PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penduduk Indonesia mayoritas menganggap aliran wahabi menyimpang,
karena aliran ini mengajarkan tentang keislaman yang tidak sesuai dengan syari’at,
sehingga banyak kalangan masyarakat yang menganggapnya aliran sesat.
Oleh karena itu, makalah ini akan sedikit memberikan informasi atau
pengetahuan tentang siapa itu aliran wahabi, ajaran yang digunakan oleh aliran
tersebut, dan bagaimana dampak dari gerakan wahabi khususnya di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
berkaitan dengan gerakan wahabi, diantaranya:
1. Sejarah aliran wahabi
2. Paham serta ajaran wahabi
3. Perkembangan wahabi di Indonesia
4. Dampak dari gerakan wahabi
C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
ilmu kalam, serta untuk menambah pengetahuan tentang aliran wahabi. Setelah
membaca makalah ini diharapkan agar tidak ada yang terjerumus kedalam aliran
wahabi yang di anggap sebagian masyarakat sebagai aliran yang menyimpang.
BAB II
PEMBAHASAN
Konflik antara ijtihad dan taqlid adalah prinsip keenam yang menjadi
perhatian Wahabi. Menurut pendapatnya dan pengikut-pengikutnya, Allah
memerintahkan orang untuk hanya mematuhi-Nya dan mengikuti ajaran Nabi.
Tuntutan wahabi untuk menikuti sepenuhnya Al-Qur’an dan sunnah bagi semua
muslim adalah juga sebagai penolakan Wahabi terhadap semua penafsiran imam
mazhab empat, termasuk pandangan mazhab Wahabi sendiri, yaitu mazhab Hambali,
yang dipandang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah Nabi.
Wahabi mengembangkan prosedur-prosedur yang ketat untuk mengerahkan
pembahasan mengenai masalah-masalah doktrinal. Untuk menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan persoalan agama, mereka pertama-tama mencari jawabannya
pada ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits, dan menetapkan jawaban sesuai dengan kedua
sumber tersebut. Apabila rujukan tidak ditemukan pada ayat-ayat tersebut, mereka
mencari consensus di kalangan “kaum terdahulu yang saleh”, khususnya para sahabat
dan para tabi’in, serta ijma’ para ulama; namun ijma’ di batasi hanya yang sejalan
dengan Al-Qur’an dan Hadits.
Wahabi menolak pendapat yang mengatakan bahwa pintu ijtihad telah
tertutup. Meskipun wahabi mengikuti mazhab Hambali, mereka tidak menerima
pandangan-pandangannya sebagai jawaban yang final. Apabila terdapat tafsiran
mazhab Hambali terbukti salah, pendapat itu harus ditinggalkan. Untuk mendukung
pendapatnya mazhab kaum Wahabi mengutip ayat-ayat Al-Qur’an yang
menunjukkan bahwa Al-Qur’an dan Hadits sebagai satu-satunya dasar penetapan
hukum Islam.
Wahabi muncul pada pertengahan abad 18 di Dir’iyyah sebuah dusun
terpencil di Jazirah Arab, di daerah Najd. Kata Wahabi sendiri diambil dari nama
pendirinya, Muhammad Ibn Abdul-Wahhab (1703-1787). Laki-laki ini lahir di Najd,
di sebuah dusun kecil Uyayna. Ibn Abdul-Wahhab adalah seorang mubaligh yang
fanatik, dan telah menikahi lebih dari 20 wanita (tidak lebih dari 4 pada waktu
bersamaan) dan mempunyai 18 orang anak.
Rasulullah SAW. telah mempredikdikan kemunculan aliran Wahabi
sebagaimana yang dikabarkan dalam hadits berikut :
Berkata Abu sa’id Al Khudriy ra saat Nabi saw sedang membagi bagi harta
pada beberapa orang, maka datanglah seorang lelaki, matanya membelalak, kedua
pelipisnya tebal cembung kedepan, dahinya besar, janggutnya sangat tebal,
rambutnya gundul, sarungnya pendek, berkata: Bertakwalah pada Allah wahai
Muhammad…!, Sabda Rasulullah SAW: “Siapa yang taat pada Allah kalau aku
bermaksiat? apakah Allah mempercayaiku untuk mengamankan penduduk bumi dan
kalian tidak mempercayaiku?” dan berkata Khalid bin Walid ra: Wahai Rasulullah,
kutebas lehernya..! Rasul SAW melarangnya, lalu beliau SAW melirik orang itu yang
sudah membelakangi Nabi saw, dan Rasul saw bersabda: “Sungguh akan keluar dari
keturunan lelaki ini suatu kaum yang membaca Alqur’an namun tidak melewati
tenggorokannya (tidak meresap ke hatinya), mereka semakin jauh dari agama seperti
menjauhnya panah dari busurnya, mereka memerangi orang islam dan membiarkan
penyembah berhala”, jika kutemui kaum itu akan kuperangi seperti diperanginya
kaum‘Aad” (Shahih Bukhari).
A. Kesimpulan
1. Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin
Abdul Wahab (lahir di desa Uyainah, sebuah kampung kecil 70 km sebelah
barat daya kota Riyadh Saudi Arabia tahun 1115 H / 1703 M. Ajaran ini
merupakan turunan dari pemikiran Ibn Taimiyah dan Ibnu Qayyim al-Jauziah.
2. Salah satu dari ajaran yang diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab,
adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul,
ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain. Ia menganjurkan islam otentik, yaitu
sebuah konsep tentang islam yang dipratekkan oleh nabi dan sahabatnya di
Makkah dan Madinah. Pemahaman inilah oleh para pengikutnya dijadikan
landasan normatif untuk menghancurkan segala hal yang mengandung bid’ah.
3. Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim.
Memang dari ajaran Wahabiyah tujuan awalnya sangatlah baik, buktinya
mereka mengharamkan tawassul, ziara kubur, dan maulid dalam rangka ingin
menguak dasar dari bid’ah-bid’ah tersebut.
4. Selama mereka yang melakukan tawassul, ziarah kubur, dan maulid serta
lain-lainya masih bertujuan yang jelas-jelas tidak mengkufurkan mereka
sendiri dan masih sesuai dengan tata ajaran yang di sampaiakan oleh Ahlus
Sunnah wal Jama’ah. Oleh karena itu, sebagai mukmin yang Islam moderat
melihat berarti memahami, memahami berarti mengerti.
B. Saran
Untuk para pembaca sebaiknya lebih mengkritisi lagi dan mengkaji ulang
mengenai pemahaman tentang wahabi. Wahabi bukanlah sebuah mazhab akidah
ataupun mazhab fikah. Wahabi lebih cenderung pada suatu paham. Disisi lain banyak
terjadi pro dan kontra mengenai wahabisme. Ada yang mendukung paham ini, tapi
ada juga yang terang-terangan menentang paham ini. Mereka yang menentang
wahabi mengklaim dan menuduh aliran ini sesat, karena dalam penyampaian
dakwahnya, cenderung menggunakan cara-cara anarkisme & juga radikal. Dari
kesemuanya itu, penulis hanya dapat bersikap netral dalam menyikapi perbedaan-
perbedaan pendapat antar ulama dalam memahami wahabi. Semuanya kembali
kepada individu masing-masing, bahwa sejatinya yang berhak menentukan benar dan
salah, sesat dan tidak sesatnya suatu aliran keagamaan hanyalah Allah SWT yang
maha adil dan maha mengetahui segala sesuatunya. Kita sebagai manusia hanya
dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap tasamuh, tawazun dan amar
makruf nahi munkar. Karena sejatinya islam itu adalah agama yang mencintai
kedamaian.
DAFTAR PUSTAKA
Imam Muhammad Abu Zahrah.1996. Aliran Politik Dan Akidah Dalam Islam.
Kuala Lumpur, Malaysia: Edaran Kalam
GERAKAN WAHABI
Disusun
Oleh:
FATMA HADIYATI
NAZILA WAHYUNI
ZULFANDI