Anda di halaman 1dari 19

KONSEPSI AKHLAQ ETIKA & MORAL

AKHLAQ
Pengertian akhlaq menurut bahasa Arab merupakan bentuk jamak dari khuluq/khulq yang
berarti: (1). Tabiat, budi pekerti (2) kebiasaan atau adat (3) keperwiraan, kesatrian (4) Agama.
Sehingga akhlaq dapat dimaknai sebagi tabiat, budi pekerti, kebiasaan, keperwiraan, atau agama
yang dimiliki seseorang. Istilah Khuluq terdapat dalam Al Qur-an QS. As-Syu’ara: 137
١٣٧ َ‫ق اأْل َ َّولِين‬
ُ ُ‫إِ ْن هَ َذا إِاَّل ُخل‬
“In haadaa illa khuluqul awwaliina” artinya : (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat
kebiasaan orang dahulu. QS. Al Qalam: 4. “wa innaka la’alaa khuluqin ‘adhiim” artinya: Dan
sungguh kamu benar-benar berakhlaq luhur.

Sedangkan menurut istilah akhlaq adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan
mudah dan spontan tanpa pikir dan direnungkan lagi. Dengan demikian akhlaq pada dasarnya
adalah sikap yang melekat pada diri seorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu
disebut akhlaq yang baik atau akhlaqul karimah, sebaliknya apabila buruk disebut akhlaq yang
buruk atau akhlaqul muzmumah. Baik dan buruk akhlaq didasarkan kepada sumber nilai yaitu Ql
Qur-an dan Sunnah Rasul.
Disamping akhlaq dikenal juga istilah moral dan etika. Moral berasal dari Bahasa Latin, mores
yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima oleh
umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan
baik buruknya suatu perbuatan. Moral adalah yang mengatur hubungan dengan sesamanya, tetapi
berlainan jenis atau yang menyangkut kehormatan pribadi. Etika “ethos” berasal dari bahasa
Yunani yang berarti kebiasaan atau karakter atau adat. Etika adalah sebuah tatanan perilaku
berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Etika lebih banyak dikaitkan
dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal
manusia. Jika dibandingkan dengan moral, maka etika lebih bersifat teoritis sedangkan moral
bersifat praktis. Moral bersifat local atau khusus sedangkan etika bersifat umum

1. PEMBAGIAN AKHLAQ ADA 2


1.1. Akhlaq yang baik : Akhlaq Karimah/Mahmudah
1.2. Akhlaq yang buruk: Akhlaq Mazmumah

2. Landasan Nilai dan Kedudukan Akhlaq


Landasan nilai akhlaq Islam adalah nilai-nilai Ilahiyah yaitu Al Qur-an dan Assunah.
Al Qur-an dan Assunah merupakan tolak ukur nilai akhlaq Islam. Dalam hadits disebutkan:
Kaana khuluquhu al Qur-aan) artinya “Akhlaqnya (Rasulullah) adalah Al Qur-an.
3. Karakteristik sifat tertentu yang membedakan Akhlaq dengan etika dan moral ciptaan
manusia antara lain:
1. Kebaikannya bersifat mutlak (al hasanah al mutlaqah) yaitu kebaikan yang terkandung
dalam akhlaq Islam merupakan kebaikan yang murni, baik untuk individu atau
masyarakat umum, didalam lingkungan, keadaan waktu dan tempat apapun.
2. Kebaikannya bersifat menyeluruh (al hasanah as-syamilah) yaitu kebaikan yang
terkandung didalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala
zaman dan semua tempat.
3. Kebaikannya bersifat tetap, langgeng dan mantab (al hasanah ats-tsabitah) kebaikannya
tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan kehidupan masyarakat.
4. Pengawasan yang menyeluruh (syumuliyah al muroqabah) karena akhlaq bersumber dari
Allah, maka pengaruhnya lebih kuat dari pada moral/etika buatan manusia, sehingga
orang tidak berani melanggarnya kecuali setelah ragu-ragu dan kemudian akan menyesali
perbuatan untuk selanjutnya bertaubat dengan sungguh-sungguh.

4. Sedang ciri-ciri Akhlaq dalam Islam paling tidak ada lima ciri sbb :
1. Al Akhlaq ar Rabbaniyyah (Akhlaq ketuhanan) bahwa ajaran Ahklaq Islam
bersumber dari wahyu Allah SWT yang termaktub dalam Al Qur-an dan As Sunnah. (QS.
Al An’am/6/153)
َّ ‫السبُ َل َفَت َفَّر َق بِ ُك ْم َعن َسبِيلِ ِه َذلِ ُك ْم َو‬
‫صا ُكم بِِه لَ َعلَّ ُك ْم َتَّت ُقو َن‬ ُّ ْ‫اطي ُم ْستَ ِقيماً فَاتَّبِ ُعوهُ َوالَ َتتَّبِ ُعوا‬
ِ ‫َن هـ َذا ِصر‬
َ َ َّ ‫ َوأ‬.١٥٣
153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah
dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar
kamu bertakwa.

2. Al Akhlaq al Insaniyyah (Akhlaq manusiawi): bahwa ajaran Akhlaq Islam selalu


sejalan dan memenuhi fitrah insan (manusia) (QS. Ar Rum : 30).
ِ ‫فَأَقِم وجهك لِلدِّي ِن حنِيفاً فِطْرةَ اللَّ ِه الَّيِت فَطَر النَّاس علَيها اَل َتب ِد خِل‬
‫ِّين الْ َقيِّ ُم‬ َ ‫يل َْل ِق اللَّ ِه ذَل‬
ُ ‫ك الد‬ َ ْ َْ َ َ َ َ َ َ َْ َ ْ
ِ ‫َولَ ِك َّن أَ ْكَثَر الن‬
٣٠‫َّاس اَل َي ْعلَ ُمو َن‬
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168], (QS. Ar Rum :
30).
[1168] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri
beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah
wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
3. Al Akhlaq Asy-syamilah (Akhlaq menyeluruh dan universal) : bahwa ajaran Akhlaq
Islam sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan mencakup segala aspek kehidupan
manusia baik dalam dimensi vertikal maupun horisontal, spiritual maupun sosial (QS. Al
Baqarah : 29, 277) Al. An’am : 151-152)
٢٩ ‫يم‬ِ ٍ ِ ٍ َّ ‫اسَت َوى إِىَل‬ ِ ِ ‫هو الَّ ِذي خلَق لَ ُكم َّما يِف األَر‬
ٌ ‫الس َماء فَ َس َّو ُاه َّن َسْب َع مَسَ َاوات َو ُه َو ب ُك ِّل َش ْيء َعل‬ ْ َّ‫ض مَج يعاً مُث‬ ْ َ َ َُ

29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.

َ ‫ إ َّن الذ‬.٢٧٧
ٌ ‫ند َرهِّبِ ْم َوالَ َخ ْو‬
‫ف َعلَْي ِه ْم َوالَ ُه ْم حَيَْزنُو َن‬ َ ‫َج ُر ُه ْم ِع‬ َّ ْ‫الصالَةَ َوآَت ُوا‬ ِ ‫الصاحِل‬
َّ ْ‫ات َوأَقَ ُاموا‬ ِ ِ َّ ِ
ْ ‫الز َكاةَ هَلُ ْم أ‬ َ َّ ْ‫ين َآمنُواْ َو َعملُوا‬
277. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar[518]". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu
memahami(nya).
152. dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,
hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak
memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu
berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu)[519], dan
penuhilah janji Allah[520]. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.
(QS. Al. An’am : 151-152)
[518] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam
dan sebagainya.
[519] Maksudnya mengatakan yang sebenarnya meskipun merugikan Kerabat sendiri.
[520] Maksudnya penuhilah segala perintah-perintah-Nya.
4. Al Akhlaq At Tawazun (Akhlaq keseimbangan) : Bahwa ajaran akhlaq Islam berada
ditengah-tengah antara pandangan yang menghayalkan manusia bagaikan malaikat
(selalu berbuat baik) dan pandangan yang menghayalkan manusia bagaikan hewan yang
menitik beratkan segi kejahatan (sombong, rakus, dengki).
5. Al Akhlaq Al Waqi’iyyah (akhlaq realistik) : bahwa ajaran akhlaq Islam
memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun manusia sebagai makhluq yang
memiliki kelebihan dibanding makhluq yang lain tetapi manusia juga memiliki
kelemahan-kelemahan. Dalam kondisi darurat Islam memberikan keringan dan
kemurahan (ruhshoh). (QS Al Baqarah : 35-40, 173, 286).
35. dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu
dekati pohon ini[37], yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.
36. lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari Keadaan
semula[39] dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang
lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan."
37. kemudian Adam menerima beberapa kalimat[40] dari Tuhannya, Maka Allah menerima
taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
[37] Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan
Hadist tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam
surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.
[38] Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang
mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. yang
dimaksud dengan syaitan di sini ialah iblis yang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas.
[39] Maksud Keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.
[40] Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam sebahagian
ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.
173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108]. tetapi Barangsiapa dalam
Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
[108] Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama
Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.

5. Kedudukan dan Keistimewaan Akhlaq dalam Islam:


1. Sebagai tema central / pokok ajaran Islam : sebagaimana sabda Rasulullah
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”HR Baihaqi
2. Akhlaq menjadi ukuran kesempurnaan iman seseorang : Sabda Rasulullah
”Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaqnya”HR.
Ahmad
3. Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti di
akhirat:
Sabda Nabi : ”Tidak ada satupun yang akan lebih memberatkan timbangan kebaikan
seseorang hamba mukmin nanti pada hari kiamat selain dari akhlaq yang baik”HR
Timidzi
4. Ibadah-ibadah mahdhah sesalu dikaitkan dengan akhlaq:
a. Sholat mencegah perbuatan keji dan munkar (QS. Al Ankabut : 45)
b. Puasa melatih diri menahan hawa nafsu dan meninggalkan sikap yang tercela.
c. Zakat membersihkan jiwa dari penyakit-penyakit hati (QS At Taubah : 103)
d. Haji juga mencegah sesorang dari perkataan dan perbuatan tercela dan dari
pertengkaran.

6. RUANG LINGKUP AKHLAQ


1. Akhlaq terhadap Allah SWT
2. Akhlaq terhadap Rasulullah SAW
3. Akhlaq Pribadi (diri sendiri)
4. Akhlaq dalam Keluarga
5. Akhlaq Bermasyarakat
6. Akhlaq Bernegara dan berbangsa
7. Akhlaq terhadap alam semesta (Flora dan Fauna)
6.1 AKHLAQ TERHADAP ALLAH SWT
1) Taqwa : ”Memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintahNya dan
menjauhi laranganNya. Hakekat taqwa ialah integralisasi Iman, Islam dan Ihsan.
Bertaqwa harus scr maksimal yaitu dengan melakukan islamisasi seluruh aspek dan ruang
lingkup kehidupan (QS. Ali Imron 3 : 102)
‫ين َآمنُواْ َّات ُقواْ اللّهَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُوتُ َّن إِالَّ َوأَنتُم ُّم ْسلِ ُمو َن‬ ِ َّ
َ ‫ يَا أَيُّ َها الذ‬.١٠٢
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-
Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.
Hadits Nabi : “Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada …” (HR. Tirmidzi)
Kualitas ketaqwaan seseorang menentukan tingkat kemuliaannya disisi Allah SWT (QS Al
Hujurat 49 : 13)
ِ ِ‫ند اللَّ ِه أَْت َقا ُكم إِ َّن اللَّهَ َعل‬
َ ‫َّاس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُكم ِّمن ذَ َك ٍر َوأُنثَى َو َج َعْلنَا ُك ْم ُش ُعوباً َو َقبَائِ َل لَِت َع َارفُوا إِ َّن أَ ْكَر َم ُك ْم ِع‬
ٌ‫يم َخبري‬
ٌ ْ ُ ‫ يَا أَيُّ َها الن‬.١٣
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Kriteria Orang Bertaqwa :


QS. Al Baqarah 2 : 2-5
2. Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],
3. (yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan menafkahkan
sebahagian rezki[16] yang Kami anugerahkan kepada mereka.
4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab
yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].
5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang
beruntung[19].
[11] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa
Al Quran diperintahkan untuk ditulis.
[12] Takwa Yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan
menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
[13] Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. tanda-
tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.
[14] Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. percaya kepada yang ghjaib yaitu,
mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil
yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan sebagainya.
[15] Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai
dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan
diri kepada Allah. mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-
syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan
apa yang dibaca dan sebagainya.
[16] Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan
sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama
memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.
[17] Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah Kitab-Kitab yang diturunkan
sebelum Al Quran seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Quran yang
diturunkan kepada Para rasul. Allah menurunkan kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu
kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada rasul.
[18] Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. akhirat lawan dunia.
kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah
benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.
[19] Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah
mengusahakannya.

QS. Ali Imron 3 : 133 – 136


133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.
135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri[229],
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui.
136. mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.

[229] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya
menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa
yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.
Jadi krireria orang yang bertaqwa menurut QS Al Baqarah : 2-5 dan Ali Imran
133-135, sbb
a. Mereka yang beriman pada yang ghoib : Allah, Malaikat dan hari Akhir.
b. Mereka yg melaksanakan Sholat, zakat, berinfaq membelanjakan hartanya di jalan
Allah
c. Beriman kepada Al Qur an dan kitab-kitab sebelumnya, yakin adanya kehidupan
akhirat. Hidupnya akan beruntung (sukses) di dunia dan akhirat
d. Menahan amarah
e. Menafkahkan rezekinya dikala lapang maupun sempit
f. Memaafkan kesalahan orang lain
g. Bersegera memohon ampunan Allah SWT bila melakukan kesalahan dan dosa
dengan Bertaubat

Buah/manfaat/hikmah dari Taqwa


1. Mendapatkan sikap furqon yaitu sikap tegas akan dapat membedakan antara hak dan
bathil, benar dan salah, halal dan haram serta terpuji dan tercela: QS. Al Anfal/8 : 29
‫ين َآمنُواْ إَن َتَّت ُقواْ اللّهَ جَيْ َعل لَّ ُك ْم ُف ْرقَاناً َويُ َكف ِّْر َعن ُك ْم َسيِّئَاتِ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم‬ ِ َّ ِ
َ ‫ يا أَيُّ َها الذ‬.٢٩
‫ض ِل الْ َع ِظي ِم‬ ْ ‫َواللّهُ ذُو الْ َف‬
29. Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan
memberikan kepadamu Furqaan[607]. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-
kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang
besar.
[607] Artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat
juga diartikan disini sebagai pertolongan.
2. Mendapatkan limpahan berkah dari langit dan bumi QS. Al ‘Araf/7 : 96
ِ ‫ـكن َك َّذبواْ فَأَخ ْذنَاهم مِب َا َكانُواْ يك‬
ِ َ‫ض ول‬ ِ َّ ‫ات ِّمن‬
ٍ ‫َن أَهل الْ ُقرى آمنُواْ و َّات َقواْ لََفتَحنَا علَي ِهم بر َك‬
‫ْسبُو َن‬ َ ُ َ ُ َ ِ ‫الس َماء َواأل َْر‬ َ ََ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َّ ‫ َولَ ْو أ‬.٩٦
96. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.
3. Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan QS. At Tholaq/65 : 2
ً‫َو َمن َيت َِّق اللَّهَ جَيْ َعل لَّهُ خَمَْرجا‬
2. ….Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan
keluar.
4. Mendapatkan rezeki tanpa diduga-duga QS. At Tholaq/65 : 3
‫ب َو َمن َيَت َو َّك ْل َعلَى اللَّ ِه َف ُه َو َح ْسبُهُ إِ َّن اللَّهَ بَالِ ُغ أ َْم ِر ِه قَ ْد‬ ِ
ُ ‫ث اَل حَيْتَس‬ ُ ‫ َو َي ْر ُزقْهُ ِم ْن َحْي‬.٣
ً‫َج َع َل اللَّهُ لِ ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ْدرا‬
3. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
5. Mendapatkan kemudahan dalam segala urusan QS. At Tholaq/65 : 4
ً‫ َو َمن َيت َِّق اللَّهَ جَيْ َعل لَّهُ ِم ْن أ َْم ِر ِه يُ ْسرا‬.٤
4. ….barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya.
6. Menerima penghapusan kesalahan dan pengampunan dosa serta mendapatkan pahala
yang besar QS. At Tholaq/65 : 5 dan QS. Al Anfal/8 : 29
‫ين َآمنُواْ إَن َتَّت ُق واْ اللّ هَ جَيْ َع ل لَّ ُك ْم ُف ْرقَان اً َويُ َكف ِّْر َعن ُك ْم َس يِّئَاتِ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم‬ ِ َّ ِ
َ ‫ ي ا أَيُّ َه ا الذ‬.٢٩
‫ض ِل الْ َع ِظي ِم‬ْ ‫َواللّهُ ذُو الْ َف‬
29. Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan
kepadamu Furqaan[607]. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan
mengampuni (dosa-dosa) mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar.
[607] Artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat juga
diartikan disini sebagai pertolongan.
2). Cinta dan Ridha QS Al Baqoroh 2 : 165
Cinta adalah kesadaran diri perasaaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan
seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan
penuh kasih sayang. Ridha rela menerima qodho dan qodar Allah terhadap dirinya,
‫َش ُّد ُحبّاً لِّلّ ِه‬ ِ َّ
َ ‫ين َآمنُواْ أ‬
َ ‫…والذ‬ َ .١٦٥
165. …. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. ..
Bila seseorang mencintai Allah SWT tentu dia akan selalu berusaha melakukan segala
sesuatu yang dicintai-Nya seperti: Berbuat ihsan (QS. AlBaqarah/2 : 195, bertaubat (QS.
Al Baqarah/2 : 222). Bertaqwa (QS. Ali Imran/3 : 159), Sabar (QS. Ali Imran/3 : 146)
tawakal (QS. Ali Imran/3 : 159) dll
Dan meninggalkan segala yang dibenciNya yaitu orang-orang yang: 1. melampaui batas
(QS.2 : 190), 2. Dzalim (QS. 3 : 57), 3. Sombong (QS. 4/36), 4. Merusak (QS. 5:64), 5.
Boros (QS. 6 : 141), 6. Khianat (QS. 8 : 58 dll.
3). Ikhlas (Berbuat tanpa pamrih/Beramal semata-mata karena mengharap ridha Allah)
Hanya dengan keikhlasan lah semua amal ibadah akan diterimaoleh Allah SWT
3 unsur keikhlasan
a. Niat Ikhlas (ikhlas an niyah)
b. Beramal dengan sebaik-baiknya (itqon al ‘amal)
c. Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat (Judah al ada’)
4). Khauf dan raja’ (Takut dan Harap)
Khauf: kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang akan
menimpanya atau membayangkan hilangnya sesuatu yang dimilikinya. Rasa takut ini
harus bersumber kepada Allah SWT. Menurut Sayyid Shabiq ada dua sebab kenapa
seseorang takut kepada Allah SWT. 1). Karena dia mengenal Allah SWT (ma’rifatullah),
takut seperti ini dinamai dengan khauf al-arifin, semakin sempurna pengenalannya
terhadap Allah semakin bertambah takutnya, Allah menyatakan bahwa para ulama-lah
benar-benar takut kepadaNya.
‫ك إِمَّنَا خَي ْ َشى اللَّهَ ِم ْن ِعبَ ِاد ِه الْعُلَ َماء إِ َّن‬ ِ ِ ِ ‫ َو ِم َن الن‬.٢٨
ٌ ‫اب َواأْل َْن َع ِام خُمْتَل‬
َ ‫ف أَلْ َوانُهُ َك َذل‬ ِّ ‫َّو‬
َ ‫َّاس َوالد‬
ٌ ‫اللَّهَ َع ِز ٌيز َغ ُف‬
‫ور‬
28. …… Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama . Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
2). Karena dosa-dosa yang dilakukannya, takut akan azab Allah SWT
Raja‘ atau harap adalah memautkan hati kepada sesuatu yang disukai pada masa yang
akan datang, raja‘ harus didahului oleh usaha yang sungguh-sungguh. Orang yang
mempunyai sifat raja‘/pengharapan ini lah yang akan mendapat rahmat Allah SWT.
ِ ِ َّ ِ َّ ِ
‫ور‬
ٌ ‫ت اللّه َواللّهُ َغ ُف‬ َ ِ‫اه ُدواْ يِف َسبِ ِيل اللّ ِه أ ُْولَـئ‬
َ َ ‫ك َي ْر ُجو َن َرمْح‬ َ ‫اجُرواْ َو َج‬
َ ‫ين َه‬ َ ‫ إ َّن الذ‬.٢١٨
َ ‫ين َآمنُواْ َوالذ‬
‫يم‬ ِ
ٌ ‫َّرح‬
218. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
5). Tawakkal Berserah diri dengan diawali ikhtiar (usaha keras). Tidak dinamai
tawakal kalau hanya pasrah menunggu nasib.
Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah
SWT dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Seorang
muslim hanya boleh bertawakal kepada Allah SWT semata. (QS. Hud/11 : 123)
‫ك بِغَافِ ٍل َع َّما َت ْع َملُو َن‬ ِِ
َ ُّ‫اعبُ ْدهُ َوَت َو َّك ْل َعلَْي ِه َو َما َرب‬
ْ َ‫ض َوإِلَْي ِه يُْر َج ُع األ َْم ُر ُكلُّهُ ف‬ ِ ‫السماو‬
ِ ‫ات َواأل َْر‬ َ َ َّ ‫ب‬ ُ ‫ َوللّه َغْي‬.١٢٣
123. Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-
lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah
kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
6). Syukur Memuji dan berterima kasih kepada si pemberi
Syukurnya seorang hamba berkisar pada 3 hal yang apabila tidak berkumpul maka
tidaklah dinamakan bersyukur. 3 dimensi syukur 1. Batin (Mengakui dalam batin), 2.
Lisan (Membicarakan/mengucapkan dengan lisan) 3 Arkhan (perbuatan)
menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah SWT
7). Muroqobah & Muhasabah. Muraqabah: menjaga, memelihara, mengawasi Pengertian
: Kesadaran seeorang muslim bahwa dia selalu dalam pengawasan Allah, sehingga
melahirkan Muhasabah: Intropeksi, mawas diri, evaluasi terhadap amal perbuatannya
sendiri. Firman Allah QS. An Nisa/4 : 1.
. ً‫إِ َّن اللّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبا‬
1. …… Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An Nisa/4 :
1)
QS Al Ahzab/33 : 52
ً‫َو َكا َن اللَّهُ َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء َّرقِيبا‬
52…Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu (QS Al Ahzab/33 : 52)

8). Taubat; Kembali dari sesuatu menuju ke sesuatu ; dari berbuat maksiat menuju taat dari
berbuat jelek menuju baik, dari sifat yang tercela menuju ke sifat terpuji. Kembali dari
larangan Allah menuju perintah Allah SWT. Perintah taubat QS An Nur/24 : 31
‫َوتُوبُوا إِىَل اللَّ ِه مَجِ يعاً أَيُّ َها الْ ُم ْؤ ِمنُو َن لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُحو َن‬
31…Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung. (QS An Nur/24 : 31)
QS. At Tahrim/66 : 8
ُ َ‫وي ْد ِخل‬ ِ ِ ِ َّ
. ‫كم‬
ْ ُ ‫ين َآمنُوا تُوبُوا إِىَل اللَّه َت ْوبَةً ن‬
ُ َ ‫َّصوحاً َع َسى َربُّ ُك ْم أَن يُ َكفَِّر َعن ُك ْم َسيِّئَات ُك ْم‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
‫َّات جَتْ ِري ِمن حَتْتِ َها اأْل َْن َه ُار‬
ٍ ‫جن‬
َ
8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan
nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai (QS. At Tahrim/66 : 8)
Tidak ada istilah terlambat untuk bertaubat. Allah SWT maha penerima taubat,
betapaun besarnya dosa seseorang apabila dia bertaubat Allah pasti mengampuninya,
kecuali nyawa sudah berada di tenggororokan atau matahri terbit dari barat itulah pintu
taubat sudah ditutup. Tidak dosa yang tidak terampuni kalau kita minta ampun kepada
Allah SWT.
5 dimensi taubat:
a) Mengakui kesalahan
b) Menyesali kesalahan
c) Memohon ampun (Istighfar) kepada Allah SWT
d) Berjanji tdk akan mengulanginya kembali
e) Menutupi kesalahan dengan amal sholeh QS . Thaha : 82
‫صاحِل اً مُثَّ ْاهتَ َدى‬ ِ
ٌ ‫ َوإِيِّن لَغَف‬.٨٢
َ َ‫َّار لِّ َمن ت‬
َ ‫اب َو َآم َن َو َعم َل‬
82. Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman,
beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar (QS . Thaha : 82)
6.2. Akhlaq terhadap Rasulullah SAW
1. Mencintai dan memuliakan rosul
Kedatangan beliau sebagai utusan Allah merupakan rahmat bagi alam semesta (QS Al
Anbiya’/21 :109
ِ
َ ‫اك إِاَّل َرمْح َةً لِّْل َعالَم‬
‫ني‬ َ َ‫ َو َما أ َْر َس ْلن‬.١٠٧
107. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam (QS Al Anbiya’/21 :109
QS, At Taubah/9 : 128)
‫يم‬ ِ ٌ ‫ول ِّمن أَن ُف ِس ُكم ع ِزيز علَي ِه ما عنِتُّم ح ِريص علَي ُكم بِالْم ْؤ ِمنِني ر ُؤ‬
ٌ ‫وف َّرح‬ ََ ُ َْ ٌ َ ْ َ َ َْ ٌ َ ْ ْ ٌ ‫ لََق ْد َجاء ُك ْم َر ُس‬.١٢٨
128. Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,
amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. QS, At Taubah/9 :
128)
2. Bershalawat kepada Rasulullah QS. Al Ahzab/33 : 56
ً‫صلُّوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما‬ ِ َّ ِ
َ ُ‫ إِ َّن اللَّهَ َو َماَل ئ َكتَهُ ي‬.٥٦
َ ‫صلُّو َن َعلَى النَّيِب ِّ يَا أَيُّ َها الذ‬
َ ‫ين َآمنُوا‬
56. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya (QS. Al Ahzab/33 : 56)
“Dari Ka’ab bin Ujrah radhiallahu ‘anhu, bahwa para sahabat pernah bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, kami telah memahami tata cara memberi salam kepada Anda, lalu
bagaimana cara memberi salawat kepada Anda?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Ucapkanlah,
‫ اللَّ ُه َّم بَا ِر ْك َعلَى‬، ‫َّك مَحِ ي ٌد جَمِ ي ٌد‬ ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ
َ ‫ إِن‬، ‫يم‬ َ ‫ت َعلَى آل إ ْبَراه‬ َ ‫صلَّْي‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
َ ‫ َك َما‬، ‫ َو َعلَى آل حُمَ َّمد‬، ‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد‬
‫َّك مَحِ ي ٌد جَمِ ي ٌد‬ ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ
َ ‫ إِن‬، ‫يم‬
َ ‫ت َعلَى آل إ ْبَراه‬ َ ‫ َك َما بَ َار ْك‬، ‫ َو َعلَى آل حُمَ َّمد‬، ‫’حُمَ َّمد‬
“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad yang ummi dan kepada keluarga
Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi bershalawat kepada Ibrahim dan
keluarga Ibrahim.Dan berkahilah Muhammad Nabi yang ummi dan keluarga
Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim dan keluarga
Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”
[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 6/27, dan 7/156, Muslim 2/16, Abu Dawud no. 976,
977, 978, At Tirmidzi 1/301-302, An Nasa-i dalam “Sunan” 3/47-58 dan “Amalul
Yaum wal Lailah” no 54, Ibnu Majah no. 904, Ahmad 4/243-244, Ibnu Hibban dalam
“Shahih” nya no. 900, 1948, 1955, Al Baihaqi dalam “Sunanul Kubra” 2/148 dan yang
lainnya]

‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى نَبِِّينَا حُمَ َّمد‬


َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad)
[SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-
Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].

‫ وبارك على حممد‬، ‫اللهم صل على حممد وعلى أزواجه وذريته كما صليت على إبراهيم‬
‫ إنك محيد جميد‬، ‫وعلى أزواجه وذريته كما باركت على إبراهيم‬
“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-
istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad
dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagimana Engkau telah
memberkahi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”
[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 7/157, Muslim 2/17, Abu Dawud no. 979, An Nasa-i
dalam “Sunan” nya 3/49, Ibnu Majah no. 905, Ahmad dalam “Musnad” nya 5/424,
Baihaqi dalam “Sunanul Kubra” 2/150-151, Imam Malik dalam “Al Muwaththo’ 1/179
dan yang lainnya].
3. I’tiba’/mengikuti sunah-sunah Rasulullah QS An Nisa’/4 : 64

‫اع بِِإ ْذ ِن اللّ ِه‬ ِ ٍ ‫ وما أَرسْلنا ِمن َّرس‬.٦٤


َ َ‫ول إِالَّ ليُط‬ ُ َ َ ْ ََ
64. Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita'ati dengan seizin
Allah. (QS An Nisa’/4 : 64)
QS An Nisa’/4 : 80
 ً‫اك َعلَْي ِه ْم َح ِفيظا‬
َ َ‫اع اللّهَ َو َمن َت َوىَّل فَ َما أ َْر َسْلن‬
َ َ‫ول َف َق ْد أَط‬ َّ ‫ َّم ْن يُ ِط ِع‬.٨٠
َ ‫الر ُس‬
80. Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari keta'atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka . (QS An Nisa’/4 : 80)
QS Ali Imran/3 : 31
‫يم‬ ِ ‫ قُل إِن ُكنتُم حُتِ بُّو َن اللّه فَاتَّبِعويِن حُي بِب ُكم اللّه وي ْغ ِفر لَ ُكم ذُنُوب ُكم واللّه َغ ُف‬.٣١
ٌ ‫ور َّرح‬
ٌ ُ َ ْ َ ْ ْ ََ ُ ُ ْ ْ ُ َ ْ ْ
31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. QS Ali Imran/3 : 31

6.3. Akhlaq Pribadi


a). Shidiq (benar atau jujur) lawan kata bohong atau al kadzib)
bentuk bentuk shidiq
1. Benar dalam perkataan (Shidiq al hadits)
2. Benar dalam pergaulan (shidq al muamalah)
3. Benar dalam kemauan (shidq al azam)
4. Benar dalam berjanji (shidq al wa’ad)
5. Benar dalam kenyataan Shidq al hal)
Bentuk bentuk kebohongan:
1. Khianat
2. Mengingkari janji
3. Kesaksian palsu
4. Fitnah
5. Gunjing (gossip, ghibah)
b). Amanah dapat dipercaya
Bentuk bentuk amanah
1). Memelihara titipan dan mengembalikan kepada pemiliknya seperti semua
2). Menjaga rahasia
3). tdk menyalahgunkan jabatan
4). Menunaikan kewajiban dengan baik
5). Memelihara bentuk nikmat yg diberikan Allah
c). Istiqomah (tegak lurus) sikap teguh hati, teguh pendirian selalu konsekuen
d). IFFAH menjaga diri / menjauhkan diri dari hal-hal yang tdk baik (menjaga kesucian)
e). MUJAHADAH mencurahkan segala kemampuan atau bersungguh-sungguh
Mencurahkan segala kemampuan untuk melepaskan diri dari segala hal yang
menghambat pendekatan diri terhadap Allah.
f). SYAJA’AH : Berani
Bentuk Syaja’ah:
1. Berani dalam menghadapi musuh
2. Berani menyatakan kebenaran
3. Berani dalam mengendalikan diri (marah)
Sumber keberanian
1. Rasa takut kepada Allah SWT (QS Al Ahzab 33: 39) (QS Ali Imron 3 : 173)
2. Lebih mencintai akhirat daripada dunia
3. Tidak takut mati
4. Tidak ragu-ragu
5. Tidak menomorsatukan materi
6. Tawakal dan yakin akan pertolongan Allah

g). TAWADHU’ Rendah hati lawannya Sombong


h). MALU : perasaan yang menimbulkan keengganan utk melakukan yang tdk baik.
i). SABAR Menahan dan mengekang dari segala sesuatu yang tdk disukai krn mengharap
ridho Allah
Macam-macam Sabar:
1. Sabar dalam menerima ujian (diuji oleh Allah dg sedikit ketakutan, kelaparan
kekurangan harta, jiwa dan buah-buah (penghasilan).
2. Sabar dari keinginan hawa nafsu (mengendalikan hawa nafsu)
3. Sabar dalam ketaatan kepada Allah
j). PEMAAF manfaat menghilangkan dedam - lapang dada

6.4. Akhlaq dalam Keluarga


1. Birrul Walidain Berbuat kebajikan kepada kedua orang tua ibu & bapak
Birrul Walidain termasuk amalan yang paling disukai Allah.
Sebagaiman sabda Rasulullah tentang amalan apa yang paling disukai Allah SWT
a) Shalat tepat pada waktunya
b) Birrul Walidain
c) Jihad fisabilillah
2. Hak dan kewajiban serta kasih saya suami istri
QS Al Baqarah/2 : 228
ِ ‫وهَل َّن ِمثْل الَّ ِذي علَي ِه َّن بِالْمعر‬
‫وف‬ ُْ َ َْ ُ َُ
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara
yang ma'ruf. QS Al Baqarah/2 : 228
Qs Ar Rum/30 : 21
ِ
َ ‫ َو ِم ْن آيَاتِِه أَ ْن َخلَ َق لَ ُكم ِّم ْن أَن ُف ِس ُك ْم أ َْز َواجاً لِّتَ ْس ُكنُوا إِلَْي َها َو َج َع َل َبْينَ ُكم َّم َو َّد ًة َو َرمْح َةً إِ َّن يِف ذَل‬.٢١
‫ك‬
‫ات لَِّق ْوٍم َيَت َف َّكُرو َن‬
ٍ ‫آَل ي‬
َ
21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Qs Ar
Rum/30 : 21
3. Kasih Sayang dan Tanggung jawab orang tua terhadap anak
Anak adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT
1. Hubungan tanggung jawab
2. Hubungan kasih sayang
3. Hubungan masa depan
Ada 4 tipologi anak
1. Anak sebagai perhiasan dunia (QS Al Kahfi/18 : 46
2. Anak sebagai ujian (QS Al Anfal/8 : 28)
3. Anak sebagai musuh QS At Taghabun/64 : 14
4. Anak sebagai cahaya mata (QS Al Furqan/28 : 74
4. Silaturahim dengan Karib Kerabat
Istilah silaturahimterdiri dari dua kata Shillah artinya hubungan, sambungan danRahim
artinya peranakan/Rahim. Istilah ini adalah sebuah simbul dari hubungan baik penuh
kasih saying antara sesame karib kerabat yang asal usulnya berasal dari satu Rahim.
Bentuk-bentuk silaturahim :
1. Berbuat baik (ihsan) terutama dengan memberikan bantuan materiil utk memenuhi
kebutuhan hidupnya (QS An Nisa’/4 : 36
2. Membagi sebagian dari harta warisan kepaa karib kerabat yang hadir pada waktu
pembagian tetapi tidak mendapat bagian karena terhalang oleh ahli waris yang lebih
berhak QS A Nisa’/4 : 8)
3. Memelihara dan meningkatkan rasa kasih saying sesame kerabat dengan sikap
saling kenal-mengenal dan hormat menghormati, bertukar salam, saling
mengunjungi, bantu membantu dll,
Manfaat silaturahim:
1. Mendaptkan rahmat, nikmat dan ihsan dari Allah SWT
2. Masuk surge dan jauh dari neraka
3. Lapang rezeki dan Panjang umur
6.5. Akhlaq Bermasyarakat (Insya Allah ada bahasan tersendiri)
6.6. Akhlaq Bernegara ((Insya Allah ada bahasan tersendiri)
6.7. Akhlaq terhadap alam semesta (Flora dan Fauna)

MU’AMALAH

Muamalah atau ibadah umum (ghairu mahdhah) ialah segala perbuatan yang diijinkan oleh Allah
dan RasulNya yang dilaksanakan demi taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah).
Meskipun muamalah ini ada bagian-bagian tertentu yang diatur, tetapi Allah dan rasulNya lebih
memberi kemerdekaan kepada umat manusia untuk mengembangkannya. Dalam muamalah
berlaku dalil ushul fiqih : Al ashlu fil mu’aamalati al ibaahatu illa maadala daliilu ‘alaa khilaafihi
(tahriimihi) Artinya: Pada dasarnya mu’amalah itu (semuanya) dibolehkan kecuali bila terdapat
dalil-dalil yang melarangnya (mengharamkannya)

Pengertian Fiqih Muamalah


Menurut Dr. Wahbah Zuhaili (dalam Fiqh Muamalah Perbankan syariah, Team Counterpart
Bank Muamalat Indonesia ,1999), Fiqih muamalah merupakan salah satu dari bagian persoalan
hukum Islam seperti yang lainnya yaitu tentang hukum ibadah, hukum pidana, hukum peradilan,
hukum perdata, hukum jihad, hukum perang, hukum damai, hukum politik, hukum penggunaan
harta, dan hukum pemerintahan. Semua bentuk persoalan dicantumkan dalam kitab fiqih adalah
pertanyaan yang dipertanyakan masyarakat atau persoalan yang muncul ditengah-tengah
masyarakat. Kemudian para ulama memberikan pendapatnya yang sesuai kaidah-kaidah yang
berlaku dan kemudian pendapat tersebut dibukukan berdasarkan hasil fatwa-fatwanya. Fiqih
Muamalah tersusun dari dua kata (lafadz), yaitu fiqih (‫ )الفقه‬dan Muamalah (‫)المعاملة‬. Lafadz yang
pertama (‫ )الفقه‬secara etimologi memiliki makna pengeritan atau pemahaman, sedangkan dalam
terminologi kata fiqih memiliki definisi yang beragam dari kalangan ulama’

Secara bahasa ( etimologi ) Fiqih (‫ ) فقه‬berasal dari kata faqiha (‫ )فقه‬yang berarti Paham:
pemahaman seperti tercermin dalam firman Allah SWT,
َ‫ت لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡفقَهُون‬
ِ َ‫ص ِّرفُ ٱأۡل ٓ ٰي‬
َ ُ‫ٱنظُ ۡر َك ۡيفَ ن‬
65. …... Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti
agar mereka memahami(nya)". (QS: Al-An’am: 65)  dan muamalah berasal dari kata ’amila (
‫ ) معامل„„„ة – يعام„„„ل – عامل‬yang berarti berbuat atau bertindak. Muamalah adalah hubungan
kepentingan antar sesama manusia ( Hablun minannas ). Muamalah tersebut meliputi transaksi-
transaksi kehartabendaan seperti jual beli, perkawinan, dan hal-hal yang berhubungan
dengannya, urusan persengketaan ( gugatan, peradilan, dan sebagainya ) dan pembagian warisan.
Sedang menurut istilah muamalah dibagi sebagai berikut

1. Muhammad Yusuf Musa berpendapat bahwa muamalah adalah peraturan-peraturan Allah


yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan
manusia”. Muamalah adalah segala peraturan yang diciptakan Allah untuk mengatur
hubungan manusia dengan manusia dalam hidup dan kehidupan. Dari pengertian dalam
arti luas di atas, kiranya dapat diketahui bahwa muamalah adalah aturan-aturan hukum
Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan
social.
2. Pengertian fiqh muamalah dalam arti sempit yaitu: “muamalah adalah aturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk mendapatkan alat-
alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baik” (Idris Ahmad) atau “muamalah
adalah tukar-menukar barang atau sesuatu yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah
ditentukan.
3. Hukum Islam yang mengatur hubungan antara mansuia dan sesamanya meliputi aturan
tentang hak azasi manusia, relasi, pernikahan, perwalian, pemilikan, warisan, hibah,
wasiat, perdagangan, perkongsian, perkoperasian, sewa-menyewa, simpan pinjam, utang
piutang, hubungan antar bangsa, hubungan antar sesama umat Islam, hubungan antar
golongan, hubungan antar umat berbeda agama dan sebagainya (Azhar Basyir. 11)
4. Hukum Islam yang mengatur hubungan antara mansuia dan kehidupannya meliputi
aturan tentang makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, mata pencaharian dan rezeki.
5. Hukum Islam yang mengatur hubungan antara manusia dan alam sekitarnya atau alam
semesta, meliputi aturan mengenai suruhan untuk meneliti keadaan alam, memeliharanya,
memanfaatkan kekayaan alam dan larangan berperilaku boros atau mubazir serta
mengeksploitasi dan meusak alam.(Masyfuq Zuhdi.2-3)

Ruang Lingkup Muamalah


Menurut Abdul Wahhab Khallaf bahwa ruang lingkup muamalah secara garis besar mencakup
lima masalah :
1. Masalah keluarga seperti: Pernikahan atau perkawinan (segala sesuatu yang berkaitan
dengan nikah dan termasuk talak (perceraian), rujuk (nikah kembali setelah bercerai,
iddah dll), pengasuhan anak, perwalian, kewarisan dan wasiat.
2. Masalah harta benda dan perekonomian seperti: hak milik, perdagangan, mudharabah
(bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul amal)
mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian
di awal. Bentuk ini menegaskan kerja sama dengan kontribusi seratus persen modal dari
pemilik modal dan keahlian dari pengelola), keuangan, perbankan, perkongsian, utang
piutang, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, perburuhan, perwakafan, hibah,
perewakilan, gadai, perikatan atau perjanjian dan pailit.
3. Masalah manusia dengan kehidupannya seperti makanan, minuman, pakaian, tempat
tinggal, kesehatan, pekerjaan dan mata pencaharian, pemanfatan kekayaan alam,
pemeliharaan dan pelestarian alam.
4. Masalah politik seperti: Ketatanegaraan dan pemerintahan, hubungan antar bangsa dan
natar negara, hubungan antar golongan dan hubungan antar umat seagama dan atau
hubungan antar umat yang berbeda agama.
5. Masalah Pendidikan dan kebudayaan seperti: Pendidikan, pengajaran, ilmu pengetahuan,
teknologi, meneliti alam ekploitasi, olah raga, kesenian dan kebudayaan

Adapun prinsip-prinsip umum mu’amalah):


1. Karamah insaniyah (kemulyaan kemanusiaan). Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah
Allah di bumi yang bertugas memakmurkan bumi (QS. Al Baqarah/2 : 30)
ٰٓ ۡ
ُ ِ‫ض َخلِيفَ ٗۖ„ة قَ„الُ ٓو ْا أَت َۡج َع„ ُل فِيهَ„ا َمن ي ُۡف ِس„ ُد فِيهَ„ا َويَ ۡس„ف‬
ُ‫ك ٱل„ ِّد َمٓا َء َون َۡحن‬ ‫أۡل‬
ِ ‫ل فِي ٱ َ ۡر‬ٞ ‫ك لِل َملَئِ َك ِة إِنِّي َجا ِع‬ َ َ‫َوإِ ۡذ ق‬
َ ُّ‫ال َرب‬
َ ۖ َ‫ك َونُقَدِّسُ ل‬
َ‫ك قَا َل إِنِّ ٓي أَ ۡعلَ ُم َما اَل ت َۡعلَ ُمون‬ َ ‫نُ َسبِّ ُح بِ َحمۡ ِد‬
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui".

Allah memikulkan amanat yang mulia kepundak manusia (QS. Al Ahzab/33 : 72)
َ‫ال فَأَبَ ۡينَ أَن يَ ۡح ِم ۡلنَهَا َوأَ ۡشفَ ۡقنَ ِم ۡنهَا َو َح َملَهَا„ ٱإۡل ِ ن ٰ َس ۖنُ إِنَّ ۥهُ َكان‬
ِ َ‫ض َو ۡٱل ِجب‬ ‫ضنَا ٱأۡل َ َمانَةَ َعلَى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو ِ أۡل‬
ِ ‫ت َوٱ َ ۡر‬ ۡ ‫إِنَّا َع َر‬
‫وما َجهُواٗل‬ ٗ ُ‫ظَل‬
72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,
[1233] Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.

dan melebihkan diatas makluk lainnya (QS. Al Isra’/17: 70).


۞‫ير ِّم َّم ۡن خَ لَ ۡقنَا‬ ٰۡ ِ َ‫َولَقَ ۡد َكرَّمۡ نَا بَنِ ٓي َءا َد َم َو َح َم ۡل ٰنَهۡ„ُم فِي ۡٱلبَرِّ َو ۡٱلبَ ۡح ِ„ر َو َرز َۡق ٰنَهُم ِّمنَ ٱلطَّيِّ ٰب‬
ٖ ِ‫ت َوفَضَّلنَهۡ„ُم َعلَ ٰى َكث‬
ِ ‫ت َۡف‬
‫ضياٗل‬
70. dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di
lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

[862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan
untuk memperoleh penghidupan.

2. Wahdat al ummah (Kesatuan umat manusia) Karena umat manusia berasal dari satu
keturunan (QS. Al Hujurat/49 : 13 & An Nisa’/4 : 1)
ۚ
َ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَ لَ ۡق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٖر َوأُنثَ ٰ„ى َو َج َع ۡل ٰنَ ُكمۡ ُشعُوبٗ ا َوقَبَٓائِ َ„ل لِتَ َعا َرفُ ٓو„ ْا إِ َّن أَ ۡك َر َم ُكۡ„م ِعن َد ٱهَّلل ِ أَ ۡتقَ ٰى ُكمۡۚ إِ َّن ٱهَّلل‬
ٞ ِ‫َعلِي ٌم َخب‬
‫ير‬
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
ۚٗ‫يرا َونِ َسٓاء‬
ٗ ِ‫ث ِم ۡنهُ َما ِر َجااٗل َكث‬ ۡ ‫ق ِم ۡنهَا‬
َّ َ‫زَو َجهَا„ َوب‬ ۡ
ٖ ‫وا َربَّ ُك ُم ٱلَّ ِذي َخلَقَ ُكم ِّمن نَّف‬
َ َ‫س ٰ َو ِحد َٖة َوخَ ل‬ ْ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّق‬
„‫وا ٱهَّلل َ ٱلَّ ِذي تَ َسٓا َءلُونَ بِِۦه َوٱأۡل َ ۡر َحا ۚ َم إِ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َعلَ ۡي ُكمۡ َرقِيبٗ ا‬
ْ ُ‫َوٱتَّق‬
1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-
laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya
kamau sling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu.

[263] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s.
berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah
dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain
mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu
dengan nama Allah.

3. Atta’awun al insani (Kerja sama umat manusia) Islam memerintahkan kerja sama untuk
kebaikan dan taqwa dan melarang kerja sama untuk dosa dan pelanggaraan (QS. Al Maidah/5
: 2)
ِ ‫وا ٱهَّلل ۖ َ إِ َّن ٱهَّلل َ َش ِدي ُد ۡٱل ِعقَا‬
‫ب‬ ْ ُ‫وا َعلَى ۡٱلبِرِّ َوٱلتَّ ۡق َو ٰۖ„ى َواَل تَ َعا َون‬
ْ ُ‫وا َعلَى ٱإۡل ِ ۡث ِم َو ۡٱلع ُۡد ٰ َو ۚ ِن َوٱتَّق‬ „ْ ُ‫َوتَ َعا َون‬
2. dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya.
4. Attasamuh (Toleransi): Islam membolehkan untuk saling berbeda pandangan dan keinginan
tetapi harus ada sikap saling menghormati dan menghargai (QS. Ali Imran/3 :134
َ‫اس َوٱهَّلل ُ ي ُِحبُّ ۡٱل ُم ۡح ِسنِين‬ ۡ ۡ ٰۡ َّ ‫ٱلَّ ِذينَ يُنفِقُونَ فِي ٱل َّسرَّٓا ِء َوٱل‬
ِ ۗ َّ‫ضرَّٓا ِء َوٱل َك ِظ ِمينَ ٱلغ َۡيظَ َوٱل َعافِينَ َع ِن ٱلن‬
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan.
dan QS. Al A’raf/7 : 199),
َ‫ض َع ِن ۡٱل ٰ َج ِهلِين‬ ِ ‫ُخ ِذ ۡٱل َع ۡف َو َو ۡأ ُم ۡر بِ ۡٱلع ُۡر‬
ۡ ‫ف َوأَ ۡع ِر‬
199. Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari
pada orang-orang yang bodoh.
sedangkan untuk masalah ibadah mahdhah tidak ada toleransi sebagaimana (QS. Al
Kafirun/106: 6)
ِ ‫لَ ُكمۡ ِدينُ ُكمۡ َولِ َي ِد‬
‫ين‬
6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

5. Kemerdekaan, baik mencakup kemerdekaan pribadi, mengemukakan pendapat,


menentukan nasib dll (QS. Al Baqarah/2: 256,
‫ٱستَمۡ َسكَ بِ ۡٱلع ُۡر َو ِة ۡٱل ُو ۡثقَ ٰى اَل‬ ٰ
ِ ‫ٓاَل إِ ۡك َراهَ فِي ٱلدِّي ۖ ِن قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّ ۡش ُد ِمنَ ۡٱل َغ ۚ ِّي فَ َمن يَ ۡكفُ ۡر بِٱلطَّ ُغو‬
ۡ ‫ت َوي ُۡؤ ِم ۢن بِٱهَّلل ِ فَقَ ِد‬
‫صا َم لَهَ ۗا َوٱهَّلل ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
َ ِ‫ٱنف‬
256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka
Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.

[162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

QS An-Nisa’: 29 & QS. Yunus/10: 99)


‫اض ِّمن ُكمۡۚ َواَل ت َۡقتُلُ„ ٓ„و ْا أَنفُ َس „ ُكمۡۚ إِ َّن‬ َ ۡ َ ْ ۡ ْ َّ َٓ
ٖ ‫ٰيَأيُّهَا ٱل ِذينَ َءا َمنُوا اَل تَأ ُكلُ ٓوا أمۡ ٰ َولَ ُكم بَ ۡينَ ُكم بِٱل ٰبَ ِط ِل إِٓاَّل أن تَ ُكونَ تِ ٰ َج َرةً عَن ت ََر‬
‫ٱهَّلل َ َكانَ بِ ُكمۡ َر ِح ٗيما‬
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang
lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.

َ َّ‫ض ُكلُّهُمۡ َج ِميع ًۚا أَفَأَنتَ تُ ۡك ِرهُ ٱلن‬


„ْ ُ‫اس َحتَّ ٰى يَ ُكون‬
َ‫وا ُم ۡؤ ِمنِين‬ ‫أۡل‬ ٓ َ ُّ‫َولَ ۡو َشٓا َء َرب‬
ِ ‫ك أَل َمنَ َمن فِي ٱ َ ۡر‬
99. dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka
Apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?

6. Al ‘Adalah (Keadilan): memberikan kepada orang lain haknya, menempatkan sesuatu pada
tempatnya (QS. An Nisa’/4 : 58, QS. Al Isra’/17 : 26, QS Al Maidah/5 : 8).
۞‫وا بِ ۡٱل َع ۡد ۚ ِل إِ َّن ٱهَّلل َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكم‬
ْ ‫اس أَن ت َۡح ُك ُم‬
ِ َّ‫ت إِلَ ٰ ٓى أَ ۡهلِهَا َوإِ َذا َح َكمۡ تُم بَ ۡينَ ٱلن‬ ْ ‫إِ َّن ٱهَّلل َ يَ ۡأ ُم ُر ُكمۡ أَن تُ َؤ ُّد‬
ِ َ‫وا ٱأۡل َ ٰ َم ٰن‬
‫يرا‬ ٗ ‫ص‬ ِ َ‫بِ ۗ ِٓۦه إِ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َس ِمي ۢ َعا ب‬
58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat.
‫ت َذا ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َحقَّ ۥهُ َو ۡٱل ِم ۡس ِكينَ َو ۡٱبنَ ٱل َّسبِي ِل َواَل تُبَ ِّذ ۡر ت َۡب ِذيرًا‬
ِ ‫َو َءا‬
26. dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
ُ‫وا ه َُو أَ ۡق َرب‬
ْ ُ‫ٱع ِدل‬ ْ „ۚ ُ‫وا قَ ٰ َّو ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَٓا َء بِ ۡٱلقِ ۡس ِۖط َواَل يَ ۡج ِر َمنَّ ُكۡ„م َشٔ‍نَٔ„َانُ قَ ۡو ٍم َعلَ ٰ ٓى أَاَّل ت َۡع ِدل‬
ۡ ‫وا‬ ْ ُ‫وا ُكون‬ ْ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ْ ُ‫لِلتَّ ۡق َو ٰۖى َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل ۚ َ إِ َّن ٱهَّلل َ َخبِي ۢ ُر بِ َما ت َۡع َملُون‬
8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
7. Amar makruf nahi munkar : muamalah harus senantiasa mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kepada yang munkar (QS. Ali Imran: 104, 110).
ٓ
ِ ‫خَي ِر َويَ ۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر‬
َ‫ُوف َويَ ۡنهَ ۡونَ ع َِن ۡٱل ُمن َك ۚ ِر َوأُوْ ٰلَئِكَ هُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِحُون‬ ۡ ‫ة يَ ۡد ُعونَ إِلَى ۡٱل‬ٞ ‫َو ۡلتَ ُكن ِّمن ُكمۡ أُ َّم‬
104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
‫ب‬ ِ ‫اس ت َۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر‬
ِ َ‫ُوف َوت َۡنهَ ۡو َ„ن َع ِن ۡٱل ُمن َك ِر َوتُ ۡؤ ِمنُ„„ونَ بِٱهَّلل ۗ ِ َولَ„ ۡ„و َءا َمنَ أَ ۡه„ ُل ۡٱل ِك ٰت‬ ِ َّ‫ُكنتُمۡ خ َۡي َر أُ َّم ٍة أُ ۡخ ِر َج ۡت لِلن‬
َ‫لَ َكانَ خ َۡي ٗرا لَّهُمۚ ِّم ۡنهُ ُم ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ َوأَ ۡكثَ ُرهُ ُ„م ۡٱل ٰفَ ِسقُون‬
110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan
yang menjauhkan kita dari pada-Nya

Tujuan Muamalah
Secara umum tujuan muamalah adalah untuk menciptakan suatu hubungan yang baik dan
harmonis antar sesama manusia sehingga dapat menciptakan masyarakat yang rukun dan
tentram. Karena dalam kegiatan muamalah terdapat sifat tolong menolong.
Selain itu, setiap orang tidak terlepas dari dua kewajiban yakni Hablum minallah yaitu suatu
hubungan terhadap Allah dan Hablum minannas yaitu suatu kewajiban sebagai makhluk sosial
terhadap sesama atau hubungan kepada sesama. Sesuai dengan syariat Islam

Macam – Macam Muamalah


Secara umum, Macam – Macam Muamalah dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu diantaranya
adalah :
1. Syirkah
Istilah Syirkah menurut bahasa diartikan sebagai kongsi, kerjasama ataupun ber-syarikat.
Dalam praktik pada kegiatan ekonomi, Syirkah adalah upaya yang bertujuan untuk
menggabungkan sumber daya dari dua orang atau lebih guna mewujudkan tujuan bersama.
Secara umum, sumber daya yang dimaksud disini bisa berupa keahlian, modal uang, bahan
baku, jaringan kerja dan masih banyak lagi. Dalam ekonomi konvensional, Syirkah ini
sering juga disebut sebagai usaha patungan atau kongsi.
Tidak ada perbedaan yang signifikan dari Muamalah jenis ini, kecuali dalam ekonomi
Islam, bahwa bisnis tidak boleh melanggar hukum Syariah seperti kerjasama dalam
kemitraan kartel Alkohol, Narkoba serta kegiatan jual beli barang yang dilarang oleh
agama.
2. Mudharabah
Mudharabah merupakan sebuah akad yang digunakan untuk mengikat hubungan kerjasama
yang melibatkan dua pihak atau lebih yaitu pemodal (sahib al-mal) serta orang yang
melaksanakan usaha (mudharib).
Akad Mudharabah ini juga bisa dikatakan sebagai suatu kegiatan bagi hasil untuk dua
belah pihak, yaitu dengan cara menentukan berapa persen bagian keuntungan yang akan
didapatkan oleh kedua belah pihak.
Seorang Mudharib wajib untuk mengembalikan modal yang sudah dipinjam serta
memberikan bagian dari keuntungan yang sudah ditentukan dengan kontrak yang
disepakati atau tanpa adanya kontrak yang disepakati. 
3. Wakalah 
Wakalah adalah kegiatan untuk memindahkan kekuasaan yang dilakukan oleh satu orang
ke orang lain yang bertindak sebagai pihak kedua untuk bertindak sesuai dengan transaksi
yang dimaksud.
Misalnya seperti, kegiatan transaksi jual beli dari surat berharga yang dilaksanakan oleh
manajer investasi kepada pihak bank kustodian. 
Ha ini tentunya perlu untuk digaris bawahi bahwa Wakalah tidak sama dengan wasiat.
Apabila wasiat hanya berlaku untuk orang sudah meninggal, sedangkan Wakalah berlaku
untuk orang masih hidup. 
4. Wadiah 
Wadi’ah adalah sebuah titipan yang diberikan oleh nasabah (penitip) yang harus dijaga dan
juga dikembalikan apabila nasabah tersebut sudah menginginkan untuk pengembalian.
Di dalam akad Wadiah ini, para nasabah harus membayarkan biaya yang sudah ditentukan
bersama sebelumnya, atas jasa penitipan tersebut. Ketika menggunakan ekonomi
konvensional dalam kehidupan sehari-hari, Anda sering menemukan semacam kontrak
wadiah, misalnya seperti loker.
5. Musaqah 
Musaqah adalah bentuk kolaborasi antara pemilik kebun dan penyewa atau pengelola yang
ditugaskan untuk merawat kebun dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Margin keuntungan atau profit yang diperoleh akan dibagi sama rata antara si pemilik
kebun dengan si pengelola kebun. Musaqah menurut Baginda Rasulullah SAW itu Mubah.
Hal ini tentunya di karenakan pekerjaan untuk merawat dan mengelola kebun jelas dalam
hal waktu, jenis dan juga sifatnya. Kontrak di dalam Musaqah dapat disampaikan secara
lisan ataupun tertulis.
Hal – Hal yang Dilarang Oleh Islam
Ketika melakukan transaksi bisnis seperti membeli dan menjual, menyewakan, berhutang, serta
pinjam meminjam, Islam melarang kita untuk melakukan beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini :
 Tidak diperbolehkan memakai cara-cara yang bersifat batil.
 Kegiatan riba tidak diperbolehkan untuk dilakukan.
 Tak diperbolehkan menggunakan cara-cara yang bersifat zalim (aniaya).
 Tidak boleh memanipulasi timbangan, takaran, kualitas, dan juga kehalalan.
 Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan berjudi.
 Islam melarang melakukan kegiatan transaksi jual-beli barang-barang haram.
Muamalah merupakan suatu hubungan yang melibatkan antara individu dengan individu di
dalam interaksi sosial yang sesuai dengan syariat Islam, karena pada dasarnya manusia adalah
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.

Anda mungkin juga menyukai