Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era zaman akhir ini bermunculan Aliran-aliran yang beraneka
ragam corak dan warnanya. Dimana masing-masing aliran mengklaim bahwa
golongan merekalah yang paling benar.
Memang hal ini sudah disabdakan oleh Baginda Rosululloh
SAW,bahwa umatnya nanti akan terpecah menjadi 73 golongan. Dan hanya
satu yang selamat dan akan masuk syurga.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui ciri-ciri golongan
yang di janjikan Rosulullah. Agar kita selamat. Atas dasar inilah, saya akan
membahas tentang golongan yang setia pada Rosulnya dan sahabatnya yang
kita kenal dengan golongan ASWAJA.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
2. Siapakah Aliran-aliran ASWAJA?
3. Apa sajakah Ajaran-ajaran ASWAJA?
4. Apa sajakah doktrin-doktrin ASWAJA?
5. Bagaimana metodologi pemikiran ASWAJA?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ahlussunah Wal jama’ah


1. Ditinjau dari ilmu bahasa (lughot/etimologi), Ahlussunah Wal Jama’ah
berasal dari kata-kata:
a. Ahlu : Kaum.keluarga atau golongan
b. Assunnah :
1) Ucapan nabi muhammad SAW
2) Tingkah laku, kebiasaan, atau perbuatan nabi muhammad SAW
3) Persetujuan atau slkap nabi muhammad SAW, mendiamkan
ucapan atau tingkah laku seseorang pada zaman nabi.
c. Wa : kata sambung yang berarti “dan”
d. Al jama’ah : Kumpulan atau kelompok
2. Di tinjau dari segi istilah ( terminologi), Ahlussunah berasal dari hadits-
hadits nabi SAW antara lain:

,‫والذي نفس مح ّمد بيده لتفترق أمتي على ثالث وسبعين فرقة‬
‫من هم يارسول‬:‫ قيل‬,‫فواحدة فى الجنة وثنئان وسبعون فى النار‬
)‫(رواه الطبرنى‬,‫هم اهل السنة والجماعة‬:‫هللا ؟قال‬
Demi tuhan yang jiwa Muhammad ada dalam genggamanNya, umatku
akan bercerai berai ke dalam 73 Golongan. Yang satu masuk syurga dan
yang 72 masuk neraka. Ditanyakan:”siapakah mereka(golongan yang
masuk surga itu), wahai Rosulullah?”. Beliau Menjawab: “mereka adalah
Ahlus Sunnah wal Jama’ah”,(HR, Thabrani)

‫تفترق هذه االمة على ثالث وسبعين فرقة الناجية منها واحدة وا‬
‫لبلقون هلكى قالو ومن الناجية؟قال اهل السنة والجماعة قيل وما‬
‫السنة والجماعة ؟قال ماا ناعليه اليوم واصحابي‬
Umat ini nantinya juga akan terpecah menjadi 73 sekte, satu yang
selamat, yang lainnya dalam kerusakan. Sahabat bertanya,Siapa yang
selamat?” Nabi menjawab: “Ahlus sunnah Wal Jama’ah”. Mereka

2
bertanya kembali: “siapa Ahlus Sunnah Wal Jama’ah?” Jawab
nabi:”Adalah apa yang aku dan sahabatku praktekkan hari ini”.
Dalam buku lain di jelaskan:”Ahlus sunnah Wal Jama’ah adalah
golongan umat islam yang selalu berpegang teguh pada kitab allah ( al-qur’an)
dan susunah rosul,serta para sahabat Nabi SAW, Melaksanakan petunjuk dari
al-qur’an dan sunah rosul tersebut.1
Faham atau aliran ASWAJA dalam bidang:
a. Aqidah Islamiah, mengikuti faham atau madzab dari imam Abul Hasan Al-
Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi
b. Fiqih, mengikuti salah satu dari madzab yang empat, yaitu: Hanafi, Maliki,
Syafi’i dan Hambali
c. Tasawuf, mengikuti thariqah dari Imam Abul Qosim Al Junaid Al
Baghdadi, Imam Ghozali.
Sehingga apabila di ucapkan secara mutlak kata-kata ASWAJA maka
kita tidak dapat menunjuk kecuali orang-orang tersebut di atas.2

B. Aliran – aliran ASWAJA


1. Biografi Al-Asy’ari
Nama lengkap Al-Asy’ari adalah Abu Al-Hasan Ali Bin Ismail bin
Ishak bin Salim bin Isma’il bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi
Burdah bin Abu Musa Al-Asy’ari. Menurut beberapa riwayat, Al- Asy’ari
lahir di Bashar pada tahun 260 H/875M. Ketika berusia lebih dari 40
tahun, ia hijrah ke kota Baghdad dan wafat di sana pada tahun 324
H/935M.
Menurut Ibn Asakir, ayah Al-Asyr’ari adalah seorang yang berfaham
Ahlussunah dan ahli hadis. Ia wafat ketika Al-Asy’ary masih kecil.
Sebelum wafat, ia berwasiat kepada seorang sahabatnya yang bernama
Zakaria bin Yahya As-saji agar mendidik As-Sy’ary. Ibu As-Asy’Ari,

1
Purna siswa Aliyah, Aliran-aliran Teologi Islam (jawa timur:Maddrasah hidayatul
Mubtadi’in 2008), h. 165
2
K.H. Masduki ach, Konsep Dasar Pengertian Ahlus sunnah Wal Jama’ah, (Surabaya:
Pelita Dunia), h. 38-39

3
sepeningal ayahnya, menikah lagi dengan seorang tokoh Mu’tazilah yang
bernama Abu Ali Al- Jubba’i (w. 303 H/915 M), ayah kandung abu
Hasyim Al-Jubba’i (w. 321 H/932 M). Berkat didikan ayah tirinya itu, Al-
Asy’ari kemudian menjadi tokoh Mu’tazilah. Ia sering mrngantikan Al-
Jubba’i dalam perdebatan menentang lawan-lawan Mu’tazilah.
Beliau menganut faham mu’tazilah hanya sampai berumur 40 tahun.
Setelah itu tiba-tiba ia mengumumkan di hadapan jama’ah masjid bashroh
bahwa dirinya telah meninggalkan faham mu’tazilah dan menunjukkan
keburukan-keburukannya,menurut ibn asakir hal itu di latar belakangi
karna beliau bermimpi bertemu nabi sebanyak 3 kali, pada malam ke-10,
20,dan 30 dalam bulan romadhon. Dalam mimpinya itu rosulullah
memperingatkan agar meninggalkan paham mu’tazilah dan membela
faham yang telah di riwayatkan beliau.
Doktrin-doktrin Teologi Al-Asyari
Pemikiran-pemikiran Al-Asy’ari yang paling terpenting adalah berikut ini:
a) Tuhan dan Sifat-sifatnya
b) Kebebasan dalam berkrhendak
c) Akal dan Wahyu Dan kriteria Baik dan Buruk
d) Qodimnya Al-Qur’an
e) Melihat Allah
f) Keadilan
g) Kedudukan orang yang berdosa.3

2. Biografi Al-Maturidi
Abu Mansyur al-Maturidi Nama lengkapnya ialah Abu mansur
Muhammad bin Muhammadbin Mahmud al-Hanafi al-Mutakallim al-
Matu-ridi al-Samarkhandi.[4] Beliau dilahirkan di Maturid, sebuah kota
kecil di daerah samarkand, wilayah Trmsoxiana di Asia Tengah, daerah
yang sekarang di sebut Uzbekistan. Tahun kelahirannya tidak diketahui

3
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung:CV Pustaka Setia,2007), h.
120-124
[4]
Imam Baehaqi, Kontroversi Aswaja, (Yogyakarta:Gambiran UHV,2000),70

4
secara pasti, hanya diperkirakan sekitar pertengahan abad ke-3 Hijriah. Ia
wafat pada tahun 333H/944 M. Gurunya dalam bidang fiqih dan teologi
bernama Nasyr bin Yahya Al-Balakhi. Ia wafat pada tahun 268H. Al-
Maturidi hidup pada masa khalifah Al-Mutawakkil yang memerintah
tahun 232-274/846-861 M.
Doktrin-doktrin Teologi Al-Maturidi
a) Akal dan Wahyu
b) Perbuatan Manusia
c) Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan
d) Sifat Tuhan
e) Melihat Tuhan
f) Kalam Tuhan
g) Perbuatan Manusia
h) Pengutusan Rasul
i) Pelaku Dosa Besar[5]

C. Ajaran-ajaran ASWAJA
1. Sifat Tuhan
Menurut mu’tazilah Tuhan tidak mempunyai sifat. Sebab jika tuhan
mempunyai sifat, pasti sifat itu kekal seperti tuhan. Berkaitan dengan
masalah tuhan Al-Maturidi dan Al-Asy’ari sependapat. Tapi walaupun
begitu al-Asy’ari mengartikan sisat tuhan sebagai sesuatu yang bukan dzat,
melainkan melekat pada dzat itu sendiri. Sedangkan al-Maturidi sifat tidak
dikatakan esensiNYA dan bukan pula dari esensi NYA.
2. Melihat Tuhan di akhirat
Mu’tazilah berpendapat bahwa tuhan tidak bisa di lihat.surat al an’am 103.
Menurut al Asy’ari manusia dapat melihat tuhan di akhirat sebagaimana
arti lahir surat qiyamah 22-23. Al-Maturidi sependapat dengan Beliau.
Jalan pikiran Al-Maturidi bahwa melihat Allah itu ihwal di Akhirat,
dimana hanya ilmunya yang menentukan bagaimana cara dan keadannya.

[5]
Abdul Rozak dan Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, 124-131

5
3. Perbuatan dosa besar
Bahwa setiap orang mukmin tidak kekal di neraka di sepakati seluruh
ulama islam, Menurut kaum mu’tazilah pembuat dasa besar yang tidak
sempat bertaubat sebelum meninggal dunia tidak di pandang mukmin tapi
tetap muslim. Menurut Maturidi dan Asy’ari hukumnya di serahkan
kepada Allah, apakah dia diampuni,mendapat syafa’at nabi atau di siksa
sesuai perbuatannya. Dan tidak kekal di neraka.
4. Perbuatan Manusia
Mu’tazilah bahwa manusi itulah yangmenciptakan perbuatannya sendiri,
dan bebas memilih yang baik dan yang buruk, karana segala sesuatunya
akan di tanggung sendiri. Asy’ari manusia dalam kelemahannya
bergantung pada kehendak dan kekuasaan tuhan. Maturidi sependapat
dengan asy’ari.
5. Perbuatan Allah
Orang-orang Asy’ariyah berpendapat bahwa Allah tidak di ketahuinya.
Karna ia tidak bertanggung jawa terhadap apa yang di perbuatnya.
Sedangkan manusia bertanggung jawab.Mu’tazilah, Allah berbuat karna
ada tujuan maksud tertentu. Maturidi Allah itu suci (munazzah) dari sia-
sia. Dan karna itu perbuatannya sesuai dengan tuntutan hikmah.
6. Al-Qur’an
Mu’tazilah mengingkari adanya sifat bagi Allah yang namanya kalam,
yang bebas dari dzat atau bukan dzat. Asy’ari bahwa al-Qur’an tidak
berubah, tidak di ciptakan, bukan makhluk dan tidak baharu. Maturidi,
Kalamullah itu adalah makna yang melekat pada dzat Allah, dan karna itu
ia adalah salah satu sifat yang brhubungan dengan dzatnya.
7. Kekuasaan mutlak tuhan dan keadilan tuhan[6]

D. Garis-garis Besar Doktrin ASWAJA


Bahwa ajaran islam itu terdiri dari 3 macam :

[6]
Imam Baehaqi, Kontroversi Aswaja, (Yogyakarta:Gambiran UHV,2000),

6
1. Doktrin keislaman, yang digunakan untuk membimbing manusia selaku
makhluk yang mempunyai nafsu
2. Doktrin keimanan, yang digunakan manusia untuk membimbing manusia
selaku makhluk yang mempunyai akal pikiran
3. Doktrin keihsanan, yang digunakan untuk mmbimbing manusia selaku
makhluk yang mempunyai budi pekerti /hati nurani
Ke-3 ajaran islam tersebut di namakan fitrah munazaah,sedangkan
nafsu,fikiran dan hati nurani di namakan fitrah mukhalaqoh.

E. Metodologi Pemikiran (Manhaj Al-fikr) ASWAJA


Jika kita mencermati doktrin-diktrin paham ASWAJA, baik dalam
aqidah(iman), Syari’at(islam), ataupun Akhlak (ihsan), maka bisa di dapati
sebuah metodologo islam di antaranya:
1. Tasawuth (moderat)
Taswuth adalah sikap tengah yang tidak cenderung ke kanan atau ke
kiri dan mengambil solusi yang paling baik.
2. Tawazun (berimbang)
Tawazun adalah sikap berimbang dan harmons dalam
mengintegrasikan dan mensinergikan dalil- dalil (pijakan hukum)
pertimbangan – pertimbangan untuk memutuskan sebuah keputusan dan
kebijakan prinsip menhindari yang serba kanan dan kiri.
3. Ta’adul ( netral dan adil)
Adalah sikap adil dan netral dalam melihat /menimbang, menyikapi
dan menyesesaikan segala permasalahan. Apabala dalam realitasnya
terjadi tafdlul (keungulan) maka keadilan mununtut perbedan dan
pengutamaan (tafdllil)
4. Tasamuh
Sikap toleran yang bersedia menghargai terhadap segala kenyataan,
perbedaan dan keanekaragaman, baik dalam pemikiran, keyakinan, sosial
kemasyarakatan, suku, bangsa, agama, tradisi budaya dll.

7
F. Tujuan ASWAJA
1. Mengamalkan Ajaran Rosulullah SAW semurni-murninya.
2. Mengikuti jejak para sahabat dalam mengambil keputusan-keputusan
suatu perkarayang tidak di temukan dalam Al-qur’an dan Al-hadits.
3. Mengedepankan Akhlaul karimah dalam setiap tindakannya.
4. Khusus untuk golongan ASWAJA di Indonesia, ingin menjadikan bangsa
indonesia, bangsa yang bermaartabat di mata dunia juga di hadapan Allah
SWT
5. Ingin menjadi khairul ummah dalam ridho Allah SWT

BAB III
KESIMPULAN

1. Pengertian ASWAJA

8
Ahlus sunnah Wal Jama’ah adalah golongan umat islam yang selalu
berpegang teguh pada kitab allah ( al-qur’an) dan susunah rosul,serta para
sahabat Nabi SAW, Melaksanakan petunjuk dari al-qur’an dan sunah rosul
tersebut.
2. Aliran-aliran ASWAJA:aliran Al-Asy’ariyah dan Al-Maturidi
3. Ajaran ASWAJA:Sifat Tuhan, Melihat Tuhan Di akhirat, Perbuatan dosa,
besar, Perbuatan manusia,Perbuatan Allah, dll
4. Doktrin ASWAJA: Doktrin Keislaman, keihsanan dan ke imanan.
5. Metodologi pemikiran ASWAJA;Tasawuth, Tawazun, Ta’adul’ Tasamuh.
6. Tujuannya untuk mengamalkan Ajaran Rosulullah dan mengikuti jejak para
sahabat serta menjadi khoirul umah dalam ridho allah SWT

9
DAFTAR PUSTAKA

Baehaqi Imam, Kontroversi ASWAJA, LkiS, Yogyakarta,2000.


Masduki ach.K.H. Drs, konsep dasar pengertian Ahlus sunnah Wal Jama’ah,
Pelita Dunia, surabaya.
Purna siswa Aliyah, Aliran-aliran Teologi islam, Ponpes lirboyo, kediri,2008.
Rozak, Abdul dan Anwar, Rosihan, Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung,2007.

10

Anda mungkin juga menyukai