Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SYAJA’AH

DISUSUN OLEH:
Nama : Mahpira PutriI Kania
Kelas : XI MIPA 3
Guru Pembimbing : Rian Saputra, S.Pd.I

SMA NEGERI 11 PALEMBANG


TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. yang memperkenankan
kita semua berada dalam rahmat-Nya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan
kepada junjungan kita semua, Muhammad saw. serta kepada seluruh umat Nya yang
selalu mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.
Penulisan Makalah dengan judul Syaja’ah ini alhamdulillah telah dapat
diselesaikan. Penulisan makalah ini dilaksanakan sebagai salah satu pemenuhan tugas
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain itu diharapkan dapat memacu kami
untuk selalu aktif, kreatif dalam menambah pengayaan mengenai berbagai hal yang
ada hubungannya dengan Mata Pelajaran yang kami pelajari.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini, terutama kepada Bapak guru Pendidikan Agama Islam yang
telah membimbing kami menyelesaikan penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran sangat kami nantikan untuk perubahan yang lebih baik.
Akhirnya hanya kepada Allah selamanya kita memanjatkan puji serta syukur
atas segala limpahan Karunia dan Hidayah-Nya, dengan disertai harapan semoga apa-
apa yang kita karyakan selama ini merupakan bagian dari amal ibadah untuk
mendapat Ridho-Nya.

Palembang, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

BAB II
ISI
A. Pengertian Syaja'ah
Menurut bahasa, pengertian syajaah dalam bahasa Arab memiliki arti berani
atau teguh. Pengertian Syajaah adalah sifat pertengahan antara Al–Jubn (Pengecut)
dan Tahawwur (Berani tanpa Perhitungan).

Menurut istilah, pengertian syajaah ialah keteguhan hati dan kekuatan pendirian


untuk membela dan mempertahankan hal yang benar secara bijaksana dan terpuji.
Sikap syajaah menjadi salah satu ciri yang perlu dimiliki oleh orang yang istiqomah di
jalan Allah. Mereka akan berani menyampaikan kebenaran walaupun itu pahit. Hal ini
karena mereka yakin dengan pertolongan Allah.

Imam Syahid Hasan Al-Banna mendefinisikan pengertian syajaah sebagai


‘Azhimul Ihtimal yang artinya besarnya daya pikul dan daya tahan. Ia akan bersabar
ketika diberi ujian, dan ia akan bersyukur ketika ia diberi kenikmatan.

B. Dalil Naqli tentang Syaja'ah


Dalil naqli adalah dalil yang dinukil (diambil/bersumber) dari Al-Quran dan Al-
Hadits (As-Sunnah). Banyak ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan untuk bersifat
Syaja'ah. Diantaranya adalah dalam QS. Ali Imran 3:139 :

َ ِ‫َواَل تَ ِهنُوا َواَل تَحْ َزنُوا َوأَ ْنتُ ُم اأْل َ ْعلَ ْو َن إِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمن‬
‫ين‬
Artinya:
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman." (QS. Ali Imran 3:139)

C. Tanda-tanda Orang yang Memiliki Sifat Syaja'ah


Beberapa bentuk Syaja'ah yang disebutkan oleh Al-Quran:

1. Syaja'ah (berani) menghadapi musuh dalam peperangan (jihad fi sabilillah)


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya telah
memberikan contoh syaja'ah dalam jihad fi sabilillah. Diantaranya keberanian yang
diperlihatkan ketika perang Badar. Dengan kekuatan 300 orang, mereka dengan ikhlas
dan gagah berani menghadapi kekuatan kafir Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat
(kurang lebih 1000 orang). Dengan izin Allah, kaum
muslimin memperoleh kemenangan gilang gemilang.
2. Syaja'ah (berani) menyatakan kebenaran (kalimatu al-Haq)
"Qulil haqqa walau kaana murran" (Katakanlah yang benar/haq, meskipun pahit
(akibatnya)!. Kita harus sentiasa berani dalam mengatakan kebenaran, meskipun di
hadapan penguasa zhalim. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ٍ َ‫ض ُل ْال ِجهَا ِد َكلِ َمةُ َع ْد ٍل ِع ْن َد س ُْلط‬


‫ان َجائِ ٍر‬ َ ‫أَ ْف‬
Artinya:
"Jihad yang paling afdhal adalah memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa
yang zalim" (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)
Dalam mengatakan kebenaran membutuhkan sikap amar ma'ruf nahyi munkar.
Amar ma'ruf artinya perintah kepada kebaikan dan nahyi munkar artinya
melarang/mencegah keburukan. (Amar ma'ruf nahyi munkar: memerintah kepada
kebaikan dan mencegah/melarang berbuat keburukan).
Amar ma'ruf nahyi munkar merupakan cita-cita dan nilai luhur dari umat
manusia. Apabila tidak ada amar ma'ruf nahyi munkar maka tidak akan ada ketaatan
kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Apabila tidak ada ketaatan kepada Allah T'ala
maka azab Allah akan datang menghampiri. Jika tidak taat kepada Allah masih aman-
aman saja tidak ada adzab, maka mereka sedang diberi istidraj (dilulu). Diberikan
kenikmatan, justru biar semakin jauh dari Allah.
3. Syaja'ah (berani) untuk mengendalikan diri ketika marah
Dalam sebuah hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim (Muttafaq 'alaih)
diriwayatkan:

:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬ َ ‫ أَ َّن َرس‬،ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ِ ‫َع ْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر‬
ُ ِ‫ إِنَّ َما ال َّش ِدي ُد الَّ ِذي يَ ْمل‬،‫ْس ال َّش ِدي ُد بِالصُّ َر َع ِة‬
‫ك نَ ْف َسهُ ِع ْن َد‬ َ ‫« لَي‬
 ‫متفق عليه‬ .»‫ب‬ ِ ‫ض‬ َ ‫ال َغ‬
Artinya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda: "Bukanlah yang
dinamakan pemberani itu orang yang kuat bergulat. Sesungguhnya pemberani itu
adalah orang yang sanggup menguasai dirinya di waktu marah". (Muttafaq 'alaihi)

Sumber Sifat Syaja'ah


Ada tujuh faktor yang menyebabkan seseorang memiliki keberanian:
1. Rasa takut kepada Allah
2. Lebih mencintai akhirat daripada Dunia
3. Tidak takut mati
4. Tidak ragu-ragu
5. Tidak menomorsatukan kekuatan materi
6. Tawakkal dan yakin akan pertolongan Allah
7. Hasil Pendidikan

Macam-Macam Syaja'ah.
Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua macam:
1) Syaja’ah harbiyyah, yaitu keberanian yang kelihatan atau tampak, misalnya
keberanian dalam medan tempur di waktu perang.
2) Syaja’ah nafsiyyah, yaitu keberanian menghadapi bahaya atau penderitaan dan
menegakkan kebenaran. Munculnya sikap syaja’ah tidak terlepas dari keadaan-
keadaan sebagai berikut:
1) Berani membenarkan yang benar dan berani mengingatkan yang salah.
2) Berani membela hak milik, jiwa dan raga, dalam kebenaran.
3) Berani membela kesucian agama dan kehormatan bangsa.
Dari dua macam syaja’ah (keberanian) tersebut di atas, maka
syaja’ah dapat dituangkan dalam beberapa bentuk, yakni:
a) Memiliki daya tahan yang besar untuk menghadapi kesulitan, penderitaan dan
mungkin saja bahaya dan penyiksaan karena ia berada di jalan Allah Swt.
b) Berterus terang dalam kebenaran dan berkata benar di hadapan penguasa yang
zalim.
c) Mampu menyimpan rahasia, bekerja dengan baik, cermat dan penuh perhitungan.
Kemampuan merencanakan dan mengatur strategi termasuk di dalamnya mampu
menyimpan rahasia adalah merupakan bentuk keberanian yang bertanggung
jawab.
d) Berani mengakui kesalahan salah satu orang yang memiliki sifat pengecut yang
tidak mau mengakui kesalahan dan mencari kambing hitam, bersikap ”lempar
batu sembunyi tangan” Orang yang memiliki sifat syajā’ah berani mengakui
kesalahan, mau meminta maaf, bersedia mengoreksi kesalahan dan bertanggung
jawab.
e) Bersikap obyektif terhadap diri sendiri. Ada orang yang cenderung bersikap
“over confidence” terhadap dirinya, menganggap dirinya baik, hebat, mumpuni
dan tidak memiliki kelemahan serta kekurangan. Sebaliknya ada yang bersikap
“under estimate” terhadap dirinya yakni menganggap dirinya bodoh, tidak
mampu berbuat apaapa dan tidak memiliki kelebihan apapun. Kedua sikap
tersebut jelas tidak proporsional dan tidak obyektif. Orang yang berani akan
bersikap obyektif, dalam mengenali dirinya yang memiliki sisi baik dan buruk.
f) Menahan nafsu di saat marah, seseorang dikatakan berani bila ia tetap mampu
bermujahadah li an-nafs, melawan nafsu dan amarah. Kemudian ia tetap dapat
mengendalikan diri dan menahan tangannya padahal ia punya kemampuan dan
peluang untuk melampiaskan amarahnya.

Hikmah Syaja’ah
Dalam ajaran agama Islam sifat perwira ini sangat di anjurkan untuk di miliki
setiap muslim, sebab selain merupakan sifat terpuji juga dapat mendatangkan
berbagai kebaikan bagi kehidupan beragama berbangsa dan bernegara. Syaja’ah
(perwira) akan menimbulkan hikmah dalam bentuk sifat mulia, cepat, tanggap,
perkasa, memaafkan, tangguh, menahan amarah, tenang, mencintai. Akan tetapi
apabila seorang terlalu dominan keberaniannya, apabila tidak dikontrol dengan
kecerdasan dan keikhlasan akan dapat memunculkan sifat ceroboh, takabur,
meremehkan orang lain, unggul-unggulan, ujub. Sebaliknya jika seorang mukmin
kurang syaja’ah, maka akan dapat memunculkan sifat rendah diri, cemas, kecewa,
kecil hati dan sebagainya

Adapun hikmah yang bisa kita ambil dari perilaku syaja’ah adalah sebagai berikut:

1. Timbulnya sikap untuk maju

Salah satu alasan kenapa sifat keberanian harus kita miliki yaitu supaya bisa
memiliki rasa keberanian dalam membela atau melawan sesuatu yang benar. Hal
tersebut bisa kita lihat dalam sebuah kisah dimana Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya berperang melawan kamum quraisy. Yang mana dikala itu mereka berani
melawan musuh walupun mereka sadar kalau jumlah musuh yang dihadapi lebih
banyak dari mereka (kaum muslimin).

2. Timbulnya sifat mulia


Dengan kita menanamkan sifat tersebut dalam diri kita, maka akan secara tidak
langsung membentuk kemulyaan untuk diri kita selaku umat muslim.

3. Menghilangkan perasaan sulit atau tidak mampu

Secara pengetahuan rasa sulit atau rasa ketidak mampuan yang timbul dalam
diri kita yaitu berasal dari rasa cemas dan takut. Sebagai contoh ada seseorang ingin
bisa membaca al quran tapi tiap ingin memulai ia dibayang-bayangi rasa cemas dan
takut maka tentu saja ia tidak akan bisa membaca bahkan tidak akan memulai. Beda
halnya kalau seseorang tersebut mempunyai rasa syaja’ah (keberanian) dalam
mencoba dan terus mencari pembelajaran yang tepat seperti membaca surat pendek
terlebih dahulu atau yang lainnya tentunya akan memiliki jalan yang mudah dan cepat
bisa.

4. Bersikap kreatif dan produktif

Seperti yang kita tahu bahwa kreatifitas dan produktif merupakan sebuah
tindakan yang memerlukan keberanian dalam menjalankannya. Jadi dengan kita
belajar menerapkan syaja’ah tentu lebih mempermudah kita dalam menjalankan hal
tersebut dalam ruang lingkup tertentu.

Anda mungkin juga menyukai