Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan penting Ibadah puasa yang merupakan salah satu rukun Islam
yaitu untuk membentuk pribadi yang bertakwa. Kamu pasti pernah mengalami betapa
nikmatnya saat sedang berbuka puasa. Seharian kita menahan lapar dan haus; nikmatnya,
begitu tiba saatnya berbuka. Alhamdulillah lapar dan haus terobati.
Apa yang bisa kita rasakan pada saat menjalankan ibadah puasa? Puasa bukan
hanya menahan makan dan minum. Banyak orang di sekeliling kita berpuasa. Mereka
beramai-ramai sahur di waktu sebelum fajar tiba, kemudian menahan lapar dan haus di
siang harinya. Seharian mereka tidak makan dan minum, begitu mendengar kumandang
adzan Magrib, tuntas sudah puasa pada hari itu. Semudah itukah kita melaksanakan
puasa? Selain menahan makan dan minum kita juga harus dapat menahan diri dari segala
perbuatan yang mengandung dosa. Ibadah puasa adalah momen yang paling tepat untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Puasa merupakan amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat sekarang
tetapi juga dijalankan pada masa umat-umat terdahulu bagi orang yang beriman ibadah.
Puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu
sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan pahala kebaikan, dan
pengangkatan derajat. Hal itulah yang melatar belakangi penulisan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ibadah puasa?
2. Apa saja macam dan jenis ibadah puasa?
3. Apa saja hikmah melaksanakan ibadah puasa?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang pengertian dari ibadah puasa.
2. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam ibadah puasa.
3. Menyebutkan hikmah menjalankan ibadah puasa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ibadah Puasa dan Dalil yang Mendasarinya

Puasa merupakan rukun Islam yang keempat. Puasa berasal dari kata “shaumu”
yang artinya menahan diri dari segala sesuatu, seperti: menahan makan, minum, nafsu,
dan menahan bicara yang tidak bermanfaat. Sedangkan arti puasa menurut istilah adalah
menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai
terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat tertentu. Dalil yang mendasarinya
adalah ada di dalam surat Al-Baqarah ayat 183 berikut ini:

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa".
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa ibadah puasa wajib dilakukan oleh orang-
orang yang beriman dengan tujuan menjadikan diri sebagai hamba yang bertakwa.

B. Macam - macam Puasa


Ibadah puasa dibagi menjadi beberapa macam diantaranya yaitu:
1. Puasa Wajib
Puasa wajib atau shaum wajib merupakan jenis puasa yang harus
dilaksanakan oleh umat muslim. Apabila seorang umat muslim berhasil
melaksanakan puasa jenis ini maka ia akan mendapatkan pahala.
Sebaliknya apabila seorang umat muslim tidak melaksanakan puasa ini

2
maka ia akan mendapatkan dosa. Adapaun macam puasa wajib
diantaranya :
a. Puasa Ramadan
Adalah puasa yang dilaksanakan di bulan Ramadhan yang
merupakan rukun islam yang keempat yang memiliki ketentuan-
ketentuan berikut ini:

Syarat Wajib Syarat Sah Rukun Puasa


 Berakal  Beragama Islam  Niat, yang dilakukan pada
 Baligh  Mumayiz malam hari sebelum puasa
 Mampu  Suci dari haid dan dan selambat-lambatnya
berpuasa nifas sebelum fajar.
 Dalam waktu yang  Menahan diri dari segala hal
diperbolehkan yang membatalkan puasa.
puasa

Hal-hal yang Membatalkan Puasa Hal-hal yang Disunahkan Ketika Puasa


 Makan dan Minum  Berdoa ketika berbuka puasa
 Muntah disengaja maupun  Memperbanyak sedekah
dibuat-buat  Salat malam, termasuk salat tarawih
 Berhubungan suami-istri.  Tadarus atau membaca Al-Qur’an
 Keluar haid atau nifas pada
perempuan
 Gila atau sakit jiwa
 Keluar mani dengan sengaja

Orang-orang yang Boleh Berbuka Puasa pada Bulan Ramadan


 Orang yang sedang sakit dan tidak kuat untuk berpuasa atau jika berpuasa
sakitnya semakin parah. Namun, ia harus menggantikannya di hari lain
apabila sudah sembuh nanti.
 Orang yang sedang dalam menempuh perjalanan jauh. Ia pun wajib mengqada
puasanya di hari lain.
 Orang tua yang sudah lemah sehingga tidak kuat lagi untuk berpuasa. Ia wajib
membayar fidyah (bersedekah) tiap hari 3⁄4 liter beras atau yang sama dengan
itu kepada fakir miskin.
 Orang yang sedang hamil atau menyusui anak. Kedua perempuan ini kalau
khawatir akan menjadi mudharat kepada dirinya sendiri atau beserta anaknya
mereka wajib mengqada puasanya sebagaimana orang yang sedang sakit.
Kalau hanya khawatir akan menimbulkan mudharat bagi anaknya, ia wajib
mengqada puasanya dan membayar fidyah kepada fakir miskin.

3
b. Puasa Nazar (Karena Berjanji untuk Puasa)
Puasa nazar adalah puasa yang dilakukan karena memiliki nazar
(janji kebaikan yang pernah diucapkan). Puasa ini wajib dilaksanakan
ketika keinginannya atau cita-citanya terpenuhi.

Misalnya, Amir ingin sekali lulus SMP dan memperoleh predikat


10 besar di sekolah. Jika keinginannya terwujud Amir berjanji untuk puasa
3 hari. Nah, ketika cita-cita itu ternyata terpenuhi, maka janji (nazar) untuk
berpuasa 3 hari tersebut harus segera dilaksanakan oleh Amir. Nazar harus
berupa amal kebaikan.
Sesorang tidak boleh bernazar dengan amal keburukan atau
maksiat. Jika seseorang kelepasan bernazar untuk berbuat maksiat kepada
Allah, maka hal tersebut tidak wajib bahkan tidak boleh dilakukan, bahkan
ia harus beristigfar memohon ampun kepada Allah atas nazar berbuat
maksiat tersebut.
c. Puasa Qada’
Puasa qada adalah puasa yang diniatkan untuk mengganti
kewajiban sesudah lewat waktunya. Sebagai contoh orang yang
meninggalkan puasa karena sedang haid, berkewajiban mengganti puasa
tersebut di bulan yang lainnya. Apabila meninggalkan puasanya enam
hari, wajib baginya mengqada juga selama enam hari (sebanyak jumlah
hari puasa yang ditinggalkan).
Batas waktu untuk mengqada puasanya adalah sampai datang
bulan puasa berikutnya. Apabila tidak dilakukan, ia wajib mengqada
sekaligus membayar fidyah.
d. Puasa Kifarat
Puasa kifarat adalah puasa yang wajib dikerjakan karena
melanggar suatu aturan yang telah ditentukan. Puasa kifarat wajib
dilaksanakan apabila terjadi hal-hal berikut:

 Tidak mampu memenuhi nazar


 Berhubungan dengan istri dengan sengaja di sing hari pada
bulan Ramadan
 Membunuh secara tidak sengaja
 Melakukan zihar kepada istrinya

4
 Mencukur rambut ketika ihram (dalam ibadah haji)
 Berburu ketika ihram
 Mengerjakan ibadah haji atau umrah dengan cara tamattu’
atau kiran

2. Puasa Sunnah

Puasa Sunnah atau shaum Sunnah merupakan jenis puasa yang apabila
dikerjakan maka akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak
mendapat dosa dan pahala. Berikut ini macam puasa yang termasuk dalam puasa
Sunnah antara lain:

a) Puasa senin kamis tiap minggu


b) Puasa Sunnah enam hari yang dilaksanakan pada bulan Syawal,
kecuali saat hari raya Idul Fitri.
c) Puasa sunah arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk umat muslim
yang tidak melaksanakan ibadah haji.
d) Puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk umat muslim
yang tidak melaksanakan ibadah haji.
e) Puasa Daud atau sehari puasa besoknya tidak, puasa ini
dilaksanakan untuk meneladani puasa miliki Nabi Daud.
f) Puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram.
g) Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.
h) Puasa Yaumul Bidh, sekitar tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan.
i) Puasa Nisfu Sya’ban dilaksanakan pada pertengahan bulan
Sya’ban.
j) Puasa Asyhurul Hurum yang dilakukan pada bulan Dzulqa’dah,
Dzulhijjah, Muharram, dan bulan Rajab.

3. Waktu yang diharamkan untuk Berpuasa


Allah Swt. Maha Adil dan Maha Bijaksana. Kita dilarang berpuasa dalam
waktu-waktu tertentu. Adapun waktu yang diharamkan untuk berpuasa adalah:
 Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha
 Hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah

5
 Hari yang diragukan (apakah sudah tanggal satu Ramadan atau
belum)

C. Hikmah Menjalankan Ibadah Puasa

Orang muslim yang senantiasa melaksanakan puasa akan mendapatkan banyak


manfaat, antara lain :
1) Meningkatkan iman dan takwa serta mendorong seseorang untuk rajin
bersyukur kepada Allah Swt. Ini merupakan tujuan utama orang yang
berpuasa.
2) Menumbuhkan rasa solodaritas terhadap sesama terutama kasih sayang
terhadap fakir miskin.
3) Melatih dan mendidik kesabaran dalam kehidupan sehari-hari, karena
orang yang berpuasa terdidik menahan kelaparan, kehausan, dan
keinginan. Tentulah dengan sabar ia dapat menahan segala kesulitan
tersebut.
4) Dapat mengendalikan hawa nafsu dari makan minum dan segala sesuatu
yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
5) Mendidik diri sendiri untuk bersifat sidiq, karena dengan berpuasa dapat
menjaga diri dari sifat pendusta. Sifat ini dapat menghilangkan pahala
puasa.
6) Dengan berpuasa kita juga memberikan waktu istirahat bagi organ-organ
yang ada di tubuh kita sehingga tidak mengherankan bahwa orang yang
berpuasa akan menjadi sehat.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua penjelasan yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain:
1. Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai
dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat
tertentu
2. Macam-macam puasa ada puasa wajib dan puasa sunnah dengan ketentuan
yang berbeda-beda.
3. Puasa itu dapat menningkatkan kesabaran, keimanan, ketakwaan & beriman
kepada Allah.

B. Saran

Makalah ini sudah selesai tersusun. Dalam penyusunan makalah ini ada banyak
sekali kekurangan. Kami sebagai penulis menerima kritik dan saran untuk membentuk
makalah yang lebih baik lagi di kemudian hari.

7
DAFTAR PUSTAKA

Buku Paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII SMP/MTs

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-puasa/

http://yusuffram.blogspot.com/2017/05/makalah-ibadah-puasa.html

http://kisahimuslim.blogspot.com/2014/08/ibadah-puasa-membentuk-pribadi-yang.html

http://ahmadarya22.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai