Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh Sunnah, puasa sebagai menahan diri dari
segala apa juga yang membatalkan puasa, semenjak terbitnya fajar sampai terbenam
matahari dengan disertai niat.
Muhammad bin Ismail al-Kahlani, puasa sebagai menahan diri dari makan,
minum, dan hubungan seksual dan lain-lain yang telah diperintahkan menahan diri dari
padanya sepanjang hari menurut cara yang telah di syariatkan. Disertai pula menahan
diri dari perkataan sia-sia (membuat), perkataan yang merangsang (porno) perkataan-
perkataan lain baik yang haram maupun yang makruh pada waktu yang telah
ditetapkan dan menurut syarat yang telah ditentukan.
Dasar-Dasar Puasa
Dasar hukum disyariatkannya ibadah puasa adalah, berdasarkan Al-Qur'an,
hadits dan ijma' ulama'. Dasar hukum dari Al-Qur'an adalah:
ب َءا َمنُواَ ٱلَّذِينََ َيـٰٓأَيُّ َها ُ ٱلص َيا َُم َعلَ ۡي
ََ ڪ َُم ُك ِت ََ تَتَّقُونََ لَ َعلَّ ُك َۡم قَ ۡب ِلڪ َُۡم ِمن ٱ َّلذِينََ َع َلى ُك ِت
ِ ب َك َما
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Al-Baqarah : 183)
Macam-Macam Puasa
1. Puasa Ramadan
Puasa Ramadhan merupakan jenis puasa paling umum karena merupakan
puasa wajib selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan bagi setiap umat
Islam yang sudah baligh. Kewajiban melaksanakan ibadah puasa pada bulan
Ramadhan terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-baqarah ayat 183.
2. Puasa nazar
Jenis kedua dari puasa wajib adalah puasa nazar yaitu puasa karena sebuah
janji. Nazar sendiri secara bahasa berarti janji, sehingga puasa yang dinazarkan
memiliki hukum wajib.
4. Puasa Syawal
Jenis puasa pertama dari puasa sunnah adalah puasa Syawal. Syawal sendiri
adalah nama bulan setelah bulan Ramadhan. Puasa Syawal adalah berpuasa
selama enam hari di bulan Syawal.
Puasa ini bisa dilakukan secara berurutan dimulai dari hari kedua syawal
ataupun bisa dilakukan secara tidak berurutan.
5. Puasa Arafah
Puasa arafah adalah jenis puasa sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat
Islam yang tidak sedang berhaji. Sedangkan bagi umat Islam yang sedang
berhaji, tidak ada keutamaan untuk puasa pada hari arafah atau tanggal 9
Dzulhijjah.
6. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni
tanggal 8 Dzulhijjah. Istilah tarwiyah sendiri berasal dari kata tarawwa yang
berarti membawa bekal air. Hal tersebut karena pada hari itu, para jamaah haji
membawa banyak bekal air zam-zam untuk persiapan arafah dan menuju Mina.
8. Puasa Daud
Jenis puasa ini merupakan puasa unik karena pasalnya puasa Daud adalah
puasa yang dilakukan secara selang-seling (sehari puasa, sehari tidak). Puasa
Daud bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi Daud As. Puasa jenis ini juga
ternyata sangat disukai Allah SWT.
9. Puasa ‘Asyura
Bulan Muharram adalah bulan yang disunnahkan untuk memperbanyak puasa,
boleh di awal bulan, pertengahan, ataupun di akhir. Namun, puasa paling
utama adalah pada hari Asyura yakni tanggal sepuluh pada bulan Muharram.
Puasa ini dikenal dengan istilah Yaumu Asyura yang artinya hari pada tanggal
kesepuluh bulan Muharram.
Ayyamul bidh sendiri mempunyai arti hari putih karena pada malam-malam
tersebut bulan purnama bersinar dengan sinar rembulannya yang putih.
Salah satunya adalah dengan melakukan puasa pada awal pertengahan bulan
Sya’ban sebanyak-banyaknya
Tata Cara Puasa
Dalam melaksanakan puasa secara benar dan sah, terdapat beberapa syarat dan
rukun yang harus dipenuhi yang telah ditetapkan oleh syara’.
1. Syarat Puasa
a. Syarat wajib puasa
1) Berakal sehat, orang gila dan hilang ingatannya tidak diwajibkan berpuasa.
ر ِفُع الَقَلُم َعْن َثَال ٍث َعْن الَّنا ِئُم َحَّتى َيْسَّتْيَقِظ َوَعْن الَمْجَّنْو ِن َحَّتى َيِفْيِق َوَعْن الصبي َحَّتى َيحَّتَلُم
Artinya:“Dan diangkat(tidak terkena hukum) tiga golongan orang; orang tidur
hingga ia bangun, orang gila hingga ia sembuh dari gilanya, dan anak-anak hingga
ia dewasa.”(HR. Abu Dawud dan Nasa’i)
2) Balig yaitu orang yang telah dewasa, (umur 15 tahun keatas) atau ada tanda-tanda
untuk laki-laki sudah mengalami mimpi basah atau keluar mani, sedangkan untuk
perempuan sudah menstruasi.
3) Mampu (Kuat) berpuasa, orang yang sudah tua atau sakit yang tidak kuat berpuasa
lagi, maka tidak diwajibkan berpuasa tetapi harus membayar fidyah.[21]
b. Syarat sah puasa
1) Islam.
2) Mumayiz, yaitu orang yang dapat membedakan yang baik dan yang tidak baik. Anak-
anak puasanya sah dan pahalanya untuk dia sendiri serta orang tuanya.[22]
3) Suci dari darah haid (kotoran) dan nifas.
4) Dalam waktu yang dibolehkan puasa padanya. Terlarang pada dua hari raya dan hari
Tasyriq (tanggal 11-13 bulan Haji).
2. Rukun atau Fardhu Puasa
a. Niat untuk mengerjakan puasa
Niat dilakukan pada malam hari setelah terbenam matahari sampai terbit
fajar untuk puasa wajib.
Puasa kita niatkan sebelum terbit fajar (yakni puasa wajib), berdasarkan hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مْن لُم َيْجَمُع الصْيام قبل الِفْجر ِفَال صْيام له
Artinya: “Barangsiapa yang tidak niat untuk melakukan puasa sebelum fajar,
maka tidak ada puasa baginya”.[23]
Sedangakan untuk puasa yang sunnah, diperbolehkan berniat puasa setelah fajar
terbit sampai sebelum waktu shalat Dzuhur apabila sebelumnya belum makan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah datang ke ‘Aisyah pada selain bulan
Ramadhan, kemudian beliau bersabda:
هل َعَّندكُم غدا ٌء ؟ َو إال ِفإني صاِئ ٌُم
Artinya: “Apakah engkau punya santapan siang? Maka jika tidak ada aku akan
berpuasa.” (HR. Muslim).
b. Menahan dari segala hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar
sampai terbenamnya matahari[24]
Seseorang harus menahan hal-hal yang dapat membatalkan puasa dari terbitnta
fajar sampai dengan terbenamnya matahari. Berdasarkan Firman Allah Ta’ala :
ِفالئْن باشرَوهْن َوابَّتغْوا ما كَّتب هللا لكُم َوكَلْوا َواشربْوا َحَّتي َيَّتبْيْن لكُم الخْيط البْيض مْن الخْيط السْود مْن الِفْجر َثُم أت َُّمْوا
۰الصْيام إلي الْيل
Artinya: “Maka sekarang, bolehlah kamu mencampuri mereka dan hendaklah
kamu mengusahakan apa yang diwajibkan Allah atasmu, dan makan-minumlah
hingga nyata garis putih dan garis hitam berupa fajar, kemudian sempurnakanlah
puasa sampai malam.” (Al-Baqarah: 187)
Adapun mengenai tata cara mengerjakan atau melaksanakan ibadah puasa dapat
dijelaskan secara terperinci sebagi berikut:
1. Makan Sahur
Makan sahur menurut ijma’ umat Islam adalah sunnah dan tidak berdosa apabila
ditinggalkan. Waktu makan sahur adalah dari pertengahan malam sampai terbitnya
fajar serta disunahkan untuk mengakhirkan makan sahur sesaat menjelang tibanya
waktu Subuh. Dalilnya adalah hadits Anas bin Malik berikut:
Artinya: “Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
kemudian beliau shalat” Aku tanyakan (kata Anas), “Berapa lama jarak antara adzan
dan sahur?” Zaid menjawab, “Kira-kira 50 ayat membaca Al-Qur’an”.(HR. Al-Bukhori
dan Muslim)
Makan sahur yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memiliki beberapa hikmah, antara lain:
a. Membedakan puasa kita dengan puasanya Ahul Kitab (orang Yahudi dan Nasroni).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أكَلة الْسحر،ِفصل ما بْيْن صْيامَّنا َوصْيام أهل الكَّتاب
Artinya: “Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahli kitab adalah makan
sahur”. (HR. Muslim)
b. Makan sahur adalah barokah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تْسحرَوا ِفإِن ِفي الْسُّحْور بركة
Artinya: “Makan sahurlah kalian karena dalam sahur ada barakah” (HR. Al-
Bukhori dan Muslim).[25]
Dengan makan sahur, berarti kita telah mengikuti sunnahnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Selain itu, sahur juga akan menguatkan badan, menambah semangat,
serta membuat puasa menjadi lebih ringan.
2. Niat
Sebelum melaksanakan puasa, seseorang yang berpuasa wajib berniat terlebih
dahulu. Puasa diniatkan sebelum terbit fajar (yakni yang puasa wajib), berdasarkan
hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مْن لُم َيْجَمُع الصْيام قبل الِفْجر ِفَال صْيام له
Artinya: “Barangsiapa yang tidak niat untuk melakukan puasa sebelum fajar,
maka tidak ada puasa baginya”.[26]
Khusus untuk puasa yang sunnah, diperbolehkan berniat puasa setelah fajar
terbit sampai sebelum waktu shalat Dzuhur apabila sebelumnya belum makan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah datang ke ‘Aisyah pada selain bulan
Ramadhan, kemudian beliau bersabda:
هل َعَّندكُم غدا ٌء ؟ َو إال ِفإني صاِئ ٌُم
Artinya: “Apakah engkau punya santapan siang? Maka jika tidak ada aku akan
berpuasa.” (HR. Muslim).
3. Waktu Puasa
Puasa dimulai dari terbitnya fajar hingga hilangnya siang dengan datangnya
malam, dengan kata lain hilangnya bundaran matahari di ufuk.Berdasarkan Firman
Allah Ta’ala :
ِفالئْن باشرَوهْن َوابَّتغْوا ما كَّتب هللا لكُم َوكَلْوا َواشربْوا َحَّتي َيَّتبْيْن لكُم الخْيط البْيض مْن الخْيط السْود مْن الِفْجر َثُم
۰أت َُّمْوا الصْيام إلي الْيل
Artinya: “Maka sekarang, bolehlah kamu mencampuri mereka dan hendaklah
kamu mengusahakan apa yang diwajibkan Allah atasmu, dan makan-minumlah
hingga nyata garis putih dan garis hitam berupa fajar, kemudian sempurnakanlah
puasa sampai malam.” (Al-Baqarah: 187)[27]
4. Menahan Diri dari Segala Hal yang Membatalkan Puasa
Ada beberapa hal yang dapat membatalkan puasa, sehingga harus dijaga oleh
seseorang yang berpuasa agar puasanya tetap sah. Hal-hal yang dapat membatalkan
puasa itu, antara lian:
a. Memasukkan sesuatau ke dalam rongga yang ada dalam tubuh manusia yang
disengaja.
Seseorang yang berpuasa namun dia measukkan sesuatau ke dalam rongga
tubuhnya, seperi makan, minum, merokok, danlain-lain di siang hari sewaktu puasa,
maka puasa kita batal.[28]Kecuali jika orang yang berpuasalupa sedang puasa, maka
makan dan minum itu tidaklah membatalkan puasanya.Orang yang berpuasa bisa
melanjutkan puasa kita secara sempurna.
Dalilnya adalah hadits Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam:[29]
ِفَلْيَّتُم صْومه، ِفأكل أَو شرب،مْن نْسي َوهْو صاِئُم. ِفإنَما أطعَمه هللا َوسَقاه
Artinya: “Jika seseorang lupa ketika ia berpuasa, lalu dia makan dan minum,
maka hendaklah menyempurnakan puasanya, karena sesungguhnya Allah yang
memberinya makan dan minum.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
Suntik di lengan, di paha, di punggung atau lainnya yang serupa, tidak
membatalkannya, karena di paha atau punggung bukan berarti melalui lobang rongga
badan atau bukan dari jalan yang biasa.[30]
b. Muntah dengan disengaja.
Muntah dengan sengaja dapat membatalkan puasa.Dan muntah yang tidak
disengaja tidak membatalkanpuasa.
Dalilnya adalah hadits Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam:
مْن ذرَعه قي ٌء َوهْو صاِئ ٌُم ِفَلْيس َعَلْيه قضا ٌء َوإِن اسَّتَقاء ِفَلْيَقض
Artinya: “Barangsiapa yang terpaksa muntah, maka tidak wajib baginya untuk
mengqadha (mengganti) puasanya, dan barangsiapa muntah dengan sengaja, maka
wajib baginya mengqadha puasanya”.[31]
c. Haid maupun nifas.
Wanita yang haid maupun nifas haram mengerjakan puasa, tetapi wajib mengqodha
sebanyak hari yang ditinggalkan waktu haid dan nifas.
َعْن َعا ِئشة كَّنا نؤ مر بَقضاء الصْوم َوال نؤ مر بَقضاء الصَال ة
Artinya: Dari ‘Aisyah, katanya: “Kami disuruh oleh Rasulullah Saw. Mengqadha
puasa, dan tidak disuruhnya untuk mengqadha shalat.”(Riwayat Bukhari)[32]
d. Jima’ pada siang hari.
Perlu diterangkan disini tentang sangsi orang yang jima’ (bercampur) pada siang
hari di bulan Ramadhan; Orang yang berjima’ (melakukan hubungan kelamin) pada
siang hari bulan Ramadhan, puasanya batal. Selain itu ia wajib membayar denda atau
kifarat, sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah Saw:
هل: ِفَقال٬َعْن أبي هرَيرة رضي هللا َعَّنه أِن رجَال َوقُع بامرأته ِفي رمضاِن ِفاسَّتِفَّتي رسْول هللا صَلي هللا َعَلْيه َوسَلُم َعْن ذلك
.) (رَواه مْسَلُم. ِفأطعُم سَّتْيْن مْسكْيَّنا. ال: َوهل تْسَّتطْيُع صْيام شهرَيْن؟ قال. ال:تْجد رقبة ؟ قال
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya seorang laki-laki pernah
bercampur dengan istrinya siang hari pada bulan Ramadhan, lalu ia minta fatwa
kepada Nabi Saw.: “Adakah engkau mempunyai budak?. (dimerdekakan). Ia
menjwab: Tidak. Nabi berkata lagi: “Kuatkah engkau puasa dua bulan berturut-
turut?”.Ia menjawab: Tidak. Sabda Nabi lagi: “Kalau engkau tidak berpuasa, maka
berilah makan orang-orang miskin sebanyak enam puluh orang”. (HR.Muslim).[33]
e. Keluar mani dengan bersengaja (sebab bersentuhan dengan perempuan atau
lainnya).
Karena keluar mani itu adalah puncak yang dituju orang pada persetubuhan, maka
hukumnya disamakan dengan bersetubuh. Adapun keluar mani sebab mimpi,
mengkhayal dan sebagainya maka tidak membatalkan puasa.[34]
f. Gila walaupun sebentar.
g. Murtad, yakni keluar dari agama Islam.[35]
5. Hal-Hal yang Harus/Wajib Ditinggalkan Ketika Berpuasa
a. Berkata-Kata Kotor, Keji, dan Dusta.
Selain menjaga mulut kita dari makan dan minum, ketika berpuasa kita juga harus
menjaga mulut kita dari berkata-kata kotor, keji dan dustasupaya puasa seseorang tidak
sia-sia. Perbuatan ini memang tidak boleh kita lakukan baik di ketika berpuasa ataupun
tidak.Namun hal ini lebih ditekankan lagi apabila kita sedang berpuasa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الزَور َوالعَمل به ِفَلْيس لِل َحاجةٌ أِن َيدع طعامه َوشرابهُّ مْن لُم َيدع قْول
Artinya:“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan
melakukannya, maka Allah Azza wa Jalla tidaklah butuh atas perbuatannya
meninggalkan makan dan minum.” (HR. Al-Bukhori)
Oleh karena itu, menjaga lisan dari berkata-kata yang kotor, keji dan dusta supaya
puasa tidak sia-sia, sebagaimana sabda Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam,
ظه مْن صْيامه الْجْوع َوالعطش ُّ َورب صاِئُم َح
Artinya:“Berapa banyak orang yang puasa, bagian dari puasanya hanyalah lapar
dan haus (semata)”.
6. Hal-Hal yang Boleh Dilakukan Ketika Berpuasa
a. Bersiwak
Ketika sedang berpuasa, kita boleh mempergunakannya untuk membersihkan gigi
kita, terutama ketika akan sholat.
b. Berkumur dan Istinsyaq (Memasukkan Air ke dalam Hidung ketika
Berwudhu)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk bersungguh-
sungguh di dalam melakukan istinsyaq.Namun beliau melarang untuk berlebih-lebihan
apabila sedang berpuasa.Beliau bersabda:[36]
َوبالغ ِفي اإلسَّتَّنشاق إال أِن تكْوِن صاِئَما
Artinya: “Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali dalam keadaan
puasa.”
8. Berbuka Puasa
Ketika matahari telah terbenam dan malam hari pun tiba, seseorang yang
berpuasa sudah diperbolehkan untuk makan dan minum.Bahkan kita dianjurkan untuk
menyegerakan berbuka puasa. Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ال َيزال الَّناس بخْير ما َعْجَلْوا الِفطر
Artinya:“Senantiasa manusia berada di dalam kebaikan selama mereka
menyegerakan berbuka puasa” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Pada saat berbuka, orang yang berpuasa disunnahkan untuk membatalkan puasa
dengan makan kurma, baik yang basah maupun yang kering.Namun apabila tidak ada,
maka kita berbuka dengan air sebagaimana kebiasaan Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa
sallam.[38]
Manfaat Puasa
Ketika berpuasa, tidak sedikit orang yang mengalami tekanan darah rendah,
terutama selama minggu pertama puasa Ramadan. Tapi, bukan hanya
manfaat puasa yang dapat menurunkan tekanan darah, juga asupan garam
secara signifikan lebih rendah dan peningkatan kehilangan garam melalui
urine.
Hanya dalam beberapa hari pertama menahan lapar dan haus, manfaat
puasa dapat menurunkan kadar gula darah lebih dari 30%, ini merupakan
hasil yang signifikan bagi siapa pun yang menderita hiperglikemia atau
kadar gula dara tinggi. Penurunan gula darah biasanya membuat orang
merasakan energi yang berkurang, namun kadar gula darah dalam tubuh
harus tetap stabil saat menjalankan puasa.
Komposisi darah yang lebih baik saja dapat mencegah penuaan dan
kesehatan yang lebih baik. Manfaat puasa bagi kesehatan tidak hanya bikin
awet muda, tampaknya juga bikin panjang umur.
7. Mengurangi peradangan
Manfaat puasa untuk kesehatan membuat tubuh mendaur ulang sel, suatu
proses pencernaan sendiri pada tingkat sel yang disebut autophagy. Tapi
Anda tidak hanya mencerna lemak untuk mengisi bahan bakar saat puasa.
Tubuh juga menargetkan sel-sel yang rusak dan jaringan tua untuk
mengoptimalkan sumber daya untuk bertahan hidup.
9. Melindungi otak
Stres ringan dan jarang ternaya baik untuk Anda. Ini tantangan untuk
tubuh, dan Anda menjadi lebih kuat setelah melaluinya. Sedang, stres
pendek pada otak memberikan hasil yang serupa.
Manfaat puasa untuk kesehatan memberi sedikit tekanan pada otak. Stres
ini menyebabkan serangkaian tindakan yang melindungi neuron dari
kerusakan dan kematian pada hewan percobaan.
Diet penting untuk penampilan kulit Anda, tetapi puasa juga dapat
meningkatkan karakter kulit Anda. Gula darah tinggi mengubah struktur
kolagen, melemahkan kekuatan dan ketahanannya. Karena berpuasa secara
substansial menurunkan gula darah, Anda dapat menganggapnya sebagai
bagian normal dari rutinitas perawatan kulit untuk memcegah penuaan.
Hal ini terkait dengan peremajaan sel-sel yang berpengaruh pada sel-sel
urogenitalis dan alat-alat reproduksi lainnya. Hormon yang berkaitan dengan
masalah perilaku seksual tidak hanya dihasilkan oleh organ indung telur
(estrogen) dan testis (testosteron), tetapi juga oleh kelenjar hipofisis
(kelenjar produsen hormon tertentu).