Anda di halaman 1dari 11

Menjadi

Pemberani
karena Benar
Kelompok 17 : Azra, Budiawan, Dhimas, Elfat, Erick, Fadel, Ghaly
Syaja’ah untuk kejujuran
a. Pengertian
Akhlak mulia yang harus dimiliki oleh setiap muslim adalah Firman Allah Swt.:
Syajā’ah. Ditinjau dari makna bahasa, ia memiliki arti:
Nyata/jelas kekuatan, keberanian, tekun, kegagahannya; َ َ ‫ت َو َم ْن ت‬
‫اب َمعَ َك َو ََل‬ َ ‫فَا ْست َ ِق ْم َك َما ٓ ا ُ ِم ْر‬
ِ َ‫طغ َْو ۗا اِنَّهٗ ِب َما ت َ ْع َملُ ْونَ ب‬ ْ َ‫ت‬
kekuatan hati menghadapi keputusasaan; tenang, sabar,
menguasai diri.” Adapun makna istilah dari syaja’ah adalah
‫صيْر‬
“kemampuan menundukkan jiwa agar tetap tegar, teguh, Artinya: Maka tetaplah engkau
dan tetap maju saat berhadapan dengan problematika hidup, (Muhammad) (di jalan yang benar),
musuh atau musibah.” Perilaku syaja’ah mengandung juga sebagaimana telah diperintahkan
makna kesabaran. Seseorang dapat bersabar terhadap kepadamu dan (juga) orang yang
sesuatu, jika dalam jiwanya ada keberanian menerima bertobat bersamamu, dan janganlah
musibah, atau keberanian dalam mengerjakan sesuatu. Pada kamu melampaui batas. Sungguh, Dia
diri seorang pengecut, sukar didapatkan sikap sabar, berani, Maha Melihat apa yang kamu kerjakan
serta jujur terhadap diri sendiri. (Q.S. Hūd/11 : 112).
b. Perwujudan Sikap Syajā’ah

1. memiliki daya tahan yang besar


2. berterus terang dalam menyampaikan kebenaran.
Sabda Nabi Saw :
‫ َولَ ْو َكانَ ُم ًّرا‬,‫قُ ِل ا َ ْل َح َّق‬
“Katakan yang benar sekalipun itu pahit.” (HR. Imam Baihaqi, Ibnu Hibban, no. 2041).

3. Memegang rahasia
4. Mengakui kesalahan
5. bersikap objektif kepada diri sendiri
6. Menguasai diri saat marah
c. Macam-macam Syaja’ah

Syaja’ah harbiyah Syaja’ah nafsiyah


yaitu keberanian yang terkait keberanian yang terkait dengan
dengan peperangan, misalnya jiwa, misalnya saat menghadapi
keberanian dalam medan bahaya atau penderitaan dan
tempur di waktu perang. menegakkan kebenaran.
Melalui kedua macam syajā’ah tersebut, maka syaja’ah
dapat diterapkan dalam beberapa bentuk, sebagai
berikut:

a) Memiliki daya tahan yang besar untuk menghadapi


kesulitan, penderitaan dan mungkin saja bahaya dan
penyiksaan, karena ia berada di jalan Allah Swt.

b) Berterus terang dan konsisten di jalan kebenaran, dan


berani berkata benar di hadapan penguasa yang zalim.

c) Mampu menyimpan rahasia, bekerja dengan baik,


cermat dan penuh perhitungan. Kemampuan
merencanakan dan mengatur strategi, termasuk di
dalamnya mampu menyimpan rahasia yang merupakan
bentuk dari keberanian yang bertanggung jawab
Keterkaitan Syaja’ah dengan Kejujuran
a. Hubungan Syajā’ah dengan Kejujuran

1. Konsisten menyuarakan kebenaran, meskipun di


hadapan penguasa zalim. Itu hanya dilakukan oleh
para pemberani. Sebaliknya, para pengecut hanya
menyampaikan yang diinginkan oleh penguasa.

2. Setiap manusia pasti pernah bersalah. Itu


artinya, dibutuhkan manusia pemberani yang
lantang mengakui kesalahannya. Berani
mengakui kesalahan, merupakan indikator sikap
syaja’ah dan jujur.

3. Selalu senang berbuat baik. Karena pada


dasarnya setiap manusia akan senang, jika
diperlakukan secara jujur, sebaliknya sangat
marah dan benci, jika dibohongi atau dicurangi.
b. Faktor-faktor Seseorang Memiliki Syajā’ah
4. Tidak pernah ragu dengan kebenaran. Perasaan
1. Adanya perasaan takut hanya kepada Allah Swt.,
ragu harus dikikis dengan ilmu, karena ilmu itu
selama seseorang itu meyakini apa yang dilakukannya
menerangi, memudahkan jalan-jalan kesusksesan.
dalam rangka menjalankan perintah-Nya, maka tidak
Sebab itu, hilangkan sikap ragu, dan bersamaan
perlu takut kepada siapa pun, kecuali Pendidikan
dengan itu, pertebal keyakinan agar tergolong
Agama Islam dan Budi Pekerti 94 hanya kepada Allah
menjadi manusia yang berani dan jujur.
Swt.
5. Ketika tidak menomorsatukan kekuatan materi.
2. Saat kehidupan akhirat lebih dicintai dibanding
Sebab, materi memang diperlukan dalam
dunia, karena kehidupan dunia bukanlah tujuan akhir
perjuangan, tetapi tidak segala-galanya, hanya
seorang mukmin, dunia hanya sebagai tempat
Allah Swt. yang mampu menentukan segala
menanam kebaikan, dan mencari bekal hidup di
sesuatu.
akhirat
6. Terbiasa bertawakal, dan yakin adanya
3. Adanya perasaan tidak takut mati. Setiap manusia
pertolongan Allah Swt. Membela kebenaran itu
tidak ada jaminan, bahwa ‘esok’ masih ada dan
tidak mudah dan sukar, namun dengan ikhtiar
bernafas, sebab itu jangan menunda-nunda menjadi
yang maksimal, keberhasilan akan didapat.
orang baik, yang tentunya kriteria baik itu, harus sejalan
Istilahnya, kewajiban manusia hanya berikhtiar,
dengan tuntunan Allah Swt.
Allah-lah yang menentukan berhasil tidaknya
usaha manusia.
Dalil Syaja’ah
a. Dalil Naqli tentang Syajā’ah
‫ع ٰلٓى ا َ ْنفُ ِس ُك ْم ا َ ِو‬ ِ ‫ش َه َد ۤا َء ِ ه‬
َ ‫ّلِل َولَ ْو‬ ِ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْوا قَ َّو ِاميْنَ ِب ْال ِقس‬
ُ ‫ْط‬
‫اّلِلُ ا َ ْو ٰلى ِب ِه َم ۗا فَ ََل تَت َّ ِبعُوا‬ َ ‫ْال َوا ِل َدي ِْن َو ْاَلَ ْق َر ِبيْنَ ۚ ا ِْن يَّ ُك ْن‬
‫غ ِنيًّا ا َ ْو فَ ِقي ًْرا فَ ه‬
‫ّٰللا َكانَ بِ َما ت َ ْع َملُ ْونَ َخبِي ًْرا‬ َ ‫ض ْوا فَا َِّن ه‬ ُ ‫ْال َه ٰ ٓوى ا َ ْن ت َ ْع ِدلُ ْوا ۚ َوا ِْن ت َ ْل ٗ ٓوا ا َ ْو ت ُ ْع ِر‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan
kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena
ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (katakata) atau
enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang
kamu kerjakan (Q.S. anNisā’/4: 135).
b. Landasan Syaja’ah untuk Kejujuran

Landasan Syaja’ah untuk Kejujuran


Landasan kejujuran adalah
keberanian mengungkap
kebenaran. Orang jujur ditandai
dengan benar perkataannya, yakin
akan apa yang diperbuatnya, serta
memiliki tekad yang utuh untuk
mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Hikmah Syaja’ah

Islam sangat menekankan sifat syajā’ah agar


dimiliki setiap muslim, sebab maslahatnya
bukan hanya untuk yang bersangkutan, namun
melebar kepada masyarakat sekitar, bahkan
untuk bangsa dan negara.

Syajā’ah juga akan memunculkan banyak hikmah


antara lain dalam bentuk sifat-sifat mulia, yakni
cepat, tanggap, perkasa, memaafkan, tangguh,
menahan amarah, tenang, dan mencintai.
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai