Anda di halaman 1dari 6

PERTANGGUNGJAWABAN AKHLAK BAIK DAN BURUK KEPADA

ALLAH, UMAT DAN LINGKUNGAN

RESUME

Mata Kuliah Ilmu Akhlak

Dosen Pengampu :
Luk-Luk Atin Marfuah M.Ag.

Di susun Oleh :

Ikmal Nul Hakim 1224040049

Irham Sohibul Millah 1224040053

Ismi Aulia Sundus 1224040054

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2022/2023
Pertanggungjawaban Akhlak Baik dan Buruk Kepada Allah, Umat dan
Lingkungan
A. Pengertian Akhlak Baik Dan Buruk
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, artinya
tingkahlaku, perangai, tabi’at. Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah
daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan
spontan tanpa dipikir dan direnung lagi. Dengan demikian akhlak pada
dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan
itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang
baik atau akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil,
rendah hati, pemurah, santun dan sebagainya. Sebaliknya apabila buruk
disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah. Misalnya kikir,
zalim, dengki, iri hati, dusta dan sebagainya.
B. Pertanggungjawaban Akhlak Baik dan Buruk Kepada Allah SWT
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Zalzalah: 7-8 yang artinya :
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan
seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”.
Manusia harus mempertanggungjawabkan semua tingkah lakunya
lahir dan batin, selama ia di dunia dahulu, apakah sesuai dengan aturan
Allah atau tidak. Jika sesuai itulah yang baik, jika tidak itulah yang buruk.
Setelah pemeriksaan ini selesai, lantas Allah menjatuhkan hukumannya,
apakah seseorang itu masuk syurga atau neraka. Tetapi Allah yang Maha
Pengasih, Penyayang dan Pengampun terhadap hamba-hamba-Nya,
sebelum hukuman itu dibacakan masih diberikan kesempatan kepada
orang-orang tertentu seperti para Rasul, orang-orang alim dan syuhaha’
untuk memberikan syafaat (pertolongan pembelaan) kepada orang-orang
tertentu pula, agar hukumannya diringankan atau dibebaskan sama sekali
dari hukuman, “Pada hari itu tidak bermanfaat syafaat kecuali orang-orang
yang telah diberi izin oleh Allah dan diridhai perkataannya”[Thaha;109].
Jadi Allah telah berlaku Maha Bijaksana dengan memberikan
segala aa yang diperlukan manusia selama menjalankan tugas hidupnya,
kemudian diadili dengan seadil-adilnya, serta diberikan pula pertolongan
secukupnya waktu diminta pertanggungjawabannya kembali sehingga
dengan demikian kalau ada juga yang masuk neraka, itu benar-benar
kelalaian dan kesalahannya sendiri.

 Cara manusia mempertanggungjawabkan baik buruknya perbuatan yaitu


dengan melaksanakan perintah Allah swt seperti :
1. Taqwa kepada Allah SWT
‫ا ْمتِثَا ُل َأ َوا ِم ِر هللاِ َواجْ تِنَابُ نَ َوا ِه ْي ِه ِس ًّرا َو َعاَل نِيَّةً ظَا ِهرًا َوبَا ِطنًا‬
Yakni melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya baik dalam
keadaan sepi maupun ramai lahir batinnya.
Dalil Al-Qur’annya :

ّ ٰ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ُكوْ نُوْ ا َم َع ال‬


َ‫ص ِدقِ ْين‬

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


tetaplah bersama orang-orang yang benar”.
2. Bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah
(nikmat) kepada mu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka
pasti azab-Ku sangat berat” (Q.S Ibrahim: 7).
Cara untuk bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan salah
satunya dengan selalu mengucap Hamdallah ketika mendapatkan
sesuatu, serta menerima dengan lapang dada apa yang telah Allah
berikan terhadap kita. Karena sesungguhnya Allah telah memberikan
yang terbaik untuk kita di masa sekarang dan masa depan.
3. Berbaik sangka kepada Allah SWT
Seseorang harus yakin bahwa Allah SWT itu segalanya, kita
sebagai hamba Allah hendaknya berbaik sangka terhadap pemberian
dari Allah karena Allah telah mengatur semua kehidupan yang ada
didunia, termasuk rizkidan nasib hamba-Nya
4. Muroqobah
Muraqabah adalah upaya diri untuk senantiasa merasa terawasi
oleh Allah (muraqabatullah). Jadi upaya untuk menghadirkan
muraqabatullah dalam diri dengan jalan mewaspadai dan mengawasi
diri sendiri.
5. Taubat
Taubat adalah penyesalan terhadap perbuatan - perbuatan jelek
pada masa lalu dan berkeinginan untuk tidak akan mengulanginya lagi,
serta menghindar dari hal-hal yang mengajak untuk berbuat dosa.
 Perbuatan yang harus di hindari
1. Syirik
Syirik yaitu perbuatan yang menyekutukan dan tidak mempercayai
adanya Allah SWT. Orang yang berbuat syirik disebut musrik, karena
ia telah menganggap bahwa ciptaan Allah adalah Tuhan mereka.
Orang yang berbuat syirik tidak akan diampuni dosanya dan termasuk
kedalam dosa besar, kecuali ia telah melakukan bertaubat nasuha dan
tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.
2. Takabur
Islam sangat melarang umatnya memiliki sifat takabur (sombong)
karena kesombongan akan membuka jurang pemisah antara si kaya
dan si miskin dalam lingkungan masyarakat. Disamping itu, kita harus
sadar bahwa semua yang kita miliki hanyalah pemberian dan titipan
Allah swt. Oleh karena itu , tidak ada alasan manusia untuk
menyombongkan diri, bahkan sebaliknya kita harus mensyukuri setiap
nikmat yang diberikan oleh Allah swt.
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri” (Q.S An-nisa: 36).
3. Ujub
Ujub adalah salah satu penyakit hati yang kerap kali dimiliki oleh
banyak orang namun tidak disadarinya. Ujub adalah membagakan diri
sendiri secara berlebihan, hingga memberikan suatu penghargaan yang
sangat berlebihan kepada kemampuan diri.
Sudah jelas perbuatan yang baik akan mendapatkan yang baik pula
di dunia maupun di akhirat kelak (surga), dan perbuatan buruk
terhadap Allah akan mendapatkan pula balasan yang nyata yaitu azab
yang sangat pedih baik dunia maupun akhirat (Neraka).
C. Pertanggungjawaban akhlak terhadap umat (sesama manusia)
 Cara manusia bertanggungjawab terhadap manusia lagi :
1. Tolong menolong
“dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan” (Q.S Al-maidah: 2).
2. Sopan Santun
Merupakan tingkah laku yang amat populis dan nilai yang natural.
Sopan santun sebagai konsep nilai tetapi bukan dipahami. Sopan
santun sebuah ideologi yang memerlukan konseptualisasi.
3. Saling menghargai
Sesama manusia hendaknya saling menghargai dalam hal apapun.
Contohnya jika sedang berkumpul dan ada teman kita yang sedang
berbicara, maka hendaknya kita menghargai dia dengan cara
memperhatikan dan menanggapi perkataannya. Jika kita menghargai
orang lain maka orang lain pun akan menghargai kita.
4. Khusnudzon (Q.S Al-Hujurat: 6)
Khusnudzon adalah suatu akhlak terpuji yang mengandung arti
berbaik sangka. Jadi setiap apa yang terjadi akan di tafsirkan secara
baik oleh seseorang apabila ia mempunyai sikap khusnudzon (berbaik
sangka).
5. Toleransi
Toleransi adalah kemampuan individu untuk memperlakukan
seseorang dengan baik. Sikap toleransi ini membiarkan orang lain
punya pendapat berbeda dari kita. Pada hakikatnya, toleransi menjadi
sebuah kesadaran untuk menerima dan menghargai perbedaan.
6. Tawadhu (Q.S Al-furqon: 63)
Tawadhu’ berasal dari Bahasa Arab yang artinya meletakkan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Tawadhu’ berarti rendah hati.
Yang dimaksud dengan tawadhu’ adalah sikap dan perbuatan manusia
yang menunjukkan adanya kerendahan hati, tidak sombong dan tinggi
hati, mudah tersinggung.
 Adapun akhlak yang harus di hindari:
1. Suudzon
Suudzon adalah akhlak yang sangat tidak terpuji karena
mengandung arti berburuk sangka, dan suudzon adalah awal dari
penyakit hati. Orang yang mempunyai sifat suudzon, ia akan
menafsirkan setiap apa yang terjadi akan menjadi jelek dalam
pandangannya. Sebuah permusuhan biasanya diawali dengan suudzon.
Ghibah termasuk dalam ruang lingkup suudzon (dalam arti luas),
karena suudzon itu adalah bahasa hati sedang ghibah adalah bahasa
lisan.
2. Fitnah
Fitnah adalah perbuatan menuduh seseorang telah melakukan
sesuatu padahal orang tersebut tidak melakukannya. Fitnah merupakan
perbuatan yang sangat tercela karena bisa merusak nama baik diri
sendiri, merusak nama baik orang lain, dan menimbulkan perpecahan.
Fitnah juga bisa menimbulkan banyak penyakit hati, seperti: syirik,
angkuh, kikir, dan kesengsaraan.
“Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan (Q.S Al-Baqarah:
191).
3. Ghibah
Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri
seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik
dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya,
ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya
D. Pertanggungjawaban akhlak terhadap lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar manusia, baik binatang, tumbuhan maupun benda-benda yang
tidak bernyawa. Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Qur'an terhadap
lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia
terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan,
serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaanya.
 Akhlak terhadap lingkungan
1. Tidak mengekspoitasi sumber daya alam secara berlebihan yang
berpotensi merusak tatanan siklus alamiah.
2. Tidak membuang limbah secara sembarangan yang dapat merusak
lingkungan alam
3. Tidak membunuh binatang tanpa sebab
Allah telah menyediakan segala yang ada di bumi ini untuk
manusia, termasuk juga hewan. Namun manusia tidak boleh bertindak
semena-mena, membunuh hewan tanpa tujuan manfaat. “Jangan
jadikan makhluk bernyawa sebagai sasaran lemparan.” (HR. Muslim).
 Pertanggung jawaban manusia terhadap lingkungan, yaitu:
1. Menjaga kebersihan lingkungan
‫بُنِ َي ال ِّديْنُ َعلَى النَّظَافَ ِة‬. Artinya: "Agama itu didirikan atas kebersihan."
(HR Muslim).
2. Melakukan reboisasi
 Adapun yang dihindarkan agar manusia dapat bertanggung jawab terhadap
lingkungannya, yaitu:
1. Membuang sampah sembarangan.
2. Deteriorasi lingkungan (penurunan mutu atau kemunduran lingkungan)
hilangnya sumber daya lingkungan dikarenakan ulah jahil manusia itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai