RESUME
Dosen Pengampu :
Luk-Luk Atin Marfuah M.Ag.
Di susun Oleh :
2022/2023
Pertanggungjawaban Akhlak Baik dan Buruk Kepada Allah, Umat dan
Lingkungan
A. Pengertian Akhlak Baik Dan Buruk
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, artinya
tingkahlaku, perangai, tabi’at. Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah
daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan
spontan tanpa dipikir dan direnung lagi. Dengan demikian akhlak pada
dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan
itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang
baik atau akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil,
rendah hati, pemurah, santun dan sebagainya. Sebaliknya apabila buruk
disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah. Misalnya kikir,
zalim, dengki, iri hati, dusta dan sebagainya.
B. Pertanggungjawaban Akhlak Baik dan Buruk Kepada Allah SWT
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Zalzalah: 7-8 yang artinya :
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan
seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”.
Manusia harus mempertanggungjawabkan semua tingkah lakunya
lahir dan batin, selama ia di dunia dahulu, apakah sesuai dengan aturan
Allah atau tidak. Jika sesuai itulah yang baik, jika tidak itulah yang buruk.
Setelah pemeriksaan ini selesai, lantas Allah menjatuhkan hukumannya,
apakah seseorang itu masuk syurga atau neraka. Tetapi Allah yang Maha
Pengasih, Penyayang dan Pengampun terhadap hamba-hamba-Nya,
sebelum hukuman itu dibacakan masih diberikan kesempatan kepada
orang-orang tertentu seperti para Rasul, orang-orang alim dan syuhaha’
untuk memberikan syafaat (pertolongan pembelaan) kepada orang-orang
tertentu pula, agar hukumannya diringankan atau dibebaskan sama sekali
dari hukuman, “Pada hari itu tidak bermanfaat syafaat kecuali orang-orang
yang telah diberi izin oleh Allah dan diridhai perkataannya”[Thaha;109].
Jadi Allah telah berlaku Maha Bijaksana dengan memberikan
segala aa yang diperlukan manusia selama menjalankan tugas hidupnya,
kemudian diadili dengan seadil-adilnya, serta diberikan pula pertolongan
secukupnya waktu diminta pertanggungjawabannya kembali sehingga
dengan demikian kalau ada juga yang masuk neraka, itu benar-benar
kelalaian dan kesalahannya sendiri.