.
Berhubungan Seksual
Berhubungan badan antara laki-laki dan perempuan secara sadar tentu saja menyebabkan
puasa yang dijalaninya menjadi batal.
Haid atau Nifas
Hal ini akan dialami oleh para wanita yang tengah berpuasa, lalu tiba-tiba dirinya
mendapatkan haid, maka otomatis puasa yang dijalaninya akan batal. Meskipun, haid
tersebut terjadi menjelang terbenamnya matahari atau hampir waktu berbuka. Sama
halnya dengan wanita yang tengah hamil dan tiba-tiba keluar darah nifas, maka puasa
yang dijalaninya akan menjadi batal.
Murtad
Murtad berarti keluarnya seseorang dari islam. Seumpama ia mengingkari keesaan Allah
SWT saat tengah menjalani ibadah puasa, maka puasanya langsung dinyatakan batal.
Disamping itu, seseorang yang mengingkari keesaan Allah SWT juga harus
mengucapkan kalimat syahadat dan mengqadha puasanya.
Melambatkan sahur
Hari syak adalah tanggal 30 Syakban. Pada hari ini, bisa saja orang-orang ragu tentang
penentuan awal bulan Ramadan karena hilal (bulan) tidak terlihat sehingga tidak ada
kejelasan apakah sudah masuk bulan Ramadan atau belum. Ketidakjelasan ini disebut syak
dan secara syari umat Islam dilarang berpuasa pada hari itu. Namun, ada ulama yang
berpendapat tidak mengharamkan tapi hanya memakruhkannya saja.
Berpuasa selamanya
Seseorang diharamkan untuk berpuasa terus setiap hari, meskipun dia sanggup
mengerjakannya. Akan tetapi, secara syari puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka
yang ingin banyak puasa, Nabi Muhammad ﷺmenyarankan untuk berpuasa seperti
puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.
Wanita yang sedang haid atau nifas dan belum mandi besar
Wanita yang sedang mengalami menstruasi atau nifas diharamkan berpuasa karena kondisi
tubuhnya sedang dalam keadaan tidak suci dari hadas besar. Apabila tetap melakukan puasa,
maka ia berdosa. Meskipun demikian, bukan berarti mereka boleh bebas makan dan minum
sepuasnya, tetapi menjaga kehormatan bulan Ramadan dan wajib mengganti puasa pada hari
lainnya.
Seorang istri harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya bila akan mengerjakan
puasa sunah. Jika mendapatkan izin, ia boleh berpuasa. Namun, bila tidak diizinkan tetapi
tetap puasa, maka puasanya haram secara syari. Dalam kondisi itu suami berhak untuk
memaksanya berbuka puasa. Kecuali bila telah mengetahui bahwa suaminya dalam kondisi
tidak membutuhkannya, misalnya ketika suami bepergian atau dalam keadaan ihram haji atau
umrah atau sedang beri‘tikaf. Nabi Muhammad ﷺbersabda bahwa tidak halal bagi
wanita untuk berpuasa tanpa izin suaminya sedangkan suaminya ada di hadapannya karena
hak suami itu wajib ditunaikan dan merupakan fardu bagi istri, sedangkan puasa itu
hukumnya sunah. Kewajiban tidak boleh ditinggalkan untuk mengejar yang sunah.
Puasa ini haram hukumnya bila tanpa didahului dengan hari sebelum atau sesudahnya.
Kecuali ada kaitannya dengan puasa sunah lainnya seperti puasa sunah Nabi Daud, yaitu
sehari berpuasa dan sehari tidak. Bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa Daud, maka
seseorang boleh berpuasa. Sebagian ulama tidak sampai mengharamkannya secara mutlak,
tetapi hanya sampai makruh saja.