Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BERANI MEMBELA KEBENARAN ( SYAJA’AH )

Disusun oleh:
Alya Nazela
Anida Alviana
Davina Aya Nashwa Pasaribu
Carissa Putri
Erina Astriningtyas
Zahra Nur Ira

SMAN 13 DEPOK
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, yang karena atas limpahan
rahmat dan anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Guru Mata Pelajaran yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis, terutama terkait penulisan makalah
ini. Penulis menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan guna
penyempurnaannya di masa mendatang.Akhir kata semoga makalah ini
dapat menambah ilmu pengetahuan dan kemampuankita dalam bidang Ilmu
Agama Islam sebagaimana yang kita semua harapkan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Allah Swt. memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar tidak
menjadi penakut dan pengecut. Karena rasa takut dan pengecut akan membawa kega
galan dan kekalahan. Keberanian adalah tuntutan keimanan. Iman pada Allah Swt.
mengajarkan kita menjadi orang-orang yang berani menghadapi beragam tantangan
dalam hidup ini. Tantangan utama yang kita hadapi adalah memperjuangkan
kebenaran, meskipun harus menghadapi berbagai rintangan. Rasulullah saw. Islam
tidak menyukai orang yang lemah/penakut. Orang yang lemah/penakut biasanya
tidak berani untuk mempertahankan hidup sehingga gampang putus asa. Ketakutan
itu diantaranya karena takut dikucilkan dari lingkungannya. Takut karena berlainan
sikap dengan banyak orang atau takut untuk membela sebuah kebenaran dan
keadilan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pegertian syaja’ah?
2. Apa saja Jenis-jenis Syaja’ah?
3. Apa bentuk-bentuk syaja’ah?
4. Bagaimana penerapan syaja’ah dalam kehidupan?
5. Bagaimana dalil syaja’ah?
6. Apa keutamaan dan hikmah syaja’ah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang apa itu syaja’ah
2. Untuk mengetahui tentang Jenis-jenis Syaja’ah
3. Untuk mengetahui tentang bentuk-bentuk syaja’ah
4. Untuk mengetahui tentang penerapan syaja’ah dalam kehidupan
5. Untuk mengetahui tentang dalil syaja’ah
6. Untuk mengetahui tentang keutamaan dan hikmah syaja’ah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Syaja’ah


Menurut bahasa, pengertian syajaah dalam bahasa Arab memiliki arti berani atau
teguh. Pengertian Syajaah adalah sifat pertengahan antara Al–Jubn (Pengecut)
dan Tahawwur (Berani tanpa Perhitungan).
Adapun menurut istilah, pengertian syajaah ialah keteguhan hati dan kekuatan
pendirian untuk membela dan mempertahankan hal yang benar secara bijaksana dan
terpuji. Sikap syajaah menjadi salah satu ciri yang perlu dimiliki oleh orang
yang istiqomah di jalan Allah. Mereka akan berani menyampaikan kebenaran
walaupun itu pahit. Hal ini karena mereka yakin dengan pertolongan Allah.
Imam Syahid Hasan Al-Banna mendefinisikan pengertian syajaah sebagai
‘Azhimul Ihtimal yang artinya besarnya daya pikul dan daya tahan. Ia akan bersabar
ketika diberi ujian, dan ia akan bersyukur ketika ia diberi kenikmatan.

2.2 Jenis-jenis Syaja’ah


Syajaah terbagi kedalam 2 macam, antara lain:

(1) Syaja’ah Harbiyyah


Syaja’ah Harbiyyah adalah bentuk keberanian yang tampak secara langsung.
Misalnya keberanian kaum muslimin zaman dahulu untuk berjihad (perang)
demi membela agama.

(2) Syaja’ah Nafsiyyah


Syaja’ah Nafsiyyah adalah keberanian secara mental seseorang. Ia akan
berani dalam menghadapi bahaya dan penderitaan jika hal tersebut demi
menegakkan keadilan.

2.3 Bentuk-bentuk Syaja’ah


Dari kedua macam sifat syajaah diatas, syajaah dapat terimplementasikan
menjadi beberapa bentuk. Berikut diantaranya:

(1) Quwwatul Ihtimal (Daya Tahan Yang Besar)


Seseorang terbukti memiliki sifat syajaah ketika ia mampu bersabar dan siap
untuk menghadapi kesulitan, penderitaan, bahaya, ataupun yang lainnya ketika
berjuang di jalan Allah SWT.

(2) Ash-Sharahah Fil Haq (Terus Terang Dalam Kebenaran)


Berani untuk berterus terang dalam kebenaran menjadi salah satu
implementasi lainnya dari sifat syajaah (berani).
(3) Kitmanu As-Sirri (Memegang Rahasia)
Dalam memegang rahasia, tentunya butuh keberanian pada diri kita. Apalagi
informasi yang kita pegang tersebut terindikasi berbahaya jika ada kebocoran.
Dengan menjaga rahasia, seseorang juga menjaga amanah yang telah diberikan
oleh orang lain.

(4) Al-I’tirafu Bil Khatha’i (Mengakui Kesalahan)


Orang yang siap dan mau mengakui kesalahannya menjadi salah satu ciri
orang yang memiliki sifat syajaah (berani). Mengakui kesalahan memang tidak
mudah. Kita harus siap untuk dicaci, dimaki, dikucilkan ataupun hal lain yang
diakibatkan karena kesalahan yang pernah kita perbuat. Dibutuhkan keberanian
yang besar untuk mengakui kesalahan dan siap untuk menerima konsekuensi
atas kesalahan yang kita lakukan tersebut.

(5) Milku An-Nafsi ‘Inda Al-Ghadhabi (Menguasai Diri Saat Marah)


Salah satu ciri orang yang memiliki sifat syajaah adalah ketangguhan ia
dalam melawan hawa nafsu dan amarah. Meskipun dalam kondisi yang
emosional, ia masih dapat berpikir jernih.

2.4 Penerapan Syaja’ah dalam kehidupan


dapun contoh syaja'ah dalam kehidupan sehari-hari yang ada disekitar saya adalah
sebagai berikut :

(1) Mengakui kesalahan yang dilakukan, misal saya membuat kerusakan pada
jendela kelas. Maka saya mengakui hal tersebut.

(2) Melaporkan kepada pihak berwajib jika ada tindak pidana kriminal, misalkan:
Korupsi, terorisme dan juga penganiayaan.

(3) Menyampaikan kepada masyarakat untuk mau memabuang sampah pada


tempatnya.

(4) Mengingatkan teman di kelas untuk tidak ribut dikelas.

(5) Menegur teman yang berbuat vandalisme di kelas, lingkungan rumah dan juga
tempat lain.

(6) Menangkap copet yang ada didepan mata. Juga mau untuk bertindak ketika ada
kejahatan di lingkungan sekitar.

(7) Menegur teman yang melakukan perundungan di kelas. Atau melaporkan pada
guru terkait.

(8) Berpidato tentang kebaikan dan aplikasi kebenaran di lingkungan sekolah dan
lainnya.
2.5 Dalil Syaja’ah

2.6 Keutamaan dan hikmah Syaja’ah


Menurut Ibnu Miskawih, sifat Syaja’ah mengandung keutamaan-keutamaan
sebagai berikut:
(1) Tabah, yaitu tidak segera goyah pendirian, bahkan setiap pendirian keyakinan
dipegangnya dengan mantap.
(2) Keras Kemauan, yaitu bekerja sungguh-sungguh dan tidak berputus asa serta
tidakmudah dibelokkan dari tujuan yang diyakini.
(3) Ketahanan, yaitu tahan menderita akibat perbuatan dan keyakinannya.
(4) Tenang, yaitu berhati tenang, tidak selalu menuruti perasaan (emosi) dan tidak
mudah marah.
(5) Kebesaran, yaitu suka melakukan pekerjaan yang penting atau besar

Dalam ajaran agama Islam sifat syaja’ah ini sangat di anjurkan untuk di miliki
setiap muslim, sebab selain merupakan sifat terpuji juga dapat mendatangkan
berbagai kebaikan bagi kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.
Syaja’ah akan menimbulkan hikmah dalam bentuk sifat mulia, cepat,tanggap,
perkasa, memaafkan, tangguh, menahan amarah, tenang, mencintai. Akan tetapi
apabila seseorang terlalu dominan keberaniannya, apabila tidak dikontrol dengan
kecerdasan dan keikhlasan akan dapat memunculkan sifat ceroboh, takabur,
meremehkan orang lain, unggul-unggulan, dan ujub. Sebaliknya jika seorang
mukmin kurang syaja’ah, maka akan dapat memunculkan sifat rendah diri, cemas,
kecewa, kecil hati dan sebagainya
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
SYAJA’AH menurut makna Etimologi berarti “benar” atau “gagah”. Sedangkan
menurut istilah ialah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela dan
mempertahankan kebenaran secara jantan dan terpuji.
Jadi, Syaja’ah yaitu keberanian yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan
dengan penuh pertimbangan. Dan berani adalah Sikap dewasa dalam menghadapi
kesulitan atau bahaya ketika mengancam. Orang yang melihat kejahatan, dan
khawatir terkena dampaknya, kemudian menentang maka itulah pemberani. Orang
yang berbuat maksimal sesuai statusnya itulah pemberani 

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

Anda mungkin juga menyukai