Anda di halaman 1dari 6

Hadits Arbain ke 30

Artinya :
Dari Abu Tsa’labah Al-Khusyanni Jurtsum bin Nasyir
Radhiyallahu ‘Anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, beliau bersabda, “Sungguh Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah mewajibkan beberapa kewajiban, maka jangan
kalian sia-siakan. Dan Dia telah membuat batasan-batasan,
maka jangan kalian langgar. Dan Dia juga telah
mengharamkan beberapa hal, maka janganlah engkau
langgar. Dan Dia mendiamkan berberapa perkara sebagai
bentuk rahmat untuk kalian dan bukan karena dia lupa, maka
janganlah engkau membahasnya.” (Hadits hasan, HR. Ad-
Daruquthni dan selainnya)
Urgensi Hadits
Hadits ini termasuk jawami’ul kalim yang menjadi keistimewaan
Rasulullah saw. Ungkapan ini singkat, namun penuh makna. Sebagian
ulama berkata: “Selain hadits ini tidak ada hadits yang menghimpun
masalah ushuliyah dan furu’iyah.” Karena Rasulullah saw. membagi
syariat Allah menjadi empat jenis:
1. Faraidh [kewajiban],
2. Maharim [yang diharamkan],
3. Hudud [ketentuan hukum atau Batasan Hukum], dan
4. Maskut anhu [hal-hal yang tidak diperbincangkan].
Kandungan Hadits
1. Keharusan melakukan hal-hal yang fardlu dan wajib
Fardlu adalah sesuatu yang diperintahkan secara tegas oleh Allah
kepada hamba-Nya, seperti: shalat, zakat, puasa dan haji. Fardhu dibagi 2
yaitu Fardhu Ain dan Fardhu Kifayah
2. Tidak melampaui batasan-batasan yang telah ditentukan Allah
Batasan-batasan tersebut adalah hukum-hukum yang dimaksud untuk
mencegah dari perbuatan yang dilarang. Sebagai contoh: hukuman zina,
hukuman mencuri, hukuman minum minuman keras.
3. Larangan mendekati berbagai hal yang diharamkan.
Yaitu hal-hal yang secara jelas telah diharamkan di dalam al-Qur’an
dan hadits, seperti: kesaksian palsu, makan harta anak yatim, dan riba.
Allah swt. berfirman: “Katakanlah: ‘Rabbku hanya mengharamkan
perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.”
(al- An’am: 151)
4. Rahmat Allah kepada hamba-Nya
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa apa-apa yang didiamkan oleh Allah
swt. atau tidak ditegaskan halal haramnya, adalah rahmat Allah kepada
hamba- Nya. hal-hal semacam ini boleh dilakukan atau ditinggalkan. Maka
perkara- perkara tersebut adalah yang dimaafkan. Jika mereka
mengerjakannya,maka tidak ada kesempitan atas mereka,dan jika mereka
pun meninggalkannya maka tidak ada kesempitan pula atas mereka. 
Contohnya : Mencukur rambut di kaki atau biasanya perkara-perkara yang
tidak berkaitan dengan ibadah
5. Tidak boleh banyak bertanya
 Rasulullah saw. bersabda: “Cukuplah dengan apa yang aku jelaskan.
Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena banyak
bertanya dan berselisih dengan para nabinya.”
 Dalam sabdanya yang lain, “Celakalah orang-orang yang suka membahas
perkara-perkara yang tidak ada manfaatnya.”
Masuk dalam kategori mempermasalahkan hal-hal yang tidak mendatangkan
manfaat adalah membahas dan mempermasalahkan perkara-perkara ghaib. 
Kesimpulan
Hadits ini menyuruh kita untuk mematuhi semua kewajiban, komitmen dengan
rambu-rambu yang ada, menjauhi larangan dan tidak mempermasalahkan berbagai
hal yang didiamkan.

Sekian

Anda mungkin juga menyukai