XI IPS 1
KELOMPOK 2 :
TITIN
INDIRA GUFRANA ISMAIL
MUHAMMAD ARAFAH HAMSAH
MUHAMMAD MAULANA MONGGESANG
AHMAD AL FURQAN MANTOVANI
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin ada kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Syaja’ah adalah kemampuan dalam menundukkan jiwa supaya selalu tegar, teguh, dan tetap
bergerak maju meskipun dihadapkan dengan musuh, masalah hidup, ataupun musibah. Dengan
begitu, orang-orang yang memiliki jiwa syaja’ah akan selalu menggunakan akal sehatnya dalam
mengendalikan hawa nafsu supaya tidak bertindak seenaknya.
Lalu, salah satu sifat yang diajarkan oleh Islam adalah berani atau syaja’ah. Kata syaja’ah ini
juga mempunyai beberapa arti lain, seperti misalnya kekuatan, keberanian, kegagahan, tekun,
kekuatan hati, sabar, tenang, dan juga menguasai diri. Sedangkan secara terminologi, kata
syaja’ah adalah keteguhan hati dan juga keberanian tetap maju untuk menghadapi berbagai
masalah hidup, musuh, hingga musibah.
Islam sendiri memerintahkan kepada para umatnya agar tidak menjadi penakut atau pengecut.
Hal tersebut karena kedua hal tersebut bisa menyebabkan kegagalan dan juga kekalahan.
1. SYAJA’AH HARBIYAH
Syaja’ah harbiyah merupakan keberanian untuk melawan kemungkaran yang terlihat ataupun
tidak terlihat oleh mata atau keberanian dalam berperang di jalan Allah SWT. Misalnya saja,
keberanian dalam menghadapi musuh dalam peperangan untuk menegakkan Agama Allah.
Keberanian ini telah dijelaskan di dalam Al-Quran, tepatnya di Surat Al-Anfal/8:15-16. Allah
SWT berfirman, yang artinya:
“Wahai orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang akan
menyerangmu, maka janganlah kamu berbalik membelakangi mereka (mundur). Dan
barangsiapa mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak
menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sungguh, orang itu kembali dengan
membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya adalah neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat
kembali.”
2. SYAJA’AH NAFSIYAH
Sementara itu, syaja’ah nafsiyah merupakan keberanian dalam menegakkan kebenaran dan
juga menghadapi bahaya ataupun penderitaan. Misalnya saja, keberanian mengungkapkan hal-
hal yang benar, mengendalikan hawa nafsu marah, dan mengakui kesalahan. Islam sangat tidak
menyukai orang yang pengecut, lemah, dan juga penakut. Orang yang lemah ataupun penakut
umumnya tidak berani untuk mempertahankan hidup, sehingga sangat mudah putus asa.
Ketakutan tersebut di antaranya yaitu karena takut dikucilkan di dalam lingkungannya, takut
karena berlainan sikap dengan banyak orang, dan takut untuk membela sebuah kebenaran dan
juga keadilan.
Syaja’ah adalah keberanian yang berdasar pada kebenaran, dilakukan dengan penuh
pertimbangan serta perhitungan untuk mengharapkan ridha Allah SWT. Keberanian atau
syaja’ah adalah jalan untuk mewujudkan sebuah kemenangan dalam keimanan.
Tidak boleh ada kata gentar dan takut untuk Muslim ketika mengemban tugas jika ingin
meraih kemenangan. Semangat keimanan yang ada di dalam diri akan selalu menuntunmu agar
tidak takut dan gentar sedikitpun.
1. Quwwatul Ihtimal
Quwwatul ihtimal adalah daya tahan yang besar. Dimana seseorang terbukti mempunyai sifat
syaja’ah saat mereka mampu bersabar dan siap untuk menghadapi penderitaan, kesulitan,
bahaya, atau yang lainnya saat berjuang di jalan Allah SWT. Kisah perjuangan para nabi dan
juga para sahabatnya di Makkah menggambarkan hal tersebut.
Perhatikan bagaimana mereka terus bertahan meski dalam suasana tertekan. Sampai sebagian
dari mereka harus gugur syahid, seperti misalnya Tasi dan Sumayyah, sebagian lainnya
mengalami penyiksaan, misalnya saja Bilal dan Amr bin Yasir, dan sebagiannya lagi harus rela
berhijrah meninggalkan tanah kelahirannya menuju Habasyah atau Ethiopia demi
mempertahankan iman serta mengembangkan dakwah.
3. Kitmanu As-Sirri
Kitmanu As-Sirri artinya memegang rahasia. Dalam memegang sebuah rahasia, pastinya
memerlukan keberanian pada diri kita. Terlebih lagi, informasi yang kita pegang tersebut
terindikasi berbahaya apabila ada kebocoran. Dengan menjaga rahasia, maka seseorang juga
menjaga amanah yang sudah diberikan oleh orang lain.
Menjaga rahasia, terlebih dalam konteks perjuangan dan juga dakwah merupakan sesuatu yang
berat dan memiliki risiko tinggi. Terbongkarnya sebuah rahasia bisa berakibat sangat fatal. Oleh
sebab itu, kesiapan dalam memegang rahasia menjadi indikasi syaja’ah pada seorang muslim.
Di kalangan sahabat Nabi sendiri yang dipercaya memegang rahasia tidak banyak. Diantaranya
yaitu Hudzaifah Ibnul Yaman RA, yakni seorang sahabat Nabi yang dikenal dengan sebutan
Shahibus Sirri atau pemegang rahasia.
Rasulullah juga sudah mencontohkan hal tersebut dalam perang Badar, yakni dengan pasukan
300 orang yang berani menghadapi lawan dengan jumlah tiga kali lipas, yakni sekitar 1000 orang
dan ternyata Rasulullah bersama dengan para sahabatnya berhasil mencapai kemenangan.
“Jihad yang paling afdhal adalah memperjuangkan keadilan dihadapan penguasa yang zalim”.
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
3.1 KESIMPULAN
Islam tidak menyukai orang yang lemah/penakut. Orang yang lemah/penakut biasanya tidak
berani untuk mempertahankan hidup sehingga gampang putus asa. Ketakutan itu diantaranya
karena takut dikucilkan dari lingkungannya. Takut karena berlainan sikap dengan banyak orang
atau takut untuk membela sebuah kebenaran dan keadilan.
Keberanian dalam ajaran Islam disebut Syaja’ah. Syaja’ah menurut bahasa artinya berani.
Sedangkan menurut istilah syaja’ah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela
dan mempertahankan kebenaran secara jantan dan terpuji. Jadi syaja’ah dapat diartikan
keberanian yang berlandaskan ke benaran, dilakukan dengan penuh pertimbangan dan
perhitungan untuk mengharapkan keridaan Allah Swt.
Keberanian (syaja’ah) merupakan jalan untuk mewujudkan sebuah ke menangan dalam
keimanan. Tidak boleh ada kata gentar dan takut bagi muslim saat mengemban tugas bila ingin
meraih kegemilangan. Semangat keimanan akan selalu menuntun mereka untuk tidak takut dan
gentar sedikit pun. Allah Swt. berfirman:Pengertian Syajaah dan Pentingnya Syajaah dalam
Islam
Syajaah adalah benar atau gagah. Secara istilah syajaah adalah keteguhan hati kekuatan
pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara bijaksana dan terpuji. Jadi
syaja’ah adalah keberanian yang berlandaskan kebenaran dan di lakukan dengan penuh
pertimbangan.
3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih terdapat kekurangan baik bentuk maupun
isinya. Maka dari itu, kami menyarankan kepada pembaca agar memberi saran demi perbaikan
makalah selanjutnya. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan menambah ilmu pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/sifat-syajaah/:
https://www.smktarunabangsa.sch.id/artikel/detail/pengertian-syajaah-dan-pentingnya-syajaah-
dalam-pandangan-islam