Kelompok 7
Nama-Nama Kelompok 7:
Menurut istilah : Yaitu menahan diri dari makan dan minum yang
membatalkan puasa dengan niat yang ikhlas karena allah swt.
B.Dalil yang Mewajibkan Puasa
Dari Al-Qur’an :
1. Al-Baqarah, 183
َ ُين ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّق
ون َ ب َعلَى الَّ ِذ
َ ِب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت َ ا أَيُّهَا الَّ ِذ
َ ِين آ َمنُوا ُكت
Artinya:
Hai, orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.
C. Rukun Puasa
Jika niat yang dimaksud adalah untuk berpuasa Ramadhan,
maka dipersyaratkan memenuhi hal-hal berikut:
a) Melakukan niat di waktu malam (tabyit). ت يبتال
Yakni, hendaknya pada malam hari yang besoknya akan berpuasa, niat
dilakukan, yaitu sebelum terbit fajar. Dan kalau niat berpuasa baru
dilakukan sesudah fajar, maka niat seperti itu batal, dan dengan
demikian puasanya tidak sah.
Adapun dalilnya ialah sabda Nabi Muhammad SAW:
1. Islam.
2. Berakal dan Baligh (Menurut sebagian Ulama
cukup Mumayyiz).
3. Tidak ada udzur-udzur yang mencegah
dilakukannya puasa, yaitu haid, nifas, pingsan, gila, dll.
E. Hal-Hal yang Membatalkan
Puasa
1. Makan dan minum.
Yakni, makan dan minum yang dilakukan dengan
sengaja, sekalipun yang dimakan atau diminum, itu
hanya sedikit.
Tetapi kalau lupa bahwa dirinya sedang berpuasa, lalu
makan atau minum, maka puasanya tidak batal sekalipun
yang dimakan atau diminum cukup banyak.
Adapun dalilnya ialah hadits Nabi Muhammad SAW riwayat
Abu Hurairah RA:
E. Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
2. Ada sesuatu barang yang masuk ke perut lewat rongga yang dapat tembus ke sana.
Maka suntikan lewat dubur atau qubul (kemaluan) membatalkan, karena kedua-
duanya tembus ke perut, sedang suntikan yang lewat urat daging tidak, karena urat
daging itu bukan rongga yang tembus langsung ke perut. Sebagian ulama
menambahkan syarat: yang disuntikkan bukan cairan makanan/minuman (infus).
Jika perut kemasukan lalat, nyamuk atau debu jalanan dengan tidak sengaja,
maka puasa tidak batal, karena tidak sengaja dan untuk menghindarinya sulit
sekali.
Kalau seseorang menelan ludahnya sendiri, selama ludahnya masih di
kerongkongan, maka puasanya tidak batal, karena sulit menghindarinya.
E. Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
3. Muntah dengan sengaja ٬ ضا ٌءَ َْس َعلَ ْي ِه قَ صائِ ٌم ـ فَلَيَ َم ْن َذ َر َعهُ قَ ٌئ ـ َوهُ َو
٠ضِ َواِ ِن ا ْستَقَا َء فَ ْليَ ْق
membatalkan puasa,
sekalipun pelakunya yakin
tidak ada sesuatu yang balik Artinya: "Barangsiapa muntah
lagi ke perut. tanpa sengaja, selagi berpuasa,
Sedang kalau maka dia tidak wajib qadha’. Tapi
muntahnya itu tidak bila ia sengaja muntah, maka
sengaja, maka tidak hendaklah ia melakukan qadha. "
membatalkan puasa.
(H.R. Abu Daud: 2380, At-
Tirmidzi: 720 dan lainnya)
E. Hal-Hal Membatalkan Puasa
4. Haid dan Nifas
Haid dan nifas membatalkan puasa, karena kedua-
duanya merupakan udzur yang menghalangi sahnya
puasa.
Apabila seorang wanita yang sedang berpuasa kedatangan haid
atau nifas pada sebagian siang, maka batallah puasanya, dan ia
wajib mengqadha' puasa hari itu pada hari yang lain.
5. Gila dan murtad.
Gila dan murtad adalah pencegah sahnya puasa, karena orang
yang mengalaminya keluar dari kepatutan untuk beribadat.
F. Hal-Hal yang Makruh dalam Puasa
a). Mandi dengan berendam. Kalau dalam mandi tersebut secara tidak
sengaja tertelan air, hal itu tidak membatalkan puasa.
b). Melakukan suntikan , (Sebagian ulama menambahkan syarat: yang
disuntikkan bukan cairan makanan/minuman (infus).
c). Bekam
G. Hal-Hal yang membolehkan tidak
puasa Ramadhan
1. Sakit yang mengakibatkan bahaya besar atau penderitaan atau kekhawatiran hebat, Adapun
bila sakitnya atau penderitaannya se-makin menjadi-jadi, sehingga dikhawatirkan akan
membinasakan diri, maka wajib berbuka.
2. Safar/Perjalanan jauh yang jaraknya tidak kurang dari 80 Km (menurut sebagian ulama 83
km), dengan syarat perjalanan itu merupakan perjalanan yang diizinkan agama.
1. Suci dari hadast baik besar atau kecil dan suci dari najis, yang
tidak diampuni baik di badan, pakaian maupun tempat.
2. Menutup aurat
3. Mengetahui masuknya waktu shalat
4. Menghadap kiblat (ka’bah)
D. RUKUN SHALAT
1. Niat
2. Berdiri pada waktu yang memungkinkan untuk dapat
melakukannya
3. Takbiratul ihram(mengucapkan ‘Allahuakbar’)
4. Membaca Al-Fathiha
5. Ruku’
6. Thuma’ninah dalam ruku’, yaitu berhenti dengan menenangkan diri
sebentar, sewaktu dalam keadaan ruku’, sujud dalam Gerakan
shalat lainnya.
7. I’tidal
8. Sujud sebanyak 2x setiap rakaat.
D. RUKUN SHALAT