Artinya :
HUSNUDZON
Husnudzon berasal dari kata hasan yang artinya baik, dan dhon yang artinya prasangka.
Maka husnudzon artinya prasangka baik. Sementara lawan kata dari husnudzon adalah
suudzon atau prasangka buruk.
Dalam Q.S. Al Hujurat ayat 12 di atas, terdapat pesan kita harus menghindari prasangka.
Karena sebagian prasangka itu dosa. Dan kita harus menghindari 3 hal, yaitu :
1. prasangka
2. mencari kesalahan orang lain
3. menggunjing
karena apabila kita melakukan ketiga hal tersebut, artinya sama saja kita memakan bangkai
saudara kita sendiri.
Namun, apabila kita sudah terlanjur melakukan, maka bertaqwalah dan bertaubatlah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.
Taubat yang dimaksud disini adalah taubat nasuha. Taubat yang sungguh-sungguh. Dengan
merenung dan menyesali, berhenti melakukan, lalu mengganti dengan perbuatan yang baik.
1. Tenang
2. Pikiran positif
3. Optimis
4. Qonaah
1. Bersyukur
2. Introspeksi diri
3. Ikhlas
Sesungguhnya Allah berkata : Aku sesuai prasangka hambaku padaku. Jika prasangka itu
baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, maka keburukan baginya.
(HR. Muslim)
dalam hadits tersebut, terdapat pesan bahwa kita tidak boleh berprasangka buruk pada Allah.
Berprasangka baiklah pada Allah, maka akan datang kebaikan untuk kita.
2 komentar
Pada kesempatan kali ini admin akan membahas tentang isi kandungan surat
al hujurat ayat 12 tentang husnuzan atau berprasangka baik. Pada bab ini
juga kita akan membahas tentang pengertian husnuzan, macam macam
husnuzan, hikmah husnuzan, dan cara membiasakan diri untuk husnuzan.
Baiklah tanpa panjang lebar berikut adalah pembahasannya.
a. Sabar
Sabar adalah sikap menahan diri atau menahan emosi. Sedangkan menurut islam
sendiri sabar adalah tahan uji dalam menghadapi suka dan duka hidup dengan
rida dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Cara bersabar diantaranya adalah
dnegan berdzikir, mendekatkan diri kepada Allah serta menjauhi larangan Allah.
Baca lebih lanjut mengenai sabra dan control diri disini
b. Syukur
Syukur adalah rasa terima kasih terhadap suatu nikmat atau karunia Allah
dengan ucapan, sikap dan perbuatan. Adapun cara bersyukur kepada Allah antara
lain denganmenggunakan segala nikmat dan karunia Allah untuk hal hal yang
di ridai Allah.
a. Berinisiatif
Berinisiatif yaitu memberdayakan daya pikir untuk merencanakan ide menjadi
konsentrasi yang dapat berdaya guna dan bermnafaat.
b. Gigih
Gigih adalah usaha sekuat tenaga dan tidak berputus asa untuk melaksanakan
kebaikan walaupun harus mengahdapi tantangan yang berat.
c. Rela Berkorban
Rela berkorban adalah bersedia dengan ikhlas, senang hati dan tidak
mengharapkan imbalan bahkan rela memberikan apa yang dimilikinya, baik itu
tenaga, harta maupun buah pikirannya semata demi keperluan orang lain atau
masyarakat.
Sedangkan siapa yang menyangka, husnudzan kepada Allah Ta'ala tidak disertai amal apapun,
maka ia salah besar dan tidak memahami ibadah agung ini sesuai dengan pemahaman yang
benar. Sesungguhnya husnudzan tidak tegak dengan meninggalkan kewajiban-kewajiban dan
menjalankan kemaksiatan-kemaksiatan. Maka siapa yang berperasangka baik kepada Allah
semacam itu, ia telah tertipu, berharap yang salah, berpaham murji'ah yang tercela, serta merasa
amal dari siksa Allah. Semua ini tercela dan membinasakan dirinya sendiri.
Ibnul Qayyim berkata,
:
:
: :
"Telah nampak jelas perbedaan antara husnudzan dengan ghurur (tipuan). Adapun Husnuzan,
jika ia mengajak dan mendorong beramal, membantu dan membuat rindu padanya: maka ia
benar. Jika mengajak malas dan berkubang dengan maksiat: maka ia ghurur (tipuan).
Husnuzan adalah raja' (pengharapan). Siapa yang pengharapannya mendorongnya untuk taat
dan menjauhkannya dari maksiat: maka ia pengharapan yang benar. Sedangkan siapa yang
kemalasannya adalah raja' dan meremehkan perintah: maka ia tertipu." (Al-Jawab al-Kaafi:
24)
Syaikh Shalih al-Fauzan berkata, "Berhusnuzan kepada Allah harus disertai dengan
meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat. Jika tidak, ia termasuk merasa aman dari siksa
Allah. Oleh sebab itu, behusnudzan kepada Allah harus disertai melaksanakan sebab-sebab
kebaikan yang jelas dan mejauhi semua sebab yang menghantarkan kepada keburukan: Ini
merupakan pengharapan yang terpuji. Adapun husnudzan kepada Allah dengan meninggalkan
kewajiban dan menerjang keharaman: maka ia pengharapan yang tercela, itu termasuk bentuk
merasa aman dari adzab Allah." (Al-Muntaqa' min Fatawa Al-Syaikh al-fauzan: 2/269)
C. Meningkatkan Husnudzan
Seorang muslim hendaknya senantiasa berhusnudzan kepada Tuhan-Nya. Ini harus
lebih meningkat dalam dua keadaan:
Pertama, saat dia menjalankan ketaatan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu,
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallambersabda: Allah Ta'ala berfirman,
"Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia
mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-
Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam
sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal
maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka
Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka
Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadits di atas, husnudzan kepada Allah memiliki hubungan kuat dengan amal
shalih. Karena sesudahnya disebutkan anjuran untuk berdzikir dan mendekatkan diri dengan
amal ketaatan kepada-Nya 'Azza wa Jalla. Maka siapa yang berprasangka baik kepada Allah
pasti ia terdorong untuk berbuat baik.
Al-Hasan al-Bashri berkata,
"Berdoalah kepada Allah sementara kalian yakin diijabahi." (HR. Al-Tirmidi dengan sanad
shahih). Bagi orang bertaubat dan beristighfar, juga orang yang beramal agar bersungguh-
sungguh dalam menjalankan niatan baiknya itu dengan disetai keyakinan bahwa Allah Ta'ala
akan menerima amalnya dan mengampuni dosanya. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
berjanji akan menerima taubat yang jujur dan amal-amal yang shalih. Seandainya ia
menjalankan amal-amal tersebut dengan keyakinan atau prasangka bahwa Allah tidak akan
menerimanya dan amal-amal tersebut tak memberikan manfaat baginya, itu namanya putus asa
dari rahmat Allah. Sedangkan berputus asa dari rahmat Allah termasuk dosa besar. Siapa
meninggal di atasnya, baginya apa yang diperasangkakannya. Adapun merasa mendapat
ampunan dan rahmat dengan mengerjakan maksiat-maksiat: itu adalah kejahilan dan tertipu.
Mereka itulah yang akan masuk dalam jeratan paham murji-ah.
Kedua, saat tertimpa musibah dan menghadapi kematian. Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu
'Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda tiga hari
menjelang wafatnya,
"Janganlah salah seorang kalian meninggal kecuali ia berhusnuzan kepada Allah." (HR.
Muslim)
Dalam kitab Al-Mausu'ah al-Fiqhiyah (10/220) disebutkan, wajib atas seorang mukmin
berperasangka baik kepada Allah Ta'ala. Tempat yang lebih banyak diwajibkan berhusnzan
kepada Allah: Saat tertimpa musibah dan saat kematian. Dianjurkan berhusnudzan kepada
Allah Ta'ala bagi orang yang menghadapi kematian. Terus memperbagus perasangka kepada
Allah dan meningkatkannya walaupun itu terasa berat saat menghadapi kematian dan sakit.
Karena seharusnya seorang mukallaf senantiasa husnudzan kepada Allah.
Dari penjelasan di atas, husnuzan kepada Allah tidak terjadi dengan meninggalkan
perkara wajib dan mengerjakan kemaksiatan. Siapa yang meyakini hal itu bermanfaat baginya
maka ia tidak menetapkan sebagian dari nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan Allah yang
layak dan sesuai bagi-Nya. Sungguh ia telah mengelincirkan dirinya pada keburukan dan
perangkap syetan. Sementara orang-orang beriman, secara bersamaan memperbagus amalnya
dan memperbagus perasangkanya kepada Allah bahwa Dia akan menerima amal-amal
shalihnya. Dan saat menghadapi kematian, mereka berperasangka baik kepada Allah bahwa
Dia memaafkan kesalahan dan mengampuni dosa-dosanya serta merahmatinya. Diharapkan,
Allah mewujudkan perangka baiknya tersebut kepada mereka sebagaimana yang sudah
dijanjikan oleh-Nya.
Kehidupan Berkeluarga
Tujuan hidup berkeluarga yang islami adalah terbentuknya keluarga yang
memperoleh rida dan rahmat Allah SWT,bahagia serta sejahtera baik di dunia maupun di
akhirat.
Agar tujuan luhur tersebut dapat tercapai, diperlukan adanya prasangka baik antar anggota
keluarga.
Kehidupan Bertetangga
Tetangga ialah orang-orang yang tempat tinggalnya berdekatan dengan tempat tinggal
kita. Antara tetangga satu dengan yang lainnya hendaknya saling berprasangka baik dan
jangan saling mencurigai.
Berikut antara lain contoh berperilaku husnuzan terhadap tetangga:
Saling Menghormati
Antara tetangga yang satu dengan yang lainnya hendaknya saling menghormati dan
menghargai.
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berbuat baik kepada
tetangganya. (HR. Muslim no. 47)
Husnuzan secara bahasa berarti berbaik sangka lawan katanya adalah suuzan
yang berarti berburuk sangka atau apriori dan sebagainya. Husnuzan adalah cara
pandang seseorang yang membuatnya melihat segala sesuatu secara positif, seorang
yang memiliki sikap husnuzan akan mepertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran
jernih, pikiran dan hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya.
Sebaliknya orang yang pemikirannya senantiasa dikuasai
oleh sikap suuzan selalu akan memandang segala sesuatu jelek, seolah-olah tidak ada
sedikit pun kebaikan dalam pandanganya, pikirannya telah dikungkung oleh sikap
yang menganggap orang lain lebih rendah dari pada dirinya. Sikap buruk sangka
identik dengan rasa curiga, cemas, amarah dan benci padahal kecurigaan, kecemasan,
kemarahan dan kebencian itu hanyalah perasaan semata yang tidak jelas
penyebabnya, terkadang apa yang ditakutkan bakal terjadi pada dirinya atau orang
lain sama sekali tak terbukti.
Kembali kepada husnuzan, secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu
:
1. Husnuzan kepada Allah, ini dapat ditunjukan dengan sifat tawakal, sabar dan
ikhlas dalam menjalani hidup.
2. Husnuzan kepada diri sendiri, ditunjukan dengan sikap percaya diri dan
optimis serta inisiatif
3. Husnuzan kepada sesama manusia, ditunjukan dengan cara senang, berpikir
positif dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga.
MACAM-MACAM HUSNUZAN
Salah satu sifat terpuji yang harus tertanam pada diri adalah adalah sifat husnuzan
kepada Allah, sikap ini ditunjukan dengan selalu berbaik sangka atas segala kehendak
allah terhadap hamba-Nya. Karena banyak hal yang terjadi pada kita seperti musibah
membuat kita secara tidak langsung menganggap Allah telah tidak adil, padahal
sebagai seorang mukmin sejati semestinya kita harus senantiasa menganggap apa
yang ditakdirkan Allah kepada kita adalah yang terbaik.
Seseorang boleh saja sedih, cemas dan gundah bila terkena musibah, akan tetapi
jangan sampai berlarut-larut sehingga membuat dirinya menyalahkan Allah sebagai
Penguasa Takdir. Sikap terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan cara segera
menata hati dan perasaan kemudian menegguhkan sikap bahwa setiap yang
ditakdirkan Allah kepada hamba-Nya mengandung hikmah. Inilah yang disebut
dengan sikap husnuzan kepada Allah.
Sebagai seseorang mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Tahu atas apa yang
terjadi terhadap hamba-Nya, karena itu kita semestinya berpikir optimis, yakin bahwa
rahmat dan karunia yang diberikan Allah kepada manusia tidak akan pernah putus.
Sebagaimana Firman Allah Swt :
Dan rahnat ku meliputi segala sesuatu (Q.S.Al-Araf : 156)
Sehubungan dengan ayat ini, kita perlu ber-husnuzan kepada Allah dalam segala hal
dan keadaan, Allah Maha Tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya, ketika kita senang
dan suka karena mendapatkan rezeki dan kenikmatan dari Allah, maka sebaliknya
saat kita dalam keadaan nestapa dan duka karena mendapatkan ujian dan cobaan
hendaknya tetap ber-husnuzan kepada Allah Swt., sebab semua yang diberikan oleh
Allah, baik berupa kenikmatan maupun cobaan tentu mengandung banyak hikmah
dan kebaikan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam sebuah Hadits Qudis yang artinya
:
Selalu menuruti sangkaan hamba ku terhadap diriku jika ia berprasangka baik
maka akan mendapatkan kebaikan dan jika ia berprasangka buruk maka akan
mendapatkan leburukan (H.R.at-Tabrani dan Ibnu Hiban).
Perilaku husnuzan terhadap diri sendiri artinya adalah berperasangka baik terhadap
kemampuan yang dimilki oleh diri sendiri. Dengan kata lain, senantiasa percaya diri
dan tidak merasa rendah diri di hadapan orang lain. Orang yang memiliki sikap
husnuzan terhadap diri sendiri akan senantiasa memiliki semangat yang tinggi untuk
meraih sukses dalam setiap langkahnya. Sebab ia telah mengenali dengan baik
kemempuan yang dimilikinya, sekaligus menerima kelemahan yang ada pada dirinya,
sehingga ia dapat menetahui kapan ia harus maju dan tampil di depan dan kapan
harus menahan diri karena tidak punya kemampuan di bidang itu.
Husnuzan terhadap sesama manusia juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan,
baik pergaulan di Sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarkat. Sebab tidak
ada pergaulan yang rukun dan harmonis tanpa adanya prasangka baik antara satu
individu dengan individu lainnya.
Berprasangka baik kepada Allah Swt. artinya menganggap qada dan qadar yang
diberikan Allah adalah hal yang terbaik untuk hamba-Nya, karena Allah Swt.
bertindak terhadap hamba-Nya seperti yang disangkakan kepada-Nya, kalau seorang
hamba berprasangka buruk kepada Allah Swt., maka buruklah prasangka Allah
kepada orang tersebut, jika berprasangka baik kepada-Nya, maka baik pulalah
prasangka Allah kepada hamba-Nya.
Husnuzan kepada diri sendiri adalah sikap baik sangka kepada diri sendiri dan
meyakini akan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Husnuzan kepada diri sendiri
dapat ditunjukkan dengan sikap gigih dan optimis. Gigih berarti sikap teguh
pendirian, tabah dan ulet atau berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-
cita. Sedangkan optimis adalah sikap yang selalu memiliki harapan baik dan positif
dalam segala hal.
Manfaat sikap gigih adalah :
1. Membentuk pribadi yang tangguh
2. Menjadikan seseorang teguh pendirian dan tidak mudah terpengaruh
3. Menjadikan seseorang kreatif.
4. Menyebabkan tidak gampang putus asa dan menyerah terhadap keadaan
5. Berinisiatif, artinya pelopor atau langkah pertama atau senantiasa berbuat sesuatu
yang
sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang
tinggi.
Adapun ciri-ciri orang penuh inisiatif adalah kreatif dan tidak kenal putus asa
Husnuzan kepada sesama manusia adalah sikap yang selalu berpikir dan
berprasangka baik kepada sesama manusia. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa
senang, berpikir positif dan sikap saling menghormati antar sesama hamba Allah
tanpa ada rasa curiga, dengki dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.
Nilai dan manfaat dari sikap Husnuzan kepada manusia mengandung nilai dan
manfaat sebagai berikut :
a. Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.
b. Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.
c. Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.
HIKMAH HUSNUZAN
Kegiatan rutinitas mentoring yang itu-itu saja terkadang membuat kita borring. Ya, hanya kegiatan-
kegiatan yang formal serta menegangkan. Untuk itu, perlu sebuah kegiatan yang lebih
menyenangkan namun masih memiliki manfaat atau fungsi yang sama terhadap mentoring. Sebuah
permainan yang dapat mengasah keterampilan para peserta, serta menanamkan nilai islam secara
menyenangkan. Kami, LDK STMIK WIT Cirebon sedang mengusahakan untuk melakukan terobosan-
terobosan baru untuk menarik minat peserta, agar mereka tetap mengikuti mentor dengan hati
riang. Berikut ini adalah beberapa permainan yang kami dapat dari internet. Didalamnya terdapat
panduan games-games menarik beserta tujuan dari games tersebut.
Semoga kami dapat mengembangkan kegiatan ini, dan juga semoga bermanfaat untuk saudara kami
yang sedang membaca ini.
Semua mad'u duduk dalam bentuk lingkaran. Satu mad'u memegang buku dan memberikannya pada
teman di sebelahnya sambil mengucapkan kalimat: "Nama saya Abdul, buku ini saya berikan
kepadamu!" Mad'u yang kedua menerima buku itu, lalu berkata: "Buku ini saya terima dari Abdul.
Nama saya Ahmad dan buku ini saya berikan kepadamu!" kepada teman di sebelahnya, lalu
dilanjutkan ke teman di sebelah dan di sebelahnya lagi, dan seterusnya. Setiap mad'u harus
mengulang nama peserta yang sudah memegang buku sebelumnya, misalnya: "Buku ini saya terima
dari Udin, dan Udin menerimanya dari Ahmad, Ahmad menerimanya dari Abdul. Nama saya Roni
dan buku ini saya berikan kepadamu!" Kalau kelompok terdiri dari lebih dari 10 orang, sebaiknya
permainan ini diulang sampai setiap orang hafal nama semua teman dalam kelompok. Ada baiknya
kalau tempat-tempat duduk ditukar dulu sebelum permainan diulang.
Mempersatukan para mad`u dalam kelompok. Dalam setiap kelompok kadang-kadang ada anggota
yang terasing, tidak menganggap dirinya bagian dari kelompoknya. Akibatnya, solidaritas dalam
kelompok kurang utuh. Fasilitator/ pembimbing harus mempersatukan semua anggota kelompok.
Percobaan ini dapat membantu fasilitator/pembimbing untuk melakukan tugas tersebut. Dasar dari
permainan ini berupa keyakinan bahwa anggota kelompok yang merasa terasing dari kelompoknya
tidak dapat masuk ke dalam kelompok hanya dengan cara membahas masalahnya ataupun dengan
dikasihani saja. Dia harus berusaha sendiri untuk masuk.
Ruangan :
Untuk percobaan ini memerlukan ruang yang beralaskan karpet (idealnya) supaya mad`u tidak
merasa sakit pada waktu jatuh. Meja kursi harus disingkirkan jauh-jauh dan mad`u sebagian dapat
menjadi "tembok hidup" yang melindungi para pemain.
Petunjuk
"Saya ingin kalian berdiam diri sejenak dan bertanya pada diri sendiri, apakah kalian merasa jadi
bagian dalam kelompok ini atau kalian merasa terasing dalam kelompok ini. Bersikaplah jujur untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Kalau di antara kalian ada yang merasa terasing dari kelompok ini
dan berani mengakuinya, saya minta maju ke depan, dan berdiri di samping ruangan. Saya ingin
menyarankan suatu percobaan kepada orang itu, untuk lebih membaurkan diri di dalam kelompok.
Misalnya ada lebih dari satu anggota kelompok yang merasa asing maka permainan dapat diulangi
dengan cara yang sama.
Anggota kelompok yang lain membentuk lingkaran dengan cara bergandengan tangan di siku.
Berpeganglah erat-erat satu sama lain, jangan biarkan ada orang masuk lingkaran. Anggota yang
merasa dirinya terasing berada di luar lingkaran, berdiri, dan mengamati lingkaran, di mana kira-kira
bagian yang dapat diterobos. Ia harus berusaha sekuat tenaganya untuk masuk ke dalam lingkaran
tanpa melompat ataupun menerobos lewat bawah gandengan tangan teman-temannya. Ia harus
dapat memisahkan gandengan tangan dan masuk lingkaran. Boleh menarik tangan teman, boleh
mendorong, tetapi tidak boleh memukul dan memakai kekerasan. Jangan cepat menyerah, cari akal
dengan cara apapun supaya dapat masuk. Teman kita yang merasa terasing sekarang dapat memilih
sendiri teman-teman untuk membentuk lingkaran (8-10 orang). Jadi dia sendirilah yang menentukan
"lawan-lawannya". Yang lain berdiri di pinggir sebagai "tembok hidup" untuk melindungi yang
sedang main. Kalian mendapat waktu 15 menit untuk permainan. Sekarang mulai!"
Membantu para peserta untuk mengenali peserta lain dengan baik, sekaligus juga meneliti sifat-sifat
diri mereka. Permainan ini secara keseluruhan dapat membantu suatu kelompok untuk menciptakan
suasana yang spontan dan terbuka.
Petunjuk
"Permainan ini memberi kalian kesempatan untuk saling berkenalan lebih baik. Di samping itu,
kalian dapat mencoba menggunakan indera keenam dan daya tangkap kalian.
Permainan ini berjalan sebagai berikut. Kalian mendapat satu lembar kertas dan satu pensil
masing-masing. Setelah berpikir sebentar, pilihlah tiga kata sifat yang cocok untuk menggambarkan
watak/kepribadian diri kalian.
Tuliskanlah ketiga kata sifat itu di atas kertas tanpa diberi nama penulisnya. Setelah itu kertas
dilipat dua kali dan dilemparkan ke lantai di tengah lingkaran para peserta. Jangan lupa kata-kata
yang telah kalian tuliskan di kertas itu
Sekarang ambillah masing-masing salah satu lipatan kertas dari tumpukan dan membukanya.
Setelah itu, bacalah isilah satu persatu dan terka dari siapa gerangan kertas itu. Yang lain juga boleh
ikut membantu dengan turut mengutarakan dugaan mereka. Yang penting dugaan kalian beralasan.
Semua itu dugaan dan kira-kira saja. Namun, kalian tentu juga mempunyai pegangan/petunjuk
yang menguatkan pendapat kalian, misalnya sikap dan penampilan orang yang bersangkutan.
Tentunya kalian mempunyai indera keenam sendiri.
Penulis kertas yang sedang menjadi pusat pembicaraan di kelompok, sebaiknya jangan dulu
mengaku supaya dia dapat dengan bebas mendengarkan pendapat orang lain. Agar dia tidak
ketahuan oleh yang lain sebagai penulis kertas itu, maka sebaiknya ia jangan berdiam diri, melainkan
ikut juga dalam pembicaraan dengan peserta-peserta lainnya.
Dari pembicaraan dan pendapat peserta-peserta yang lain, si penulis dapat mengambil kesimpulan,
bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya berdasarkan kesan-kesan yang dibuatnya.
Hal penting yang harus diperhatikan sebagai berikut. Penulis kertas itu sendiri yang menentukan
apakah dan kapan dia akan mengakui diri atau tidak Apakah ada hal-hal yang belum jelas? Siapa
yang akan memulai?"
Menyusun Gambar
Tujuan
Mengajak peserta untuk berlatih kerja sama dengan baik. Mereka belajar bahwa kerja sama dapat
dilaksanakan jika mereka memperhatikan pekerjaan teman-temannya. Hasil kelompok bergantung
pada setiap anggotanya.
Bahan :
Setiap peserta disediakan satu gambar yang digunting menjadi 20 bagian. Gambar-gambar itu
dapat diambil dari majalah atau kalender bekas dan ditempel pada karton supaya tidak cepat rusak.
Petunjuk
"Kerja sama sangat diperlukan dalam setiap kegiatan pengembangan masyarakat. Hanya jika semua
pihak bersedia untuk bekerja sama, barulah hasil yang terbaik dapat tercapai. Sama halnya
kelompok kita di sini. Apa yang harus diperhatikan supaya kerja sama baik dan berhasil? Dari
percobaan berikut ini kita dapat belajar banyak tentang hal itu.
Sekarang saya minta kelompok besar dibagi menjadi kelompok kecil, yang masing-masing
beranggotakan 5-6 orang. Salah seorang dari tiap kelompok akan menjadi pengamat (sebaiknya
ditentukan oleh masing-masing kelompok kecil). Tugas untuk setiap kelompok kecil adalah sebagai
berikut.
Pada tiap kelompok kecil, peserta masing-masing (kecuali pengamat) mendapat satu gambar yang
telah digunting menjadi 20 bagian. Potongan gambar masing-masing peserta harus diletakkan di
tengah meja, lalu dicampur dengan potongan-potongan gambar peserta lain.
Tugas kalian, mengatur kembali potongan-potongan gambar kalian menjadi satu gambar utuh.
Perhatikanlah peraturan-peraturan berikut ini.
1. Jika kalian kebetulan mendapatkan potongan gambar yang tidak diperlukan, kalian harus
segera mengembalikan ke tengah meja supaya peserta lain dapat mengambil, jika cocok
dengan gambarnya.
2. Kalian hanya boleh mengambil potongan gambar dari tengah meja, tidak boleh mengambil
atau meminta dari peserta lain.
3. Kalian juga tidak boleh berbicara, berkomunikasi dengan isyarat, atau campur tangan
dengan pekerjaan peserta lain.
Tugas kalian dianggap selesai, jika sudah terbentuk satu gambar yang utuh di depan masing-masing
peserta.
Tugas pengamat dalam setiap kelompok kecil, yakni mengamati dan mencatat apa yang terjadi
dalam kelompok selama permainan berlangsung dengan berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan
di bawah ini:
1. Adakah anggota kelompok yang melanggar peraturan? Peraturan mana yang dilanggar?
Menurut Saudara kenapa peraturan itu dilanggar?
2. Adakah anggota yang menumpuk banyak potongan gambar dan tidak mau
mengembalikannya ke tengah?
3. Anggota manakah yang memperhatikan/tidak memperhatikan pekerjaan anggota lain?
Hasil pengamatan itu akan menjadi pembahasan kita, setelah permainan selesai. Bukan
sebagai suatu serangan pribadi, melainkan suatu kesempatan belajar.
Pertanyaan untuk pengamat dan peraturan untuk pemain sebaiknya dicatat di papan tulis atau di
satu lembar kertas yang diberikan kepada masing-masing pengamat/kelompok kecil.
Bila sudah jelas bagi semua peserta, permainan dapat dimulai. Selama permainan berlangsung,
pembimbing/fasilitator ikut mengamati kelompok-kelompok agar dapat mengumpulkan bahan
pembahasan.
Bila ada waktu, ulangi percobaan ini dengan syarat, anggota kelompok kecil boleh berkomunikasi
dan mereka boleh saling membantu. Dengan demikian, akan tampak jelas bahwa komunikasi itu
sangat perlu untuk sebuah kerja sama.
Sarang Korek Api
Tujuan
Mengajak peserta untuk belajar bekerja sama dan mengerti perasaan orang lain. Tugas untuk
kelompok sangat sederhana. Oleh karena itu, para peserta dapat memusatkan perhatian pada
prosesnya.
Petunjuk
Kelompok besar dibagi menjadi kelompok kecil dengan 5 anggota. Setiap kelompok kecil mendapat
satu botol kosong dan setiap peserta mendapat satu kotak korek api. Secara bergantian peserta
menaruh satu korek api di atas leher botol tadi untuk menciptakan satu sarang burung. Peserta tidak
boleh berbicara. Mereka harus saling menolong, misalnya dengan menunjukkan di mana satu korek
api lagi dapat diletakkan. Kalau ada korek api yang jatuh harus ditaruh kembali sampai sarang
burung selesai dibuat.
Variasi : Setiap kelompok kecil membuat suatu gambar dengan menggunakan semua korek api
Dialog Bergambar
Tujuan
Membantu proses pengembangan kerja sama di antara peserta. Permainan ini dilakukan untuk dua
orang yang ingin tahu sejauh mana kemungkinan mereka dapat bekerja sama. "Dialog Bergambar"
ini sangat berguna bagi anggota kelompok kerja ketika satu sama lain ingin membicarakan tentang
gangguan pekerjaannya. Namun, permainan ini juga menarik untuk orang yang dalam kehidupan
sehari-hari tidak bekerja sama.
Bahan : Kertas gambar ukuran 50 x 50 cm dan beraneka krayon atau pensil warna
Petunjuk
"Di sini kalian dapat menguji seberapa baik kalian dapat bekerja sama dengan peserta lain. Ambillah
krayon dan pilihlah dengan diam, tanpa berbicara, warna yang kalian sukai, yang berkesan bagi
kalian.
Sekarang pilihlah satu partner yang memegang krayon dengan warna yang berbeda. Kemudian
setiap pasangan mengambil satu lembar kertas putih, lalu carilah tempat dalam ruangan ini dan
duduklah.
Letakkan kertas gambar di antara kalian berdua dan peganglah krayon dengan tangan kalian yang
tidak biasa dipergunakan untuk menulis. Sekarang mulailah dengan tenang, tanpa berbicara,
menggambar bersama-sama di atas kertas. Jangan bagi kertasnya dan jangan membuat gambar yang
terpisah. Janganlah merencanakan, membicarakan, atau memutuskan mengenai apa yang akan
kalian gambar.
Konsentrasikan pikiran kalian serta perasaan kalian terhadap proses menggambar yang dilakukan
dengan bersama-sama. Biarkanlah kesadaran dan perasaan kalian mengalir dalam proses
penggambaran. Kalian dapat menggambar berganti-ganti atau bersamaan. Kalian juga kadang-
kadang dapat membimbing tangan partner agar menggambar dengan warnanya, kalau ia setuju.
Kalian mempunyai waktu 15 menit untuk menggambar bersama partner kalian satu gambar dengan
diam
Sesudah selesai, ceritakanlah apa yang kalian alami dalam kerja sama ini, ungkapkanlah pikiran dan
perasaan kalian yang terjadi dalam kerja sama kalian. Apakah yang diungkapkan oleh proses
menggambar bersama itu mengenai hubungan kalian? Pertanyaan-pertanyaan yang berikut ini akan
membantu kalian. Untuk itu ada waktu 10 menit"
Selanjutnya berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk menunjukkan gambar kepada
kelompok besar sehingga peserta lain dapat mengemukakan dugaan siapa dari keduanya yang telah
membuat gambar dengan warna yang sama (disertai alasan). Setelah 2-3 menit, para pelukis dapat
memberitahukan identitasnya dan memberi reaksi atas komentar kelompok. Jika perlu,
memberitahu tentang proses kerja samanya. Dengan cara ini, pasangan memperkenalkan gambar
mereka kepada yang lain.
Membangun Piramid
Tujuan
Mengajak peserta agar dapat mengadakan percobaan untuk bekerja sama secara sederhana. Dalam
permainan ini, setiap peserta harus bergerak. Oleh karena itu, kelompok yang capai dan letih dapat
diaktifkan kembali.
Petunjuk
"Sesudah kalian duduk begitu lama, marilah kita bergerak lagi. Berdirilah dengan tenang dan santai
dengan menutup mata. Apa yang kalian rasakan sekarang? (20 detik).
Saya akan memberikan instruksi: Bayangkan kalian harus membayar uang sewa ruangan ini Rp
100.000,00 per meter persegi untuk satu jam. Oleh sebab itu, kalian harus mencoba untuk
menempati ruang sekecil-kecilnya di sini supaya uang sewa sesedikit mungkin. Biarkan mata kalian
tetap tertutup dan pikirkan bagaimana kalian dapat menempati ruang ini bersama kelompok kalian
supaya ruang yang diperlukan sekecil mungkin.
Kalian tidak boleh memakai alat apapun, hanya kalian sendiri beserta seluruh anggota kelompok (20
detik). Sekarang buka mata kalian dan tanpa berbicara mencoba menempatkan kelompok kalian
dalam ruang sekecil-kecilnya. Bagaimana caranya? Kalau kalian ingin menjelaskan gagasan-gagasan
dan usul-usul kalian pada peserta lain, jangan menggunakan kata-kata, pakailah isyarat dan bahasa
tubuh saja."
Kapal Karam
Tujuan
Membuat peserta seolah-olah berada dalam suatu keadaan yang sangat darurat, dan belajar untuk
saling menolong.
Bahan : Beberapa lembar koran berbentuk segi empat yang direkatkan satu sama lain dengan
selotip/plester perekat
Petunjuk
Seluruh peserta atau "penumpang kapal" berdiri berdesakan di atas geladak kapal yang hampir
tenggelam (dari potongan-potongan koran). Perlahan-lahan kapal tenggelam sehingga tempat
berdiri semakin sempit. Fasilitator/pembimbing menceritakan proses tenggelamnya kapal supaya
peserta dapat sungguh-sungguh membayangkan berada di atas kapal itu dan memperkecil tempat
berdiri dengan merobek lembaran-lembaran koran satu persatu. Tempat berdiri terus-menerus
dipersempit. Para peserta harus saling menahan dan menolong. Permainan berakhir, jika keadaan
tidak memungkinkan lagi bagi kelompok untuk berdiri, atau kapal sudah karam.
Variasi : Untuk memudahkan, permainan dapat diiringi musik, peserta bergerak mengikuti irama
setiap kali potongan koran dicabut.
Bermain Balok
Tujuan
Mengajak para peserta belajar bekerja sama dalam kelompok. Dalam permainan ini, peserta belajar
untuk memutuskan saat yang tepat untuk bertindak dalam suatu kegiatan berkelompok.
Waktu : Antara 10-20 menit, tergantung besar kelompok. Ditambah waktu untuk evaluasi.
Bahan : Potongan-potongan balok dengan berbagai bentuk (seperti yang dipakai untuk mainan
anak-anak)
Petunjuk
Kelompok duduk dalam bentuk lingkaran, sebaiknya di lantai. Masing-masing peserta mendapat
potongan-potongan balok ini, kita akan mendirikan sebuah bangunan di tengah lingkaran. Setiap kali
hanya satu orang yang boleh berdiri dan meletakkannya satu potongan balok, diletakkan berjejer
atau bertumpuk. Jika orang yang satu sudah duduk kembali, baru yang lain boleh berdiri dan
melakukan hal yang sama. Permainan berakhir jika semua potongan sudah terpakai. Perlu
diperhatikan: Selama permainan, tidak ada yang berbicara!"
Mencari Pembunuh
Waktu : 15-30 menit
Bahan : Setiap peserta mendapat secarik kertas yang dilipat. Dua kertas berisi kata "pembunuh"
dan "polisi" sedangkan sisanya kosong.
Petunjuk
Peserta duduk melingkar dan kertas yang tersedia dibagikan ke masing-masing peserta. Peserta yang
mendapat kertas bertuliskan "pembunuh" maka dia bertugas membunuh warga dengan cara
mengedip sebelah mata. Peserta yang mendapat kertas bertuliskan "polisi" maka dia bertugas
menemukan si pembunuh, dan polisi tak bisa dibunuh. Sedangkan peserta yang mendapat kertas
kosong maka ia sebagai warga yang bertugas menemukan di pembunuh dengan terlebih dahulu
lapor ke polisi.
Permainan ini berakhir kalau pembunuhnya tertangkap atau kalau si pembunuh telah berberhasil
membunuh semua peserta lain.
Berita Berantai
Tempat
Di mana saja, asalkan tempatnya cukup besar supaya para peserta dapat duduk dalam bentuk
lingkaran atau barisan yang panjang
Bahan :
Pernyataan yang cukup sulit diingat
Contoh :
1. Mencintai yang dicintai oleh yang tercinta adalah sebagian mencintai yang tercinta.
2. Ada empat kelompok manusia, (1) Dia tidak tahu bahwa dirinya tahu (2) Dia tahu bahwa
dirinya tahu (3) Dia tahu bahwa dirinya tidak tahu (4) Dia tidak tahu bahwa dirinya tidak
tahu.
Petunjuk
Duduklah yang rapat dan berderet panjang atau dalam bentuk lingkaran. Peserta pertama pada
barisan atau salah satu peserta dalam lingkaran dibisikkan suatu pernyataan yang telah disiapkan.
Kata itu kemudian harus ia bisikkan ke telinga peserta di sebelahnya dengan cepat, dan peserta ini
harus pula membisikkan kata yang didengarnya kepada peserta di sampingnya. Kamu boleh juga
mencoba dengan sebuah kalimat.
Peserta tidak boleh bertanya kalau dia kurang jelas mendengar isi pernyataan yang dibisikkan oleh
tetangganya. Namun, dia harus meneruskan isi pernyataan tersebut kepada peserta yang lain sesuai
dengan apa yang didengarkannya saja.
17 + 4 Pertanyaan
Waktu : 30 menit sampai dengan dua jam
Petunjuk
Permainan ini merupakan suatu permainan teka-teki. Para peserta berusaha menerka suatu kata
atau istilah dengan cara mengajukan maksimal 21 pertanyaan. Setiap peserta boleh bergiliran
memikirkan suatu benda yang konkret atau abstrak, yang kemudian harus diterka oleh peserta-
peserta lain dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus
dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat dijawab dengan "Ya" atau "Tidak".
Sebelumnya, sebaiknya harus ditetapkan dulu, istilah-istilah/benda-benda tertentu saja yang boleh
dipakai dalam permainan ini. Bila istilah-istilah diambil dari bidang yang konkret, pesertanya dapat
bertanya, apakah benda tersebut buatan manusia, apakah benda tersebut benar-benar ada, apakah
lokasi benda itu tersebut tidak dapat ditentukan dengan tepat, apakah benda tersebut dapat
dipindahkan, apakah benda tersebut dari bahan yang keras, atau dari satu jenis bahan, apakah
benda tersebut berupa barang yang dipergunakan sehari-hari, dan sebagainya.
Bila istilah diambil dari bidang makhluk hidup, maka peserta dapat bertanya. Apakah yang
dimaksudkan adalah seorang manusia, beberapa manusia, atau sebagian dari tubuh manusia,
apakah yang dimaksudkan adalah seekor binatang/hewan, beberapa ekor binatang atau hasil dari
binatang atau bagian dari tubuh binatang, dan sebagainya.
Bila istilah diambil dari bidang tumbuh-tumbuhan, maka peserta dapat bertanya, di mana tanaman
yang dimaksudkan itu tumbuh, apakah benda yang dimaksudkan berupa produksi dari suatu
tanaman tertentu, apakah dapat dimakan atau tidak, dan sebagainya.
Siapa yang sering ikut dalam permainan ini akan menyadari bahwa dia harus bekerja secara
sistematis supaya dapat menemukan jawaban yang benar. Walaupun pertanyaan-pertanyaan yang
boleh diajukan sangat terbatas.
Misalnya, mula-mula orang akan bertanya, apakah benda yang dimaksud benar-benar ada, apakah
benda itu sudah ada atau buatan manusia? Penerka harus berusaha menemukan lokasi benda
tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari luar ke dalam, misalnya Asia-
Indonesia-Jawa-Jakarta, dan sebagainya.
Kalau penerka bertanya dengan sembarangan, dengan menyebutkan nama-nama kata secara
bergantian, maka akan diperlukan waktu lebih lama untuk menebak, misalnya benda yang
dimaksudkan berupa puncak emas yang berada di Monumen Nasional Jakarta.
Dalam permainan ini, para peserta dapat belajar untuk berpikir secara sistematis. Jadi, permainan ini
bukan hanya untuk mengisi waktu tanpa tujuan, melainkan juga dapat dianggap sebagai suatu
kesempatan untuk melatih intelek/daya pikir, untuk belajar berpikir secara sistematik, dan
menganalisis situasi dengan tepat.
Siapa Saya?
Waktu : 20-40, bergantung pada jumlah peserta
Bahan : Kertas kecil sebanyak jumlah peserta. Setiap kertas ditulisi nama seorang tokoh terkenal
(baik yang masih hidup ataupun sudah meninggal). Pita perekat/cello-tape atau peniti.
Petunjuk
Kertas dengan nama tokoh ditempelkan pada punggung tiap peserta; jadi setiap peserta dapat
membaca nama-nama tersebut, kecuali nama yang ada di punggungnya. Para peserta bebas
berkeliling ruangan, dan harus berusaha untuk menerka nama tokoh yang disandangnya, dan
dimajukan pertanyaan-pertanyaan, misalnya: "Apakah saya masih hidup?" "Apakah saya seorang
laki-laki?" "Apakah saya lahir di Indonesia?" Setiap kali hanya tiga pertanyaan yang boleh diajukan
kepada satu orang, kemudian berpindah kepada peserta lain. Dapat juga sebelumnya disepakati,
bahwa pertanyaan yang boleh diajukan hanyalah pertanyaan dengan jawaban "ya" atau "tidak".
Supaya lebih mudah menerka, sebaiknya kumpulkan dulu sebanyak mungkin informasi, karena
hanya ada tiga kesempatan untuk menanyakan langsung nama yang dimaksud.
Mereka yang sudah berhasil mendapatkan namanya, menempelkan kertas namanya di dada dan
membantu peserta lain yang belum berhasil menemukan namanya.
Dalam permainan ini, setiap peserta tampil dengan nama tokoh yang disandangnya, dan mereka
yang belum saling kenal dapat saling bertanya. Karena itu, permainan ini tepat sekali dilakukan pada
saat-saat awal terbentuknya sebuah kelompok. Selain itu, para peserta dapat bergerak bebas. Nama
yang dipilih dapat juga nama tokoh yang ada hubungan dengan lembaga atau profesi para peserta.
Perlu diperhatikan: tokoh tersebut haruslah tokoh terkenal.
Variasi:
Selain menerka nama tokoh, kita dapat juga menerka profesi/pekerjaan seseorang. Untuk itu, pada
setiap kertas dituliskan sebuah profesi, misalnya tukang becak, petani, ratu, ibu rumah tangga,
pembantu, dan tukang kayu. Tentunya pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan kegiatan
yang dilakukan, misalnya "Apakah saya bekerja di luar ruangan?", "Apakah saya harus berpindah-
pindah?", "Apakah saya harus berhubungan dengan orang banyak?", dan sebagainya.
Silent-Quiz
Waktu : 20-60 menit
Tempat : Permainan ini dapat dilakukan di depan publik/penonton; atau regu-regu yang ada saling
memperagakan dan menerka istilah/kata tertentu
Petunjuk
Kelompok dibagi menjadi beberapa regu kecil. Setiap regu menerima selembar kertas bertuliskan
istilah, kemudian memikirkan cara untuk memperagakan istilah tersebut tanpa kata-kata di depan
publik. Dalam peragaan tersebut, istilah/kata-kata harus diuraikan menjadi kata atau suku kata, yang
diperagakan secara terpisah, sedapat mungkin dalam ruang lingkup yang tidak ada kaitannya dengan
keseluruhan istilah. Kesalahan dalam menuliskan istilah tidak menjadi soal, yang penting publik
dapat menebak istilah yang dimaksud. Misalnya, taman kanak-kanak, keras hati, karang taruna, nasi
putih, tanah air, dan putus asa.
Variasi :
Kelompok dibagi menjadi dua regu, kedua regu duduk di dua tempat berjauhan, agar mereka tidak
dapat saling mendengar ataupun melihat. Pemimpin permainan duduk di tempat lain sambil
memegang kertas dengan istilah, ada 10 istilah yang masing-masing ditulis dua kali. Kemudian
seorang peserta dari tiap regu datang mengambil satu kertas, membaca istilah di atasnya, menyobek
kertas tersebut, dan memperagakan istilah tersebut dengan pantomim di depan regunya. Setiap kali
ada anggota regu berhasil menebak istilah yang dimaksudkan, dia lari ke pemimpin permainan,
mengatakan istilah tersebut dan mengambil kertas berikutnya. Demikian seterusnya, regu yang lebih
dulu selesai dengan 10 istilahnya, menjadi pemenang. Lebih baik lagi kalau pemimpin permainan
dapat mengumpulkan istilah-istilah yang ada hubungannya dengan kelompok atau tema seminar.
Surat-Surat
Tempat : di dalam ruangan
Petunjuk
Hafalan adalah sesuatu yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki. Hafalan bisa
dikembangkan dengan cara mengulang berkali-kali, melihat, membiasakan menghafal tanpa harus
melihat ke atau alat-alat modern yang lain dengan tanpa berpikir atau menggunakan pikiran.
Salafus sholeh (orang sholeh terdahulu) sangat perhatian dengan hafalan ini, sehingga sebagian
mereka mengatakan: "Barangsiapa menghafalkan matan (teks hadits) maka akan mendapatkan
bermacam-macam ilmu, dan berangsiapa yang hanya melihat dengan indera tidak akan
mendapatkan apa-apa."
Pada waktu itu anak-anak kecil belum berumur 10 tahun pun telah hafal Al-Qur'an Al-Karim, bahkan
hafal beberapa kitab dan matan-matan hadits. Oleh karena itu, permainan itu tergantung pada
hafalan and ingatan.
Cara Bermain:
Salah seorang berdiri, kemudian setelah semua peserta mendengarkan dengan seksama, dia
memilih sebuah surat dari Al-Qur'an, misal: "Ath-Thuur", kemudian dia mengatakannya dengan
suara yang lantang sehingga terdengar oleh semuanya: "Ath-Thuur" kemudian yang lain yang dia
pilih ("At-Taubah misalkan"). Maka dia mengatakan "Ath-Thuur", "At-Taubah". Kemudian orang
ketiga menyebutkan dua surat tersebut dan surat ketiga yang dia pilih "Al-Kahfi" misalkan. Maka dia
mengatakan "Ath-Thuur", "At-Taubah", "Al-Kahfi", , begitulah seterusnya.
Setiap orang menyebutkan surat-surat sebelumnya kemudian ditambah dengan surat baru yang lain.
Dan siapa saja yang tidak bisa mengurutkan atau lupa surat apa maka dia keluar dari permainan.
Sampai akhirnya tidak ada yang tersisa melainkan hanya seorang. Maka dialah sang juara, dan diberi
gelar Hafidh.
Kemampuan Mengingat
Tempat : Di dalam ruangan
Petunjuk:
Peserta dibagi menjadi dua kelompok, kemudian mentor membaca sebuah kertas yang
tercantum 25 nama kota, peperangan, atau nama orang. Setelah selesai membaca, maka setiap
kelompok mengingat-ingat dengan menulis sebanyak-banyaknya nama-nama yang disebutkan tadi.
Kelompok yang menang adalah yang terbanyak ingatannya.
Petunjuk
Tersebutlah bahwa Washil bin Atha' adalah pemimpin orang-orang Mu'tazilah. Mu'tazilah
adalah fiqrah sesat pada zaman tabi'in, di awal kurun 2 Hijriyah. Disebut Mu'tazilah karena Wahil bin
Atha' meninggalkan majelis Hasan Bashri ketika terjadi perselisihan pendapat dalam suatu masalah,
maka dia bersama pengikutnya disebut Mu'tazilah.
Dia adalah Khotib yang paling fasih, tetapi dia berat lidahnya untuk mengucapkan huruf ra'
dalam pembicaraannya dan khutbahnya sampai-sampai dia berkhotbah dengan panjang lebar tetapi
tidak menggunakan huruf ini. Siapa yang bisa melakukan seperti dia?
Cara bermain
Mentor dan siswa bersepakat memilih huruf hijaiyah (dan latin) huruf kaaf (k) misalnya.
Kemudian salah seorang siswa berbicara panjang lebar dengan waktu yang ditentukan tanpa
menyebutkan huruf itu dalam pembicaraannya. Jika dia lupa, diingatkan dan dia menyesuaikan
dengan huruf yang lain, sampai habis waktu yang ditentukan. Kemudian mulai lagi dengan peserta
yang lain dengan cara yang sama dan begitu seterusnya. Peserta yang menang adalah yang bisa
menghindari huruf ini dalam pembicaraannya, tetapi perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:
Petunjuk
Mentor atau salah seorang peserta membacakan satu ayat dari Kitabullah Al-Qur'an kemudian
meminta peserta yang lain menyebutkan dalam surat apa ayat tersebut. Pertanyaan bisa dihadapkan
pada seorang peserta (sendiri) atau bisa juga para peserta dibagi menjadi dua kelompok atau lebih.
Kemudian kelompok atau firqah yang dapat menyebutkan atau menjawab dengan benar diberi
tanda titik. Tetapi harus diperhatikan, hendaknya jeli benar dalam menyebutkan ayat tersebut.
Mengurutkan Angka
Tempat : Di dalam ruangan
Petunjuk
Para peserta bersepakat untuk memilih salah satu angka, misalnya nomor tiga. Dan mereka
bersepakat mengatakan "bum" jika datang nomor tiga atau kelipatannya. Kemudian mereka
memulai menghitung dengan teratur. Dari awal mengatakan "satu", kemudian selanjutnya
mengatakan "dua", dan yang ketiga mengatakan "bum", dan begitu seterusnya. Ketika datang
nomor tiga atau salah satu kelipatannya maka peserta mengatakan "bum".
Dan barang siapa yang lupa dan tidak mengatakan "bum" maka dia keluar dari permainan. Sehingga
tidak ada yang tersisa melainkan hanya seorang, dikatakan dia paling pintar dalam berhitung.