Anda di halaman 1dari 8

Disusun oleh:

Fakhru rozi asalitsi


Nim: 13.02.079
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN PERSATUAN ISLAM GARUT 2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


Manusia adalah Makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainya.Agar
Manusia dipandang baik oleh Allah maka manusia harus berakhlak baik, baik kepada Allah
maupun kepada sesama Manusia.Akhlak terpuji itu seperti Sabar,Jujur,Amanah,dan Adil. Allah
Memerintahkan kepada Umatnya untuk  bersabar,bersifat jujur,bersifatAmanah dan berlaku adil
dalam menjalankan kehidupan ini.
Sifat jujur merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia tidak
akan baik, dan agama juga tidak bisa tegak di atas kebohongan, khianat serta perbuatan
curang.Jujur dan mempercayai kejujuran, merupakan ikatan yang kuat antara para rasul dan
orang-orang yang beriman dengan mereka.
Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun
sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i,
amanah bermakna.Amanah merupakan salah satu mandat atau tanggung jawab yang dititipkan
kepada seseorang untuk menjalaninya dengan rasa tanggung jawab. amanah tidak melulu
menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah.
Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah
amanah. Apapun  yang diberikan Allah Swt adalah amanah yang akan menjadi beban diakhirat
nanti.
Oleh sebab itulah maka sifat Sabar,jujur,Amanah dan Adil sangat penting dalam
kehidupan ini,Dengan sebab itulah maka penulis dalam makalah ini akan membahas tentang sifat
Sabar,jujur,Amanah dan Adil.
B.       Perumusan Masalah
Dalam Penulisan Makalah ini akan dirumuskan beberapa Masalah,yaitu:
1.  Sifat Sabar
2. Sifat Jujur
3. Sifat Amanah
4. Sifat Adil
BAB II
PEMBAHASAN

A.      SABAR
1.    Pengertian Sabar
Sabar secara Etimologi Sabar (Ash-shabar) berarti menahan dan mengekang (Al-Habs
Wa Al-Kuf). Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak di
sukai karena mengharap ridha Allah.Yang tidak di sukai itu tidak selamanya terdiri dari hal-hal
yang tidak di senangi seperti musibah kematian,sakit,kelaparan dan sebagainya, tapi juga nisa
berupa hal-hal yang di senangi. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang diri dari
memperturutkan hawa nafsu. Dalam ensiklopedi islam dijelaskan bahwa yang di maksud sabar
ialah menahan diri dalam menanggung suatu penderitaa,baik dalam menemukan sesuatu yan
tidak di ingini ataupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi.imam Al-ghazali
mengatakan bahwa sabar adalah suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang
tumbuhnya atas dorongan ajaran islam.
2.      Macam – Macam Sabar
Menurut Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya Ash-Shabrfi Al-Qur’an,sabar dapat di bagi
menjadi enam macam:
a.  Sabar menerima cobaan hidup
b.  Sabar dari Keinginan Hawa Nafsu
c.  Sabar Dalam Taat Kepada Allah SWT
d.  Sabar Dalam Berdakwah
e.  Sabar Dalam Perang
f.  Sabar Dalam Pergaulan
3.  Keutamaan Sabar
Sifat sabar dalam Islam menempati posisi yang istimewa.Al-Qur’an mengaitkan sifat
sabar dengan bermacam-macam sifat mulia lainnya. Antara lain di kaitkan dengan keyakinan,
syukur, tawakkal, dan taqwa.mengaitkan satu sifat dengan banyak sifat mulia lainnya
menunjukkan betapa istimewanya sifat itu.Karena sabar merupakan sifat mulia yang istimewa,
tentu dengan sendirinya orang-orang yang sabar juga menempati posisi yang istimewa. Sifat
sabar memang sangat di butuhkan sekali unyuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Seorang
mahasiswa tidak akan berhasil mencapai gelar kesarjanaan tanpa sifat sabar dalam belajar.

3.      Dalil-dalil Sabar dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits


a.       Sabar merupakan perintah Allah SWT
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."( Qs.Al-Baqarah:153 )
b.      Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar

"Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar”.(Qs.Ali Imran:146)


c.       Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar

"Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang
sabar."( Qs.AL-Anfal:46 )
d.      Sabar dalam menghadapi Musibah

“Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah atas Musibah yang menimpamu”.(HR.Bukhari)


e.       Sabar dalam kerasnya kehidupan dan himpitan ekonomi

“Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan
menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat “. (HR. Turmudzi)
4.      Kiat Kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Kiat-kiat tersebut adalah sebagai berikut:
a.  Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT
b.  Memperbanyak tilawah al-Qur'an
c.  Memperbanyak puasa sunnah
d.  Mujahadatun Nafs ( Menahan Diri )
e.  Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia.
f.  Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi

B.       JUJUR
1.      Pengertian Jujur
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Ada pula yang
berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan
demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu
berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak, maka
dikatakan dusta.
2.      Urgensi Sifat Jujur dan kedudukanya dalam Islam
Kejujuran dapat mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan kepada
surga. Seseorang yang biasa berlaku jujur maka ia disebut shiddiq (orang yang senantiasa jujur).
Sedangkan dusta mengantarkan kepada perilaku menyimpang (dzalim) dan perilaku
menyimpang mengantarkan kepada neraka. Sesungguhnya orang yang biasa berlaku dusta, maka
ia akan mendapat gelas pendusta. Oleh karena itu, jujur memiliki peranan penting dalam
kehidupan seseorang baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Kejujuran
merupakan kunci sukses dalam segala hal termasuk dalam bekerja.
Orang yang jujur akan mendapatkan amanah baik berupa harta, hak-hak dan juga rahasia-
rahasia. Kalau kemudian melakukan kesalahan atau kekeliruan, kejujurannya -dengan izin Allah-
akan dapat menyelamatkannya. Sementara pendusta, sebiji sawipun tidak akan dipercaya.
Jikapun terkadang diharapkan kejujurannya itupun tidak mendatangkan ketenangan dan
kepercayaan.
3.      Bentuk-bentuk Kejujuran
a.       Kejujuran lisan (Shidqu Al - Lisan)
Kejujuran lisan yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realita yang terjadi, kecuali
untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at seperti dalam kondisi perang, mendamaikan
dua orang yang bersengketa atau menyenangkan istri, dan semisalnya.
b.      Kejujuran niat dan kemauan (Shidqu An Niyyah Wa Al -Iradah)
Kejujuran niat dan kemauan adalah motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang
dalam semua kondisi adalah dalam rangka menunaikan hukum Allah Ta’ala dan ingin mencapai
ridhaNya.
c.       Kejujuran tekad dan amal Perbuatan
Jujur dalam tekad dan amal berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang
diridhai oleh Allah Swt.
4.      Keutma-keutamaan Sifat Jujur
a.       Menentramkan hati
 Rasulullah SAW bersabda:
“Jujur itu merupakan ketentraman hati”.(HR.Muslim)
b.      Membawa berkah
Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
“Dua orang yang jual beli itu boleh pilih-pilih selama belum berpisah. Jika dua-duanya jujur
dan terus terang, mereka akan diberkahi dalam jual belinya. Dan jika dua-duanya bohong dan
menyembunyikan, hilanglah berkah jual beli mereka”.(HR.Bukhari)
c.       Meraih kedudukan yang syahid
d.      Mendapat keselamatan
e.       Dipercaya orang
f.       Tidak akan banyak mendapat masalah
g.      Mudah untuk mendapatkan kepercayaan lagi dari berbagai kalangan
C.      AMANAH
1.      Pengertian Amanah
Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun
sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i,
amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang
terkandung dalam firman Allah SWT:

 “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada


pemiliknya.” (QsAn-Nisa.: 58)
2.      Dalil-dalil Sifat Amanah
a.       Surat An-Nisa ayat 58

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada


pemiliknya.” (QsAn-Nisa.: 58)
b.      HR.Ahmad
“Ada 4 perkara yang jika semuanya ada pada dirimu maka tidak berbahaya bagimu apa yang
terlepas darimu dalam dunia: Benar ketika berbicara, menjaga amanah, sempurna dalam
akhlaq, menjaga diri dari meminta.” (HR Ahmad)

3.      Jenis-Jenis Amanah
a.       Amanah Fithrah
Yaitu amanah yang diberikan oleh Sang Pencipta SWT sejak manusia dalam rahim
ibunya, bahkan jauh sejak dimasa alam azali, yaitu mengakui bahwa Allah SWT sebagai
Pencipta, Pemelihara dan Pembimbing.
b.      Amanah Syari’ah/Din
Yaitu untuk tunduk patuh pada aturan Allah SWT dalam memenuhi perintahnya dan
menjauhi laranganya.
c.       Amanah Hukum/Keadilan
Yaitu Amanah untuk menegakkan hukum  Allah SWT secara adil baik dalam kehidupan
pribadi, masyarakat maupun bernegara.
d.      Amanah Ekonomi
Yaitu bermu’amalah dan menegakkan sistem ekonomi yang sesuai dengan aturan syariat
Islam, dan menggantikan ekonomi yang bertentangan dengan syariat serta memperbaiki kurang
sesuai dengan syariat.
e.       Amanah Sosial
Yaitu bergaul dengan menegakkan sistem kemasyarakatan yang Islami, jauh dari tradisi
yang bertentangan dengan nilai Islam, menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar, menepati janji
serta saling menasihati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih saying.
D.      ADIL
1.    Pengertian Adil
Menurut bahasa, adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya dan tidak berat
sebelah.
                             Secara umum, adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban dalam segala aspek

kehidupan baik social, budaya, ekonomi, suku, ras, golongan di dalam lingkup keluarga maupun
masyarakat secara seimbang, tidak memihak dan tidak merugikan pihak manapun.
2.    Salil-dalil Adil
a.       Surat Ali Imran ayat 8

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.”(Qs. Ali Imran ayat 8)
b.      HR.Muslim
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil di sisi Allah pada hari Qiamat”.(HR.Muslim)
3.     Contoh-contoh Perilaku Adil
a.         Bertindak bijaksana dalam memutuskan antara orang orang yang berselisih.
b.         Tidak mengurangi timbangan dan takaran.
c.         Bekerja secara optimal untuk mengatur berjalannya tata kelola pemerintahan yang baik,
sehingga semua rakyat mendapat keadilan dan tidak dikurangi haknya.
d.        Belajar secara maksimal dan sungguh-sungguh agar semua potensi yang telah diciptakan oleh
Allah dalam diri kita dapat berkembang dengan baik
e.         Tolong-menolong dan bekerjasama dalam kebaikan.
4.    Cara untuk membiasakan diri berperilaku Adil dalam kehidupan sehari-hari
a.       Menyadari pentingnya keadilan dalam kehidupan manusia, baik yang menyangkut konsep
keteraturan dan keseimbangan alam semesta maupun yang berkaitan langsung dengan
kemasalahatan kehidupan manusia.
b.      Memahami nilai-nilai positif yang terkandung dalam prinsip keadilan
c.       Berusaha mempraktikan perilaku keadilan untuk diri sendiri
d.      Berusaha mempraktikan keadilan kepada orang lain
BAB III
  PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Sabar secara Etimologi Sabar (Ash-shabar) berarti menahan dan mengekang (Al-Habs
Wa Al-Kuf). Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak di
sukai karena mengharap ridha Allah.
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Ada pula yang
berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan
demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu
berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak, maka
dikatakan dusta.
Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun
sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i,
amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan.
Menurut bahasa, adil adalah meletakan sesuatu pada tempatnya dan tidak berat
sebelah.Secara umum, adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban dalam segala aspek
kehidupan baik social, budaya, ekonomi, suku, ras, golongan di dalam lingkup keluarga maupun
masyarakat secara seimbang, tidak memihak dan tidak merugikan pihak manapun.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Tabrani, A. Rusyan. Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta: Inti Media Cipta Nusantara. 2006


2.      Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin.Meneladani Akhlak Nabi Membangun
Kepribadian        Muslim. Bandung: Rosdakarya. 2006
3.      Nasution, Lahmudin. Akhlak Mahmudah Kepada Diri Sendiri. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Cet. 1. 2004
4.      Ritonga, A. Rahman.Berbuat baik kepada Diri Sendiri. Surabaya: Amalia. 2005
http://kurniawaalex.blogspot.co.id/2014/10/sabarjujuramanahadil.html

Anda mungkin juga menyukai