Disusun Oleh :
Luthfi Hidayat
Muhammad Arif Solichan
Latar Belakang
Puasa merupakan amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat sekarang tetapi juga
dijalankan pada masa umat-umat terdahulu.bagi orang yang beriman ibadah puasa merupakan
salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan
ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan pahala kebaikan,dan pengangkatan derajat. Allah telah
menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya diantara amal-amal ibadah lainnya. Puasa
difungsikan sebagai benteng yang kukuh yang dapat menjaga manusia dari bujuk rayu setan.
Dengan puasa syahwat yang bersemayam dalam diri manusia akan terkekang sehingga manusia
tidak lagi menjadi budak nafsu tetapi manusia akan menjadi majikannya.
Allah memerintahkan puasa bukan tanpa sebab. Karena segala sesuatu yang diciptakan
tidaka ada yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti demi kebaikan
hambanya. Kalau kita mengamati lebih lanjut ibadah puasa mempunyai manfaat yang sangat
besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari segi rohani tetapi juga dalam segi lahiri. Barang
siapa yang melakukannya dengan ikhlas dan sesuai dengan aturan maka akan diberi ganjaran
yang besar oleh allah.
Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh baik secara individu maupun masyarakat dalam hadits
telah disebutkan hal-hal yang terkait dengan puasa seperti halnya mengenai kesehatan, dan lain
sebagainya. Dalam menjalankan puasa secara tidak langsung telah diajarkan perilaku-perilaku
yang baik seperti halnya sabar, bisa mengendalikan diri dan mempunyai tingkah laku yang baik
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Puasa
2. Tata Cara Penentuan Awal Ramadhan
3. Rukun, Syarat, Sunah, dan Hal-hal yang membatalkan puasa
4. Jenis-jenis puasa wajib dan ketentuannya
5. Ketentuan mengganti atau qodho puasa yang tertinggal
6. Jenus-jenis puasa sunah dan ketentuannya
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Puasa
Puasa “Saumu” menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala sesuatu”,
seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan
sebagainya. Menurut istilah agama islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang
membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan
niat dan beberapa syarat.”
Firman Allah Swt :
وكلواوشربواحتىييتبينلكمالخيطاالبيضمنالخيطاالسودمنالفجر
“Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.”(Al-
baqarah:187).
a. Islam
Puasa termasuk puasa ramadhan hanya sah jika dilakukan oleh orang islam atau
muslim.
Wanita yang sedang haid dan nifas kemudian dia berpuasa maka tidak sah
puasanya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi
Dari Mu’adzah dia berkata, “Saya bertanya kepada Aisyah seraya berkata,
‘Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’
shalat?’ Maka Aisyah menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah? ‘ Aku
menjawab, ‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Dia
menjawab, ‘Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk
mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat.
Berdasarkan hadits tersebut maka wanita yang sedang haid atau nifas boleh
meninggalkan puasa akan tetapi ia wajib untuk menggantinya atau mengqadhanya
dilain hari selain bulan ramadhan.
c. Mumayyiz
Mumayyiz dalam bahasa arab artinya dapat membedakan perkara yang baik dan
buruk. Usia seseorang yang sudah diperkirakan memiliki sifat mumayyiz adalah
berkisar usia 5 hingga 11 tahun. Dalam usia tersebut biasanya anak-anak sudah
mampu membedakan mana hal yang baik dan hal yang buruk sehingga jika anak
telah mencapai usia tersebut dan ia berpuasa maka sah ibadah puasanya meskipun
mereka belum berkewajiban untuk menunaikan ibadah puasa.
Puasa wajib artinya puasa yang dikerjakan mendapat pahala, jika tidak dikerjakan mendapat
dosa.
Adapun macam-macam puasa wajib adalah :
a. Puasa Ramadhan
Puasa ramadhan ialah puasa yang dilaksanakan pada bulan ramadhan. Hukum
melaksanakan puasa ramadhan adalah wajib bagi setiap orang yang telah memenuhi
syarat wajibnya.
Firman Allah Swt.
)183: (البقرة َب َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ن
َ ِصيَا ُم َك َما ُكت َ ِيَا َأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا ُكت
ِّ ب َعلَ ْي ُك ُم ال
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al Baqarah [2] : 183).
Puasa ramadhan mulai diwajibkan kepada umat Islam pada tahun kedua hijriyah. Dalam
puasa ramadhan niat untuk berpuasa harus dilaksanakan malam hari sebelum puasa. Sedang
untuk puasa sunah boleh dilaksanakan siang hari saat puasa sebelum matahari condong ke barat
(masuk waktu dhuhur) asal sejak terbit fajar belum makan atau minum sama sekali.
Hal-hal yang disunahkan ketika berpuasa antara lain :
a) memperbanyak membaca Al Qur’an.
b) Segera berbuka jika sudah waktunya tiba.
c) Ketika berbuka dengan makanan atau minuman yang manis, lebih utama berbuka
dengan kurma.
d) Berdoa lebih dahulu ketika akan berbuka.
Doanya sebagai berikut :
َك يَا اَرْ َح َم الرَّا ِح ِم ْين ُ ْك اَ ْفطَر
َ ِت بِ َرحْ َمت َ ِت َو َعلَى ِر ْز ق
ُ ك آ َم ْن ُ ص ْم
َ ِت َوب َ َاللَّهُ َّم ل
ُ ك
Artinya :
“Ya Allah, untuk-Mu saya berpuasa, kepada-Mu beriman dan dengan rizki-Mu saya berbuka.
Dengan rahmat-Mu ya Tuhan yang Maha Pengasih.”
e) Mengakhirkan makan sahur kira-kira 15 menit sebelum waktunya imsak (habis).
f) Memberi makan untuk berbuka atau sahur kepada orang yang berpuasa.
g) Memperbanyak ibadah, sedekah dan infak.
B. Puasa Kifarat
Puasa kifarat yaitu puasa sebagai denda terhadap orang yang bersetubuh pada saat
berpuasa (pada siang hari ) bulan ramadhan. Adapun denda (kifarat) bagi yang bersetubuh di
siang hari bulan ramadhan yaitu :
a) puasa dua bulan berturut-turut, atau
b) memerdekakan seorang budak muslim, atau
c) memberi makan orang miskin sebanyak 60 (enam puluh) orang.
C. Puasa Nazar
Puasa nazar ialah puasa yang dilakukan karena pernah berjanji untuk berpuasa jika
keinginannya tercapai. Misalnya seorang siswa bernazar: “jika saya mendapat rangking pertama
maka saya akan puasa dua hari”. Jika keinginannya tersebut tercapai maka puasa yang telah
dijanjikan (dinazarkannya) harus (wajib) dilaksanakan. Hukum nazar sendiri adalah mubah tetapi
pelaksanaan nazarnya jika hal yang baik wajib dilaksanakan, tetapi jika nazarnya jelak tidak
boleh dilaksanakan, misalnya jika tercapai keinginannya tadi akan memukul temannya maka
memukul temannya tidak boleh dilaksanakan.
Puasa qadha adalah puasa yang dilaksanakan untuk membayar utang puasa bagi yang
tidak berpuasa di bulan Ramadhan. Puasa qadha berlaku bagi orang yang sanggup berpuasa
namun puasanya terhambat karena halangan atau uzur yang dialami pada saat bulan Ramadhan.
Sebagaimana hukum puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, maka membayar utang puasa di
bulan Ramadhan atau qadha hukumnya adalah wajib juga. Puasa qadha tidak boleh dibatalkan
kecuali jika ada udzur yang dibenarkan syariat sebagaimana halnya ibadah puasa Ramadhan.
Puasa qadha pun disunnahkan untuk makan sahur sebelum fajar tiba.Untuk melaksanakan
puasa qadha, wajib berniat di malam hari (sebelum Subuh) sebagaimana kewajiban dalam puasa
Ramadhan.
Cara lain untuk mengganti atau membayar utang puasa di Bulan Ramadhan tahun lalu,
yakni dengan cara membayar fidyah. Cara ini harus dengan ketentuan atau udzur tertentu
sehingga harus membatalkan puasa. Misalnya, orang tua yang sudah lemah fisiknya, maka bisa
mengganti puasa Ramadhan dengan membayar fidyah. Ibu hamil dan menyusui dibolehkan tidak
qadha puasa dan mengganti puasa Ramadhan yang terlewatkan dengan membayar fidyah. Jika
seseorang meninggal dunia dengan membawa utang puasa dalam kondisi ini, pihak keluarga
yang masih hidup hendaklah membayarkan fidyah atas nama almarhum/almarhumah sebanyak
jumlah utang puasanya
Puasa sunah adalah puasa yang boleh dikerjakan dan boleh tidak, puasa sunah sering disebut
dengan puasa Tathawu’ artinya apabila dilakukan mendapat pahala dan apabila tidak dilakukan
tidak berdosa.
Beberapa macam puasa sunah yang waktu pelaksanaannya berbeda-beda, antara lain;
a. Puasa Syawal
Yang dimaksud dengan puasa Syawal adalah puasa enam hari di bulan Syawal setelah
tanggal 1 di bulan Syawal, yang pelaksanaannya boleh secara berturut-turut dan boleh
selang-seling yang penting sejumlah enam hari.
Nabi Muhammad saw. bersabda ;
ٍ ثُ َّم َأتَّبَ َع• هُ ِس•تًّا ِم ْن َش•و َضان
َّال َ َم ْن:ال
َ صا َم َر َم َ ِ َأ َّن َرسُوْ َل هللا ُض َي هللاُ َع ْنه
َ َصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق ِ اريْ َر
ِ صَ ب اَْأل ْن
ِ ْع َْن اَبِي اَيُّو
) (رواه مسلم صيَا ُم ال َّد ْه ِر
ِ َكانَ َك
Artinya : “Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al Anshari r.a. bahwa Rasulullah SAW.
pernah bersabda: Barang siapa berpuasa Ramadhan, lalu disusul dengan berpuasa 6
(enam) hari di bulan Syawal, maka ( pahalanya ) bagaikan puasa setahun
penuh.” ( H.R Muslim)
g. Puasa Daud
Puasa Daud yaitu puasa yang dilakukan dengan cara sehari berpuasa sehari berbuka
( tidak berpuasa ).
Nabi SAW. bersabda :
َّ صالَةُ دَا ُو ُد َعلَ ْي • ِه
َ َك••ان:الس •الَ ِم َّ َوَأ َحبَّ ال,َصيَا ُم دَا ُود
َ ِصالَ ِة ِالَى هللا ِ ِ اِ َّن َأ َحبَّ الصِّ يَ ِام اِلَى هللا:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ ِم
َ ِقَا َل َرسُوْ ُل هللا
َ َو َكانَ يَصُوْ ُم يَوْ ًم,ُ َويَنَا ُم ُس ُد َسه, ُ َويَقُوْ ُم ثَلَثَه,يَنَا ُم نِصْ فَ اللَّي ِْل
اويُ ْف ِط ُر يَوْ ًما
)(اخرجه البخارى
Artinya :
“Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya puasa (sunah) yang paling disenangi oleh
Allah adalah puasa Nabi Dawud, dan salat (sunah) yang paling disenangi oleh Allah
adalah salat Nabi Dawud, Nabi Dawud tidur separuh malam, lalu salat sepertiga
malam, kemudian tidur lagi seperenam malam, dan beliau berpuasa sehari lalu
berbuka sehari (selang-seling)” (H.R. Bukhari)
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Puasa adalah salah satu rukun islam yang wajib dikerjakan oleh hamba Allah yang bertakwa,
didalamnya banyak terdapat manfaat bagi jasmani dan rohani, puasa sendiri dibagi menjadi dua
macam, yaitu puasa wajib dan puasa sunah.
Puasa wajib adalah puasa wajib dikerjakan yang dilaksanakan mendapat pahala dan tidak
dikerjakan mendapat dosa. Puasa Sunnah adalah puasa yang boleh dikerjakan ataupun tidak.
Puasa wajib meliputi puasa ramadhan, puasa kafarat, dan puasa nadzar. Sedangkan puasa sunah
meliputi puasa daud, puasa senin kamis, puasa syawal, puasa arafah, puasa asyura, puasa
sya’ban, dan puasa pada bulan pertengahan komariah.
Puasa haruslah dilakukan pada selain hari-hari yang telah diharamkan dan dalam
menjalankannyapun harus menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa.diantaranya
muntah dengan sengaja,ragu, berubah niat, danlain sebagainya.
Puasa mengandung banyak hikmah baik dalam segi kejiwaan seperti membiasakan sabar
dan berprilaku baik. Dalam segi social seperti sikap saling tolong menolong.dalam segi
kesehatan seperti, membersihkan usus. Maupun dalam segi rohani yaitu selalu berdzikir kepada
allah.
DAFTAR PUSTAKA
Bahreisj, Hussein., 1980. Pedoman Fiqih Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.
Latif, M. Djamil., 2001. Puasa dan Ibadah Bulan Ramadhan. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Rifa’i, Moh., 1978. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: PT Karya Toha Putra.