Anda di halaman 1dari 8

AKHLAK AL-MAHMUDAH

KELOMPOK 11 :
1. PENGERTIAN

• Secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari kata
khuluq, yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, dan muru‟ah. Dengan demikian, secara
etimologi, akhlak dapat diartikan sebagai budi pekerti, watak, tabiat.
• Akhlak al-mahmudah ialah “ segala tingkah laku yang terpuji (baik) yang biasa juga
dinamakan fadhilah (kelebihan)”
• menurut Al-Ghazali bahwa akhlak mulia atau budi pekerti yang baik merupakan satu
diantara sifat pemimpin, utusan Allah, dan amal serta perbuatan orang-orang terpercaya
(shiddiqun’) yang paling utama.
11. CIRI-CIRI MAHMUDAH

• a. Kebaikan yang absolut


Karena berdasar pada Al-Qur’an dan sunnah, maka kebaikan dalam akhlak Islam bersifat
absolute (mutlak). Islamlah yang bias menjamin kebaikan yang mutlak. Karena Islam telah
menciptakan akhlak luhur yang menjaamin kebaikan yang murni, baik untuk perorangan maupun
masyarakat, di setiap lingkungan, keadaan, dan pada setiap waktu.
b. Kebaikan yang menyeluruh
Kebaikan dalam Islam disebut universal, karena kebaikan yang terdapat di dalamnya dapat
digunakan untuk seluruh umat manusia, kapan saja dan dimana saja.Islam telah menciptakan
akhlak yang sesuai dengan jiwa (fitrah) manusia, di samping diterima pula oleh akal sehat
• c. Kemantapan
Akhlak Islamiyah menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri manusia.Ia bersifat
tetap, langgeng, dan mantap, sebab yang menciptakan Tuhan yang bijaksana, yang selalu
memeliharanya dengan kebaikan yang mutlak.
d. Kewajiban yang dipatuhi
Akhlak yang bersumber dari agama Islam wajib ditaati manusia. Sebab ia mempunyai daya
kekuatan yang tinggi menguasai lahir batin dan dalam keadaan suka dan duka, juga tunduk
pada kekuasaan rohani yang dapat mendorong untuk tetap berpegang kepada-Nya.
• e. Pengawasan yang menyeluruh
Agama Islam adalah pengawas hati nurani dan akal yang sehat, hati nurani dapat dijadikan
ukuran dalam menetapkan hukum dan ikhtiar.Agama Islam menjunjung tinggi akal,
sebagaimana banyak dijelaskan dalam ayat-ayat Alquran. Dengan demikian, akhlak dalam
Islam pengawasannya bersifat menyeluruh, bagi seluruh umat manusia pemeluk Islam.
111. CONTOH DAN DALIL

• Husnudzon
terhadap keputusan Allah merupakan salah satu akhlak terpuji. Karena sesungguhnya, apa
yang ditentukan oleh Allah kepada seorang hamba, adalah jalan terbaik baginya. Sudah
menjadi keharusan bagi setiap muslim agar memiliki akhlak husnudzon, yaitu berprasangka
baik.
ِ ‫ُ ا َ ْل ََِِي‬
‫ ِ ) ُمتَّفَ ٌق َعلَ ْي ِه‬ َّ َ ‫الظ َّن ََِ ِ َّن ا‬
ُ ََ ‫لظ َّن أ َ ْك‬ َّ ‫ ( إِيَّا ُك ْم َو‬:‫ّللَاِ صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬ ُ ‫ََ َو َع ْن أَبِي ُه َري َْرة َ رضي هللا عنه أ َ َّن َر‬
َّ َ ‫سو َل‬
Terjemahan hadits : Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Jauhkanlah
dirimu dari prasangka buruk karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling bohong."
HR Muttafaq Alaihi.
• Shidqu (Jujur)
Shidqu atau sidiq berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Benar disini bukan lawan kata
salah, tetapi lawan kata dusta, sehingga lebih tepat dimaknai jujur atau kejujuran. Adapun
yang dimaksud jujur adalah memberitahukan, menuturkan sesuatu dengan sebenarnya, sesuai
dengan fakta (kejadian)nya.

َ َّ ‫يَا أَيُّ َها الََِّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬


َّ ‫ّللَا َو ُكونُوا َم َع ال‬
َ‫صا ِِقِين‬
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-
orang yang jujur. – (Q.S At-Taubah: 119)
• Amanah(dipercaya)
Dengan adanya sifat amanah dalam diri seseorang, maka secara otomatis ia telah mengimani
Rasul utusan Allah, termasuk Rasullahu SAW. Dengan sifat amanah ini pula seseorang juga akan
terhindar dari kemunafikan.
‫س ِميعًا‬ َ َّ ‫ظ ُك ْم بِ ِه إِ َّن‬
َ َ‫ّللَا َكان‬ َ َّ ‫اس أ َ ْن ت َ َْ ُك ُموا بِ ْالعَ ِْ ِل إِ َّن‬
ُ ‫ّللَا نِ ِع َّما يَ ِع‬ ِ ‫ّللَا يَأ ْ ُم ُر ُك ْم أ َ ْن ت ُ َؤُِّوا ْاْل َ َمانَا‬
ِ َّ‫ت إِلَى أ َ ْه ِل َها َوإِ ََا ََ َك ْمت ُ ْم بَيْنَ الن‬ َ َّ ‫إِ َّن‬
‫يرا‬
ً ‫ص‬ ِ ‫َب‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa’: 58).

Anda mungkin juga menyukai