Anda di halaman 1dari 10

URGENSI MEMPELAJARI ILMU HADITS

Dosen : Ust. Dr. Ahmad Qusyairi, MA

STIU DARUL HIKMAH

Disusun Oleh :

Alfira Azzahra Al-Yunus

Emyrilia Talentina

Erika Habibah

Nailus Sa’adah

Ninda Mulyaningsih

Phramesty Cantika Dewi

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN

2019/1440-1441 H
KATA PENGANTAR

Segala puji beserta syukur kita ucapkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang
senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat dan kasih saying kepada hamba-hambaNya dalam
menggapai kebahagian dunia dan akhirat.

Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
menuntun umat manusia kepada kedamaian dan membimbing menuju agama yang benar
disisi Allah SWT yakni agama Islam.

Alhamdulillah dengan berkat rahmat dan hidayahNya, makalah dengan judul


“Urgensi Mempelajari Ilmu Hadits” ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk
melengkapi tugas mata kuliah Hadits I (satu). Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat kekurangan.

Namun harapan kami semoga makalah ini semoga dapat memberikan manfaat bagi
semua pembaca dan khususnya bagi kami sendiri. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
BAB 1

PENDAHULUAN

Manusia dalam hidupnya membutuhkan berbagai macam pengetahuan. Sumber dari


pengetahuan terasebut ada dua macam yaitu naqli dan aqli. Sumber yang bersifat naqli ini
merupakan pilar dari sebagian besar ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam
agamanya secara khusus, maupun masalah dunia pada umumnya. Dan sumber yang sangan
otentik bagi umat Islam dalam hal ini adalah Al Qur’an dan Hadits Rasulullah.

Selain Al Qur’an sebagai sumber ilmu dan hukum syariat yang pertama seluruh umat
muslim pun harus mengetahui pentingnya menjaga hadits dengan mempelajarinya dan
mengembangakan ilmu hadits. Ini menjadi salah satu syarat mujtahid, mufasir, dan fuqaha.

Pentingnya mempelajari ilmu hadits menjadi perhatian para sahabat, tabi’in , dan
tabiut tabi’in dalam menjaga periwayatannya dari generasi ke generasi, karena mempunyai
pengaruh yang besar terhadap agama. Mereka selalu mengajak untuk mengikuti cara hidup
dan perilaku Rasulullah.
BAB 2

ISI PEMBAHASAN

Urgensi Mempelajari Ilmu Hadits

1. Sebagai sumber hukum islam yang ke-2 setelah Al-Quran.


Sebagaimana hadits Muadz saat diutus Rasul ke Yaman : Ketika itu Rasul bertanya
padanya, “ Dengan apa engkau berhukum?” Kemudian Ia menjawab, “Dengan
Kitabullaah.” Kemudian ditanya kembali, “Bagaimana jika tidak engkau dapatkan
(dalam Kitabullaah)?” maka Ia menjawab, “Dengan sunnah Rasulullaah SAW”
Kemudian ditanya kembali, “Bagaimana jika tidak engkau dapatkan (dalam sunnah
Rasul)?” maka Muadz menjawab, “Aku akan berijtihad dengan pikiranku.” (HR. Abu
Dawud)
2. Meneladani apa-apa yang bersumber dari Rasul, baik perkataan, perbuatan, dan taqrir.

َ ‫سو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َها ُك ْم‬


ۚ ‫ع ْنهُ فَا ْنت َ ُهوا‬ َّ ‫َو َما آت َا ُك ُم‬
ُ ‫الر‬

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah.” (QS.Al-Hasyr : 7)

3. Diperintahkan untuk mengikuti dan mentaati Rasul.

‫سو َل‬ َّ ‫َّللاَ َوأ َ ِطيعُوا‬


ُ ‫الر‬ َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا‬

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya).” (QS.An-
Nisa : 59)

‫ظا‬ َ َ‫س ْلنَاك‬


ً ‫علَ ْي ِه ْم َح ِفي‬ َ ‫َّللاَ ۖ َو َم ْن ت ََولَّ ٰى فَ َما أ َ ْر‬
َّ ‫ع‬ َ َ ‫سو َل فَقَ ْد أ‬
َ ‫طا‬ َّ ِ‫َم ْن ي ُِطع‬
ُ ‫الر‬

“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS.An-Nisa : 80)
4. Perkataan Rasul termasuk wahyu Allaah.

ٌ ْ‫) ِإ ْن ُه َو ِإ ََّّل َوح‬٣(‫ع ِن ْال َه َو ٰى‬


)٤(‫ي يُو َح ٰى‬ َ ‫َو َما يَ ْن ِط ُق‬
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS.An-
Najm : 3-4)
5. Memahami alquran dengan hadits yang shahih
Menafsirkan ayat Alquran dengan hadits shahih sangatlah penting, bahkan
harus. Allah menurunkan Alquran kepada Rasulullah tidak lain supaya diterangkan
maksudnya kepada semua manusia. Firman Allah,

َ‫اس َما نُ ِز َل اِلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّ ُه ْم يَتَفَ َّك ُر ْون‬ ِ َ‫الزب ِۗ ُِر َوا َ ْنزَ ْلنَا ٓ اِلَيْك‬
ِ َّ‫الذ ْك َر ِلتُبَ ِينَ ِللن‬ ِ ‫ِب ْالبَ ِي ٰن‬
ُّ ‫ت َو‬

“(mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat)


dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Ad-Dzikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar engkau
menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar
mereka memikirkan.” .” [QS. An-Nahl : 44].

Umar bin Khattab RA berkata :


“ akan datang suatu kaum mengajak kamu berdebat dengan ayat- ayat Al
Qur’an yang mutasyabihat, maka bawalah mereka kepada sunnah, karena orang
yang faham sunnah lebih mengetahui tentang kitabullah.”
6. Larangan ragu-ragu atas hukum yang dikeluarkan Rasul.

ِ ‫سولُهُ أ َ ْم ًرا أ َ ْن يَ ُكونَ لَ ُه ُم ْال ِخيَ َرة ُ ِم ْن أ َ ْم ِر ِه ْم ِۗ َو َم ْن يَ ْع‬


‫ص‬ َّ ‫ضى‬
ُ ‫َّللاُ َو َر‬ َ َ‫َو َما َكانَ ِل ُمؤْ ِم ٍن َو ََّل ُمؤْ ِمنَ ٍة ِإذَا ق‬
‫ض ََل ًَّل ُمبِينًا‬ َ ‫سولَهُ فَقَ ْد‬
َ ‫ض َّل‬ َّ
ُ ‫َّللاَ َو َر‬

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan
yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
nyata.” (QS.Al-Ahzab : 36)
7. Hadits berfungsi sebagai bayan at taqrir atau memperjelas dari isi Al-Quran.
Contoh hadist sholat
“Rasulullah SAW bersabda, tidak di terima shalat seseorang yang berhadast sampai
ia berwudhu . ( HR. Bukhori dan Abu Hurairah )
Hadist di atas mentaqrirkan QS. Al Maidah 5 : 6

8. Mengimani hadits adalah salah satu dari dasar-dasar keimanan.

َ َ‫ش َج َر بَ ْينَ ُه ْم ث ُ َّم ََّل َي ِجدُوا ِفي أ َ ْنفُ ِس ِه ْم َح َر ًجا ِم َّما ق‬


َ‫ضيْت‬ َ ‫فَ ََل َو َر ِبكَ ََّل يُؤْ ِمنُونَ َحت َّ ٰى يُ َح ِك ُموكَ ِفي َما‬
‫س ِل ُموا ت َ ْس ِلي ًما‬
َ ُ‫َوي‬

‘Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS.An-Nisa: 65)
9. Sunnah menjadi acuan dalam beribadah sesuai porsinya persis sebagaimana yang
dicontohkan Nabi SAW.

‫ فمن رغب‬, ‫ وأتزوج النساء‬, ‫ وأقوم وأرقد‬, ‫ ولكني أصوم وأفطر‬, ‫أما أني أخشاكم هلل وأتقاكم له‬
‫عن سنتي فليس مني‬

“Sungguh aku ini adalah yang paling takut di antara kamu kepada Allaah, dan paling
bertakwa kepadaNya. Tetapi aku adakalanya berpuasa dan tidak berpuasa, bershalat
dimalam hari dan tidur, dan mengawini perempuan. Maka barang siapa menjauh
dari sunnahku, ia tidak termasuk golonganku.” (HR. Bukhari dari Anas)
10. Hadits adalah sebagai rahmat.

‫انما أنا رحمة مهداة‬

“Sesungguhnya aku ini adalah rahmat yang dihadiahkan (untuk seluruh manusia).”
(Ibn Sa’d dan Tirmidzi dari Abu Shaleh secara mursal.)
11. Tuntunan jalan hidup yang lurus dan lapang.

‫اني بعثت بحنيفية سمحة‬

“Sesungguhnya aku ini diutus dengan al-hanifiyyah as-samhah (yakni jalan hidup
yang lurus dan lapang.)”
12. Sebagai pedoman hidup yang harus di ikuti. Seperti dalam hadist

‫تركت فيكم شيءين لن تضلوا بعدهماكتاب هللا وسنتي‬

“ telah aku tinggalkan untukmu dua perkara, tidak sekali- kali sesat sesudahnya,
yakni : kitabullah dan sunnahku “ ( HR. Al Hakim )
13. Hadits sebagai penetap dan penguat hukum yang telah ada di dalam Al-Quran.
14. Hadist sebagai At Tasyri’ ( memberi kepastian hukum islam yang tidak ada di Al
Qur’an.
Contoh mengenai zakat fitrah.
“ Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat islam pada bulan
Ramadhan, baik dia itu merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan yaitu satu sha
kurma atau sha gandum.”
Hadist di atas mentasyri’ QS. At Taubah 9 : 103

‫ع ِل ْي ٌم‬
َ ‫س ِم ْي ٌع‬
َ ُ‫َّللا‬ َ َ‫ص ٰلوتَك‬
ٰ ‫س َك ٌن لَّ ُه ِۗ ْم َو‬ َ ‫علَ ْي ِه ِۗ ْم ا َِّن‬ َ ُ ‫صدَقَةً ت‬
َ ‫ط ِه ُر ُه ْم َوتُزَ ِك ْي ِه ْم ِب َها َو‬
َ ‫ص ِل‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن ا َ ْم َوا ِل ِه ْم‬
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka,
dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” ( QS. At Taubah :
103 )

15. Hadits sebagai Bayan At Tafsir (menafsirkan) dari isi Al Qur’an yang masih bersifat
umum serta memberikan batasan-batasan pada ayat – ayat yang bersifat mutlak.
Contoh; penjelasan Nabi Muhammad SAW mengenai hukum pencurian.
“Rasulullah SAW didatangi seseorang yang membawa pencuri tersebut dari
pergelangan tangan.”

Hadist diatas menafsirkan QS. Al Maidah 5: 38

‫ع ِزي ٌْز َح ِك ْي ٌم‬


َ ُ‫َّللا‬
ٰ ‫َّللاِ َِۗو‬ َ ‫طعُ ْٓوا ا َ ْي ِد َي ُه َما َجزَ ۤا ًۢ ًء ِب َما َك‬
ٰ َ‫س َبا نَ َك ًاَّل ِمن‬ َ ‫ارقَةُ فَا ْق‬
ِ ‫س‬َّ ‫ار ُق َوال‬
ِ ‫س‬َّ ‫َوال‬

“orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya


(sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari
Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” ( QS. Al Maidah : 38 )

Dalam AlQuran, Allah memerintahkan hukuman bagi seorang pencuri dengan


memotong tangannya. Ayat ini masih bersifat umum, kemudian Nabi SAW
memberikan batasan bahwa yang dipotong dari pergelangan tangan.
16. Hadits sebagai perinci (mufasilah) dari dalil yang masih global (mujmal) dari Al-
Quran.
17. Hadits sebagai pemberi batas (muqoyidah) dari dalil yang masih mutlaq.
18. Hadits memberi pengkhususan (mukhosisah)dari dalil yang masih umum (‘am).
19. Hadits sebagai dalil independen (mustaqil) didalam menetapkan hukum.
20. Didalam hadits terdapat dalil berbentuk perintah dan larangan yang tidak ada di dalam
Al-Quran, seperti kewajiban zakat fitrah, menolong orang yang dianiaya, haramnya
bersetubuh di siang hari dibulan Ramadhan, larangan makan daging hewan yang
bertaring, dll.
21. Mereka yang tidak mentaati Rasul dan menentang hadits,sama saja menentang
perintah Al-Quran.
22. Hadits membantu untuk mengimplementasikan syariat Islam dengan sempurna dari
penjelasan dan perincian teknis dalam beribadah. Seperti, jumlah rakaat shalat,
waktu-waktu shalat, cara pelaksanaannya, kadar wajibnya zakat, waktu
pengeluarannya, dll.
23. Sumber dalil yang harus dijaga. Karena, eksistensi beragama kaum muslim tidak bias
dipisahkan dengan keterjagaan dan kemurnian hadits-hadits. Tidak heran para ulama
bersemangat menghapal, mempelajari dan mengembangkan ilmu hadits.
24. Dengan memahami dan mengetahui eloknya perkataan dan ahlak Rasul, dapat
memotivasi untuk lebih bersemangat beribadah dan berahlak mulia.
25. Hadits Nabi sebagai salah satu warisan kekayaan pemikiran umat islam yang harus
dijaga. Penjagaan kemurnian pemikiran dan budaya islam agar tidak hilang, punah,
atau ternodai dengan budaya lainnya.
26. Hadits merupakan perintan dari Nabi walau tidak bersifat wajib.
27. Adanya perintah untuk mengikuti sunnah Rasul.
‫عليكم بسنتي و سنة الخلفاء الراشدين من بعدي‬

“Hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafa’ Ar-Rashyidin


sesudahku.”
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
28. Mengandung penjelasan kaidah-kaidah syariah bagi para mujtahid dan undang-
undang kehidupan bagi seluruh manusia.
29. Petunjuk terhadap hukum syara’ dari segi wajib, sunnah, haram, makruh, mubah.
30. Sebagai hujjah dalam syariat islam yang wajib diikuti.
31. Hadits merupakan penafsiran Al-Quran dalam praktik atau penerapan ajaran islam
secara faktual dan ideal.

32. Perwujudan dari Al-Quran yang ditafsirkan untuk manusia, serta ajaran Islam yang
dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari. (akhlak-akhlak Rasul).
Sebagaimana perkataan Aisyah RA,
“Akhlak beliau adalah Al-Quran.”
(HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawyd, An-Nasaiy)
33. Mengetahui metodologi praktis Islam dengan segala karakteristik dan pokok-pokok
ajarannya.
34. Bisa mengenal dan mengetahui kehidupan Rasulullah secara terperinci.
35. Bisa mengentahui mana yang merupakan sunnah Rasul mana yang termasuk firman
Allah secara langsung.
36. Hadist bagian dari islam.
37. Allah tidak akan menerima ibadah seseorang yang tidak berdasarkan tata cara yang
telah di tetapkan Al Qur’an dan Sunnah.
38. Sebagai bentuk pembuktian iman dan mencapai derajat takwa.
39. Hadist termasuk tiang agama yang paling kokoh dan keyakinan yang paling teguh.
Imam syafi’i berkata,
“ Demi umurku, ilmu hadist ini termasuk tiang agama yang paling kokoh dan
keyakinan yang paling teguh. Tidak digemari selain oleh orang – orang jujur lagi
bertakwa , dan tidak dibenci selain oleh orang-orang munafik.”
40. As-Sunnah sebagai sumber utama dalam penetapan hukum ibadat dan muamalat yang
berkaitan dengan individu, keluarga, ataupun negara.
BAB 3

PENUTUP ATAU KESIMPULAN

Ada sebagian orang sejak zaman dulu hingga saat ini yang mencukupkan diri dengan
Al Qur’an sebagai sumber hokum dan tidak menganggap as-sunnah sebagai sumber hukum.
Mereka itulah yang yang disebut golongan Ingkar Sunnah.

Mereka juga mengatakan bahwa apa-apa yang bersumber dari Rasulullah SAW hanya
dalam kapasitasnya sebagai pemimpin kaum muslimin yang ber ijtihad saja sesuai masalah
dan kondisi pada waktu tersebut.

Dengan mengetahui urgensi mempelajari hadits kita menjadi termotivasi dan


terhindar dari golongan Ingkar Sunnah tersebut. Dengan mengimani hadits sebagai hukum
syariat islam yang ke-2 setelah Al Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA

Hamid,Abdul. 2013. Pengantar Studi Hadits. Jakarta, Gema Amalia Press

Al-Qaththan,Syeikh Manna. 2004. ‫( مباحث في علوم الحديث‬Pengantar Studi Ilmu Hadits). Jakarta
, Pustaka Al Kautsar

Qardhawi,Yusuf. 1993. ‫( كيف نتعامل مع السنة النبوية‬Bagaimana Memahami Hadits Nabi SAW).
Bandung, Karisma

http://budikolonjono.blogspot.com/2010/03/pentingnya-mempelajari-hadits.html?m=1

https://www.bacaanmadani.com/2018/04/fungsi-hadis-pengertian-bayan-tasyri.html?m=1

http://budikolonjono.blogspot.com/2010/03/pentingnya-mempelajari-hadist.html?m=1

https://dalamislam.com/landasan-agama/hadist/fungsi-hadist-dalam-islam

https://bumiislam.wordpress.com/2014/05/31/keutamaan-mempelajari-hadist-hadist-
rasulullah/

Anda mungkin juga menyukai