PERTEMUAN KE 7
AKHLAQ, ETIKA & MORAL
Pengertian akhlaq menurut bahasa Arab merupakan bentuk jamak dari khuluq/khulq yang berarti:
(1). Tabiat, budi pekerti (2) kebiasaan atau adat (3) keperwiraan, kesatrian (4) Agama. Sehingga
akhlaq dapat dimaknai sebagi tabiat, budi pekerti, kebiasaan, keperwiraan, atau agama yang
dimiliki seseorang. Istilah Khuluq terdapat dalam Al Qur-an QS. As-Syu’ara: 137
١٣٧ َق اَأْل َّولِين
ُ ُِإ ْن هَ َذا ِإاَّل ُخل
“In haadaa illa khuluqul awwaliina” artinya : (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan
orang dahulu. QS. As-Syu’ara: 137
QS. Al Qalam: 4. “wa innaka la’alaa khuluqin ‘adhiim” artinya: Dan sungguh kamu benar-benar
berakhlaq luhur.
ٍ ُك لَ َعلى ُخل
ق َع ِظ ٍيم َ َّ َوِإن.٤
Sedangkan menurut istilah akhlaq adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan
mudah dan spontan tanpa pikir dan direnungkan lagi. Dengan demikian akhlaq pada dasarnya
adalah sikap yang melekat pada diri seorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut
akhlaq yang baik atau akhlaqul karimah, sebaliknya apabila buruk disebut akhlaq yang buruk atau
akhlaqul muzmumah. Baik dan buruk akhlaq didasarkan kepada sumber nilai yaitu Al Qur-an dan
Sunnah Rasul.
Disamping akhlaq dikenal juga istilah moral dan etika. Moral berasal dari bahasa Latin, mores
yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima oleh
umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan
baik buruknya suatu perbuatan. Moral adalah yang mengatur hubungan dengan sesamanya, tetapi
berlainan jenis atau yang menyangkut kehormatan pribadi. Etika “ethos” berasal dari bahasa
Yunani yang berarti kebiasaan atau karakter atau adat. Etika adalah sebuah tatanan perilaku
berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Etika lebih banyak dikaitkan dengan
ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Jika
dibandingkan dengan moral, maka etika lebih bersifat teoritis sedangkan moral bersifat praktis.
Moral bersifat local atau khusus sedangkan etika bersifat umum.
1. PEMBAGIAN AKHLAQ ADA 2
1. Akhlaq yang baik : Akhlaq Karimah/Mahmudah
2. Akhlaq yang buruk: Akhlaq Mazmumah
2. Landasan Nilai dan Kedudukan Akhlaq
Landasan nilai akhlaq Islam adalah nilai-nilai Ilahiyah yaitu Al Qur-an dan Assunah.
Al Qur-an dan Assunah merupakan tolak ukur nilai akhlaq Islam. Dalam hadits disebutkan:
Kaana khuluquhu al Qur-aan) artinya “Akhlaqnya (Rasulullah) adalah Al Qur-an.
3. Karakteristik sifat tertentu yang membedakan Akhlaq dengan etika dan moral ciptaan
manusia antara lain:
1. Kebaikannya bersifat mutlak (al hasanah al mutlaqah) yaitu kebaikan yang terkandung
dalam akhlaq Islam merupakan kebaikan yang murni, baik untuk individu atau masyarakat
umum, didalam lingkungan, keadaan waktu dan tempat apapun.
2. Kebaikannya bersifat menyeluruh (al hasanah as-syamilah) yaitu kebaikan yang
terkandung didalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zaman
dan semua tempat.
1
2
3. Kebaikannya bersifat tetap, langgeng dan mantab (al hasanah ats-tsabitah) kebaikannya
tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan kehidupan masyarakat.
4. Pengawasan yang menyeluruh (syumuliyah al muroqabah) karena akhlaq bersumber dari
Allah, maka pengaruhnya lebih kuat dari pada moral/etika buatan manusia, sehingga orang
tidak berani melanggarnya kecuali setelah ragu-ragu dan kemudian akan menyesali
perbuatan untuk selanjutnya bertaubat dengan sungguh-sungguh.
4. Sedang ciri-ciri Akhlaq dalam Islam paling tidak ada lima ciri sbb :
1. Al Akhlaq ar Rabbaniyyah (Akhlaq ketuhanan) bahwa ajaran Ahklaq Islam bersumber
dari wahyu Allah SWT yang termaktub dalam Al Qur-an dan As Sunnah. (QS. Al
An’am/6/153)
ق بِ ُك ْم عَن َسبِيلِ ِه َذلِ ُك ْم َوصَّا ُكم بِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم ْ اطي ُم ْستَقِيما ً فَاتَّبِعُوهُ َوالَ تَتَّبِع
َ ُوا ال ُّسب َُل فَتَفَ َّر ِ َوَأ َّن هَـ َذا
ِ ص َر
١٥٣ َتَتَّقُون.
153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah
dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar
kamu bertakwa.
2. Al Akhlaq al Insaniyyah (Akhlaq manusiawi): bahwa ajaran Akhlaq Islam selalu sejalan
dan memenuhi fitrah insan (manusia) (QS. Ar Rum/20 : 30).
ِّين ْالقَيِّ ُم َولَ ِك َّن
ُ ق هَّللا ِ َذلِكَ الد ْ ِيل ل
ِ خَل ْ ِِّين َحنِيفا ً ف
َ َّط َرةَ هَّللا ِ الَّتِي فَطَ َر الن
َ اس َعلَ ْيهَا اَل تَ ْب ِد ِ فََأقِ ْم َوجْ هَكَ لِلد
ِ ََّأ ْكثَ َر الن.
٣٠ َاس اَل يَ ْعلَ ُمون
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],
(QS. Ar Rum : 30).
[1168] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai
naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal
itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh
lingkungan.
3. Al Akhlaq Asy-syamilah (Akhlaq menyeluruh dan universal) : bahwa ajaran Akhlaq
Islam sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan mencakup segala aspek kehidupan
manusia baik dalam dimensi vertikal maupun horisontal, spiritual maupun sosial (QS. Al
Baqarah : 29, 277) Al. An’am : 151-152)
ِّت َوهُ َو ِب ُكل ِ ْق لَ ُكم َّما فِي اَألر
َ ض َج ِميعا ً ثُ َّم ا ْست ََوى ِإلَى ال َّس َماء فَ َس َّواهُ َّن َس ْب َع َس َم
ٍ اوا َ َهُ َو الَّ ِذي خَ ل
٢٩ َش ْي ٍء َعلِي ٌم.
29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu.
ٌ ْصالَةَ َوآتَ ُو ْا ال َّز َكاةَ لَهُ ْم َأجْ ُرهُ ْم ِعن َد َربِّ ِه ْم َوالَ خَ و
ف ْ ت َوَأقَا ُم
َّ وا ال ْ ُوا َو َع ِمل
ِ وا الصَّالِ َحا ْ ُِإ َّن الَّ ِذينَ آ َمن
٢٧٧ ََعلَ ْي ِه ْم َوالَ هُ ْم َيحْ زَ نُون
277. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat
dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
4. Al Akhlaq At Tawazun (Akhlaq keseimbangan) : Bahwa ajaran akhlaq Islam berada
ditengah-tengah antara pandangan yang menghayalkan manusia bagaikan malaikat (selalu
2
3
berbuat baik) dan pandangan yang menghayalkan manusia bagaikan hewan yang menitik
beratkan segi kejahatan (sombong, rakus, dengki).
5. Al Akhlaq Al Waqi’iyyah (akhlaq realistik) : bahwa ajaran akhlaq Islam memperhatikan
kenyataan hidup manusia. Meskipun manusia sebagai makhluq yang memiliki kelebihan
dibanding makhluq yang lain tetapi manusia juga memiliki kelemahan-kelemahan. Dalam
kondisi darurat Islam memberikan keringan dan kemurahan (ruhshoh). (QS Al Baqarah :
35-40, 173, 286).
35. dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan
janganlah kamu dekati pohon ini[37], yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang
zalim.
36. lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari keadaan
semula[39] dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi
yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai
waktu yang ditentukan."
37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat[40] dari Tuhannya, Maka Allah
menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
[37] Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab Al Quran dan
Hadist tidak menerangkannya. ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut
dalam surat Thaha ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan syaitan.
[38] Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu,
yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke
dunia. yang dimaksud dengan syaitan di sini ialah iblis yang disebut dalam surat Al
Baqarah ayat 34.
[39] Maksud Keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam
surga.
[40] Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam
sebahagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.
173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108]. tetapi Barangsiapa
dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
[108] Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut
nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.
3
4
4
5
29. Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan
memberikan kepadamu Furqaan[607]. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-
kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa) mu. dan Allah mempunyai karunia yang
besar.
[607] Artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat
juga diartikan disini sebagai pertolongan.
6
7
ِ ِ َّ ِ َّ ِإ
ُت اللّه َواللّه َ اه ُدواْ يِف َسبِ ِيل اللّ ِه ُْأولَـِئ
َ َ ك َي ْر ُجو َن َرمْح َ اج ُرواْ َو َج
َ ين َه َ َّن الذ.٢١٨
َ ين َآمنُواْ َوالذ
يم ِ َغ ُف
ٌ ور َّرح
ٌ
218. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad
di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
5). Tawakkal Berserah diri dengan diawali ikhtiar (usaha keras). Tidak dinamai tawakal
kalau hanya pasrah menunggu nasib.
Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah SWT
dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Seorang muslim
hanya boleh bertawakal kepada Allah SWT semata. (QS. Hud/11 : 123)
ك بِغَافِ ٍل َع َّما َت ْع َملُو َن ِ َّ ولِلّ ِه َغيب.١٢٣
َ ُّاعبُ ْدهُ َوَت َو َّك ْل َعلَْي ِه َو َما َرب
ْ َاَألم ُر ُكلُّهُ ف ِ ِ ات واَألر
ْ ض َوِإلَْيه يُْر َج ُع ْ َ الس َم َاو ُْ َ
123. Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah
dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-
Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
6). Syukur Memuji dan berterima kasih kepada si pemberi
Syukurnya seorang hamba berkisar pada 3 hal yang apabila tidak berkumpul maka
tidaklah dinamakan bersyukur. 3 dimensi syukur 1. Batin (Mengakui dalam batin), 2.
Lisan (Membicarakan/mengucapkan dengan lisan) 3 Arkhan (perbuatan) menjadikannya
sebagai sarana untuk taat kepada Allah SWT
7). Muroqobah & Muhasabah. Muraqabah: menjaga, memelihara, mengawasi Pengertian:
Kesadaran seeorang muslim bahwa dia selalu dalam pengawasan Allah, sehingga
melahirkan Muhasabah: Intropeksi, mawas diri, evaluasi terhadap amal perbuatannya
sendiri. Firman Allah QS. An Nisa/4 : 1.
ًِإ َّن اللّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبا
1. …… Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An Nisa/4 : 1)
QS Al Ahzab/33 : 52
ًَو َكا َن اللَّهُ َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء َّرقِيبا
52…Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu (QS Al Ahzab/33 : 52)
8). Taubat; Kembali dari sesuatu menuju ke sesuatu ; dari berbuat maksiat menuju taat dari
berbuat jelek menuju baik, dari sifat yang tercela menuju ke sifat terpuji. Kembali dari
larangan Allah menuju perintah Allah SWT. Perintah taubat QS An Nur/24 : 31
َوتُوبُوا ِإىَل اللَّ ِه مَجِ يعاً َأيُّ َها الْ ُمْؤ ِمنُو َن لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُحو َن
31…Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung. (QS An Nur/24 : 31)
QS. At Tahrim/66 : 8
َّصوحاً َع َسى َربُّ ُك ْم َأن يُ َكفَِّر َعن ُك ْم َسيَِّئاتِ ُك ْم َويُ ْد ِخلَ ُك ْم ِ ِ َّ
.
ُ ين َآمنُوا تُوبُوا ِإىَل اللَّه َت ْوبَةً ن َ يَا َأيُّ َها الذ
َّات جَتْ ِري ِمن حَتْتِ َها اَأْلْن َه ُار
ٍ جن
َ
8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai (QS. At Tahrim/66 : 8)
7
8
Tidak ada istilah terlambat untuk bertaubat. Allah SWT maha penerima taubat, betapaun
besarnya dosa seseorang apabila dia bertaubat Allah pasti mengampuninya, kecuali nyawa
sudah berada di tenggororokan atau matahri terbit dari barat itulah pintu taubat sudah
ditutup. Tidak dosa yang tidak terampuni kalau kita minta ampun kepada Allah SWT.
5 dimensi taubat:
a) Mengakui kesalahan
b) Menyesali kesalahan
c) Memohon ampun (Istighfar) kepada Allah SWT
d) Berjanji tdk akan mengulanginya kembali
e) Menutupi kesalahan dengan amal sholeh QS . Thaha : 82
صاحِل اً مُثَّ ْاهتَ َدى ِ
ٌ َوِإيِّن لَغَف.٨٢
َ ََّار لِّ َمن ت
َ اب َو َآم َن َو َعم َل
82. Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman,
beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar (QS . Thaha : 82)
6.2. Akhlaq terhadap Rasulullah SAW
1. Mencintai dan memuliakan rosul
Kedatangan beliau sebagai utusan Allah merupakan rahmat bagi alam semesta (QS Al
Anbiya’/21 :109
ِ
َ اك ِإاَّل َرمْح َةً لِّْل َعالَم
ني َ َ َو َما َْأر َس ْلن.١٠٧
107. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam (QS Al Anbiya’/21 :109
QS, At Taubah/9 : 128)
يم ِ ٌ ول ِّمن َأن ُف ِس ُكم ع ِزيز علَي ِه ما عنِتُّم ح ِريص علَي ُكم بِالْمْؤ ِمنِني رُؤ
ٌ وف َّرح ََ ُ َْ ٌ َ ْ َ َ َْ ٌ َ ْ ْ ٌ لََق ْد َجاء ُك ْم َر ُس.١٢٨
128. Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. QS, At Taubah/9 : 128)
2. Bershalawat kepada Rasulullah QS. Al Ahzab/33 : 56
ًصلُّوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما ِ َّ ِئ
َ ُ ِإ َّن اللَّهَ َو َماَل َكتَهُ ي.٥٦
َ صلُّو َن َعلَى النَّيِب ِّ يَا َأيُّ َها الذ
َ ين َآمنُوا
56. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai orang-
orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya (QS. Al Ahzab/33 : 56)
“Dari Ka’ab bin Ujrah radhiallahu ‘anhu, bahwa para sahabat pernah bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, kami telah memahami tata cara memberi salam kepada Anda, lalu bagaimana
cara memberi salawat kepada Anda?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Ucapkanlah,
اللَّ ُه َّم بَا ِر ْك َعلَى، َّك مَحِ ي ٌد جَمِي ٌد ِ ِ ِإ ٍ ِ ٍ
َ ِإن، يم َ ت َعلَى آل ْبَراه َ صلَّْي َ اللَّ ُه َّم
َ َك َما، َو َعلَى آل حُمَ َّمد، ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد
َّك مَحِ ي ٌد جَمِي ٌد ِ ِ ِإ ٍ ِ ٍ
َ ِإن، يم
َ ت َعلَى آل ْبَراه َ َك َما بَ َار ْك، َو َعلَى آل حُمَ َّمد، ’حُمَ َّمد
“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad yang ummi dan kepada keluarga
Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi bershalawat kepada Ibrahim dan
keluarga Ibrahim.Dan berkahilah Muhammad Nabi yang ummi dan keluarga Muhammad
sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim dan keluarga Ibrahim,
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”
[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 6/27, dan 7/156, Muslim 2/16, Abu Dawud no. 976, 977,
978, At Tirmidzi 1/301-302, An Nasa-i dalam “Sunan” 3/47-58 dan “Amalul Yaum wal
8
9
Lailah” no 54, Ibnu Majah no. 904, Ahmad 4/243-244, Ibnu Hibban dalam “Shahih” nya
no. 900, 1948, 1955, Al Baihaqi dalam “Sunanul Kubra” 2/148 dan yang lainnya]
ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى نَبِِّينَا حُمَ َّمد
َ اَللَّ ُه َّم
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad)
[SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-Zawaid
10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].
وبارك على حممد وعلى، اللهم صل على حممد وعلى أزواجه وذريته كما صليت على إبراهيم
إنك محيد جميد، أزواجه وذريته كما باركت على إبراهيم
“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya
dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan kepada ahli
baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagimana Engkau telah memberkahi
Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”
[SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 7/157, Muslim 2/17, Abu Dawud no. 979, An Nasa-i
dalam “Sunan” nya 3/49, Ibnu Majah no. 905, Ahmad dalam “Musnad” nya 5/424,
Baihaqi dalam “Sunanul Kubra” 2/150-151, Imam Malik dalam “Al Muwaththo’ 1/179
dan yang lainnya].
3. I’tiba’/mengikuti sunah-sunah Rasulullah QS An Nisa’/4 : 64
اع بِِإ ْذ ِن اللّ ِه ِ ٍ وما َأرسْلنا ِمن َّرس.٦٤
َ َول ِإالَّ ليُط ُ َ َ ْ ََ
64. Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita'ati dengan seizin
Allah. (QS An Nisa’/4 : 64)
QS An Nisa’/4 : 80
ًاك َعلَْي ِه ْم َح ِفيظا
َ َاع اللّهَ َو َمن َت َوىَّل فَ َما َْأر َسْلن
َ َول َف َق ْد َأط َّ َّم ْن يُ ِط ِع.٨٠
َ الر ُس
80. Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari keta'atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka . (QS An Nisa’/4 : 80)
QS Ali Imran/3 : 31
يم ِ قُل ِإن ُكنتُم حُتِ بُّو َن اللّه فَاتَّبِعويِن حُي بِب ُكم اللّه وي ْغ ِفر لَ ُكم ذُنُوب ُكم واللّه َغ ُف.٣١
ٌ ور َّرح
ٌ ُ َ ْ َ ْ ْ ََ ُ ُ ْ ْ ُ َ ْ ْ
31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. QS Ali Imran/3 : 31
9
10
c) Kesaksian palsu
d) Fitnah
e) Gunjing (gossip, ghibah)
2) Amanah dapat dipercaya
Bentuk bentuk amanah
a) Memelihara titipan dan mengembalikan kepada pemiliknya seperti semua
b) Menjaga rahasia
c) Tdk menyalahgunkan jabatan
d) Menunaikan kewajiban dengan baik
e) Memelihara bentuk nikmat yg diberikan Allah
3) Istiqomah (tegak lurus) sikap teguh hati, teguh pendirian selalu konsekuen
4) Iffah menjaga diri /menjauhkan diri dari hal-hal yang tdk baik (menjaga kesucian)
5) Mujahadah mencurahkan segala kemampuan atau bersungguh-sungguh mencurahkan
segala kemampuan untuk melepaskan diri dari segala hal yang menghambat
pendekatan diri terhadap Allah.
6) Syaja’ah : Berani
Bentuk Syaja’ah:
a) Berani dalam menghadapi musuh
b) Berani menyatakan kebenaran
c) Berani dalam mengendalikan diri (marah)
Sumber keberanian
a) Rasa takut kepada Allah SWT (QS Al Ahzab/33: 39) (QS Ali Imron/3 : 173)
ً ت هَّللا ِ َويَ ْخ َشوْ نَهُ َواَل يَ ْخ َشوْ نَ َأ َحداً ِإاَّل هَّللا َ َو َكفَى بِاهَّلل ِ َح ِسيبا
ِ الَّ ِذينَ يُبَلِّ ُغونَ ِر َسااَل.٣٩
39. (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah , mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada
Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.
وا َح ْسبُنَا هّللا ُ َونِ ْع َم
اخ َشوْ هُْـم فَزَا َدهُ ْم ِإي َمانا ً َوقَالُ ْـ ْ اس قَ ْد َج َمع
ْ َُوا لَ ُك ْم ف َ َالَّ ِذينَ ق
َ َّال لَهُ ُم النَّاسُ ِإ َّن الن
١٧٣ْال َو ِكي ُل
173. (Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka
ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka
perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah
Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".
b) Lebih mencintai akhirat daripada dunia
c) Tidak takut mati
d) Tidak ragu-ragu
e) Tidak menomor satukan materi
f) Tawakal dan yakin akan pertolongan Allah
7) Tawadhu’ Rendah hati lawannya Sombong
8) Malu : perasaan yang menimbulkan keengganan utk melakukan yang tdk baik.
9) Sabar Menahan dan mengekang dari segala sesuatu yang tdk disukai krn mengharap
ridho Allah. Macam-macam Sabar:
a) Sabar dalam menerima ujian (diuji oleh Allah dg sedikit ketakutan, kelaparan
kekurangan harta, jiwa dan buah-buah (penghasilan).
b) Sabar dari keinginan hawa nafsu (mengendalikan hawa nafsu)
c) Sabar dalam ketaatan kepada Allah
10) Pemaaf manfaat menghilangkan dedam - lapang dada
10
11
11
12
12