Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penyebaran syari’at Islam pasca Rosulullah SAW, terdapat beberapa


babakan, yakni mulai langsung dari Khulafaur Rasyidin, yang dijalankan oleh para
sahabat (11-41 H) yakni dari Abu Bakar as-Shidiq, Umar bin Khatab, Ustman bin
Affwan, Ali bin Abi Thalib. Serta babakan Islam pada masa klasik (keemasan) yang
terdapat dua penguasa besar pada saat itu, yaitu pada masa Dinasti Umaiyah dan Dinasti
Abbasiyah. Pada bahasan ini, kita akan membahas lebih luas tentang Dinasti Abbasiyah
yang diusungkan dari kerabat Rasulullah, yakni keluarga Abbas. Mulai dari suasana
tumbuhnya peradaban ilmu pengetahuan di masa Abbasiyah, ilmuwan dan pengaruh
Dinasti Abbasiyah terhadap dunia Barat.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi pada masa Bani Abbasiyah ini
tidak terlepas dari pengaruh upaya dinasti sebelumnya yaitu dinasti Bani Umayyah,
pada masa Umayyah ilmu pengetahuan mulai dikembangkan dan hal ini menjadi cikal
bakal bagi perkembangan yang lebih gemilang di masa setelahnya. Maka, latar
belakang penulisan makalah ini adalah untuk mengulas tentang pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada Masa Abbasiyah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana suasana pemerintahan bani Abbasiyah?
2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan pada masa bani
Abbasiyah?
3. Bagaimana perkembangan kebudayaan pada masa bani Abbasiyah?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang pemerintahan bani Abbasiyah.
2. Menjelaskan tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada masa bani
Abbasiyah.
3. Menjelaskan tentang perkembangan kebudayaan pada masa bani
Abbasiyah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemerintahan Bani Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah berkuasa selama lima abad yaitu tahun 132-656/750-1258 M,


menggantikan Daulah Umayyah yang telah berkuasa selama 92 tahun (40-132 H/660-
750 M). Dengan tumbangnya Bani Umayyah maka kekuasaan berpindah ke tangan
Dinasti Abbasiyah.
Dinamakan Dinasti Abbasiyah dinisbahkan kepada paman Nabi Muhammad
SAW Abbas bin Abdul Mutholib karena para pendiri dan khalifahnya merupakan
keturunan darinya. Khalifah yang pertama kali menduduki jabatan adalah Abdul Abbas
Asy Syafah yang berkuasa pada tahun 132-136 H/750-753 M. Dinasti Abbasiyah
selama masa tersebut dipimpin oleh 37 khalifah. Selama masa pemerintahannya,
Kekhalifahan Abbasiyah menerapkan pola pemerintahan yang berbeda-beda, sesuai
perubahan politik, sosial, dan budaya. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah
berhasil menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia.
Dalam perkembangannya Daulah Abbasiyah dibagi menjadi lima periode yakni,
a. Periode Pertama (750 M - 847 M) dimana para khalifah Abbasiyah
berkuasa penuh.
b. Periode Kedua (847 M - 945 M) disebut periode pengaruh Turki.
c. Periode Ketiga (945 M - 1055 M) pada masa ini daulah Abbasiyah
dibawah kekuasaan Bani Buwaihi.

2
d. Periode Keempat (1055 M - l194 M) dalam periode ini ditandai dengan
kekuasaan Bani Saljuk atas Daulah Abbasiyah.
e. Periode Kelima (1194 M - 1258 M) periode ini khalifah Abbasiyah tidak
lagi berada di bawah kekuasaan dinasti tertentu, mereka merdeka
berkuasa akan tetapi hannya di Bagdad dan sekitarnya.
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai masa keemasannya.
Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat
kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai
tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan
filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir,
pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan
ilmu pengetahuan terus berkembang.
Sebenarnya zaman keemasan Bani Abbasiyah telah dimulai sejak pemerintahan
Khalifah Abu Ja’far al-Mansur serta pada masa Khalifah al-Mahdi (775-785 M), akan
tetapi popularitas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya pada masa khalifah Harun al-
Rashid (786-809 M) dan putranya al-Ma’mun (813- 833 M).
Kekayaan banyak dimanfaatkan Harun al-Rashid untuk keperluan sosial. Rumah
sakit, lembaga pendidikan dokter dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat
paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian- pemandian umum
juga dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah
negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi.

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Bani Abbasiyah

3
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan Islam pada masa Dinasti
Abbasiyah sangat pesat, sehingga lahir beberapa ilmu dalam agama Islam, antara lain
sebagai berikut:

No Bidang Tokoh

1 Ilmu Hadist 1. Imam Bukhari, kitabnya yang termasyur adalah al-Jami’us


sahih dan terkenal dengan sahih Bukhari.
2. Imam Muslim. Kitabnya Jami’us dan terkenal dengan
‘Sahih Muslim”.
3. Abu Dawud dengan kitab hadisnya berjudul “Sunan Abu
Dawud”.
4. Ibnu Majah dengan kitab hadisnya Sunan Ibnu Majah.
5. At-Tirmidzi sebagai kitabnya ‘Sunan Tirmidzi’.

2 Ilmu Tafsir 1. Abu Jarir at-Tabari dengan tafsirnya sebanyak 30 juz.


2. Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany (mu’tazilah),
tafsirnya berjumlah 14 jilid.

3 Ilmu Fiqih Tokohnya meliputi Abu Hanifah, Imam Maliki, Imam Syafi’I,
dan Imam Ahmad bin Hambali

4 Astronomi 1. Abu Mansur al-Falaqi


2. Jabir al-Batani, beliau pencipta alat teropong bintang yang
pertama.

5 Filsafat Islam Tokoh-tokoh yang terkenal ada Al-Kindi, Ibnu Rosyid, dan Al-
Farabi

6 Ilmu Tasawuf Tokohnya adalah Al-Qusyairi dengan karyanya ar-Risalatul


Qusyairiyah, Imam Al-Gazali dengan kitab Al-Bashut, dll.

7 Ilmu 1. Al-Khawarizmi (194-266 H). Beliau telah menyusun buku


Aljabar dan menemukan angka nol (0). Angka 1-9 berasal
Matematika
dari Hindu, yang telah dikembangkan oleh umat Islam
(Arab).
2. Umar Khayam. Buku karyanya adalah Treatise On Algebra
dan buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis.

8 Kedokteran Ada Jabir bin Hayyan yang disebut bapak ilmu kimia

9 Ilmu Tauhid Tokohnya Wasil bin Atha’, Abu Huzail, ad-Dhaam, Abu Hasan
Al-Asy’ary, Hujjatul Islam Imam Al-Gazali
10 Bahasa dan 1. Abu Nawas (145-198 H)
2. Abu Tamam (wafat 232 H)
Sastra
3. Dabal al-Khuzu’i (wafat 246 H)

4
4. Da’bal bin Ali Razin dari Khuza’ab. Penyair besar yang
berwatak kritis.
5. Ibnu Rumy (221-283 H)
6. Al-Matanabby (303-354 H, pemuja yang paling handal

C. Perkembangan Kebudayaan pada Masa Bani Abbasiyah

1. Baghdad
Kota baghdad dibangun oleh khalifah ke-2 al-Mansur tahun 136 H. Tujuan al-
Mansur membangun kota ini ialah untuk seteril dari kelompok syiah maupun kelompok
bani umayyah yang baru saja dikalahkan. Letaknya di tebing sungai Dajlah. Dari sungai
ini jalannya transportsi barang dari India, Sind, Cina, Basrah, Ahwaz, Wasit, Mausil,
Diar bakar dan Diar Rabi’ah. Bagdad dibangun oleh 1000 pekerja dari seluruh wilayah
islam diawasi oleh arsitek ahli eropa yang dibayar dengan harga mahal oleh khalifah al-
Mansur.
Di dalam kota Baghdad dibangun berbagai peradaban seperti istana, masjid,
madrasah, kuttab dan perpustakaan, darul khaliah atau perkampungan khalifah dan
fasilitas lainya. Pada masa Harun al-Rasyid kota Baghdad dibangun menjadi lebih
sempurna, dengan fasilitas pendidikan, diantaranya berdiri Universitas Nizamiyah dan
perpustakaan Baitul Hikmah, dilengkapi dengan fasilitas belajar yang lengkap. Pada
akhirnya kota baghdad menjadi kota yang makmur, maju dan kaya dengan tamadun,
ilmu pengetahuan dan kebaikan serta mendapat perhatian seluruh kaum muslimin dan
terkenal di seluruh dunia. Selanjutnya banyak mahasiswa dari berbagai penjuru dunia
datang untuk belajar di kota Baghdad.
2. Samara
Diriwayatkan bahwa, asal kata samara dari bahsa Arab yang artinya siapa yang
melihat pasti menang. Kota ini dibangun di timur sungai Dajlah, sejauh seratus
kilometer dari kota Baghdad. Asalnya dibangun oleh Harun dari sebuah kota tua,
Khalifah Harun menggali sebuah sugai yang dekat dengan istana namanya Taqul.
Selanjutnya Khalifah al-Muktasim juga telah membangun sebuah istana yang
dihadiahkan kepada permaisurinya.
Kota itu dibangun karena kota baghdad semakin sesak dengan penduduk dan
peradaban. Di antara bangunan-bangunan besar yang indah di kota samarra ialah
mahligai Khalifah al-Mutawakkil Khalifah Ke-10 yang diberi nama mahlighai al-Arus

5
selanjutnya dibangun mahlighai-mahligai Khalifah berikutnya, al-Mukhtar dan al-
Walid.
3. Karkh
Kota karkh dibangun oleh Khalifah al-Mansur dengan tujuan sebagai kota
bayangan bagi Baghdad sebagai kota pusat pemerintahan. Kota Baghdad yang sudah
penuh sesak dengan berbagai bangunan, masjid, istana, madrasah, makhtab dan
bangunan fasilitas pemerintahan lainnya, maka Khalifah al-Mansur memindahkan
pusat-pusat perniagaan dari kota Baghdad ke kota Karkh. Perniagaan yang dominan
adalah perniagaan minyak wangi, tukang-tukuang besi, tukang-tukang kayu,
perniagaan-perniagaan pakaian dan senjata, serta perniagaan bunga, dan perniagaan alat
musik.
4. Anhar (Hasyimiyah)
Kota Anhar adalah kota tua yang dibangun oleh salah seorang raja persia yang
bergelar Heraklius. Pada saat Abbasyiah, maka Khalifah pertama Abu Abbas Assafah
memperbaiki kota ini dan mengganti namanya menjadi kota Hasyimiyah. Pada saat al-
Mansur menjadi Khalifah ke dua, dia merasa tidak aman, karena pernah mendapat
ancaman dari lawan politik, maka Khalifah al-Mansur merancang untuk mendirikan
kota baru yang namanya Baghdad.
Meskipun ibu kota Abbasyiah dipindahkan ke Baghdad di wilayah bekas
kekuasaan Romawi timur yang terkenal dengan Babilonia, akan tetapi Hasyimiyah tetap
menjadi salah satu pusat peradaban islam Abbasiyah. Selama 4 tahun Abu Abbas
menjadi Khalifah, kota ini menjadi pusat ibu kota Abbasiyah. Pada saat perkembangan
peradaban Abbasiyah mengalami masa puncak kejayaan, Hasyimiyah termasuk salah
satu pusatnya pengembangan ilmu pengetahuan.
5. Bukhara dan Samarkand
Dua kota ini terdapat di wilayah paling jauh di wilayah perbatasan dengan
mongol. Sejarah berdiri dua kota ini adalah ketika Iskandar Zurkarnain diperintahkan
agar membatasi hegomoni Mongol mengadakan serangan ke wilayah lain. Iskandar
diutus ke wilayah ini yang sekarang dikenal dengan nama wilayah Tranxoania dan
membangun Bukhara dan Samarkand menjadi pusat kota bagi komunitas diwilayah ini.
Dua kota ini masuk ke wilayah pada masa Abbasiyah berkuasa. Dua kota ini lahir
ulama-ulama seperti Imam Bukhari dan Imam Samarkandi.
6. Mesir

6
Mesir sejak dahulu kalah telah berdiri beberapa kota tua yang dalam sejarah mesir
kuno telah kita kenal beberapa kota seperti Alexandria, Fustat, dan Kahira yang
sekarang dikenal dengan nama Kairo. Pada saat wilayah ini di kuasai Abbasiyah, berdiri
beberapa Universitas dan Masjid, Universitas al-Azhar dan Masjid Quatul.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari semua penjelasan yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain: bahwa suasana tumbuhnya peradaban ilmu
pengetahuan masa Abbasiyah berkembang pesat. Serta keilmuan yang diciptakan oleh
khalifah Abu ja’far dengan menyediakan segala fasilitas penunjang, lembaga
pendidikan dan perustakaan dibangun, tempat-tempat istirahat dan mukim disediakan
oleh siapa saja yang mau belajar ilmu pengetahuan.
Adapun bentuk peradaban hasil riset para ahli dan tokoh-tokohnya yaitu, ilmu
filsafat, kedokteran, matematika, astronomi, bahasa dan sastra.
Kota-kota di wilayah Abbasiyah yang menjadi pusat-pusat peradaban masa Bani
Abbasiyah yaitu Baghdad, Samarra, karkh, Anhar (Hasyimiyah), Bukhara, Samarkand,
dan Mesir.

B. Saran

Makalah ini sudah selesai tersusun. Dalam penyusunan makalah ini ada banyak
sekali kekurangan. Kami sebagai penulis menerima kritik dan saran untuk membentuk
makalah yang lebih baik lagi di kemudian hari.

7
DAFTAR PUSTAKA

Buku Paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII SMP/MTs

http://makalahkampus15.blogspot.com/2017/11/makalah-proses-perkembangan-
ilmu.html

http://digilib.uinsby.ac.id/10249/25/Khoirul%20Umam_A32208001.pdf

http://e-learningsmp2demak.com/index.php/kabar-berita/544-rangkuman-materi-
perkembangan-ilmu-pengetahuan-pada-masa-bani-abbasiyah

https://www.academia.edu/16458732/Pertumbuhan_Ilmu_Pengetahuan_pada_Masa_Da
ulah_Abbasiyah

Anda mungkin juga menyukai