Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam sudah mengatur bagaimana berhubungan baik khususnya dengan


sesame manusia harus diupayakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini karena Allah SWT
telah menggariskan bahwa hidup seorang mukmin itu bersaudara. Maka dari itu kita harus
memelihara sikap-sikap dan sifat yang baik dalam bersosial dengan sesama. Kita harus
meyakini bahwa beramal saleh dan berbaik sangka merupakan ajaran pokok agama
Islam.

Ingatlah bahwa hidup didunia hanya sementara, sedangkan kehidupan diakhirat


kekal selamanya. Allah SWT memberikan kesempatan kepada manusia untuk
mempersiapkan bekal hidup di akhirat. Sungguh amat disayangkan jika kesempatan
hidup didunia ini tidak digunaan sebaik-baiknya.Kelak diakhirat mereka akan menyesal
karena tidak menggunakan kesempatan hidup di dunia untuk memperbanyak amal saleh.
Allah SWT.tidak membutuhan amal saleh dari kita, sebaliknya kitalah yang
membutuhkannya.

Melihat sekarang banyak kekacauan dan pertikaian yang terjadi karena


banyaknya buruk sangka. Sungguh buruk sangkalah adalah perilaku tercela yang harus
kita hindari. Berbaik sangka akan menjadikan hidup kita tenang, nyaman, dan harmonis.
Bukankah ini yang diinginkan orang? Oleh karena itu, mari kita membiasakan diri
berbaik sangka kepada orang lain dan dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang
melatarbelakangi penulisan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, macam, dan contoh beramal saleh?
2. Apa pengertian dan contoh berbaik sangka?
3. Apa saja manfaat beramal saleh dan berbaik sangka?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang pengertian, macam dan contoh beramal saleh.
2. Menjelaskan pengertian dan contoh berbaik sangka.
3. Menyebutkan manfaat beramal saleh dan berbaik sangka.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Macam, dan Contoh Beramal Saleh

1. Pengertian dari Beramal Saleh

Kata amal saleh berasal dari kata “amilus”, yaitu segala perbuatan yang
bermanfaat bagi dirinya atau orang lain, dan sesuai dengan akal rasional, al-
Qur’an serta as-Sunnah. Antara iman dan amal saleh merupakan satu kesatuan
dan tidak dapat dipisahkan. Seseorang yang beriman tanpa diikuti amal saleh,
maka keimanannya tidak ada artinya. Sebaliknya, amal saleh tanpa didasari
iman yang benar maka amalnya tidak ada nilainya di hadapan Allah Swt.
Keimanan harus dibuktikan dengan amal saleh dan amal saleh harus dilandasi
dengan keimanan yang benar.

Dalil yang mendasari perilaku amal saleh yaitu dalam surat Al- Ashr yat
2-3 berikut ini:

Artinya: “Sungguh manusia berada dalam kerugian (2). Kecuali orangorang


yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran
dan saling menasehati untuk kesabaran (3).”

2
Amal saleh sendiri akan sah jika memenuhi beberapa syarat yaitu:

a) Amal saleh dilakukan dengan mengetahui ilmunya


b) Amal saleh itu dikerjakan dengan niat iklash karena Allah SWT
c) Amal saleh itu dilakukan hendaknya sesuai dengan petunjuk Al-
Quran dan hadist.

Ikhlas adalah dasar suatu amal yang diterima, selain itu amalan juga harus
sesuai denganyang disyariatkan. Amalan yang tidak disertai dengan ikhlas maka
akan sia-sia saja.

2. Macam-macam dan Contoh Amal Saleh

Amal saleh diketahui ada tiga macam yaitu:

 Amal saleh terhadap Allah Swt., yaitu menjalankan perintah Allah


Swt. dan meninggalkan larang Nya. Contohnya adalah salat, zakat,
puasa, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya
 Amal saleh terhadap manusia, yaitu menjalankan hak dan
kewajiban terhadap sesama manusia. Contohnya adalah
memberikan senyuman, bersikap ramah, bertutur kata yang
santun, dan menolong kaum duafa.
 Amal saleh terhadap lingkungan alam yaitu menjaga kelestarian
alam contohnya adalah membuang sampah pada tempatnya,
menjaga kebersihan mendaur ulang sampah dan melakukan
penghijauan.

3
Di samping tiga amal saleh tersebut ada suatu amal kebajikan yang
disebut amal jariyah. Amal jariyah yaitu perbuatan kebajikan yang
dilakukan secara ikhlas dengan mengharapkan rida Allah Swt. dan
mendatangkan pahala bagi pelakunya meskipun ia telah meninggal.
Pahala amal jariyah akan terus mengalir selama orang yang masih hidup
masih dapat memanfaatkan hasil kebajikan yang ia tinggalkan di dunia.

B. Pengertian dan Contoh Sikap Berbaik Sangka


1. Pengertian Berbaik Sangka

Berbaik sangka atau Husnudzon merupakan perilaku terpuji yang harus


dimiliki seorang muslim. lawan dari husnudzon adalah su'udzon atau buruk
sangka. Dalil yang melandasi sikap berbaik sangka ini ada dalam surat Al Hujarat
ayat 12 berikut ini:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka,


sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian
yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah
Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.”

2. Macam Berbaik Sangka dan Contoh Sikapnya


Berbaik sangka ada tiga macam berikut ini:
a) Husnudzon Kepada Allah SWT
Husnudzon kepada Allah SWT yang merupakan sikap penting
untuk dilakukan. Sikap ini tentu wajib tertanam dalam hati seorang
muslim. Sebab husnudzon kepada Allah SWT juga dapat berbaik
sangka pada Allah atas segala yang kita lewati dalam kehidupan
karena Allah selalu memberikan banyak sekali karunia kepada kita.
Saat Allah SWT telah menetapkan sesuatu apapun untuk kita, tak
jarang kadang kita merasa tidak cocok atau sedikit tidak menerima.

4
Namun kita harus selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, karena
pada nantinya kita akan mendapatkan hikmah dari kejadian yang
sudah ditakdirkan tersebut. Perlu diketahui bahwa husnudzon kepada
Allah ini terbagi menjadi berapa macam yaitu dalam ketaatan, dalam
nikmat dari Allah hingga husnudzon dalam menghadapi ujian serta
ketika melihat ciptaan Allah.
b) Husnudzon Kepada Diri Sendiri
Macam husnudzon selanjutnya adalah baik dilakukan kepada diri
sendiri. Sama halnya dengan menerima apa adanya serta berbaik
sangka kepada Allah SWT serta tidak menyesali keadaan dan
keberadaanNya. Saat kita menerima berbagai cobaan, berhusnudzon
dengan diri sendiri adalah cara paling tepat untuk bersyukur atas apa
yang telah Allah SWT berikan.
Kita harus tetap bersyukur kepadaNya karena sudah menciptakan
kita menjadi sebaik-baiknya makhluk. Dengan begitu, kita juga akan
percaya kepada diri sendiri, lebih gigih serta berinisiatif dalam berbuat
dan menjalani kebaikan. Seseorang yang berbaik sangka kepada diri
sendiri akan memiliki sikap percaya diri, optimis, dan bekerja keras.
c) Husnudzon Kepada Orang Lain
Husnudzon berikutnya harus juga diterapkan kepada sesama umat
manusia, karena dengan berprasangka baik maka sikap baik lantaran
selalu berpikiran jernih akan membuat silaturahmi tetap terjalin. Ini
merupakan bukti bahwa kita adalah mahluk sosial. Sikap tersebut
ditunjukkan dengan rasa senang, pikiran positif kepada orang lain,
rasa hormat tanpa didukung dengan rasa dengki, curiga serta perasaan
cemburu.
Berprasangka baik kepada orang lain akan menumbuhkan
keharmonisan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu
hendaknya kita selalu menumbuhkan sikap berprasangka baik kepada
keluarga, teman, tetangga, dan sesama masyarakat.

5
C. Manfaat Beramal Saleh dan Berbaik Sangka
1. Manfaat Beramal Saleh
Berikut ini manfaat yang dapat kita rasakan dalam beramal saleh antara
lain:
 Diberi ampunan dan pahala yang besar oleh Allah Swt.
 Diberi tambahan petunjuk.
 Diberi kehidupan yang baik dan layak.
 Dihapuskan dosa-dosanya.
 Dijauhkan dari kerugian di dunia dan akhirat.

2. Manfaat Berprasangka Baik (Husnudzon)


Berikut ini manfaat yang dapat kita rasakan dalam berprasangka baik
antara lain:
 Hidup menjadi tenang dan optimis.
 Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan
kegagalan.
 Membentuk pribadi yang tangguh.
 Menjadikan seseorang teguh pendirian sebab tidak mudah
menerima pengaruh buruk dari orang lain.
 Menjadikan seseorang kreatif.
 Menyebabkan seseorang tidak mudah putus asa.
 Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.
 Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.
 Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua penjelasan yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain:
1. Amal saleh adalah segala perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain dan sesuai dengan akal rasional, Al-Qur’an, serta As-Sunnah.
2. Amal saleh ada tiga macam yaitu: amal saleh kepada Allah SWT, amal saleh
kepada manusia, dan amal saleh kepada lingkungan alam.
3. Berbaik sangka atau Husnudzon merupakan perilaku terpuji yang harus
dimiliki seorang muslim.
4. Husnudzon dibagi ada tiga yaitu: husnudzon kepada Allah SWT, husnudzon
kepada diri sendiri, dan husnudzon kepada orang lain.

B. Saran

Makalah ini sudah selesai tersusun. Dalam penyusunan makalah ini ada banyak
sekali kekurangan. Kami sebagai penulis menerima kritik dan saran untuk membentuk
makalah yang lebih baik lagi di kemudian hari.

7
DAFTAR PUSTAKA

Buku Paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII SMP/MTs

https://www.darulilmimurni.sch.id/berita/detail/155099/manfaat-beramal-shaleh-dan-
berbaik-sangka-kepada-orang-lain/

https://www.scribd.com/document/447927267/Maklah-Menghiasi-Pribadi-dengan-
berbaik-sangka-dan-amal-soleh

https://www.coursehero.com/file/76086032/Berbaik-Sangka-Dan-Beramal-Salehdocx/

https://ruangbelajar.smpn1pskn.sch.id/2021/04/menghiasi-pribadi-dengan-berbaik-
sangka.html

https://www.merdeka.com/trending/huznudzon-adalah-berbaik-sangka-ini-macam-
macamnya-yang-perlu-diketahui-kln.html

Anda mungkin juga menyukai