Anda di halaman 1dari 33

BERANI

KARENA
BENAR
KELOMPOK 4
Bersikap Jujur
ANGGOTA KELOMPOK

Leon Widasa Putra Zielza Rambu Tirani


Ibnu Shaahen Chaisa Wahyudianti Putri
Adrian Fayi Hafizah
TABLE OF CONTENTS

MAKNA KEUTAMAAN
1 JUJUR/SYAJA’AH 2 PERILAKU JUJUR

MACAM-MACAM
3 KEJUJURAN
JUJUR
Katakanlah kebenaran, walau pahit.
1
MAKNA SYAJA’AH
SITI MASYITOH
Dikisahkan hiduplah seorang wanita sholihah bernama Siti Masyitoh, ia merupakan tukang sisir
keluarga Fir’aun. Pada suatu hari, Siti Masyitoh menjatuhkan sisir anak Fir'aun. Saat mengambil
sisir tersebut, tiba-tiba saja ia mengucapkan kata 'bismillah'. Ucapan itupun membuat anak
Fir'aun terkejut dan mempertanyakan apakah ucapan itu ditujukan untuk ayahnya. Karena
sudah ketahuan, Siti Masyitoh akhirnya jujur dan mengatakan dengan berani bahwa kata
bismillah yang diucapkannya adalah untuk Tuhan yang sebenarnya dan bukan untuk Fir'aun.

“Betul. Bahwa tiada Tuhan selain Allah yang sesungguhnya menguasai alam dan isinya." jawab
Siti Masyitoh dengan tegas. Jawaban itu membuat Fir'aun semakin murka dan memerintahkan
pengawalnya untuk menyiapkan minyak mendidih dan Siti Masyitoh beserta anak-anaknya pun
dimasukkan hidup-hidup ke dalam kuali besar dengan minyak panas di dalamnya.

Setelah minyak panas tersebut menggerus raga keluarga yang istiqomah dengan keyakinannya,
terciumlah aroma yang sangat harum dari kancah tersebut. Allah telah memberikan
keistimewaan kepada hamba-Nya yang istiqomah. Mereka tidak merasakan panasnya minyak
mendidih, karena Allah telah mencabut nyawa mereka sebelum tubuhnya menyentuh minyak.
Dan ketika tulang belulangnya dikuburkan, dari kuburan tersebut keluar aroma yang sangat
wangi.
.
PENGERTIAN SYAJA’AH
 Secara bahasa: Nyata/jelas kekuatan, keberanian, tekun, kegagahannya; kekuatan
hati menghadapi keputusasaan; tenang, sabar, menguasai diri.

 Secara istilah: keteguhan hati dan kekuatan pendirian untuk membela dan
mempertahankan kebenaran secara berani dan terpuji.

Jadi Syaja’ah dapat diartikan keberanian yang berlandaskan kebenaran, dilakukan


dengan penuh pertimbangan dan perhitungan untuk mengharapkan keridaan Allah
SWT.
DALIL SYAJA’AH

Surah Ali Imran ayat 139

‫َو ََل ت َ ِهنُ ۡوا َو ََل تَ ۡح َزنُ ۡوا َوا َ ۡنت ُ ُم ۡاَلَ ۡعلَ ۡو َن ا ِۡن ك ُۡنت ُمۡ ُّم ۡؤ ِمنِ ٌۡ َن‬

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman.” (Q.S Ali Imran: 139)
DALIL SYAJA’AH

Surah HUD ayat 112

‫اب َمعَ َن َو ََل ت َ ۡطغَ ۡوا ؕ اِنَّ ٗه بِ َما ت َ ۡع َملُ ۡو َن بَ ِص ٌۡر‬


َ َ ‫است َ ِممۡ َك َم ۤا ا ُ ِم ۡرتَ َو َم ۡن ت‬
ۡ َ‫ف‬

“Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana


telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu,
dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan. (Q.S Hud: 112)
MACAM – MACAM SYAJA’AH

Syaja’ah Harbiyah Syaja’ah Nafsiyah

Keberanian yang terkait dengan keberanian yang terkait dengan


peperangan, misalnya keberanian jiwa, misalnya saat menghadapi
dalam medan tempur di waktu bahaya atau penderitaan dan
perang. menegakkan kebenaran.
PERWUJUDAN SIKAP SYAJA’AH
1. MEMILIKI DAYA TAHAN YANG BESAR
Islam banyak memberi teladan terkait dengan syajā’ah, antara lain:
Kisah perjuangan Nabi Muhammad Saw., dan para sahabatnya, baik
pada periode Mekah maupun Madinah yang kesemuanya
menggambarkan sikap syajā’ah.

2. BERTERUS TERANG DALAM MENYAMPAIKAN KEBENARAN


َّ ‫لُ ِل ا َ ْل َح‬
‫ َولَ ْو كَا َن ُم ًّرا‬,‫ك‬
“Katakan kebenaran itu, meskipun terasa pahit” (HR. Imam
Baihaqi dalam Syu’abul Iman, No. 4737)

Berkata terus terang dan konsisten menyuarakan kebenaran


merupakan indikasi seseorang itu bersikap berani.
PERWUJUDAN SIKAP SYAJA’AH
3. MEMEGANG RAHASIA
Kerahasiaan--terlebih lagi dalam konteks perjuangan--adalah sesuatu
yang berat dan besar resiko dan akibatnya. Terbongkarnya rahasia,
dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, kesiapan memegang rahasia
menjadi indikasi syaja’ah seorang muslim dalam medan perjuangan.
Ambil contoh, di zaman Rasulullah Saw. tidak banyak sahabat yang
diberi amanah memegang rahasia.
4. MENGAKUI KESALAHAN
Mengakui kesalahan menjadi ciri pribadi pemberani. Sebaliknya,
sikap tidak mau mengakui kesalahan, mencari kambing hitam atau
bersikap “lempar batu, sembunyi tangan”, adalah ciri pribadi yang
pengecut.
PERWUJUDAN SIKAP SYAJA’AH
5. BERSIFAT OBJEKTIF TERHADAP DIRI SENDIRI
Orang yang berani akan bersikap objektif terhadap dirinya, bahwa
setiap diri memiliki sisi baik dan buruk; kelebihan dan kekurangan.
Sikap seperti ini membuka kesempatan pihak lain berperan untuk
saling melengkapi dan menutupi, bahkan saling memperbaiki.

6. MENGUASAI DIRI SAAT MARAH


Pemberani itu jika seseorang mampu bermujahadah li nafsi,
melawan nafsu dan amarah, menekan beragam keinginan, meski ia
memiliki kemampuan.
FAKTOR SESEORANG MEMILIKI SYAJA’AH

 Rasa takut kepada Allah

 Lebih mencintai akhirat daripada dunia

 Adanya perasaan tidak takut mati

 Tidak pernah ragu dengan kebenaran

 Ketika tidak menomorsatukan kekuatan materi

 Terbiasa bertawakal, yakin kepada pertolongan Allah SWT.


HUBUNGAN SYAJA’AH DENGAN KEJUJURAN
 KONSISTEN MENYUARAKAN KEBENARAN
meskipun di hadapan penguasa zalim. Itu hanya dilakukan oleh para
pemberani. Sebaliknya, para pengecut hanya menyampaikan yang
diinginkan oleh penguasa.

 SETIAP MANUSIA PASTI PERNAH BERSALAH.


Itu artinya, dibutuhkan manusia pemberani yang lantang mengakui
kesalahannya. Berani mengakui kesalahan, merupakan indikator sikap
syaja’ah dan jujur.

 SELALU SENANG BERBUAT BAIK.


Karena pada dasarnya setiap manusia akan senang, jika diperlakukan
secara jujur, sebaliknya sangat marah dan benci, jika dibohongi atau
dicurangi.
Hikmah Syaja’ah

BERANI JUJUR!
2 KEUTAMAAN PERILAKU JUJUR
KEUTAMAAN PERILAKU JUJUR
Memperoleh Tanda – tanda
ketenangan jiwa orang sholeh

Memperoleh Terhindar dari


keberkahan hidup kemunafikan

Memperoleh Mendapat
keselamatan jaminan surga
Memperoleh
ketenangan jiwa
Kejujuran itu menetramkan. Adapun dusta
merusak ketenangan jiwa sehingga
membuat diri merasa gelisah dan resah.

َ ‫صد ِْرنَ َوك َِر ْهتَ أ َ ْن ٌَ َّط ِل َع‬


ُ َّ‫علَ ٌْ ِه الن‬
‫اس‬ َ ًِ‫ا ْ ِْلثْ ُم َما َحانَ ف‬
“Dosa adalah sesuatu yang mengganjal dalam
hatimu dan kamu tidak suka jika orang lain
mengetahuinya.” (HR. Muslim)
Memperoleh
keselamatan
Hakikat keselamatan adalah segala sesuatu yang
mampu mengantarkan kita meraih surga Allah.

‫ َو اٌِـَّا ُك ْم َو‬.‫ فَاِنــَّهُ َم َع اْل ِب ِ ّر َو ُه َما فِى اْل َجنَّ ِة‬،‫ْق‬ ّ ِ ‫علَـ ٌْ ُك ْم ِب‬
ِ ‫ـالصد‬ َ
‫ ابن حبان فى صحٌحه‬.‫ فَاِنــَّهُ َم َع اْلفُ ُج ْو ِر َو ُه َما ِفى النـ َّ ِار‬،‫ِب‬ َ ‫اْل َكذ‬
“Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama
kebaikan, dan keduanya di surga. Dan jauhkanlah
dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama
kedurhakaan, dan keduanya di neraka.”
(HR. Ibnu Hibban)
Memperoleh
keberkahan hidup
Umur yang pendek atau waktu yang singkat dalam
kehidupan, jika ada berkah di dalamnya, maka akan
memberi manfaat kebaikan yang banyak.

‫ َو ِإ ْن‬،‫ورنَ لَ ُه َما فًِ بَ ٌْ ِع ِه َما‬ َ ‫ فَ ِإ ْن‬،‫ان بِا ْل ِخٌَ ِار َما لَ ْم ٌَتَفَ َّرلَا‬
ِ ُ‫ص َدلَا َوبٌََّنَا ب‬ ِ َ‫ََ ْلبٌَِّع‬
‫َكذَ َبا َو َكت َ َما ُم ِحكَ َب َركَةُ َب ٌْ ِع ِه َما‬
“Penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih
(khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila
keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka
keduanya akan memperoleh keberkahan dalam
transaksi tersebut. Sebaliknya, bila keduanya berlaku
dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan
hilanglah keberkahan pada transaksi mereka berdua.”
(HR. Bukhari-Muslim)
Tanda – Tanda
Orang Shaleh
Allah menjadikan sifat jujur sebagai tanda-tanda orang-
orang shaleh, Allah Swt. berfirman:

‫ض َٰى‬َ َ‫علَ ٌْ ِه ۖ فَ ِم ْن ُهم َّمن ل‬ َ ‫ٱَّلل‬ ۟ ‫ع َهد‬


َ َّ ‫ُوا‬ َ َٰ ‫وا َما‬
۟ ُ‫ص َدل‬ َ ِ‫ِ ّم َن ٱ ْل ُم ْؤ ِمن‬
َ ‫ٌن ِر َجال‬
‫ٌِل‬ ۟
ً ‫نَ ْحبَهُۥ َو ِم ْن ُهم َّمن ٌَنت َ ِظ ُر ۖ َو َما بَ َّدلُوا ت َ ْبد‬
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang
yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada
Allah; maka di antara mereka ada yang gugur, dan di
antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan
mereka tidak merobah (janjinya)”. (Qs. al-Ahzab: 23)
Terhindar Dari
Kemunafikan
Jika kita bersikap jujur, Insya Allah, kita akan terhindar
dari kemunafikan atau dikelompokkan bersama
mereka. Rasulullah SAW. Bersabda:

‫اؤت ُ ِم َن َخا َن‬ َ َ‫ع َد أ َ ْخل‬


ْ ‫ف َوإِذَا‬ َ ‫ب َوإِذَا َو‬
َ َ‫َّث َكذ‬ ِ ِ‫آٌَةُ ا ْل ُمنَاف‬
َ ‫ك ث َ َلث إِذَا َحد‬
“Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata ia
berbohong, apabila berjanji ia mengingkari, dan bila
dipercaya ia khianat.” (HR. Bukhari)
Mendapat Jaminan
Surga
Allah Swt akan memberikan surga atas kejujuran
seseorang selama hidup di dunia. Allah Swt berfirman:

‫ٌن ِص ْدلُ ُه ْم لَ ُه ْم َجنَّات تَج ِْري ِم ْن‬ َّ ‫َّللا َهذَا ٌَ ْو ُم ٌَ ْنفَ ُع ال‬
َ ِ‫صا ِدل‬ ُ َّ ‫لَا َل‬
َ‫ع ْنهُ ذَ ِلن‬
َ ‫ع ْن ُه ْم َو َرضُوا‬
َ ‫َّللا‬
ُ َّ ً َ ‫ار َخا ِلدٌِ َن فٌِ َها أَبَدًا َر ِض‬ ُ ‫ت َ ْحتِ َها ْاْل َ ْن َه‬
“‫ا ْلفَ ْو ُز ا ْلعَ ِظٌ ُم‬
“Allah berkata: Ini adalah suatu hari yang bermanfaat
bagi orang-orang yang jujur (berkah) kejujuran mereka.
Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-
sungai, Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah rida terhadap mereka dan mereka rida terhadap
Allah. Itulah keberuntungan yang paling besar.”
(QS. Al-Maidah: 119)
PENGERTIAN JUJUR

Secara Menurut
bahasa dan istilah Imam Al-Ghazali

Dalam bahasa Arab, kata jujur semakna dengan “aś-


śidqu” atau “śiddiq” yang berarti benar. Lawan kata ini
 Jujur dalam niat
adalah “Al Khadzibu”, yaitu dusta.  Jujur dalam perkataan

Secara istilah, jujur atau aś-śidqu bermakna:


 Jujur dalam perbuatan
 Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan
 Kesesuaian antara informasi dan kenyataan
 Ketegasan dan kemantapan hati
 Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan
3
MACAM-MACAM JUJUR
JUJUR DALAM PERKATAAN (SHIDQ AL- HADITS)

Mewajibkan setiap umat Islam agar selalu menjaga lisannya


untuk tidak berbicara, kecuali benar dan secara jujur. Selain itu
wajib menghindari perkataan yang tidak sesuai karena
termasuk ke dalam jenis dusta.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Ahzab ayat 70 yang
berbunyi:

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah


dan katakanlah perkataan yang benar," (QS. Al Ahzab: 70)
JUJUR DALAM KEHENDAK (SHIDQ AL- QALBI)

Makna niat dan kehendak dalam hal ini dikembalikan kepada


sikap ikhlas menerima. Jika amal tidak didasari niat
mendekatkan diri kepada Allah, gugurlah pahala yang akan
didapatkannya dan dapat dikategorikan ke dalam sifat
berdusta. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadist berikut.

"..kemudian ditanyakan (kepadanya): “Apa yang engkau perbuat sewaktu


di dunia?” ia menjawab: “Aku menuntut ilmu dan membaca Alquran serta
mengamalkannya di jalan-Mu.”

Lalu dijawab, “Bohong! Kamu melakukannya hanya ingin disebut sebagai


orang yang alim, yang qari.” Kemudian Allah memerintahkan untuk
disungkurkan wajahnya dan dilemparkan ke dalam api neraka." (HR.
Hakim)
JUJUR HASRAT DAN PEMENUHAN HASRAT (SHIDQ AL-WA’D)

Contoh jujur dalam perilaku ini adalah :


 seperti orang yang berkata, "Jika Allah SWT mengaruniakan harta benda
kepadaku, maka aku akan mensadaqahkan semuanya." Hal tersebut mengindikasi
hasrat yang jujur namun terdapat keraguan di dalamnya.
 hasrat jujur untuk berjanji kepada diri sendiri. Hal ini membutuhkan bukti apakah
benar adanya atau justru dikuasai oleh hawa nafsu.

Allah telah berfirman dalam Alquran Surat Al Ahzab ayat 23.

Artinya:

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka
ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya)," (QS. Al Ahzab: 23)
JUJUR DALAM AMAL (SHIDQ AL-’AMAL)
Makna jujur dalam amal memiliki derajat yang paling tinggi. Sebab ditujukan agar
perbuatan amal umat Muslim tidak terlalu memperlihatkan riya dengan mengalahkan
apa yang ada dalam batin manusia.

Allah berfirman dalam Surat Al Hujurat ayat 15 yaitu sebagai berikut.

Artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya


(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka
itulah orang-orang yang benar." (QS. Al Hujurat: 15)
JUJUR DALAM BERBAGAI HAL (SHIDQ AL-HAAL)

Contoh perilakunya adalah : jujur pada saat tolong-menolong


sesama umat Muslim dan tidak menanamkan sifat penuh
kedengkian serta iri hati.

Rasulullah bersabda :

"Hendaklah kalian (berbuat) jujur! Sesungguhnya jujur


menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan
menunjukkannya ke Surga. Dan senantiasa seorang
(berbuat) jujur dan menjaga kejujurannya hingga ditulis
disisi Allah SWT sebagai Ash-Shiddiq (orang yang jujur)."
(HR. Muslim)
Syukron
JazakAllah Khayr !
#SamaSamaBelajar

Anda mungkin juga menyukai