AKHLAQ
Pengertian akhlaq menurut bahasa Arab merupakan bentuk jamak dari khuluq/khulq yang
berarti: (1). Tabiat, budi pekerti (2) kebiasaan atau adat (3) keperwiraan, kesatrian (4) Agama.
Sehingga akhlaq dapat dimaknai sebagi tabiat, budi pekerti, kebiasaan, keperwiraan, atau agama
yang dimiliki seseorang. Istilah Khuluq terdapat dalam Al Qur-an QS. As-Syu’ara: 137
١٣٧ َق اأْل َ َّولِين
ُ ُإِ ْن هَ َذا إِاَّل ُخل
“In haadaa illa khuluqul awwaliina” artinya : (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat
kebiasaan orang dahulu. QS. Al Qalam: 4. “wa innaka la’alaa khuluqin ‘adhiim” artinya: Dan
sungguh kamu benar-benar berakhlaq luhur.
Sedangkan menurut istilah akhlaq adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan
mudah dan spontan tanpa pikir dan direnungkan lagi. Dengan demikian akhlaq pada dasarnya
adalah sikap yang melekat pada diri seorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu
disebut akhlaq yang baik atau akhlaqul karimah, sebaliknya apabila buruk disebut akhlaq yang
buruk atau akhlaqul muzmumah. Baik dan buruk akhlaq didasarkan kepada sumber nilai yaitu Ql
Qur-an dan Sunnah Rasul.
Disamping akhlaq dikenal juga istilah moral dan etika. Moral berasal dari Bahasa Latin, mores
yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima oleh
umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan
baik buruknya suatu perbuatan. Moral adalah yang mengatur hubungan dengan sesamanya, tetapi
berlainan jenis atau yang menyangkut kehormatan pribadi. Etika “ethos” berasal dari bahasa
Yunani yang berarti kebiasaan atau karakter atau adat. Etika adalah sebuah tatanan perilaku
berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Etika lebih banyak dikaitkan
dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal
manusia. Jika dibandingkan dengan moral, maka etika lebih bersifat teoritis sedangkan moral
bersifat praktis. Moral bersifat local atau khusus sedangkan etika bersifat umum
4. Sedang ciri-ciri Akhlaq dalam Islam paling tidak ada lima ciri sbb :
1. Al Akhlaq ar Rabbaniyyah (Akhlaq ketuhanan) bahwa ajaran Ahklaq Islam
bersumber dari wahyu Allah SWT yang termaktub dalam Al Qur-an dan As Sunnah. (QS.
Al An’am/6/153)
َّ السبُ َل َفَت َفَّر َق بِ ُك ْم َعن َسبِيلِ ِه َذلِ ُك ْم َو
صا ُكم بِِه لَ َعلَّ ُك ْم َتَّت ُقو َن ُّ ْاطي ُم ْستَ ِقيماً فَاتَّبِ ُعوهُ َوالَ َتتَّبِ ُعوا
ِ َن هـ َذا ِصر
َ َ َّ َوأ.١٥٣
153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah
dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar
kamu bertakwa.
29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
َ إ َّن الذ.٢٧٧
ٌ ند َرهِّبِ ْم َوالَ َخ ْو
ف َعلَْي ِه ْم َوالَ ُه ْم حَيَْزنُو َن َ َج ُر ُه ْم ِع َّ ْالصالَةَ َوآَت ُوا ِ الصاحِل
َّ ْات َوأَقَ ُاموا ِ ِ َّ ِ
ْ الز َكاةَ هَلُ ْم أ َ َّ ْين َآمنُواْ َو َعملُوا
277. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar[518]". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu
memahami(nya).
152. dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,
hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak
memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu
berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu)[519], dan
penuhilah janji Allah[520]. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.
(QS. Al. An’am : 151-152)
[518] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh orang murtad, rajam
dan sebagainya.
[519] Maksudnya mengatakan yang sebenarnya meskipun merugikan Kerabat sendiri.
[520] Maksudnya penuhilah segala perintah-perintah-Nya.
4. Al Akhlaq At Tawazun (Akhlaq keseimbangan) : Bahwa ajaran akhlaq Islam berada
ditengah-tengah antara pandangan yang menghayalkan manusia bagaikan malaikat
(selalu berbuat baik) dan pandangan yang menghayalkan manusia bagaikan hewan yang
menitik beratkan segi kejahatan (sombong, rakus, dengki).
5. Al Akhlaq Al Waqi’iyyah (akhlaq realistik) : bahwa ajaran akhlaq Islam
memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun manusia sebagai makhluq yang
memiliki kelebihan dibanding makhluq yang lain tetapi manusia juga memiliki
kelemahan-kelemahan. Dalam kondisi darurat Islam memberikan keringan dan
kemurahan (ruhshoh). (QS Al Baqarah : 35-40, 173, 286).
35. dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu
dekati pohon ini[37], yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.
36. lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari Keadaan
semula[39] dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang
lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan."
37. kemudian Adam menerima beberapa kalimat[40] dari Tuhannya, Maka Allah menerima
taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
[37] Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan
Hadist tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam
surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.
[38] Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang
mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. yang
dimaksud dengan syaitan di sini ialah iblis yang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas.
[39] Maksud Keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.
[40] Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam sebahagian
ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.
173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108]. tetapi Barangsiapa dalam
Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
[108] Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama
Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.
[229] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya
menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa
yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.
Jadi krireria orang yang bertaqwa menurut QS Al Baqarah : 2-5 dan Ali Imran
133-135, sbb
a. Mereka yang beriman pada yang ghoib : Allah, Malaikat dan hari Akhir.
b. Mereka yg melaksanakan Sholat, zakat, berinfaq membelanjakan hartanya di jalan
Allah
c. Beriman kepada Al Qur an dan kitab-kitab sebelumnya, yakin adanya kehidupan
akhirat. Hidupnya akan beruntung (sukses) di dunia dan akhirat
d. Menahan amarah
e. Menafkahkan rezekinya dikala lapang maupun sempit
f. Memaafkan kesalahan orang lain
g. Bersegera memohon ampunan Allah SWT bila melakukan kesalahan dan dosa
dengan Bertaubat
8). Taubat; Kembali dari sesuatu menuju ke sesuatu ; dari berbuat maksiat menuju taat dari
berbuat jelek menuju baik, dari sifat yang tercela menuju ke sifat terpuji. Kembali dari
larangan Allah menuju perintah Allah SWT. Perintah taubat QS An Nur/24 : 31
َوتُوبُوا إِىَل اللَّ ِه مَجِ يعاً أَيُّ َها الْ ُم ْؤ ِمنُو َن لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُحو َن
31…Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung. (QS An Nur/24 : 31)
QS. At Tahrim/66 : 8
ُ َوي ْد ِخل ِ ِ ِ َّ
. كم
ْ ُ ين َآمنُوا تُوبُوا إِىَل اللَّه َت ْوبَةً ن
ُ َ َّصوحاً َع َسى َربُّ ُك ْم أَن يُ َكفَِّر َعن ُك ْم َسيِّئَات ُك ْم َ يَا أَيُّ َها الذ
َّات جَتْ ِري ِمن حَتْتِ َها اأْل َْن َه ُار
ٍ جن
َ
8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan
nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai (QS. At Tahrim/66 : 8)
Tidak ada istilah terlambat untuk bertaubat. Allah SWT maha penerima taubat,
betapaun besarnya dosa seseorang apabila dia bertaubat Allah pasti mengampuninya,
kecuali nyawa sudah berada di tenggororokan atau matahri terbit dari barat itulah pintu
taubat sudah ditutup. Tidak dosa yang tidak terampuni kalau kita minta ampun kepada
Allah SWT.
5 dimensi taubat:
a) Mengakui kesalahan
b) Menyesali kesalahan
c) Memohon ampun (Istighfar) kepada Allah SWT
d) Berjanji tdk akan mengulanginya kembali
e) Menutupi kesalahan dengan amal sholeh QS . Thaha : 82
صاحِل اً مُثَّ ْاهتَ َدى ِ
ٌ َوإِيِّن لَغَف.٨٢
َ ََّار لِّ َمن ت
َ اب َو َآم َن َو َعم َل
82. Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman,
beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar (QS . Thaha : 82)
6.2. Akhlaq terhadap Rasulullah SAW
1. Mencintai dan memuliakan rosul
Kedatangan beliau sebagai utusan Allah merupakan rahmat bagi alam semesta (QS Al
Anbiya’/21 :109
ِ
َ اك إِاَّل َرمْح َةً لِّْل َعالَم
ني َ َ َو َما أ َْر َس ْلن.١٠٧
107. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam (QS Al Anbiya’/21 :109
QS, At Taubah/9 : 128)
يم ِ ٌ ول ِّمن أَن ُف ِس ُكم ع ِزيز علَي ِه ما عنِتُّم ح ِريص علَي ُكم بِالْم ْؤ ِمنِني ر ُؤ
ٌ وف َّرح ََ ُ َْ ٌ َ ْ َ َ َْ ٌ َ ْ ْ ٌ لََق ْد َجاء ُك ْم َر ُس.١٢٨
128. Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,
amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. QS, At Taubah/9 :
128)
2. Bershalawat kepada Rasulullah QS. Al Ahzab/33 : 56
ًصلُّوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما ِ َّ ِ
َ ُ إِ َّن اللَّهَ َو َماَل ئ َكتَهُ ي.٥٦
َ صلُّو َن َعلَى النَّيِب ِّ يَا أَيُّ َها الذ
َ ين َآمنُوا
56. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya (QS. Al Ahzab/33 : 56)
“Dari Ka’ab bin Ujrah radhiallahu ‘anhu, bahwa para sahabat pernah bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, kami telah memahami tata cara memberi salam kepada Anda, lalu
bagaimana cara memberi salawat kepada Anda?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Ucapkanlah,
اللَّ ُه َّم بَا ِر ْك َعلَى، َّك مَحِ ي ٌد جَمِ ي ٌد ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ
َ إِن، يم َ ت َعلَى آل إ ْبَراه َ صلَّْي َ اللَّ ُه َّم
َ َك َما، َو َعلَى آل حُمَ َّمد، ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد
َّك مَحِ ي ٌد جَمِ ي ٌد ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ
َ إِن، يم
َ ت َعلَى آل إ ْبَراه َ َك َما بَ َار ْك، َو َعلَى آل حُمَ َّمد، ’حُمَ َّمد
“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad yang ummi dan kepada keluarga
Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi bershalawat kepada Ibrahim dan
keluarga Ibrahim.Dan berkahilah Muhammad Nabi yang ummi dan keluarga
Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim dan keluarga
Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”
[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 6/27, dan 7/156, Muslim 2/16, Abu Dawud no. 976,
977, 978, At Tirmidzi 1/301-302, An Nasa-i dalam “Sunan” 3/47-58 dan “Amalul
Yaum wal Lailah” no 54, Ibnu Majah no. 904, Ahmad 4/243-244, Ibnu Hibban dalam
“Shahih” nya no. 900, 1948, 1955, Al Baihaqi dalam “Sunanul Kubra” 2/148 dan yang
lainnya]
وبارك على حممد، اللهم صل على حممد وعلى أزواجه وذريته كما صليت على إبراهيم
إنك محيد جميد، وعلى أزواجه وذريته كما باركت على إبراهيم
“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-
istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad
dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagimana Engkau telah
memberkahi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”
[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 7/157, Muslim 2/17, Abu Dawud no. 979, An Nasa-i
dalam “Sunan” nya 3/49, Ibnu Majah no. 905, Ahmad dalam “Musnad” nya 5/424,
Baihaqi dalam “Sunanul Kubra” 2/150-151, Imam Malik dalam “Al Muwaththo’ 1/179
dan yang lainnya].
3. I’tiba’/mengikuti sunah-sunah Rasulullah QS An Nisa’/4 : 64
MU’AMALAH
Muamalah atau ibadah umum (ghairu mahdhah) ialah segala perbuatan yang diijinkan oleh Allah
dan RasulNya yang dilaksanakan demi taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah).
Meskipun muamalah ini ada bagian-bagian tertentu yang diatur, tetapi Allah dan rasulNya lebih
memberi kemerdekaan kepada umat manusia untuk mengembangkannya. Dalam muamalah
berlaku dalil ushul fiqih : Al ashlu fil mu’aamalati al ibaahatu illa maadala daliilu ‘alaa khilaafihi
(tahriimihi) Artinya: Pada dasarnya mu’amalah itu (semuanya) dibolehkan kecuali bila terdapat
dalil-dalil yang melarangnya (mengharamkannya)
Secara bahasa ( etimologi ) Fiqih ( ) فقهberasal dari kata faqiha ( )فقهyang berarti Paham:
pemahaman seperti tercermin dalam firman Allah SWT,
َت لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡفقَهُون
ِ َص ِّرفُ ٱأۡل ٓ ٰي
َ ُٱنظُ ۡر َك ۡيفَ ن
65. …... Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti
agar mereka memahami(nya)". (QS: Al-An’am: 65) dan muamalah berasal dari kata ’amila (
) معامل„„„ة – يعام„„„ل – عاملyang berarti berbuat atau bertindak. Muamalah adalah hubungan
kepentingan antar sesama manusia ( Hablun minannas ). Muamalah tersebut meliputi transaksi-
transaksi kehartabendaan seperti jual beli, perkawinan, dan hal-hal yang berhubungan
dengannya, urusan persengketaan ( gugatan, peradilan, dan sebagainya ) dan pembagian warisan.
Sedang menurut istilah muamalah dibagi sebagai berikut
Allah memikulkan amanat yang mulia kepundak manusia (QS. Al Ahzab/33 : 72)
َال فَأَبَ ۡينَ أَن يَ ۡح ِم ۡلنَهَا َوأَ ۡشفَ ۡقنَ ِم ۡنهَا َو َح َملَهَا„ ٱإۡل ِ ن ٰ َس ۖنُ إِنَّ ۥهُ َكان
ِ َض َو ۡٱل ِجب ضنَا ٱأۡل َ َمانَةَ َعلَى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو ِ أۡل
ِ ت َوٱ َ ۡر ۡ إِنَّا َع َر
وما َجهُواٗل ٗ ُظَل
72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,
[1233] Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.
[862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan
untuk memperoleh penghidupan.
2. Wahdat al ummah (Kesatuan umat manusia) Karena umat manusia berasal dari satu
keturunan (QS. Al Hujurat/49 : 13 & An Nisa’/4 : 1)
ۚ
َ ٰيَٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَ لَ ۡق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٖر َوأُنثَ ٰ„ى َو َج َع ۡل ٰنَ ُكمۡ ُشعُوبٗ ا َوقَبَٓائِ َ„ل لِتَ َعا َرفُ ٓو„ ْا إِ َّن أَ ۡك َر َم ُكۡ„م ِعن َد ٱهَّلل ِ أَ ۡتقَ ٰى ُكمۡۚ إِ َّن ٱهَّلل
ٞ َِعلِي ٌم َخب
ير
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
ۚٗيرا َونِ َسٓاء
ٗ ِث ِم ۡنهُ َما ِر َجااٗل َكث ۡ ق ِم ۡنهَا
َّ َزَو َجهَا„ َوب ۡ
ٖ وا َربَّ ُك ُم ٱلَّ ِذي َخلَقَ ُكم ِّمن نَّف
َ َس ٰ َو ِحد َٖة َوخَ ل ْ ُٰيَٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّق
„وا ٱهَّلل َ ٱلَّ ِذي تَ َسٓا َءلُونَ بِِۦه َوٱأۡل َ ۡر َحا ۚ َم إِ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َعلَ ۡي ُكمۡ َرقِيبٗ ا
ْ َُوٱتَّق
1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-
laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya
kamau sling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu.
[263] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s.
berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah
dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain
mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu
dengan nama Allah.
3. Atta’awun al insani (Kerja sama umat manusia) Islam memerintahkan kerja sama untuk
kebaikan dan taqwa dan melarang kerja sama untuk dosa dan pelanggaraan (QS. Al Maidah/5
: 2)
ِ وا ٱهَّلل ۖ َ إِ َّن ٱهَّلل َ َش ِدي ُد ۡٱل ِعقَا
ب ْ ُوا َعلَى ۡٱلبِرِّ َوٱلتَّ ۡق َو ٰۖ„ى َواَل تَ َعا َون
ْ ُوا َعلَى ٱإۡل ِ ۡث ِم َو ۡٱلع ُۡد ٰ َو ۚ ِن َوٱتَّق „ْ َُوتَ َعا َون
2. dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya.
4. Attasamuh (Toleransi): Islam membolehkan untuk saling berbeda pandangan dan keinginan
tetapi harus ada sikap saling menghormati dan menghargai (QS. Ali Imran/3 :134
َاس َوٱهَّلل ُ ي ُِحبُّ ۡٱل ُم ۡح ِسنِين ۡ ۡ ٰۡ َّ ٱلَّ ِذينَ يُنفِقُونَ فِي ٱل َّسرَّٓا ِء َوٱل
ِ ۗ َّضرَّٓا ِء َوٱل َك ِظ ِمينَ ٱلغ َۡيظَ َوٱل َعافِينَ َع ِن ٱلن
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan.
dan QS. Al A’raf/7 : 199),
َض َع ِن ۡٱل ٰ َج ِهلِين ِ ُخ ِذ ۡٱل َع ۡف َو َو ۡأ ُم ۡر بِ ۡٱلع ُۡر
ۡ ف َوأَ ۡع ِر
199. Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari
pada orang-orang yang bodoh.
sedangkan untuk masalah ibadah mahdhah tidak ada toleransi sebagaimana (QS. Al
Kafirun/106: 6)
ِ لَ ُكمۡ ِدينُ ُكمۡ َولِ َي ِد
ين
6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
[162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang
lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.
6. Al ‘Adalah (Keadilan): memberikan kepada orang lain haknya, menempatkan sesuatu pada
tempatnya (QS. An Nisa’/4 : 58, QS. Al Isra’/17 : 26, QS Al Maidah/5 : 8).
۞وا بِ ۡٱل َع ۡد ۚ ِل إِ َّن ٱهَّلل َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكم
ْ اس أَن ت َۡح ُك ُم
ِ َّت إِلَ ٰ ٓى أَ ۡهلِهَا َوإِ َذا َح َكمۡ تُم بَ ۡينَ ٱلن ْ إِ َّن ٱهَّلل َ يَ ۡأ ُم ُر ُكمۡ أَن تُ َؤ ُّد
ِ َوا ٱأۡل َ ٰ َم ٰن
يرا ٗ ص ِ َبِ ۗ ِٓۦه إِ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َس ِمي ۢ َعا ب
58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat.
ت َذا ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َحقَّ ۥهُ َو ۡٱل ِم ۡس ِكينَ َو ۡٱبنَ ٱل َّسبِي ِل َواَل تُبَ ِّذ ۡر ت َۡب ِذيرًا
ِ َو َءا
26. dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
ُوا ه َُو أَ ۡق َرب
ْ ُٱع ِدل ْ „ۚ ُوا قَ ٰ َّو ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَٓا َء بِ ۡٱلقِ ۡس ِۖط َواَل يَ ۡج ِر َمنَّ ُكۡ„م َشٔنَٔ„َانُ قَ ۡو ٍم َعلَ ٰ ٓى أَاَّل ت َۡع ِدل
ۡ وا ْ ُوا ُكون ْ ُٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
ْ ُلِلتَّ ۡق َو ٰۖى َوٱتَّق
َوا ٱهَّلل ۚ َ إِ َّن ٱهَّلل َ َخبِي ۢ ُر بِ َما ت َۡع َملُون
8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
7. Amar makruf nahi munkar : muamalah harus senantiasa mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kepada yang munkar (QS. Ali Imran: 104, 110).
ٓ
ِ خَي ِر َويَ ۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر
َُوف َويَ ۡنهَ ۡونَ ع َِن ۡٱل ُمن َك ۚ ِر َوأُوْ ٰلَئِكَ هُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِحُون ۡ ة يَ ۡد ُعونَ إِلَى ۡٱلٞ َو ۡلتَ ُكن ِّمن ُكمۡ أُ َّم
104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
ب ِ اس ت َۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر
ِ َُوف َوت َۡنهَ ۡو َ„ن َع ِن ۡٱل ُمن َك ِر َوتُ ۡؤ ِمنُ„„ونَ بِٱهَّلل ۗ ِ َولَ„ ۡ„و َءا َمنَ أَ ۡه„ ُل ۡٱل ِك ٰت ِ َُّكنتُمۡ خ َۡي َر أُ َّم ٍة أُ ۡخ ِر َج ۡت لِلن
َلَ َكانَ خ َۡي ٗرا لَّهُمۚ ِّم ۡنهُ ُم ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ َوأَ ۡكثَ ُرهُ ُ„م ۡٱل ٰفَ ِسقُون
110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan
yang menjauhkan kita dari pada-Nya
Tujuan Muamalah
Secara umum tujuan muamalah adalah untuk menciptakan suatu hubungan yang baik dan
harmonis antar sesama manusia sehingga dapat menciptakan masyarakat yang rukun dan
tentram. Karena dalam kegiatan muamalah terdapat sifat tolong menolong.
Selain itu, setiap orang tidak terlepas dari dua kewajiban yakni Hablum minallah yaitu suatu
hubungan terhadap Allah dan Hablum minannas yaitu suatu kewajiban sebagai makhluk sosial
terhadap sesama atau hubungan kepada sesama. Sesuai dengan syariat Islam