Segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah Puasa berasal dari bahasa arab shoum atau siam yang berarti menahan diri dari
memberikan kita berbagai kenikmatan, terutama nikmat Iman Islam. sesuatu, sedangkan menurut istilah, adalah menahan diri dari makan dan
minum dan segala apa-apa yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit
Salawat serta salam semoga selalu tercurah-limpahkan kepada Nabi
fajar sampai terbenam matahari, dengan disertai niat, dan rukun-rukun serta
Muhammad saw, keluarga, dan sahabatnya, semoga kita pun mendapatkan
syarat-syarat tertentu.
keselamatan tersebut sebagai umat beliau.
A. Perintah Dan Keutamaan Puasa
Rasa syukur kami panjatkan kepada-Nya, karena kami dapat menyelesaikan
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 183-184.
penyusunan buku kegiatan ramadhan ini. Buku ini merupakan suatu bentuk
laporan tertulis bagi siswa selama menjalankan Ibadah di bulan Ramadhan,
Yang Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
seperti laporan mengenai shalat fardu, shalat sunah tarawih, tadarus al-qur’an,
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
shalat jum’at, maupun laporan mengenai kegiatan tambahan selama bulan
kamu bertaqwa” Al-Baqarah: 183
Ramadhan.
Dalam buku ini kami juga menambahkan panduan dalam ibadah puasa yang Sabda Nabi Muhammad SAW:
diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa mengenai ibadah puasa Yang Artinya: “Barang siapa yang berpuasa pada bulan ramadhan dengan
ramadhan. Tidak hanya itu, buku ini juga dilengkapi dengan lembaran catatan- keimanan dan mengharap kerihloan Allah, maka akan diampuni dosa-
catatan penting selama kultum (kuliah tujuh menit) sebagai pengikat kekuatan dosanya yang terdahulu” (HR. Bukhori-Muslim)
pemahaman dari ceramah tersebut.
Firman Allah dalam Hadist Qudsi
Kami ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan buku kegiatan ramadhan siswa ini. Kami menyadari bahwa buku Artinya: “ Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya, orang
ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, semua saran dan masukan yang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan,yaitu kesenangan ketika
bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi perbaikan buku ini pada berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya.
masa yang akan datang. Sungguh, bau mulut orang berpuasa itu lebih harum dari pada aroma
Demikian, semoga buku ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. minyak kasturi”. (Muttafaq ‘Alaih).
RENTANG WAKTU PUASA “jika datang malam dari sini, dan telah pergi siang dari sini, dan
terbenam matahari, maka orang yang berpuasa boleh berbuka ”
(HR. Bukhari – Muslim).
Puasa dimulai ketika sudah terbit fajar shadiq atau fajar yang
kedua. Allah Ta’ala berfirman:
SYARAT SAH PUASA
“Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah 1. Islam
ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang 2. Baligh
bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar ” (QS. Al 3. Berakal
Baqarah: 187). 4. Muqim (tidak sedang safar)
5. Suci dari haid dan nifas
Yang dimaksud dengan khaythul abyadh di sini adalah fajar 6. Mampu berpuasa
shadiq atau fajar kedua karena berwarna putih dan melintang di 7. Niat
ufuk seperti benang. Adapun fajar kadzib atau fajar pertama itu
bentuknya seperti dzanabus sirhan (ekor serigala).
SUNNAH-SUNNAH KETIKA PUASA ORANG-ORANG YANG DIBOLEHKAN TIDAK
1. Sunnah-sunnah terkait berbuka puasa BERPUASA
o Disunnahkan menyegerakan berbuka 1. Orang sakit yang bisa membahayakan dirinya jika berpuasa.
o Berbuka puasa dengan beberapa butir ruthab (kurma o Jumhur ulama mengatakan bahwa orang sakit yang
segar), jika tidak ada maka denganbeberapa boleh meninggalkan puasa adalah yang jika berpuasa itu
butir tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan serius pada
beberapa teguk air putih kesehatannya.
o Berdoa ketika berbuka dengan doa yang diajarkan o Adapun orang yang sakit ringan yang jika berpuasa tidak
oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: ada pengaruhnya sama sekali atau pengaruhnya kecil,
2. Sunnah-sunnah terkait makan sahur seperti pilek, sakit kepala, maka ulama empat madzhab
o Makan sahur hukumnya sunnah muakkadah. Dianggap sepakat orang yang demikian wajib tetap berpuasa dan
sudah makan sahur jika makan atau minum di tidak boleh meninggalkan puasa.
waktu sahar, walaupun hanya sedikit. Dan di dalam o Terkait adanya kewajiban qadha atau tidak, orang sakit
makanan sahur itu terdapat keberkahan dibagi menjadi 2 macam:
o Disunnahkan mengakhirkan makan sahur mendekati 1. Orang yang sakitnya diperkirakan masih bisa
waktu terbitnya fajar, pada waktu yang tidak sembuh, maka wajib meng-qadha ketika sudah
dikhawatirkan datangnya waktu fajar ketika masih mampu untuk menjalankan puasa. Ulama ijma akan
makan sahur. hal ini.
o Disunnahkan makan sahur dengan tamr (kurma 2. Orang yang sakitnya diperkirakan tidak bisa sembuh,
kering). maka membayar fidyah kepada satu orang miskin
3. Orang yang berpuasa wajib meninggalkan semua untuk setiap hari yang ditinggalkan. Diqiyaskan
perbuatan yang diharamkan agama dan dianjurkan untuk dengan keadaan orang yang sudah tua renta tidak
memperbanyak melakukan ketaatan seperti: bersedekah, mampu lagi berpuasa. Ini disepakati oleh madzhab
membaca Al Qur’an, shalat sunnah, berdzikir, membantu fikih yang empat.
orang lain, i’tikaf, menuntut ilmu agama, dll 2. Musafir.
4. Membaca Al Qur’an adalah amalan yang lebih dianjurkan o Orang yang bersafar boleh meninggalkan puasa
untuk diperbanyak di bulan Ramadhan. Bahkan sebagian Ramadhan, baik perjalanannya sulit dan berat jika
salaf tidak mengajarkan ilmu di bulan Ramadhan agar bisa dilakukan dengan berpuasa, maupun perjalanannya
fokus memperbanyak membaca Al Qur’an dan ringan dan tidak berat jika dilakukan dengan berpuasa.
mentadabburinya. o Namun jika orang yang bersafar itu berniat bermukim di
tempat tujuan safarnya lebih dari 4 hari, maka tidak boleh
meninggalkan puasa sejak ia sampai di tempat
tujuannya.
o Para ulama khilaf mengenai musafir yang perjalanannya 3. Sebagian ulama madzhab juga berpendapat bagi
ringan dan tidak berat jika dilakukan dengan berpuasa, mereka qadha dan fidyah jika meninggalkan puasa
semisal menggunakan pesawat atau kendaraan yang karena khawatir akan kesehatan si bayi.
sangat nyaman, apakah lebih utama berpuasa ataukah o Yang lebih rajih –insya Allah– adalah pendapat kedua,
tidak berpuasa. Yang lebih kuat, dan ini adalah pendapat bagi mereka wajib qadha saja tanpa fidyah.
jumhur ulama, lebih utama tetap berpuasa.
o Orang yang hampir selalu bersafar setiap hari, seperti 5. Orang yang memiliki sebab-sebab yang membolehkan tidak
pilot, supir bus, supir truk, masinis, dan semacamnya, berpuasa, diantaranya:
dibolehkan untuk tidak berpuasa selama bersafar, 1. Orang yang pekerjaannya terasa berat. Orang yang
selama itu memiliki tempat tinggal untuk pulang dan demikian tetap wajib meniatkan diri berpuasa dan wajib
menetap. Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Taimiyah dan berpuasa. Namun ketika tengah hari bekerja lalu terasa
Ibnu Al Utsaimin. sangat berat hingga dikhawatirkan dapat membahayakan
3. Orang yang sudah tua renta dirinya, boleh membatalkan puasa ketika itu, dan wajib
o Orang yang sudah tua renta dan tidak lagi mampu untuk meng-qadha-nya di luar Ramadhan.
berpuasa dibolehkan untuk tidak berpuasa Ramadhan. 2. Orang yang sangat kelaparan dan kehausan sehingga
Ulama ijma akan hal ini. bisa membuatnya binasa. Orang yang demikian wajib
o Wajib bagi mereka untuk membayar fidyah kepada satu berbuka dan meng-qadha-nya di hari lain.
orang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkan. 3. Orang yang dipaksa untuk berbuka atau dimasukan
4. Wanita hamil dan menyusui makanan dan minuman secara paksa ke mulutnya. Orang
o Wanita hamil atau sedang menyusui boleh meninggalkan yang demikian boleh berbuka dan meng-qadha-nya di
puasa Ramadhan, baik karena ia khawatir terhadap hari lain dan ia tidak berdosa karenanya.
kesehatan dirinya maupun khawatir terhadap kesehatan 4. Mujahid fi sabilillah yang sedang berperang di medan
si bayi. perang. Dibolehkan bagi mereka untuk meninggalkan
o Ulama berbeda pendapat mengenai apa kewajiban berpuasa. Berdasarkan hadits:
wanita hamil dan menyusui ketika meninggalkan puasa.
1. Sebagian ulama berpendapat bagi mereka cukup PEMBATAL-PEMBATAL PUASA
membayar fidyah tanpa qadha, ini dikuatkan oleh 1. Makan dan minum dengan sengaja
Syaikh Al Albani. 2. Keluar mani dengan sengaja
2. Sebagian ulama berpendapat bagi mereka cukup 3. Muntah dengan sengaja
meng-qadha tanpa fidyah, ini dikuatkan oleh Syaikh 4. Keluarnya darah haid dan nifas
Ibnu Baz, Syaikh Ibnu Al Utsaimin, Syaikh Shalih Al 5. Menjadi gila atau pingsan
Fauzan, Al Lajnah Ad Daimah, juga pendapat 6. Riddah (murtad)
Hanafiyah dan Malikiyah. 7. Berniat untuk berbuka
8. Merokok
9. Jima (bersenggama) di tengah hari puasa. Selain 4. Menyicipi makanan ketika ada kebutuhan, selama tidak
membatalkan puasa dan wajib meng-qadha puasa, juga masuk ke kerongkongan
diwajibkan menunaikan kafarah membebaskan seorang 5. Bercumbu dan mencium istri, bagi orang yang mampu
budak, jika tidak ada maka puasa dua bulan berturut- mengendalikan birahinya
turut, jika tidak mampu maka memberi makan 60 orang 6. Memakai parfum dan wangi-wangian
miskin. 7. Menggunakan siwak atau sikat gigi
10. Hijamah (bekam) diperselisihkan apakah dapat 8. Menggunakan celak
membatalkan puasa atau tidak. Pendapat jumhur ulama, 9. Menggunakan tetes mata
hijamah tidak membatalkan puasa. Sedangkan pendapat 10. Menggunakan tetes telinga
Hanabilah bekam dapat membatalkan puasa. Pendapat 11. Makan dan minum 5 menit sebelum terbit fajar yang
kedua ini dikuatkan oleh Ibnu Taimiyah, Ibnu Baz dan ditandai dengan adzan shubuh, yang biasanya disebut
Ibnu Al Utsaimin. dengan waktu imsak. Karena batas awal rentang waktu
11. Masalah donor darah merupakan turunan dari masalah puasa adalah ketika terbit fajar yang ditandai dengan
bekam. Maka donor darah tidak membatalkan puasa adzan shubuh.
dengan men-takhrij pendapat jumhur ulama, dan bisa
membatalkan puasa dengan men-takhrij pendapat YANG DIMAKRUHKAN KETIKA PUASA
Hanabilah. 1. Terlalu dalam dan berlebihan dalam berkumur-kumur dan
12. Inhaler dan sejenisnya berupa aroma yang dimasukan istinsyaq (menghirup air ke hidung)
melalui hidung, diperselisihkan apakah dapat 2. Puasa wishal, yaitu menyambung puasa selama dua hari
membatalkan puasa atau tidak. Pendapat jumhur ulama tanpa diselingi makan atau minum sama sekali.
ia dapat membatalkan puasa, sedangkan sebagian ulama 3. Menyicipi makanan tanpa ada kebutuhan, walaupun tidak
Syafi’iyyah dan Malikiyyah mengatakan tidak masuk ke kerongkongan
membatalkan. Pendapat kedua ini juga dikuatkan oleh 4. Bercumbu dan mencium istri, bagi orang yang tidak
Ibnu Taimiyah. mampu mengendalikan birahinya
5. Bermalas-malasan dan terlalu banyak tidur tanpa ada
kebutuhan
YANG BUKAN MERUPAKAN PEMBATAL PUASA 6. Berlebihan dan menghabiskan waktu dalam perkara
SEHINGGA DIBOLEHKAN MELAKUKANNYA mubah yang tidak bermanfaat
1. Mengakhirkan mandi hingga terbit fajar, bagi orang yang
junub atau wanita yang sudah bersih dari haid dan nifas.
Puasanya tetap sah.
2. Berkumur-kumur dan istinsyaq (menghirup air ke hidung)
3. Mandi di tengah hari puasa atau mendinginkan diri
dengan air
BEBERAPA KESALAH-PAHAMAN DALAM IBADAH sebelum waktunya, atau tidur untuk mengistirahatkan
PUASA tubuh agar kuat dalam beribadah. Sebaliknya, tidak setiap
1. Niat puasa tidak perlu dilafalkan, karena niat adalah tidur orang berpuasa itu bernilai ibadah. Sebagai contoh,
amalan hati. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga tidak tidur karena malas, atau tidur karena kekenyangan
pernah mengajarkan lafal niat puasa. Menetapkan itikad di setelah sahur. Keduanya, tentu tidak bernilai ibadah,
dalam hati bahwa esok hari akan berpuasa, ini sudah niat bahkan bisa dinilai sebagai tidur yang tercela. Maka,
yang sah. hendaknya seseorang menjadikan bulan ramadhan
2. Berpuasa namun tidak melaksanakan shalat fardhu adalah sebagai kesempatan baik untuk memperbanyak amal
kesalahan fatal. Diantara juga perilaku sebagian orang kebaikan, bukan bermalas-malasan.
yang makan sahur untuk berpuasa namun tidak bangun 6. Tidak ada hadits “berbukalah dengan yang manis “.
shalat shubuh. Karena dinukil bahwa para sahabat Pernyataan yang tersebar di tengah masyarakat dengan
berijma tentang kafirnya orang yang meninggalkan shalat bunyi demikian, bukanlah hadits Nabi Shallallahu’alaihi
dengan sengaja, sehingga tidak ada faedahnya jika ia Wasallam.
berpuasa jika statusnya kafir. Sebagian ulama 7. Tidak tepat mendahulukan berbuka dengan makanan
berpendapat orang yang meninggalkan shalat tidak manis ketika tidak ada kurma. Lebih salah lagi jika
sampai kafir namun termasuk dosa besar, yang juga bisa mendahulukan makanan manis padahal ada kurma. Yang
membatalkan pahala puasa. sesuai sunnah Nabi adalah mendahulukan berbuka
3. Berbohong tidak membatalkan puasa, namun bisa jadi dengan kurma, jika tidak ada kurma maka dengan air
membatalkan atau mengurangi pahala puasa karena minum.
berbohong adalah perbuatan maksiat.
4. Sebagian orang menahan diri melakukan perbuatan
maksiat hingga datang waktu berbuka puasa. Padahal
perbuatan maksiat tidak hanya terlarang dilakukan ketika
berpuasa, bahkan terlarang juga setelah berbuka puasa
dan juga terlarang dilakukan di luar bulan Ramadhan.
Namun jika dilakukan ketika berpuasa selain berdosa juga
dapat membatalkan pahala puasa walaupun tidak
membatalkan puasanya.
5. Hadits “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah”
adalah hadits yang lemah. tidur adalah perkara mubah
(boleh) dan bukan ritual ibadah. Maka, sebagaimana
perkara mubah yang lain, tidur dapat bernilai ibadah jika
diniatkan sebagai sarana penunjang ibadah. Misalnya,
seseorang tidur karena khawatir tergoda untuk berbuka
RINGKASAN MATERI ZAKAT. PENGERTIAN ZAKAT, DASAR Ingatlah bahwa Allah SWT akan mengadili mereka secara tegas
HUKUM ZAKAT, MACAM ZAKAT, ZAKAT DI INDONESIA SERTA
HIKMAH ZAKAT dan menyiksa mereka dengan adzab yang pedih akibat
perbuatanya itu.” (HR.Thabrani)
Pengertian Zakat
Ø Menurut bahasa : Macam- macam Zakat
- tumbuh, berkembang, kesuburan, atau bertambah (HR. At 1. Zakat fitrah yaitu zakat yang wajib dikeluarkan sekali dalam
Tirmidzi) setahun oleh setiap muslim. Jumlah yang wajib dikeluarkan
- membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 103) adalah 1 sha’ (3,5 liter/2,5 kg) per jiwa pada tanggal 1
Ø Menurut istilah adalah kewajiban membayarkan sejumlah harta Syawal setelah sholat subuh sebelum sholad Ied.
tertentu dari jenis-jenis harta yang telah ditentukan oleh syariat 2. Zakat maal/ zakat harta benda : diwajibkan sebelum Nabi
kepada orang-orang yang berhak ketika telah mencapai nishab. Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Zakat ini harus
Ø Nishab merupakan batas keharusan mengeluarkannya dan tidak dikeluarkan oleh seorang pemilik harta benda tertentu.
berkurang jumlahnya. a. Zakat emas
Zakat yang wajib dikeluarkan oleh pemilik emas dan
Dasar Hukum Zakat perak (At Taubah : 34-35)
Ø Hukum zakat adalah fardhu ‘ain. Zakat merupakan rukun Islam b. Zakat ziraah
yang ke-4. Zakat yang wajib dikeluarkan oleh pemilik pertanian dan
Ø Kewajiban membayar zakat disebutkan dalam Al-Quran, sunnah segala macam hasil bumi (Al Anam : 41)
rasul, dan Ijma’ c. Zakat ma’adin
Surah Al baqarah ayat 43 Zakat yang wajib dikeluarkan oleh pemilik barang galian
Artinya : “Allah SWT mewajibkan zakat pada harta orang- (besi, tanah, perak, emas,dll) dan pemilik barang hasil
orang kaya dari kaum muslimin sejumlah yang dapat memberikan dari darat dan laut.
jaminan kepada orang-orang miskin dikalangan mereka. Fakir
miskin tidak akan menderita kelaparan dan kesulitan sandang
pangan melainkan disebabkan perbuatan golongan orang kaya.
d. Zakat rikaz 30-39 sapi : 1 ekor sapi jantan/betina umur 1 tahun
Zakat yang wajib dikeluarkan oleh pemilik harta temuan, 40-59 sapi : 2 ekor sapi jantan/betina umur 2 tahun
besarnya 20% (HR Ibnu Majah) 60-69 sapi : 3 ekor anak sapi jantan
e. Zakat binatang ternak 70-79 sapi : 2 ekor anak sapi betina usia 2 tahun +
Zakat yang wajib dikeluarkan pemilik binatang ternak jarak sapi jantan 1 tahun
f. Zakat tijarah c. Zakat ternak kambing
Zakat yang wajib dikeluarkan dari hasil jual-beli seorang 1-120 ekor : 1 ekor kambing
pedagang sebesar 2,5% harga barang yang terjual. 121-200 ekor : 2 ekor kambing
201-399 ekor : 3 ekor kambing
Harta yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya 400-499 ekor : 4 ekor kambing
1. Zakat perdagangan (tiap 100 ekor kambing ditambah seekor kambing)
Harta yang wajib dizakatkan meliputi barang 4. Zakat rikaz
dagangan, ditambah uang kontan, dan piutang yang masih Setiap penemuan harta terpendam dalam tanah selama
mungkin kembali. Besar zakat 2,5 % dikeluarkan setelah bertahun-tahun dan tidak diketahui pemiliknya maka wajib
dikurangi utang, telah mencapai nisab dan telah berusia 1 dikeluarkan zakatnya 20%.
tahun haul. 5. Zakat profesi
2. Zakat pertanian dan buah-buahan Zakat yang dikeluarkan dari penghasilan, jika telah
Zakat yang dikeluarkan sebesar 5 % tiap panen. mencapai nilai tertentu. Zakat yang dikeluarkan sebesar 2.5
3. Zakat hewan ternak %
a. Zakat ternak unta 6. Zakat investasi
5-9 unta = 1 ekor kambing , 10-14 unta = 2 ekor Zakat yang dikeluarkan terhadap harta yang diperoleh dari
kambing investasi. Investasi adalah 5% untuk penghasilan kotor dan
15-19 unta = 3 ekor kambing , 20-24 unta = 4 ekor 10 % untuk penghasilan bersih.
kambing
b. Zakat ternak sapi/kerbau
7. Zakat tabungan Sebagian besar masyarakat Indonesia sering membayar zakat
fitrah ini dalam bentuk beras. Jumlah untuk zakat fitrah ini adalah
Apabila memiliki tabungan sebesar atau minimal 85 gr emas satu sa’ atau 3,2 liter, atau setara dengan 2,5 kg.
maka wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5%.
Zakat fitrah ini tidaklah hanya sekedar ibadah saja, melainkan
juga sebagai bentuk ‘pembersih’ diri kita dari dosa-dosa yang
8. Zakat emas/perak telah kita lakukan. Hal ini seperti yang diriwayatkan oleh sahabat
Apabila memiliki simpanan emas dan perak selama 1 tahun nabi Ibnu Abbas r.a, berikut ini:
dan nilai minimalnya 85 gr emas maka wajib mengeluarka
Artinya:
zakat 2,5% .
Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata: Rasulullah saw., telah
menfardhukan zakat fitrah sebagai pembersih diri bagi orang
BELAJAR TENTANG ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAAL (Arti,
yang melakukan puasa dari segala bentuk perbuatan atau
Rukun, Syarat, Hukum dan Fungsinya) perkataan yang sia-sia atau yang kotor. Dan juga sebagai bentuk
• SMP makanan terhadap orang-orang miskin. Maka, siapa saja yang
Salah satu rukun Islam yang harus dilakukan oleh seorang muslim melakukan (membayarkan) zakat fitrah tersebut setelah
adalah membayar zakat. Zakat ini juga suatu ibadah kepada melaksanakan shalat Idul fitri, tidak lain itu hanyalah sebagian
Allah, yakni dengan cara mengeluarkan sebagian harta kepada dari sedekah seperti biasanya. (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud)
orang yang wajib, manakala harta tersebut sudah mencapai
nisabnya. Hukum Zakat Fitrah
Agama Islam membagi zakat menjadi dua jenis macam zakat. Melaksanakan pembayaran zakat fitrah ini hukumnya adalah
Pertama, zakat fitrah, dan Kedua, zakat maal. Pada kesempatan wajib bagi siapapun. Baik laki-laki, perempuan, muda, tua,
ini kita akan membahas sedikit mengenai apa yang dimaksud merdeka atau sahaya. Bahkan seorang bayi yang lahirnya di
dengan dua jenis zakat tersebut. malam terakhir bulan Ramadhan pun juga sudah terkena hukum
wajib. Seperti yag dijelaskan dalam hadits di atas. Bahwa apapun
Pertama, Zakat Fitrah yang kita bayarkan setelah Shalat Idul Fitri, maka itu dianggap
sebagai sebuah sedekah saja.
Arti dari zakat fitrah ini adalah zakat yang berupa makanan atau
sembako yang pembayarannya bisa di lakukan pada hari pertama
Ramadhan atau bisa di hari akhir bulan Ramadhan, selama belum
melakukan shalat Idul Fitri. Karena jika sudah melewati batas
tersebut dianggap sebagai shadaqah.
Rukun-Rukun dalam Zakat Fitrah 3. Waktu afdhal. Waktu afdhal ini dilaksananakan ketika selesai
melaksanakan shalat shubuh sampai sebelum mengerjakan
Rukun atau sesuatu yang harus dipenuhi dalam melaksanakan shalat ‘Idul Fitri.
zakat fitrah ini adalah: 4. Waktu makruh. Yakni mengeluarkan zakat fitrah sesudah
1. Niat melaksanakan sholat Idul Fitri tetapi sebelum terbenamnya
2. Muzakki (orang yang melakukan zakat) matahari pada waktu Hari Raya tersebut
3. Mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) 5. Waktu yang haram. Waktu yang mana pengeluarannya dilakukan
4. Sesuatu yang dizakatkan setelah terbenamnya matahari pada Hari Raya tersebut.
Berbicara hukum, zakat maal ini hukumnya fardhu ‘ain atau wajib Dalil Tentang Zakat Maal
bagi siapapun yang kekayaannya sudah mencapai ukuran satu Mengenai dalil zakat maal ini sendiri juga dijelaskan dalam QS.
haul atau nisab (batas minimal harta yang sudah wajib At- Tauwbah (9) : 34, yang berrbunyi:
dikeluarkan zakatnya.). Hal ini seperti yang dijelaskan dalam al-
Qur’an surat at-Taubah (9) ayat 103: Artinya:
“ …Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
Artinya:
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah
untuk mereka” Selain itu ada juga hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari yang bersumber dari Abu Hurairah, bahwa beliau
Syarat – Syarat Zakat Maal perrnah mendengar nabi bersabda:
Artinya:
“ Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”
Tata Cara Shalat Idul fitri Setelah shalat id boleh khotib akan menyampaikan khutbah atau
ceramah, jamaah boleh mengikuti khutbah ini dan mendengarkan
Shalat idul fitri hampir sama cara pelaksanaannya seperti namun juga boleh meninggalkan jika memiliki kepentingan.
shalat wajib atau shalat sunnah hanya saja terdapat sedikit Sebagaimana hadits Rasullullah SAW
perbedaan. Shalat idul fitri dilaksanakan dua rakaat secara
berjamaah dan tidak ada adzan maupun iqamat untuk “Aku saat ini akan berkhutbah. Siapa yang mau tetap duduk
mengawalinya. Berikut adalah penjabarannya untuk mendengarkan khutbah, silakan ia duduk. Siapa yang ingin
pergi, silakan ia pergi. (HR Abdullah Said)
1. Dimulai dengan takbiratul ikhram sebagaimana shalat lainnya
2. Bertakbir sebanyak 7 kali selain takbiratul ikhram dan dengan
melafadzkan
kalimat takbir.
Demikian pengertian dan segala penjelasan tentang shalat idul Sementara tahlil kita lantunkan untuk memperkokoh
fitri yang perlu diketahui. Semoga kita sebagai umat islam bisa keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha
melaksanakan ibadah shalat id tanpa halangan apapun. Shalat id kuasa. Makna Idu ftri Hari raya Idul Fitri adalah merupakan
ini sangat afdol dilakukan terutama setelah sebulan penuh puncak dari pelaksanaan ibadah puasa. Idul Fitri memiliki makna
melaksanakan puasa, kita kana merasa seperti terlahir kembali yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari
jika puasa dan ibadah yang kita laksanakan hanya untuk kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia yang bertaqwa.
mendapatkan ridho Allah SWT.
Kata Id berdasar dari akar kata aada – yauudu yang artinya
kembali sedangkan fitri bisa berarti buka puasa untuk makan dan
MAKNA DAN HIKMAH IDUL FITRI
bisa berarti suci.
sebentar lagi akan tiba. Bersama-sama dengan umat Islam
Adapun fitri yang berarti buka puasa berdasarkan akar
semuanya dari segala arah dan penjuru dunia dari sabang sampai
kata ifthar (sighat mashdar dari aftharo – yufthiru) dan berdasar
merauke tak henti-hentinya mengumandangkan alunan suara
hadis Rasulullah SAWyang artinya :”Dari Anas bin Malik: Tak
takbir, tasbih, tahmid dan tahlil.<> Bahkan sebagaian masyarakat
sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk shalat) pada hari
kita, pada malam hari raya Idul Fitri dilakukan takbir keliling yang
raya Idul Fitritanpa makan beberapa kurma sebelumnya." Dalam
sudah menjadi budaya. Hal ini sesungguhnya merupakan
Riwayat lain: "Nabi SAW. Makan kurma dalam jumlah ganjil." (HR
manifestasi kebahagiaan setelah berhasil memenangi ibadah
Bukhari). Dengan demikian, makna Idul Fitri berdasarkan uraian
puasa, atau sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah
di atas adalah hari raya dimana umat Islam untuk kembali
SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah
berbuka atau makan.
menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : “Dan hendaklah Oleh karena itulah salah satu sunah sebelum melaksanakan
kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas shalat Idul Fitria dalah makan atau minum walaupun sedikit. Hal
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. ini untuk menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri 1 syawal itu
” Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Hiasilah hari rayamu waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa. Sedangkan kata
dengan takbir.” Fitri yang berarti suci, bersih dari segala dosa, kesalahan,
kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata fathoro-yafthiru
Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai
dan hadis Rasulullah SAW yang artinya “Barangsiapa yang
pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT. Kalimat
berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-
tasbih kita tujukan untuk mensucikan Allah dan segenap yang
mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-
berhubungan dengan-Nya. Tidak lupa kalimat tahmid sebagai puji
dosanya yang telah lalu." (Muttafaq ‘alayh). Barangsiapa yang
syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak
shalat malam di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan
pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya.
semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq ‘alayh) .
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan pula bahwa Idul Fitri maafan. Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan
bisa berarti kembalinya kita kepada keadaan suci, atau simbol kebersamaan dan kemakmuran. Janur yang ada di
keterbebasan dari segala dosa dan noda sehingga berada dalam ketupat berasal dari kata jaa-a al-nur bermakna telah datang
kesucian (fitrah). Jadi yang dimaksud dengan Idul Fitri dalam cahaya atau janur adalah sejatine nur atau cahaya. Dalam arti
konteks ini berarti kembali kepada asal kejadiannya yang suci lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan
dan mengikuti petunjuk Islam yang benar. Bagi ummat Islam yang pencerahan cahaya selama bulan Ramadan. Adapun makna
telah lulus melaksanakan Ibadah puasa di Bulan Ramadhan akan filosofis santen yang ada di masakan ketupat adalah suwun
diampuni dosanya sehingga menjadi suci kembali seperti bayi pangapunten atau memohon maaf. Dengan demikian ketupat ini
yang baru dilahirkan dari kandungan Ibunya. Sebagaimana hanyalah simbolisasi yang mencerminkan kebersihan dan
Sabda Nabi SAW yang Artinya“Setiap bayi dilahirkan dalam kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan hal ini
keadaan suci.” Dalam bahasa Jawa, hari raya Idul Fitri disebut merupakan makna filosofis dari warna putih ketupat jika dibelah
juga dengan istilah “lebaran”. Lebaran mengandung maksud menjadi dua. Sedangkan, janur melambangkan manusia yang
lebar-lebur-luber-labur. Lebar artinya kita akan bisa lebaran dari telah mendapatkan sinar ilahiah atau cahaya spiritual/cahaya
kemaksiatan. Lebur artinya lebur dari dosa. Luber artinya luber jiwa. Anyaman-anyaman diharapkan memberikan penguatan satu
dari pahala, luber dari keberkahan, luber dari rahmat Allah SWT. sama lain antara jasmani dan rohani.
Labur artinya bersih sebab bagi orang yang benar-benar
Pemaknaan hari raya Idul Fitri hendaknya bersifat positif
melaksanakan ibadah puasa, maka hati kita akan dilabur menjadi
seperti menjalin silaturrahmi sebagai sarana membebaskan diri
putih bersih tanpa dosa, makanya wajar klo mau lebaran rumah-
dari dosa yang bertautan antar sesama makhluk. Silaturahmi
rumah banyak yang di labur hal ini mengandung arti pembersihan
tidak hanya berbentuk pertemuan formal seperti Halal bi Halal,
dhohir disamping pembersihan batin yang telah di lakukan.
namun juga bisa dengan cara menyambangi dari rumah ke
Adapun terkait hidangan khas waktu lebaran yaitu ketupat, rumah, saling duduk bercengkerama, saling mengenalkan dan
dalam bahasa Jawa ketupat diartikan dengan ngaku lepat alias mengikat kerabat. Apalagi sekarang permohonan maaf dan
mengaku kesalahan, bentuk segi empat dari ketupat mempunyai silaturahmi sudah tidak mengenal batas dan waktu sebab bisa
makna kiblat papat lima pancer yang berarti empat arah mata menggunakan jejaring media sosial seperti contoh lewat sms, up
angin dan satu pusat yaitu arah jalan hidup manusia. Ke mana date status, inbox di facebook, twiter, yahoo mesenger, skype
pun arah yang ingin ditempuh manusia hendaknya tidak akan dan email. Begitulah pentingnya silaturahmi sebagaimana Sabda
lepas dari pusatnya yaitu Allah SWT. Rasulullah SAW yang artinya “Tidaklah dua orang muslim
bertemu lalu berjabat tangan melainkan keduanya akan diampuni
Oleh sebab itu ke mana pun manusia menuju, pasti akan
(dosanya) sebelum mereka berpisah. (HR.Daud,Tirmidzi&Ibnu
kembali kepada Allah. Rumitnya membuat anyaman ketupat dari
Majah) . “ Kini kita dengan rasa suka cita dan senang karena kita
janur mencerminkan kesalahan manusia. Warna putih ketupat
menyambut hari kemenagan disamping itu kita juga bercampur
ketika dibelah melambangkan kebersihan setelah bermaaf-
sedih, dan dengan linangan air mata bahagia kita di tinggalkan (hamba Allah) yang bertakwa, ia juga akan memiliki kepekaan
bulan Ramadhan yang penuh berkah, maghfiroh dan Rahmat sosial yang tinggi peduli kepada lingkungannya. Itulah beberapa
Allah SWT. Banyak pelajaran dan hikmah, faidah dan fadhilah indikator dari gambaran seorang yang kembali kepada fitrahnya
yang kita dapatkan. Kini bulan Ramadhan telah berlalu, tapi satu setelah selesai menunaikan ibadah shaum Ramadhan sebulan
hal yang tidak boleh meninggalkan kita dan harus tetap bersama lamanya, dan itu akan tampak pada dirinya setelah selesai puasa
kita yaitu spirit dan akhlakiyah puasa Ramadhan, sehingga 1 ramadhan,mulai hari ini dan seterusnya. Namun bila ketiga ciri
Syawal harus menjadi Imtidad lanjutan Ramadhan dengan ibadah fitrah tersebut tidak tampak pada diri seorang muslim mulai hari
serta kesalehan sosial. Sebab Kata Syawal itu sendiri artinya ini dan hari-hari berikutnya, maka berarti latihan dan pendidikan
peningkatan. Inilah yang harus mengisi sebelas bulan ke depan puasa Ramadhan yang telah dilakukannya selama sebulan tidak
dalam perjalanan hidup kita. berhasil, karena ia tidak mampu kembali kepada fitrahnya.
Semoga dengan kembalinya semua warga masyarakat muslim di
Hikmah Idul Ffitri Seorang muslim yang kembali kepada
negeri ini kepada Fitrahnya, cita-cita Negara kita menjadi Negara
fitrahnya ia akan memiliki sikap yaitu pertama, ia tetap istiqomah
yang Adil dan Makmur, Gemah Ripah Loh Jinawi, Gemah merenah
memegang agama tauhid yaitu islam, ia tetap akan berkeyakinan
tur tuma’ninah dibawah ridha Allah SWT atau dengan istilah
bahwa Allah itu maha Esa dan hanya kepadanya kita memohon.
agama Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghoffur.
Kedua, dalam kehidupan sehari-hari ia akan selalu berbuat dan
berkata yang benar,walau kaana murron meskipun perkataan itu
pahit. Ketiga, ia tetap berlaku sebagai abid, yaitu hamba Allah
yang selalu taat dan patuh kepada perintah-Nya sebagai contoh
kita harus menghormati kedua orang tua kita baik orang tua
kandung maupun mertua, jikalau sudah meninggal berziarahlah
ketempat makam mereka untuk mendoaakan agar dilapangkan
kuburannya dan diampuni dosanya.
Mudah-mudahan berkat ibadah selama bulan Ramadhan
yang dilengkapi dengan menunaikan Zakat fitrah, Insya Allah kita
termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrohnya, karena
ibadah puasa Ramadhan berfungsi sebagai tazkiyatun nafsi yaitu
mensucikan jiwa dan Zakat fitrah berfungsi sebagai tazkiyatul
badan, yaitu mensucikan badan, maka setelah selesai ibadah
puasa dan menunaikan zakat,seorang muslim akan kembali
kepada fitrohnya yaitu suci jiwanya dan suci badanya. Seorang
muslim yang kembali kepada fitrohnya selain sebagai abid
Ringkasan Ceramah Ramadhan 14... H Ringkasan Ceramah Ramadhan 14... H
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
Mengetahui, Mengetahui,
Orang Tua Penceramah Orang Tua Penceramah
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
Mengetahui, Mengetahui,
Orang Tua Penceramah Orang Tua Penceramah
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
Mengetahui, Mengetahui,
Orang Tua Penceramah Orang Tua Penceramah
Alamat : .....................................................................
Orang Tua/Wali Siswa,
Moto:
......................................... ...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
\