Anda di halaman 1dari 18

C.

Macam-Macam Akhlak Terpuji,Menggali Hikma


Kehidupan,Membiasakan Sikap Iffah, Mengembangkan Sifat Saja’ah

1. Pengertian Dan Macam-Macam Akhlak Terpuji (Mahmudah)


a.pengertian Akhlak Terpuji
Secara etimologi, akhlak mahmudah adalah akhlakTerpuj.Mahmudah
merupakan bentukdari kata hamida, yang berartidipuji. Akhlak
mahmudah atau akhlak terpuji disebut pula dengan akhlakal-karimah
(akhlak mulia), atau al-akhlak al-munjiyat (akhlak yangmenyelamatkan
pelakunya) (Samsul Munir Amin: 2016, 180).Sedangkan pengertian akhlak
terpuji atau mahmudah secaraterminologi akan penulis jelaskan
berdasarkan pendapat beberapa ulamaseperti yang diungkap oleh
Samsul Munir Amin (2016: 180-181), antaralain:
1. Menurut Al-Ghazali, akhlak terpuji (mahmudah) merupakansumber
ketaatan dan kedekatan kepada Allah Swt., sehinggamempelajari dan
mengamalkannya merupakan kewajiban individualsetiap muslim.
2. Menurut Ibnul Qayyim, pangkal akhlak terpuji adalah ketundukan dan
keinginan yang tinggi. Sifat-sifat terpuji, menurutnyaberpangkal dari
kedua hal tersebut. Ia memberikan gambarantentang bumi yang tunduk
pada ketentuan Allah Swt. Ketika airturun menimpanya, bumi merespons
dengan kesuburan danmenumbuhkan tanaman-tanaman yang indah.
Demikian pulamanusia, tatkala diliputi rasa ketundukan kepada Allah
Swt.,kemudian turun taufik dari Allah Swt., ia akan meresponnya
dengansifat-sifat terpuji.

b.Macam-Macam Akhlak Terpuji (Mahmudah)


1

a. Akhlak Terhadap Allah Swt


1. Mentauhidkan Allah Swt
Tauhid adalah mengesakan Allah, mengakui bahwa tidak ada Tuhan
selain Alah. Dasar agama Islam adalah iman kepada Allah Yang Maha Esa,
demikian yang disebut dengan tauhid. Tauhid dapat berupa pengakuan
bahwa Allah Swt. satu-satunya yang memiliki sifat rububiyah dan
uluhiyah, serta kesempurnaan nama dan sifat.
2. Taubat
Taubat adalah sikap menyesali perbuatan buruk yang pernah
dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta menggantinya dengan
perbuatan baik. Jika seseorang yang bersalah melakukan tobat dan
berkomitmen untuk tidak melakukan perbuatan salah lagi, Allah akan
mengampuni kesalahan tersebut.
3. Husnuzhan (Berbaik Sangka)
Husnuzhan artinya berbaik sangka. Lawan katanya adalah yang
artinya berburuk sangka. Husnuzhan terhadap keputusan Allah Swt.
merupakan salah satu akhlak terpuji. Di antara ciri akhlak terpuji ini
adalah ketaatan yang sungguh sungguh kepada nya
4.Tawakal
Secara etimologi tawakal atau tawakkul dari kata wakala yang
artinya, menyerah kepada-Nya (Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji: 2006,
191). Secara terminologi tawakal adalah menyerahkan segala urusan
kepada Allah setelah berbuat semaksimal mungkinuntuk mendapatkan
sesuatu yang diharapkannya.1
b.Akhlak Terhadap Diri Sendiri
1. Sabar

1 https://jurnal .umj. ac.id/index.php/MaA16/index


2

Sabar adalah keadaan jiwa yang kokoh, stabil, dan konsekuen dalam
pendirian .Jiwanya tidak tergoyahkan, pendiriannya tidak beruba
bagaimanapun berat tantangan yang dihadapi..
2. Syukur
Syukur secara etimologi artinya membuka dan menyatakan. Sedangkan
secara terminologi syukur adalah menggunakan nikmat Allah untuk taat
kepada Allah, dan tidak menggunakannya untuk berbuat maksiat kepada
Allah.Syukur adalah akhlak terpuji dari seorang hamba kepada Allah. Dengan
bersyukur atas apa yang Allah berikan menjadikan hidup seseorang menjadi
lebih damai dan tenang. Dengan demikian, ia menjalankan kehidupan
dengan ketenangan jiwa.
3. Amanat
Amanat adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, jujur, dan tulus hati
dalam melaksanakan suatu hak yang dipercayakan kepadanya, baik hak itu
milik Allah maupun hak hamba. Oleh karena itu, dapat disebutkan pula
bahwa amanat adalah memelihara dan melaksanakan hakhak Allah dan hak-
hak manusia. Amanat dapat berupa pekerjaan, perkataan, dan kepercayaan
hati.
4. Jujur
Jujur adalah memberitahukan, menuturkan sesuatu dengan sebenarnya,
sesuai dengn fakta kajiannya. 2
c. Akhlak Terhadap Keluarga
1. Berbakti kepada Kedua Orangtua
Di antara akhlak kepada keluarga adalah berbakti kepada kedua
orangtua. Berbakti kepada kedua orangtua merupakan amal saleh paling

2 Misykat AL-Anwar,Jurnal kajian islam dimayarakat,(vol,3,2020)no2


3

utama yang dilakukan oleh seorang muslim, juga merupakan faktor utama
diterimanya doa seseorang
2. Bersikap Baik kepada Saudara
Ajaran Islam memerintahkan untuk berbuat baik kepada sanak saudara,
setelah menunaikan kewajiban kepada Allah dan kedua orangtua. Hidup
rukun dan damai dengan saudara dapat tercapai, apabila hubungan tetap
terjalin dengan saling pengertian dan tolong menolong.
3. Memelihara Keturunan
Keluarga adalah penerus keturunan yang harus dipelihara dengan baik,
sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, merupakan
sebuah kewajiban bagi seorang muslim untuk memelihara keturunan dengan
tetap berpegang kepada ajaran agama Islam. Dengan demikian, hal tersebut
merupakan akhlak yang mulia yang dianjurka Allah Swt.
d. Akhlak Terhadap Masyarakat
1. Berbuat Baik Kepada Tetangga
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Dalam hal ini, dekat
bukan karena pertalian darah atau pertalian persaudaraan. Meskipun
mungkin tidak seagama dengan kita. Dekat di sini adalah orang yang tinggal
berdekatan dengan rumah kita. Maka, berbuat baik kepada tetangga
merupakan akhlak terpuji yang harus diamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
2.Taawan (Saling Menolong)
Taawan adalah sikap salingtolong-menolong terhadap sesama. Dalam
hidup ini, tidak ada orang yang tidak memerlukan pertolongan orang lain.
Pada dsarnya, manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia tidak
dapat hidup sendirian. Ia membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain,
meskipun ia orang kaya atau mempunyai keudukan tinggi.Tolong-menolong
4

terhadap sesama muslim adalah akhlak dan perbuatan terpuji, selama


dilakukan dalam hal kebaikan. Oleh karena itu, saling membantu dan
memberikan pertolongan sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.
3. Tawadhu (Merendahkan Diri terhadap Sesama)
Tawadhu adalah memelihara pergaulan dan hubungan dengan sesama
manusia, tanpa perasaan melebihkan diri sendiri di hadapan orang lain.
Selain itu, tawadhu juga mengandung pengertian tidak merendahkan orang
lain. Tawadhu tidak akan menjadikan seseorang menjadi rendah dan tidak
terhormat, justru sebaliknya akan menyebabkan diri memperoleh ketinggian
dan kemuliaan.
e. Akhlak Terhadap Lingkungan
1. Lingkungan Alam dan Sekitar
Salah satu tugas sebagai khalifatullah fi al-ardh adalah menjaga
kelestarian alam. Allah Swr. Menciptakan alam semesta dan segala isinya,
daratan, lautan, angkasa, flora, fauna adalah untuk kepentingan umat
manusia. Manusia sebagai khalifah Allah diamanati untuk melakukan usaha-
usaha agar alam semesta dan segala isinya tetap lestari.
2. Menggali Hikmah Kehidupan
a. Pengertian hikmah
Secara bahasa al-hikmah berarti kebijaksanaan, pendapat atau pikiran
yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-
kata bijak), dan al-Qur'an. Menurut Al-Maraghi dalam kitab Tafsirnya,
menjelaskan al-Hikmah sebagai perkataan yang tepat lagi tegas yang
diikuti dengan dalil-dalil yang dapat menyingkap kebenaran. Sedangkan
menurut Toha Jahja Omar, hikmah adalah bijaksana, artinya meletakkan
sesuatu pada tempatnya, dan kitalah yang harus berpikir, berusaha,
menyusun, mengatur cara-cara dengan menyesuaikan kepada keadaan
5

dan zaman, asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dilarang oleh
Allah sebagaimana dalam ketentuan hukum-Nya.3

Para ilmuan berbeda pendapat seputar maksud dari kata hikmah.


Ilmuan hukum Islam mendefinisikan (ulama ushul fiqh) hikmah sebagai
suatu motifasi dalam pensyariatan hukum dalam rangka mencapai
kemaslahatan dan menolak kemudaratan. Misalnya, jual beli dibolehkan
dalam rangka mendapatkan sesuatu manfaat yang dibutuhkan, zina
diharamkan dalam rangka memelihara keturunan, meminum minuman
keras diharamkan dalam rangka memelihara akal, membunuh
diharamkan dalam rangka memelihara nyawa, mencuri diharamkan
dalam rangka menjaga harta, dan seterusnya. Mereka berkesimpulan
bahwa hikmah dari seluruh hukum yang ditetapkan oleh Allah adalah
kemaslahatan itu sendiri. Namun, dari segi kejelasan dan ukurannya,
kemaslahatan bisa berbeda kualitas dan tingkatannya. Adakalanya ia
bersifat jelas dan dapat diukur dan berlaku untuk semua orang dan
adakalanya ia tidak jelas dan tidak dapat diukur, sehingga sulit ditangkap
oleh nalar manusia, sehingga diperlukan pemikiran yang mendalam
untuk mengetahui atau menangkapnya. Atas dasar itulah agaknya
kebanyakan penulis Arab, termasuk para filosof Muslim menggunakan
kata hikmah sebagai sinonim dari filsafat.4
Dalam kata al-hikmah terdapat makna pencegahan, dan ini meliputi
beberapa makna, yaitu:
1) Adil akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kezaliman.
2) Hilm akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kemarahan.

3 Kemenag, Akidah Akhlak (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), him. 49


4 Alaidin Kots, Hikmah Di Balik Perintah Dan Larangan Allah, Cet 1. (Jakarta: Rajawali Pers,
2014).hlm 5
6

3) Ilmu akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kejahilan.


4) Nubuwwah, seorang Nabi tidak lain diutus untuk mencegah manusia
dari menyembah selain Allah, dan dari terjerumus kedalam kemaksiatan
serta perbuatan dosa. al- Qur'an dan seluruh kitab samawiyyah
diturunkan oleh Allah agar manusia terhindar dari syirik, mungkar, dan
perbuatan buruk.
b. Anjuaran memiliki hikmah
Hikmah itu adalah Setiap perkataan yang benar dan menyebabkan
perbuatan yang benar. Hikmah ialah: ilmu yang bermanfaat dan amal
shaleh, kebenaran dalam perbuatan danperkataan, mengetahui
kebenaran dan mengamalkanya.
Tidaklah cukup dalam mengamalkan ajaran agama hanya dengan al-
Qur'an saja tanpa dengan al-Hikmah yang berarti as-sunnah atau
pemahaman yang benar tentang al-Qur'ankarena itulah as-sunnah juga
disebut sebagai al-hikmah. Orang yang dianugerahi al-hikmah adalah:
Orang yang mempunyai ilmu mendalam dan mampu mengamalkannya
secara nyata dalam kehidupan. Orang yang benar dalam perkataan dan
perbuatan. Orang yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya
(adil). Orang yang mampu memahami dan menerapkan hukum Allah
Swt."5
Hikmah dalam berdakwah tidak terbatas pada makna: perkataan yang
lemah lembut. pemberian motivasi, hilm (tidak cepat emosi dan tidak
bersikap masa bodoh), halus ataupun pemaaf. Namun, hikmah juga
mencakup pemahaman yang mendalam tentang berbagai perkara berikut
hukum-hukumnya, sehingga dapat menempatkan seluruh perkara
tersebut pada tempatnya, yaitu

5 Kemenag, Akidah Akhlak... hlm. 51


7

1) Dapat menempatkan perkataan yang bijak, pengajaran, serta


pendidikan sesuai dengan tempatnya. Berkata dan berbuat secara
tepat dan benar
2) Dapat memberi nasihat pada tempatnya
3) Dapat menempatkan mujadalah (dialog) yang baik pada
tempatnya.
4) Dapat menempatkan sikap tegas

5) Memberikan hak setiap sesuatu, tidak berkurang dan tidak


berlebih, tidak lebih cepat ataupun lebih lambat dari waktu yang
dibutuhkannya

c. Keutamaan Hikmah

Terkadang manusia mendapatkan keutamaan berkat usahanya.


Tetapi tidak mungkin mendapatkan semua keutamaan dan
kesempurnaan tanpa memperoleh hikmah karena hikmah hanya bisa
diraih berkat taufiq dari Allah karena memang, taufiq adalah sumber
hikmah. Dari taufiq-Nya, Allah melimpahkan hikmah kepada orang-orang
yang Dia kehendaki, seperti para Nabi dan wali yang dijadikan sebagai
teladan yang tinggi untuk ditiru manusia. Namun kenyataan ini tidak
mesti membuat kita berputus asa untuk mencapai keutamaan hikmah.
Tetapi manusia didorong untuk menggapai hikmah sesuai dengan
kemampuannya. Semua akan digapai manusia, sesuai dengan usaha yang
dia lakukan.6
Jalan terbaik untuk mencapai hikmah adalah menggunakan metode
pendidikan moral yang baik, dan meneladani hikmah para orang-orang

6 Muhammad Muhson al-Nasi, Keutamaan Islam (Jakarta: Pustaka Azhahro, 2001), 49


8

yang bijak seperti qonaah, seimbang, be nar, adil dalam berbuat dan jujur
dalam berucap
Hikmah menuntut manusia untuk mengetahui dan memahami
permasalahan dengan baik dan sempurna, sebelum kemudian berusaha
untuk mengimplementasikannya. Pemahaman yang baik tidak mesti
harus diambil dari lembaga atau sekolah, dan tidak pula dari lembaran-
lembaran buku.
Berikut beberapa keutamaan hikmah:
1) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam melaksanakan dan
membela kebenaran ataupun keadilan.
2) Menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bekal utama yang terus
dikembangkan,
3) Mampu berkomunikasi denga orang lain dengan beragam
pendekatan dan bahasan.
4) Memiliki semangat juang yang tinggi untuk mensyiarkan kebenaran
dengan beramar makruf nahi munkar,
5) Senantisa berpikir positif untuk mencari solusi dari semua
persoalan yang dihadapi,
6) Memiliki daya penalaran yang obyektif dan otentik dalam semua
bidang kehidupan,
7) Orang-orang yang dalam perkataan dan perbuatannya senantiasa
selaras dengan sunnah Rasulullah.

3. Membiasakan Sikap Iffah

Secara etimologis, ‘iffah adalah bentuk masdar dari affa-ya’iffu-


‘iffah yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, iffah juga
berarti kesucian tubuh. Secara terminologis, iffah adalah memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
9

menjatuhkannya. Iffah (al-iffah) juga dapat dimaknai sebagai usaha untuk


memelihara kesucian diri (al-iffah) adalah menjaga diri dari segala tuduhan,
fitnah, dan memelihara kehormatan.

iffah hendaklah dilakukan setiap waktu agar tetap berada dalam


keadaan kesucian. Hal ini dapat dilakukan dimulai memelihara hati (qalbu)
untuk tidak membuat rencana dan angan-angan yang buruk. Sedangkan
kesucian diri terbagi ke dalam beberapa bagian:

● Kesucian Panca Indra; (QS. An-Nūr [24] : 33)


Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga
kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-
Nya. (QS. An-Nūr [24] : 33)

● Kesucian Jasad; (QS. Al-AZzāb [33] : 59)

‫ٰٓيَاُّيَها الَّنِبُّي ُقْل َاِّلْز َو اِج َك َو َبٰن ِتَك َو ِنَس ۤا ِء اْلُم ْؤ ِمِنْيَن ُيْد ِنْيَن َع َلْيِهَّن ِم ْن‬
‫َج اَل ِبْيِبِهَّۗن ٰذ ِلَك َاْد ٰن ٓى َاْن ُّيْع َر ْفَن َفاَل ُيْؤ َذ ْيَۗن َو َك اَن ُهّٰللا َغ ُفْو ًرا َّر ِح ْيًم ا‬
Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: «Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka». yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-AZzāb [33] :
59)

● Kesucian dari Memakan Harta Orang Lain; (QS. An-Nisa [4] : 6)

‫َو اْبَتُلوا اْلَيٰت ٰم ى َح ّٰت ٓى ِاَذ ا َبَلُغ وا الِّنَك اَۚح َفِاْن ٰا َنْس ُتْم ِّم ْنُهْم ُر ْش ًدا َفاْدَفُع ْٓو ا ِاَلْيِهْم‬
ۚ ‫َاْم َو اَلُهْم ۚ َو اَل َتْأُك ُلْو َهٓا ِاْس َر اًفا َّو ِبَداًرا َاْن َّيْك َبُرْو اۗ َو َم ْن َك اَن َغ ِنًّيا َفْلَيْسَتْع ِفْف‬
‫َو َم ْن َك اَن َفِقْيًرا َفْلَيْأُك ْل ِباْلَم ْع ُرْو ِف ۗ َفِاَذ ا َد َفْع ُتْم ِاَلْيِهْم َاْم َو اَلُهْم َفَاْش ِهُد ْو ا‬
‫َع َلْيِهْم ۗ َو َك ٰف ى ِباِهّٰلل َحِس ْيًبا‬
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. ke
mudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara
harta), Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah
kamu Makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah
kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. barang
10

siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan diri
(dari memakan harta anak yatim itu) dan Barangsiapa yang miskin, Maka
bolehlah ia Makan harta itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu
menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-
saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai
Pengawas (atas persaksian itu). (QS. An-Nisā’ [4] : 6)‫ز‬

● Kesucian Lisan

Dengan cara tidak berkata menyakitkan orang tua seperti firman


Allah Swt.

‫َتْعُبُد ٓو ۟ا ِإٓاَّل ِإَّياُه َو ِبٱْلَٰو ِلَد ْيِن ِإْح َٰس ًناۚ ِإَّم ا َيْبُلَغَّن ِع نَدَك ٱْلِكَبَر َأَح ُدُهَم ٓا َأْو ِكاَل ُهَم ا َفاَل‬ ‫َو َقَض ٰى َر ُّبَك َأاَّل‬
‫َتْنَهْر ُهَم ا َو ُقل َّلُهَم ا َقْو اًل َك ِر يًم ا‬ ‫َتُقل َّلُهَم ٓا ُأٍّف َو اَل‬

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain


Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya Perkataan «ah» dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang
mulia (QS. Al Isrā’ [17] : 23).

Dengan demikian, seorang yang ‘afif adalah orang yang bisa


menahan diri dari perkara-perkara yang dihalalkan ataupun diharamkan
walaupun jiwanya cenderung kepada perkara tersebut dan
menginginkannya. Sebagaimana sabda Rasulullah:.

Artinya; “Apa yang ada padaku dari kebaikan (harta) tidak ada yang
aku simpan dari kalian. Sesungguhnya siapa yang menahan diri dari
meminta-minta maka Allah akan memelihara dan menjaganya, dan siapa
yang menyabarkan dirinya dari meminta-minta maka Allah akan
menjadikannya sabar. Dan siapa yang merasa cukup dengan Allah dari
meminta kepada selain-Nya maka Allah akan memberikan kecukupan
padanya. Tidaklah kalian diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih
luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
11

Agar seorang mukmin memiliki sikap iffah, maka harus melakukan


usaha-usaha untuk membimbing jiwanya dengan melakukan dua hal berikut:

● Memalingkan jiwanya dari ketergantungan kepada makhluk dengan


menjaga kehormatan diri sehingga tidak berharap mendapatkan apa
yang ada di tangan mereka, hingga ia tidak meminta kepada makhluk,
baik secara lisan (lisānul maqal) maupun keadaan (lisanul h.āl).
● MerasacukupdenganAllah,percayadenganpencukupan-Nya.Siapa yang
bertawakal kepada Allah, pasti Allah akan mencukupinya. Allah itu
mengikuti persangkaan baik hamba-Nya. Bila hamba menyangka baik,
ia akan beroleh kebaikan.
Untuk mengembangkan sikap ‘iffah ini, maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dan dilakukan oleh seorang muslim untuk menjaga
kehormatan diri, di antaranya:

● Selalu mengendalikan dan membawa diri agar tetap menegakan


sunnah Rasulullah,
● Senantiasa mempertimbangkan teman bergaul dengan teman yang
jelas akhlaknya,
● Selalau mengontrol diri dalam urusan makan, minum dan berpakaian
secara Islami,
● Selalu menjaga kehalalan makanan, minuman dan rizki yang
diperolehnya,
● Menundukkan pandangan mata (ghadul bashar) dan menjaga
kemaluannya,
● Tidak khalwat (berduaan) dengan lelaki atau perempuan yang
bukanmahramnya,
● Senantiasa menjauh diri dari hal-hal yang dapat mengundang fitnah.
’Iffah merupakan akhlak paling tinggi dan dicintai Allah Swt. Oleh
sebab itulah sifat ini perlu dilatih sejak anak-anak masih kecil, sehingga
memiliki kemampuan dan daya tahan terhadap keinginan- keinginan yang
tidak semua harus dituruti karena akan membahayakan saat telah dewasa.
12

Dari sifat ’iffah akan lahir sifat-sifat mulia seperti: sabar, qana’ah, jujur,
santun, dan akhlak terpuji lainnya.

Ketika sifat ’iffah ini sudah hilang dari dalam diri seseorang, akan
membawa pengaruh buruk dalam diri seseorang, akal sehat akan tertutup
oleh nafsu syahwatnya, ia sudah tidak mampu lagi membedakan mana yang
benar dan salah, mana baik dan buruk, yang halal dan haram.

4. Mengembangkan Sifat Saja’ah

Syaja’ah dalam kamus bahasa Arab artinya keberanian atau


keperwiraan, sikap keberanian dan ketangguhan dalam membela kebenaran.
Secara etimologi, kata syaja'ah artinya berani. Secara istilah, pengertian
syajaah adalah keteguhan hati kekuatan pendirian untuk membela dan
mempertahankan kebenaran secara bijaksana dan terpuji. Maka dari itu,
pengertian syajaah adalah keberanian yang berlandaskan kebenaran dan
dilakukan dengan penuh pertimbangan. Selain itu Syajaah (berani) bukanlah
semata-mata berani berkelahi di medan laga, melainkan suatu sikap mental
seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya.7

Syajaah (berani) bukanlah semata-mata berani berkelahi di medan


laga, melainkan suatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan
berbuat menurut semestinya. Q.S Ali-Imran ayat 139 ْ ‫نِ ْ وَ ن إْ عَل ْْ َل ُ م اْ نُت َ َ وأَ ََول‬
‫ َت ْ حَ زُنواِ هُنواْ مُ ْم ؤِ ِم نيَ نَ ََول َت ُ ْك نُت‬Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan
janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. Selain dalil
Al-Qur’an terkait syaja’ah juga terdapat hadits yang menjelaskan di
syariatkannya sikap syaja’ah ini, diantaranya: "Jihad yang paling afdhal
adalah memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa yang zhalim”. (Hadits
Riwayat Abu Daud Dan Tirmidzi). Dewasa ini mulai bermunculan suatu hal
baru yang mana hal itu dapat membawa seseorang kedalam hal baik seperti

7 Ningsih, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Sirat AlNabawiyyah Karya Ibnu Hishaam Dan
Relevansinya Dengan Materi Akhlak Pada Buku Lembar Kerja Siswa Madrasah Aliyah (Kajian Kisah
Kelahiran Nabi Muhammad Saw Sampai Peristiwa Isra’Dan Mi’raj). IAIN Ponorogo. 2020.
13

yang orang-orang harapkan, ataupun justru malah terjerumus kedalam


lubang keburukan yang orang-orang hindari. Adanya suatu degradasi moral
dikalangan masyarakat zaman sekarang yang kian maju suatu teknologinya
menjadikan seseorang lupa akan hakikatnya bahwa moral yang baik akan
memunculkan efek yang baik juga, kurangnya sikap keberanian/syaja’ah
dalam melakukan suatu tanggung jawab dan hal-hal yang mereka lakukan
menjadikan kualitas moral yang dimiliki secara perlahan menurun. Utamanya
bagi siswa-siswa yang ada pada masa perkembangan menjinjak usia dewasa.8

Pertanyaan dan jawaban:

1. Novya Saptri (Kelompok 2)

Apa contoh tindakan yang dianggap iffah dalam kehidupan Sehari-hari?

Jawaban:

8 Julia Inayah,Dkk, Gunung Djati Conference Series, Volume 22 (2023), hlm 131.
14

Tindakan yang dianggap iffah dalam kehidupan sehari-hari melibatkan perilaku


yang bersih, sopan, dan menjaga kesucian. Contohnya termasuk berbicara dengan
baik, menjaga aurat, dan memperlakukan orang lain dengan hormat.

1. Yesi Agustina (Kelompok 4)

Apakah ada kelompok / komunitas dikampus yang mendukung nilai iffah


dan bagaimana pribadi Seseorang dapat terlibat dalam hal tersebut?

Jawaban:

Di kampus-kampus, terdapat berbagai kelompok atau komunitas yang mendukung


nilai iffah dan mendorong anggotanya untuk menjalani kehidupan yang sesuai
dengan nilai-nilai agama. Contohnya adalah kelompok-kelompok seperti
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),
atau kelompok-kelompok keagamaan lainnya.

Untuk terlibat dalam kelompok atau komunitas yang mendukung nilai iffah di
kampus, seseorang dapat melakukan langkah-langkah berikut:

1. Cari informasi: Cari tahu tentang kelompok atau komunitas yang ada di kampus
yang memiliki fokus pada nilai iffah. Anda dapat mencari informasi melalui
pengumuman kampus, media sosial, atau bertanya kepada senior atau teman
yang sudah terlibat dalam kelompok tersebut.

2. Ikuti kegiatan: Hadiri kegiatan atau acara yang diadakan oleh kelompok atau
komunitas tersebut. Misalnya, diskusi, seminar, atau kegiatan sosial yang
berhubungan dengan nilai iffah.

3. Bergabung: Jika tertarik dan merasa cocok, bergabunglah dengan kelompok


atau komunitas tersebut. Biasanya, kelompok-kelompok ini memiliki proses
pendaftaran atau mekanisme bergabung yang perlu diikuti.

2. Pardi (Kelompok 5)
15

Bagaimana kita dapat mengidentifikasi sifat saja'ah dalam diri kita. Serta
bagaimana mengatasi Perasaan Sombong dan ego yang mungkin
menghambat Pengembangan Sifat Saja'ah?

Jawaban:

Untuk mengidentifikasi sifat saja'ah dalam diri, Anda dapat melakukan introspeksi
diri dengan memperhatikan tindakan, pikiran, dan reaksi Anda terhadap situasi
tertentu. Sifat saja'ah dapat termanifestasi dalam sikap rendah hati, kesediaan
untuk belajar, dan kemauan untuk mengakui kesalahan.

Untuk mengatasi perasaan sombong dan ego yang dapat menghambat


pengembangan sifat saja'ah, pertimbangkan langkah-langkah berikut.

1.Introspeksi Diri: Evaluasi perilaku dan pemikiran Anda secara jujur. Tinjau
tindakan atau pikiran yang mungkin mencerminkan sifat sombong.

2.Bersyukur: Ingatkan diri Anda tentang berkat dan bakat yang dimiliki, serta
bahwa semua nikmat berasal dari Allah. Ini dapat membantu mengurangi
perasaan sombong.

3.Belajar dari Pengalaman: Terima setiap pengalaman sebagai pelajaran, baik itu
positif maupun negatif. Pahami bahwa tidak ada yang sempurna, dan setiap
kesalahan adalah peluang untuk tumbuh.

3. Elvina Rossa (Kelompok 7)

Jelaskan kaitan antara Sikap Syaja'ah dengan kejujuran dalam kehidupan


Sehari-hari Serta Sebutkan beberapa Faktor yang dapat menumbuhkan
Sifat Syaja'ah!

Jawaban:
16

Sikap syaja'ah adalah sikap jujur dan tulus dalam berperilaku dan berbicara.
Kejujuran adalah salah satu aspek penting dari sikap syaja'ah. Kedua hal ini saling
terkait dalam kehidupan sehari-hari karena kejujuran adalah salah satu faktor
utama yang dapat menumbuhkan sikap syaja'ah.

1. Kesadaran diri: Menjadi sadar akan pentingnya kejujuran dan memiliki niat yang
tulus untuk menjadi orang yang jujur dalam segala hal.

2. Nilai-nilai agama: Agama mengajarkan pentingnya kejujuran dan sikap syaja'ah


dalam berinteraksi dengan sesama manusia.

3. Lingkungan yang mendukung: Lingkungan yang mendorong dan menghargai


kejujuran akan membantu seseorang untuk menjadi lebih jujur dan memiliki sikap
syaja'ah.

4. Pendidikan: Pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai kejujuran dan


mengembangkan sikap syaja'ah dapat membantu menumbuhkan sikap tersebut
pada individu.

5. Kesadaran akan konsekuensi: Menyadari bahwa kejujuran memiliki konsekuensi


positif dalam kehidupan, seperti membangun kepercayaan dan hubungan yang
baik dengan orang lain

4. Kamal Karazi (Kelompok 8)

Apa yang akan terjadi jika sifat iffah ini telah hilang (tidak tertanam lagi
dalam diri seseorang) dan bagaimana Cara untuk mengatasinya?

Jawaban:

Sifat iffah adalah sifat kesucian, kehormatan, dan menjaga diri dari perbuatan
yang tidak baik. Jika sifat iffah telah hilang atau tidak tertanam lagi dalam diri
seseorang, maka individu tersebut mungkin rentan terhadap perilaku yang tidak
bermoral, tidak menjaga diri, dan tidak menghormati diri sendiri.Untuk mengatasi
kehilangan sifat iffah, berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
17

1. Refleksi diri: Melakukan introspeksi dan merenungkan mengapa sifat iffah telah
hilang. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dan mencari solusi
untuk mengatasi masalah tersebut.

2. Pendidikan dan kesadaran: Meningkatkan pengetahuan tentang nilai- nilai


moral dan etika yang penting dalam menjaga sifat iffah. Mengikuti pelatihan atau
kursus yang berkaitan dengan moralitas dan etika.

3. Lingkungan yang positif: Menciptakan lingkungan yang mendukung dan


mendorong sifat iffah. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki nilai-nilai moral
yang kuat dan menghindari lingkungan yang dapat merusak sifat iffah.

4. Memperkuat iman dan spiritualitas: Meningkatkan hubungan dengan Tuhan


dan memperdalam pemahaman tentang ajaran agama. Hal ini dapat membantu
seseorang untuk memperkuat sifat iffah dalam dirinya.

5. Membangun disiplin diri: Mengembangkan kebiasaan yang baik dan


menghindari godaan yang dapat merusak sifat iffah. Melakukan kontrol diri dan
mengatur perilaku agar sesuai dengan nilai-nilai moral yang diinginkan.

5. Miftahul Huda - Kelompok 9.

Jelaskan Akhlak terhadap lingkungan ! dan berikan Contohnya

Jawaban:

Akhlak terhadap lingkungan mencakup perilaku dan sikap yang bertanggung jawab
terhadap alam sekitar. Contohnya adalah membuang sampah pada tempatnya,
mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan mendukung praktik ramah
lingkungan seperti daur ulang. Memberikan perlindungan terhadap flora dan
fauna serta menjaga kelestarian sumber daya alam juga merupakan bagian dari
akhlak terhadap lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai