Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia.
Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga menjadi lemah di atas kebongan, khianat serta
perbuatan curang. Karena mulianya orang yang jujur, baik di sisi Allah maupun di sisi
manusia, kejujuran harus ditegakkan meskipun berat dan susah. Ungkapan tentang “orang
jujur akan hancur” merupakan keliru. Allah SWT menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini
merupakan bukti kesktian jujur.
Keujuran dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika berkata jujur, tidak akan ada
ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang terungkapnya sesuatu yang tidak
dikatakan.
Akan tetapi, saat ini kejujuran dalam penerapan kehidupan sehari-hari masih kurang
seperti perilaku mencontek yang seolah lazim bagi anak-anak dibangku sekolah.

B.     Tujuan

1.      Menambah wawasan baru mengenai pentingnya sikap kejujuran dalam berprilaku.
2.      Menguatkan sifat kejujuran dengan didukung dengan ayat Al-Quran dan Hadits yang jelas.
3.      Melaksanakan tugas makalah Pendidikan Agama Islam.

C.    Rumusan Masalah

1.      Seberapa penting dan utamanya berperilaku jujur ?


2.      Ada berapa macam bentuk kejujuran ?
3.      Apakah MAKNA JUJUR ?
4.      Apa saja Nilai yang diperoleh dalam berrprilaku Jujur ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jujur

Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar,
dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan
kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut
dengan benar atau sesuai dengan kenyataan.
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah
menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Adapula yang
berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan
demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi kalau suatu
berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak
maka dikatakan dusta.

B.     Makna Jujur


Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi
si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan
akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia
dan selamat dari segala keburukan

. JUJUR adalah sebuah kata yang indah didengar, tetapi tidak seindah mengaplikasikan dalam
keseharian. Tidak pula berlebihan, bila ada yang mengatakan “jujur” semakin langka dan
terkubur, bahkan tidak lagi menarik bagi kebanyakan orang. Semua orang paham akan
maknanya, tetapi begitu mudah mengabaikannya. Yang lebih berbahaya lagi adalah ada
orang yang ingin dan selalu bersikap jujur, tapi mereka belum sepenuhnya tahu apa saja sikap
yang termasuk kategori jujur.

Jujur tidaklah dimulai dari “warung kopi”, sebagaimana asumsi sementara orang, jujur
sebuah nilai abstrak, sumbernya hati, bukan pada omongannya. Jadi “jujur” sebuah nilai
kesadaran “imani”, dimulai dari suara hati, bukan di warung munculnya kejujuran. Kualitas
imanlah yang dapat mengantarkan seseorang menjadi jujur. Kata jujur adalah kata yang
digunakan untuk menyatakan sikap seseorang.

Jika ada seseorang berhadapan dengan sesuatu atau fenomena, maka orang itu akan
memperoleh gambaran tentang sesuatu atau fenomena tersebut. Jika orang itu menceritakan
informasi tentang gambaran tersebut kepada orang lain tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan
realitasnya) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur. Dengan kata lain
seseorang dikatakan jujur, bila ucapannya sejalan dengan perbuatannya.

Jadi yang disebut dengan jujur adalah sebuah sikap yang selalu berupaya menyesuaikan atau
mencocokkan antara Informasi dengan fenomena atau realitas. Dalam agama Islam sikap
seperti inilah yang dinamakan shiddiq. Makanya jujur itu ber-nilai tak terhingga. Karena

2
semua sikap yang baik selalu bersumber pada “kejujuran”. Merupakan suatu keindahan bila
setiap individu bersikap jujur terhadap dirinya, pedagang senantiasa jujur dalam usaha
dagangannya, demikian pula pemimpin yang jujur dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya.

Berkaitan dengan hal itu Rasulullah saw bersabda: “Hendaknya kalian berlaku jujur, karena
sesungguhnya jujur itu menunjukkan kalian kepada kebajikan. Dan kebajikan itu
menunjukkan kalian jalan ke surga.” (HR. Muslim)

C. Dalil Tentang Jujur

Syari’at Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat jujur dalam segala
keadaan, walaupun secara lahir kejujuran tersebut akan merugikan diri sendiri. Allah SWT
telah berfirman dalam Surat An-Nisaa Ayat 135 yang berbunyi:

‫ َد ۡي ِن‬Aِ‫ ُكمۡ َأ ِو ۡٱل ٰ َول‬A‫و َعلَ ٰ ٓى َأنفُ ِس‬Aۡ Aَ‫هَ َدٓا َء هَّلِل ِ َول‬A‫ين ِب ۡٱلقِ ۡس ِط ُش‬ َ ‫وا قَ ٰ َّو ِم‬
ْ ُ‫وا ُكون‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬ َ ‫۞ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
‫وا َوِإن‬ ْ ۚ ُ‫ ِدل‬A‫ى َأن تَ ۡع‬ َ Aَ‫وا ۡٱله‬A
ٓ ٰ ‫و‬A ْ A‫ا فَاَل تَتَّبِ ُع‬Aۖ A‫يرا فَٱهَّلل ُ َأ ۡولَ ٰى بِ ِه َم‬A
ٗ Aِ‫ا َأ ۡو فَق‬AAًّ‫ين ِإن يَ ُك ۡن َغنِي‬ َ ۚ ِ‫َوٱَأۡل ۡق َرب‬
١٣٥ ‫يرا‬ ٗ ِ‫ون َخب‬ َ ُ‫ان بِ َما تَ ۡع َمل‬ ْ ‫تَ ۡل ُٓۥو ْا َأ ۡو تُ ۡع ِرض‬
َ ‫ُوا فَِإ َّن ٱهَّلل َ َك‬
Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang
dari kebenaran. Dan jika kamu memutar-balikan ( kata-kata) atau enggan menjadi saksi,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” ( Q.S.
An- Nisaa’ : 135 ),.

Allah selalu memerintahkan kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan maupun
ucapan, sebagaimana firman-Nya :
, ١١٩ ‫ين‬ َّ ٰ ‫وا َم َع ٱل‬
َ ِ‫ص ِدق‬ ْ ُ‫وا ٱهَّلل َ َو ُكون‬
ْ ُ‫وا ٱتَّق‬ َ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar” ( Q.S. At-Taubah : 119 )

Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagai sesorang yang
melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yan,g ada pada batinnya. Ketika berani
mengatakan “tidak” untuk korupsi, maka ia harus berusaha menjauhi korupsi, bukan malah
hanya mengatakan tetapi ia sendiri melakukan korupsi.
Kejujuran merupakan ciri-ciri orang beriman sedangkan lawannya dusta merupakan sifat
orang yang munafik. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

3
Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad saw. Bersabda “Tanda orang
munafik itu ada 3, yaitu : Apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan
apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari Muslim)
,
Allah Swt. Menegaskan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang
mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).

َ ‫ ِد‬Aِ‫ ُر ٰ َخل‬Aَ‫ا ٱَأۡل ۡن ٰه‬AAَ‫ ِري ِمن تَ ۡحتِه‬A‫ت تَ ۡج‬ٞ َّ‫ ۡدقُهُمۡۚ لَهُمۡ َج ٰن‬A‫ص‬
‫ين‬ ِ ‫ين‬ َّ ٰ ‫ال ٱهَّلل ُ ٰهَ َذا يَ ۡو ُم يَنفَ ُع‬
َ ِ‫ ِدق‬A‫ٱلص‬ َ َ‫ق‬
َ ِ‫ُوا َع ۡن ۚهُ ٰ َذل‬
١١٩ ‫ك ۡٱلفَ ۡو ُز ۡٱل َع ِظي ُم‬ ِ ‫فِيهَٓا َأبَ ٗد ۖا َّر‬
ْ ‫ض َي ٱهَّلل ُ َع ۡنهُمۡ َو َرض‬
Artinya : “Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang
benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan
yang paling besar" ( Q.S al-Maidah : 119 )

Kedudukan sifat jujur sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat para nabi, yakni
Nabi Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, sebagaimana firman Allah
٥٠ ‫ق َعلِ ٗيّا‬
ٍ ‫ص ۡد‬ َ ‫َو َوهَ ۡبنَا لَهُم ِّمن ر َّۡح َمتِنَا َو َج َع ۡلنَا لَهُمۡ لِ َس‬
ِ ‫ان‬
Artinya : “Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami
jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi” ( Q.S. Maryam : 50 )

Dan Ismail dipuji karena jujur, sebagaimana firman Allah :


َ ‫ق ۡٱل َو ۡع ِد َو َك‬
٥٤ ‫ان َر ُسواٗل نَّبِ ٗيّا‬ َ َ‫يل ِإنَّهۥُ َكان‬
َ ‫صا ِد‬ ِ َ‫َو ۡٱذ ُك ۡر فِي ۡٱل ِك ٰت‬
َ ۚ ‫ب ِإ ۡس ٰ َم ِع‬
Artinya : “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di
dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah
seorang rasul dan nabi” ( Q.S Maryam : 54 )

Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena kejujuran
merupakan akhlak yang mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan,
sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad Saw.
Artinya : “ Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw. Bersabda. “Sesungguhnya jujur
itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga…” ( HR. Bukhari )

Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si
pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan
akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia
dan selamat dari segala keburukan. Orang jujur akan dipermudah rezeki dan segala
urusannya.
Contoh yang perlu diteladani, karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. Di percaya oleh
Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi
Muhammad saw akan mendapatkan keuntungan lebih besar lagi dan tentu saja apa yang
dilakukan Nabi akan mendapat kemudahan.

4
Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala
urusannya. Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi
kebohongan yang diperbuat, dia harus berbuat kebohongan lagi.
Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur
membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati menjadi was-was.
Kegundahan hati dan kekhawatiran yang bertumpuk-tummpuk beresiko menjadi penyakit.

D.     Hikmah Perilaku Jujur

Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.
1.      Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak takut akan
diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.
Aُ ُ‫وا َوتَ ۡط َمِئ ُّن قُلُوبُهُم بِ ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ۗ ِ َأاَل ِب ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ِ تَ ۡط َمِئ ُّن ۡٱلقُل‬
٢٨ ‫وب‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬
َ ‫ٱلَّ ِذ‬
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (Q.S.
Ar-Ra’d : 28)
2.      Mendapat kemudahan dalam hidupnya.
3.      Selamat dari azab dan bahaya.
‫ ٗوى‬A‫س فِي َجهَنَّ َم َم ۡث‬ َ ‫ٓا َء ۚ ٓۥهُ َألَ ۡي‬AA‫ق ِإ ۡذ َج‬
ِ ‫ ۡد‬A ‫ٱلص‬
ِّ ِ‫ب ب‬ َّ A‫ب َعلَى ٱهَّلل ِ َو َك‬
َ ‫ذ‬A َ ‫ َذ‬A ‫۞فَ َم ۡن َأ ۡظلَ ُم ِم َّمن َك‬
ٓ
َ ‫ٓا ُء‬A‫ لَهُم َّما يَ َش‬٣٣ ‫ون‬A
‫ون‬ َ Aُ‫ك هُ ُم ۡٱل ُمتَّق‬ َ ‫ق بِ ِٓۦه ُأ ْو ٰلَِئ‬َ ‫ص َّد‬
َ ‫ق َو‬ ِ ‫ َوٱلَّ ِذي َجٓا َء ِبٱلصِّ ۡد‬٣٢ ‫ين‬ َ ‫لِّ ۡل ٰ َكفِ ِر‬
ْ Aُ‫ َوَأ ٱلَّ ِذي َع ِمل‬A ‫ لِيُ َكفِّ َر ٱهَّلل ُ َع ۡنهُمۡ َأ ۡس‬٣٤ ‫ين‬
ۡ‫ ِزيَهُم‬A‫وا َويَ ۡج‬A َ ِ‫ن‬A ‫ َزٓا ُء ۡٱل ُم ۡح ِس‬A‫ك َج‬Aَ Aِ‫ َد َربِّ ِهمۡۚ ٰ َذل‬A ‫ِعن‬
٣٥ ‫ون‬ ْ ُ‫َأ ۡج َرهُم بَِأ ۡح َس ِن ٱلَّ ِذي َكان‬
َ ُ‫وا يَ ۡع َمل‬
Artinya : “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta
terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka
Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir. Dan orang yang membawa
kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah
balasan orang-orang yang berbuat baik. Agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi
mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan
upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S. az-Zumar : 32-35)

4.      Dijamin masuk surga.


5.      Dicintai oleh Allah Swt. Dan rasul-Nya.

5
E.    Macam-Macam Jujur

Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu :


1.      Shidq Al-Qalbi (Jujur dalam niat dan kehendak), yaitu motivasi bagi setiap gerak dan
langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt, dan ingin mencapai rida-Nya.
Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.
Rasulullah Saw. Bersabda,
“Ingatlah, dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, akan baiklah seluruh tubuh.
Dan bila ia rusak, rusaklah ia seluruhnya. Itulah qalbu (hati).” (HR. Bukhari)

2.      Shidq Al-Hadits (Jujur dalam ucapan), yaitu memberikan, yaitu memberikan sesuatu
sesuai dengan realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at
seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan, semisalnya.
Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan, dianjurkan
menghindari kata-kata sindiran Karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika
sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali
dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling
tampak dan terang diantara macam-macam kejujuran.
3.      Shidq Al-Amal (Jujur dalam perbuatan), yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah
hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga
berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang di ridhai Allah Swt, dan
melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas.
Orang jujur tentu akan sejalan dengan semua kebaikan dan sebagai penegak segala
kebagusan, sedangkan kebaikan itu adalah jalan menuju ke syurga, bahkan kebajikan itu
sebagai kunci masuk syurkan, kunci tersebut tak lain untuk membuka syurga, sebagaimana
firman Allah :
ۡ َ‫و ِه ِهمۡ ن‬AA‫ف فِي ُو ُج‬
َ‫ َرة‬A‫ض‬ ُ ‫ ِر‬A‫ تَ ۡع‬٢٣ ‫ُون‬ َ ‫ر‬Aُ‫ك يَنظ‬ ِ ‫ َعلَى ٱَأۡل َرٓاِئ‬٢٢ ‫ار لَفِي نَ ِع ٍيم‬َ ‫ َر‬A‫ِإ َّن ٱَأۡل ۡب‬
َ AA‫س ۡٱل ُمتَ ٰنَفِ ُس‬ ۡ َ ِ‫ۚك َوفِي ٰ َذل‬ٞ ‫ ِخ ٰتَ ُمهۥُ ِم ۡس‬٢٥ ‫وم‬ ٍ ُ‫يق َّم ۡخت‬ ِ ‫ ي ُۡسقَ ۡو َن ِمن ر‬٢٤ ‫ٱلنَّ ِع ِيم‬
‫ون‬ ِ َ‫ك فَليَتَنَاف‬ ٖ ‫َّح‬
٢٦
Artinya : “Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan
yang besar (surga). mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat
mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi
minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya). layaknya adalah kesturi; dan untuk yang
demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (Q.S Al-Mutoffifin : 22-26)

4.      Shidq Al-Wa’d (Jujur bila berjanji), janji membuat kita selalu berharap. Janji yang benar
membuat kita bahagia. Janji palsu membuat kita selalu was-was. Maka janganlah
memperbanyak janji (namun tidak ditepati) karena Allah Swt, sangat membenci oran-orang
yang selalu mengingkari janji. Sebagaimana dalam firman-Nya .

6
ۡ‫د َج َع ۡلتُ ُم ٱهَّلل َ َعلَ ۡي ُكم‬Aۡ Aَ‫ ِدهَا َوق‬A‫ َد تَ ۡو ِكي‬A‫وا ٱَأۡل ۡي ٰ َم َن بَ ۡع‬ ُ ُ‫دتُّمۡ َواَل تَنق‬AAَ‫ ِد ٱهَّلل ِ ِإ َذا ٰ َعه‬A‫وا بِ َع ۡه‬
ْ A‫ض‬ ْ ُ‫َوَأ ۡوف‬
٩١ ‫ون‬ َ ُ‫َكفِياًل ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ يَ ۡعلَ ُم َما تَ ۡف َعل‬
Artinya : “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah
menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat” (Q.S. An-Nahl : 91)

‫ َد‬A‫ ۖ ِد ِإ َّن ۡٱل َع ۡه‬A‫وا بِ ۡٱل َع ۡه‬A


ْ Aُ‫ َّد ۥۚهُ َوَأ ۡوف‬A‫ َغ َأ ُش‬Aُ‫ال ۡٱليَتِ ِيم ِإاَّل بِٱلَّتِي ِه َي َأ ۡح َس ُن َحتَّ ٰى يَ ۡبل‬ ْ ‫َواَل تَ ۡق َرب‬
َ ‫ُوا َم‬
٣٤ ‫سُٔواٗل‬
‍ۡ ‫ان َم‬
َ ‫َك‬
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti
diminta pertanggungan jawabnya” (Q.S. Al-Israa : 34)

5.      Shidq Al-Haal (Jujur dalam kenyataan). Orang mukmin hidupnya selalu berada di atas
kenyataan. Dia tidak akan menampilkan sesuatu yang bukan dirinya. Dia tidak pernah
memaksa orang lain untuk masuk kedalam jiwanya. Dengan kata lain, seorang mukmin tidak
hidup berada dibahawah bayang-bayang orang lain. Artinya, kita harus hidup sesuai dengan
keadaan diri kita sendiri.

Merealisasikan kejujuran adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, ada kalanya pula
menjadi kuat.
,,

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal
dalam kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-adanya, tidak
berbuat basa basi , tidak membuat-buat, tidak menambah atau mengurangi. Apa yang ia
yakini sebagai kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan kuat dan Allah selalu
membalas perbuatan dengan ganjaran yang setimpal.

B. Pesan

Mari mulai jujur untuk diri sendiri, kejujuran membuat hati menjadi tenang. Kami
sangat berharap untuk memberikan kritik dan saran yang membangun . Kami ucapkan
terimakasi pada pembaca sekalian, kemampuan kami tidak apa-apa tanpa dukungan sekitar,
guru, dan ridha Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai