Anda di halaman 1dari 10

Makalah Agama

"Memiliki Sikap Keberanian dan Kejujuran"

DISUSUN
OLEH :

KELOMPOK 2

-Fasah Salsa Bella


-Lisa Armila Putri
-Lilis Handayani
-Ibnu Zubair
-Jakbar
-Fauzi

KELAS Xl IPS 4

SMA NEGERI 1 BANTAENG


TAHUN 2022
A. Pengertian Syaja'ah

1. Memahami makna Syaja'ah

Secara bahasa kata syaja'ah ( ‫ )شجاعة‬berasal dari bahasa Arab berarti berani atau
keberanian. Adapun secara istilah, syaja'ah adalah memiliki keteguhan hati dan
kekuatan pendirian untuk membela serta mempertahankan kebenaran secara
bijaksana dan terpuji dengan niatan ikhlas mengharapkan keridaan dari Allah Swt...
Sikap syaja'ah merupakan salah satu ciri yang dimiliki oleh orang yang istiqamah di
jalan Allah Swt.. Jadi, orang yang istiqamah akan senantiasa berani dalam
menyampaikan kebenaran, sebab yakin berada di jalan yang benar dan dekat
dengan pertolongan Allah Swt.. Muslim yang memiliki sikap syaja'ah adalah
seseorang yang dapat bersabar terhadap sesuatu jika dalam jiwanya ada keberanian
menerima musibah atau keberanian dalam mengerjakan sesuatu. Sebaliknya,

pada diri seorang pengecut sukar didapatkan sikap sabar dan berani. Selain itu
syaja'ah bukanlah semata-mata berani berkelahi di pertempuran, melainkan suatu
sikap mental seseorang yang dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut
semestinya. Sebagaimana terkandung dalam firman Allah Swt. sebagai berikut.

‫لقد خلقنا اإلنسين في كبد‬

Artinya:

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (Q.S.
al-Balad [90]: 4) Ayat di atas menjelaskan bahwa semua orang pasti pernah
merasakan perasaan sedih, takut, merasa hidup dengan diliputi beban yang berat.
Setiap ujian yang kita coba lalui terasa begitu susah, berat, dan menyesakkan dada.
Oleh karena itu, manusia memerlukan sikap syaja'ah dalam dirinya agar senantiasa
berani dalam menghadapi segala kesulitan yang ada. Dalam ayat lain Allah Swt
menjelaskannya sebagai berikut..

‫وال تهنوا وال تحزنوا وأنتم األعلون إن كنتم مؤمنين‬


Artinya:

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman," (Q.S. Ali Imran [3]: 139)
2. Hikmah Syaja'ah

Dalam ajaran agama Islam sifat syaja'ah sangat dianjurkan untuk dimiliki setiap
muslim, sebab sifat syaja'ah ini dapat mendatangkan berbagai hikmah dan
kebaikan. Adapun hikmah syaja'ah sebagai berikut.

a. Memiliki daya tahan yang besar untuk menghadapi kesulitan.

b. Berterus terang dalam kebenaran.

c. Mampu menyimpan rahasia, bekerja dengan baik, cermat, dan penuh


perhitungan.

d. Berani mengakui kesalahan. Sebaliknya, orang yang memiliki sifat pengecut yang
tidak mau mengakui kesalahan akan mencari-cari kambing hitam. Orang yang
memiliki sifat syaja'ah berani mengakui kesalahan, mau meminta maaf, bersedia
mengoreksi kesalahan, dan bertanggung jawab.

e. Menahan nafsu di saat marah, seseorang dikatakan berani bila ia tetap mampu
mujahadah lin-nafs artinya melawan nafsu dan amarah.
Perlu diperhatikan, apabila seorang terlalu dominan keberaniannya dan tidak
dikontrol dengan kecerdasan dan keikhlasan akan dapat memunculkan sifat
ceroboh, takabur meremehkan orang lain, dan ujub. Sebaliknya jika seorang
mukmin kurang syaja'ah, maka akan dapat memunculkan sifat rendah diri, cemas,
kecewa, kecil hati dan sebagainya.

2. Hikmah Syaja'ah
Dalam ajaran agama Islam sifat syaja'ah sangat dianjurkan untuk dimiliki setiap
muslim, sebab sifat syaja'ah ini dapat mendatangkan berbagai hikmah dan
kebaikan. Adapun hikmah syaja'ah sebagai berikut.

a. Memiliki daya tahan yang besar untuk menghadapi kesulitan.

b. Berterus terang dalam kebenaran.

c. Mampu menyimpan rahasia, bekerja dengan baik, cermat, dan penuh


perhitungan.

d. Berani mengakui kesalahan. Sebaliknya, orang yang memiliki sifat pengecut yang
tidak mau mengakui kesalahan akan mencari-cari kambing hitam. Orang yang
memiliki sifat syaja'ah berani mengakui kesalahan, mau meminta maaf, bersedia
mengoreksi kesalahan, dan bertanggung jawab.

e. Menahan nafsu di saat marah, seseorang dikatakan berani bila ia tetap mampu
mujahadah lin-nafs artinya melawan nafsu dan amarah.
Perlu diperhatikan, apabila seorang terlalu dominan keberaniannya dan tidak
dikontrol dengan kecerdasan dan keikhlasan akan dapat memunculkan sifat
ceroboh, takabur meremehkan orang lain, dan ujub. Sebaliknya jika seorang
mukmin kurang syaja'ah, maka akan dapat memunculkan sifat rendah diri, cemas,
kecewa, kecil hati dan sebagainya
Kandungan ayat tersebut menjelaskan tentang larangan bagi seorang muslim
memiliki sikap lemah serta perintah untuk memiliki sikap berani. Salah satu alasan
manusia harus berani karena manusia merupakan makhluk yang paling sempuma
dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lainnya dan memiliki kedudukan tinggi
jika beriman kepada Allah Swt. Sementara orang yang beriman kepada Allah Swt.
tidak memiliki rasa takut terhadap selain Allah Swt..

Umat Islam sebagai orang yang beriman kepada Allah Swt harus berani
mengungkapkan kebenaran, berani melaporkan tindak kecurangan (seperti suap,
korupsi, penggelapan pajak dan sebagainya) yang ada di lingkungannya meskipun
pelakunya memiliki kedudukan yang tinggi dalam kehidupan masyarakat. Selain itu,
umat Islam juga harus berani berlaku jujur atau mengatakan kebenaran ketika
menjadi saksi dalam sebuah tindak kejahatan. Jangan sampai umat Islam justru
menjadi pendukung, bahkan pelindung bagi orang-orang yang melakukan tindak
kejahatan atau menjadi saksi palsu dalam persidangannya. Hal tersebut sesuai
dengan firman Allah Swt. dalam ayat berikut.

‫ فاستقم كما أمرت ومن تاب معك وال تطفوا إنه بما تعملون بصير‬.

Artinya:

"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu
dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Hud [11]:
112)

Ayat ini memerintahkan orang yang beriman agar beristiqamah menetap di jalan
kebenaran karena Allah Swt. selalu mengetahui apapun yang makhluk-Nya
kerjakan. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan sikap
syaja'ah sebagai berikut.

a. Beriman kepada yang gaib, yaitu meyakini bahwa Allah Swt. benar-benar ada dan
akan memberikan pertolongan kepada hamba-Nya yang benar.

b. Menaklukkan rasa takut, yaitu rasa takut atas risiko yang akan terjadi jika berkata
benar atau menyampaikan kebenaran dengan menghadirkan rasa takut kepada
Allah Swt. jika menyampaikan sesuatu yang tidak benar atau membiarkan
kecurangan.

c. Mewariskan hal yang terbaik, yaitu mempertimbangkan keadaan generasi


berikutnya jika pada hari ini menutupi kebenaran atau mendukung kecurangan.

2. Keutamaan Perilaku Jujur

Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya karena akan
sangat berdosa bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan perkataannya
dengar perbuatan. Kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan
lawannya, dusta merupakan sifat orang yang munafik. Sebagaimana dijelaskan
dalam hadis Rasulullah saw. berikut ini.

‫ذب وإذا وعد أخلف وإذا‬//‫دث ك‬//‫افق ثالث إذا ح‬//‫ آية المن‬:‫ال‬//‫لم ق‬//‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وس‬
)‫ (رواه البخاري ومسلم‬.‫لمن خان‬

Artinya:

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad saw bersabda: "Tanda orang munafik
itu ada tiga, yaitu: Apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan
apabila dipercaya khianat." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridaan


Allah Swt.. Sedangkan kebohongan adalah kejahatan yang mendorong seseorang
berbuat kemungkaran dan menjerumuskannya ke jurang neraka. Kejujuran berbuah
kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur membuat
hati kita tenang, sedangkan berbohong membat hati jadi was-was.

B. Sikap Jujur

1. Memahami Makna Kejujuran

Secara etimologi kata jujur berasal dari bahasa Arab yang artinya benar, sesuai
kenyataan, atau membenarkan. Adapun secara terminologi jujur mempunyai yang
artinya makna kesesuaian antara ucapan dan perbuatan, kesesuaian antara
Informasi dan kenyataan ketegasan dan kemantapan hati, dan sesuatu yang baik
yang tidak dicampuri kedustaan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata jujur berarti lurus
hat tidak berbohong, berkata apa adanya, tidak curang, dan mengikuti aturan yang
berlaku. Oleh sebab itu, seorang yang terkenal selalu berkata benar akan digelar as-
Siddiq sebagaimana sahabat Abu Bakar yang juga merupakan Khulafaurrasyidin
pertama.

Sebaliknya, apabila mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, itulah
yang dinamakan bohong atau dusta, dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, muncul fenomena hoaks yang banyak
beredar di media sosial maupun media informasi lainnya. Hoaks adalah informasi
palsu yang sesungguhnya tidak benar, namun dibuat seolah-olah benar adanya.
Orang yang dengan sengaja berkata dusta dengan menebar hoaks akan
mendapatkan dosa yang besar dan termasuk dalam golongan orang munafik

Selain dalil dari ayat Al-Qur'an di atas, dalam hadis juga disebutkan sebagai berikut.
‫عليكم بالصدق فإن الصدق يهدي إلى أكبر وإن المر يهدي إلى الجـنة وما يزال‬
‫ وإياكم والكذب فإن الكذب يهدي إلى المحور وإن المحور يهدي‬،ً‫الرجل يصدق ويتحرى الصدق حتى يكتب عند هللا صديقا‬
‫إلى النار وما يزال الرجل يكذب‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫ويتحرى الكذب حتى يكتب عند هللا كذابا‬

Artinya:

"Wajib atas kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan
(pelakunya) kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada surga.
Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia ditulis di sisi
Allah sebagai orang yang sangat jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat dusta, karena
sesungguhnya dusta itu menunjukkan pelakunya kepada keburukan, dan keburukan
itu menunjukkan kepada api neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha
untuk selalu berdusta sehingga la ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta."
(H.R. Muslim)

Berikut beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari hadis tersebut.

a. Jujur dalam setiap perkataan dan perbuatan termasuk akhlak terpuji yang dicintai
dan diridai Allah Swt. dan manusia.

b. Hukum jujur adalah wajib bagi setiap individu muslim dan muslimah.

c. Orang mukmin yang jujur ialah orang yang perkataannya sesuai dengan
perbuatan dan isi hatinya.

d. Jujur termasuk sebaik-baik sebab yang mengantarkan seorang hamba ke dalam


surga, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. dalam hadis sahih di atas.
e. Orang yang jujur termasuk orang yang diberi nikmat oleh Allah dan akan
dikumpulkan bersama para nabi, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang
saleh di dalam surga

3. Dalil tentang Perilaku Jujur

Allah dan Rasul-Nya memerintahkan perilaku jujur dalam beberapa dalil karena
begitu pentingnya kejujuran dalam kehidupan. Sebagaimana dalam firman Allah
berikut.

‫يأيها الذين ءامنوا اتقوا هللا وكونوا مع الصديقين‬

Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar." (QS. at-Taubah [9]: 119)

Dalam ayat ini, Allah Swt. menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan
kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya agar mereka tetap
dalam ketakwaan serta mengharapkan rida-Nya, dengan cara menunaikan segala
kewajiban yang telah ditetapkan-Nya dan menjauhi segala larangan yang telah
ditentukan-Nya, dan hendaklah senantiasa bersama orang-orang yang benar dan
jujur.

4. Macam-Macam Kejujuran

a. Jujur dalam Niat dan Kehendak

Jujur dalam niat dan adalah melakukan segala sesuatu dilandasi motivasi yang
hanya mengharap rida Allah Swt.. Suatu perbuatan di hadapan Allah dinilai dari apa
yang diniatkannya. Dalam sebuah hadis dijelaskan sebagai berikut.

)‫ (متفق عليه‬.‫ إنما األعمال بالنية وإنما لكال امرئ ما نوى‬:‫أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
Artinya: "Dari Umar ra., bahwa Rasulullah saw bersabda, amal itu tergantung
niatnya, dan

seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya." (H.R. Mutaffaqun 'alaih) Sebelum


orang mukmin bertindak harus menimbang-nimbang dan menilai apakah sesuatu
yang akan dilakukan itu akan mendatangkan manfaat atau sebaliknya. Kadang
sesuatu yang benar itu belum tentu bermanfaat dalam masyarakat, demikian juga
sesuatu yang bermanfaat juga belum tentu benar. Oleh karena itu, pertimbangan
antara kebenaran dan kemanfaatan atas segala sesuatu harus dikedepankan.

b. Jujur dalam Ucapan

Orang yang berkata jujur akan mudah dipercaya oleh orang lain. Orang lain pun
merasa tenang ketika bersamanya. Sebaliknya orang yang berdusta akan secara
otomatis dijauhi dan dimusuhi oleh masyarakat. Jujur dalam perkataan ibarat teko
yang barisi. Jika teko itu kopi, maka yang keluar juga kopi dan jika teko itu berisi
susu, maka yang keluar juga susu. Begitu juga dengan manusia, dengan perkataan
orang akan bisa menilai hat orang lain.

c. Jujur dalam Perbuatan

Ucapan harus sesuai dengan amal perbuatan, itulah makna dari jujur dalam
perbuatan. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah
sehingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan
ini juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diridal oleh Allah
Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas.

5. Hikmah Perilaku Jujur

Seorang muslim harus menerapkan dan menghiasi dirinya dengan perilaku jujur di
mana pun dan kapan pun. Artinya setiap perkataan yang keluar darinya berdasarkan
kebenaran dan setiap memberi informasi sesuai dengan apa yang benar-benar
terjadi. Adapun hikmah yang akan didapat dari penerapan sikap jujur sebagai
berikut:
a. mendapat kepercayaan dari orang lain
b. mendapat banyak teman
c. merasakan ketentraman hidup karena tidak dibayang-bayangi rasa salah kepada
orang lain
d. mendapat keberkahan hidup dari Allah Swt
e. merupakan amalan yang dapat mengantarkan ke surga.

Anda mungkin juga menyukai