Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe”

dan akhiran “an” yang mengandung arti “perbuatan” (hal cara dan sebagainya).

Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang

berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke

dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau

bimbingan. Dalam bahasa Arab, istilah ini sering diterjemahkan dengan “Tarbiyah”

yang berarti pendidikan. Dengan demikian pendidikan berarti segala usaha orang

dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani

dan rohaninya kearah kedewasaan.1

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan. Tujuan utama dari pendidikan adalah membentuk karakter siswa yang

memiliki kecerdasan yang maksimal baik dari segi kognitif, skill dan emosionalnya.

Soegarda Poerbakawatja dalam “ensiklopedia pendidikan” menguraikan

pengertian pendidikan dalam artian yang luas sebagai “semua perbuatan dan usaha

dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya.

Kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha

menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohaniah”.2

Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hal.
83.
2

Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal. 120.

1
2

Minat merupakan suatu kepercayaan diri dan keinginan untuk mempelajari

sesuatu. Menurut Slameto minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila

bahan Pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan

belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada ada daya tarik baginya. siswa segan

untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran

yang menarik minat Siswa, lebih mudah dihafal dan disimpan, karena minat

menambah kegiatan belajar.3

Gunarso mengemukakan bahwa sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat

dengan sikap adalah minat-minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan

sesuatu yang menarik minatnya.4 Minat ini juga sangat mempengaruhi hasil belajar

siswa, apabila seorang siswa mempunyai minat dalam mempelajari pelajaran agama

maka akan mengakibatkan kemudahan dalam memahami pelajaran tersebut.

Sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik. Namun, pada

kenyataannya masih ada di antara guru yang kurang berperan dalam meningkatkan

minat belajar siswa, baik melalui penggunaan metode maupun interaksi, hal ini dapat

mempengaruhi minat belajar siswa .

Dalam proses belajar mengajar peran guru sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan peserta didik, salah satu peran guru adalah sebagai inspirator,

pembimbing dan motivator. Guru sebagai inspirator harus dapat memberikan

petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Sebagai pembimbing guru harus

membantu siswanya dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dan sebagai

motivator guru harus dapat memberikan semangat kepada anak didik agar bergairah
3

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal. 59.

4
Gunarso, Meningkatkan Minat Belajar Anak, (Jakarta: LPTK dan ISPI, 1995), hal. 68.
3

dalam belajar.5 Dan guru juga merupakan komponen yang sangat penting dalam

proses belajar mengajar karena seorang guru bukan hanya mengajar melainkan juga

harus mendidik siswanya dalam proses belajar mengajar guru harus membangun

interaksi yang aktif.

Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antar yang belajar (siswa)

dengan pengajar (guru). Interaksi merupakan salah satu bagian yang paling penting

dan tidak akan pernah bisa dipisahkan dalam dunia pendidikan, baik itu interaksi

antar guru, interaksi antar guru dan siswa maupun interaksi antara guru dengan wali

murid.6 Di dalam proses interaksi antara guru dan murid dalam ke belajar mengajar

dibutuhkan sejumlah komponen-komponen atau unsur yang harus ada didalamnya,

dimana komponen-komponen itu saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu

sama lainnya. Seorang siswa dikatakan telah belajar apabila telah mengetahui sesuatu

yang sebelumnya belum diketahui, termasuk sikap tertentu yang sebelumnya belum

dimilikinya. Sebaliknya, seorang guru dikatakan telah mengajar apabila telah

membantu siswa atau orang lain untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki.

Dalam Islam, interaksi dilakukan dengan tujuan silaturahmi atau membangun

ikatan kasih sayang dan kekeluargaan, yang didalamnya ada kewajiban saling tolong

menolong dalam kebaikan dan saling mencegah keburukan satu sama lain. Karena

pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendirian tanpa kehadiran orang lain. Hal ini

terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat ayat 13 berikut ini:

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 43.

6
Zaenal Mukarom dan Rusdiana, Komunikasi dan Teknologi Informasi Pendidikan (Bandung:
CV. Pustaka Setia, 2016), 105.
4

‫َّاس اِنَّا َخلَ ْقٰن ُك ْم ِّم ْن ذَ َك ٍر َّواُْنثٰى َو َج َع ْلٰن ُك ْم ُشعُ ْوبًا َّو َقبَاۤ ِٕى َل لَِت َع َار ُف ْوا ۚ اِ َّن‬ ُ ‫ٰياَيُّ َها الن‬
ٓ
‫اَ ْكَر َم ُك ْم ِعْن َد ال ٰلّ ِه اَْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن ال ٰلّهَ َعلِْي ٌم َخبِْيٌر‬
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling

mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah

Maha Mengetahui”. (Q.S Al-Hujarat: 13).

Minat belajar juga banyak dipengaruhi oleh kualitas interaksi antara guru dan

siswanya, siswa yang banyak berinteraksi dengan guru akan bersemangat di saat guru

tersebut mengajar. Sebaliknya, siswa yang kurang berinteraksi dengan guru akan

acuh tak acuh saat pembelajaran berlangsung hal ini dapat mengakibatkan minat

belajarnya menurun dan berdampak terhadap hasil yang akan siswa dapatkan.

Ini berarti bahwa hubungan guru dan siswa serta suasana kelas yang positif

merupakan faktor penting dalam mempengaruhi bagaimana anak mendapat

pengalaman bersekolah. Guru tidak hanya mengajar pengetahuan dan keterampilan,

mereka juga membantu siswa untuk menjelaskan siapa mereka.

Dalam kegiatan pembelajaran, interaksi merupakan suatu hal yang paling

penting dan paling berpengaruh terhadap perkembangan serta kemajuan siswa, baik

itu dari segi kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas maupun di luar

kelas. Sehingga sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa dapat belajar

dengan sungguh-sungguh secara formal, sedangkan tempat dan juga lembaga yang

dibuat bertujuan untuk mendidik serta membimbing siswa dengan bantuan seorang

guru.7

Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan Suatu Analis Sosiologi tentang Berbagai Problem
Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 3-5
5

Berdasarkan penelitian awal, peneliti menemukan di MTsN 4 Pidie bahwa

guru kurang berinteraksi dengan siswa. Hal ini disebabkan karena tidak ada

kemampuan pada guru untuk mengelola interaksi, kurangnya ilmu pengetahuan pada

guru sehingga apabila ada yang ingin berinteraksi dengan cara bertanya guru tersebut

akan marah. dan siswa merasa tidak perlu berinteraksi dengan guru karena mereka

takut kepada guru. Seharusnya guru harus mempunyai ilmu tentang interaksi yang

baik dan menjadikan siswanya sebagai teman sehingga mereka tidak akan sungkan

apabila ada permasalahan yang ingin diselesaikan. Dengan kata lain, apabila tidak

terjadinya interaksi antar guru dan siswa, siswa akan merasa kurangnya perhatian

dari guru sehingga membuat minat belajarnya menurun, dan akan berdampak pada

hasil pembelajaran yang diperoleh.

Salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PAI di MTsN

4 Pidie ialah dengan meneliti pengaruh interaksi guru dan siswa terhadap minat dan

hasil belajar PAI. Pembelajaran yang mengedepankan interaksi antara guru dan siswa

yang dapat meningkatkan minat belajar sehingga bisa mencapai hasil pembelajaran

yang ingin dicapai.

Oleh karena itu penulis sangat tertarik melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Interaksi Guru dan Siswa terhadap Minat dan Hasil Belajar PAI pada

Masa Pandemi di MTsN 4 Pidie”. Judul penelitian ini sekaligus menjadi judul skripsi

yang merupakan salah satu karya tulis ilmiah mahasiswa sebagai syarat dalam

menyelesaikan studi program Strata satu pada Prodi PAI STIT Al-Hilal Sigli.

B. Rumusan Masalah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang permasalahan di atas, maka

yang menjadi rumusan permasalahan dalam pemahasan skripsi ini adalah sebagai

berikut:
6

1. Bagaimana pola interaksi yang digunakan oleh guru dan siswa pada masa

pandemi di MTsN 4 Pidie?

2. Bagaimana minat dan hasil belajar siswa PAI pada masa pandemi di MTsN 4

Pidie?

3. Bagaimana pengaruh interaksi guru dan siswa terhadap minat dan hasil

belajar PAI pada masa pandemi di MTsN 4 Pidie?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah penulis

kemukakan di atas, maka di sini penulis akan mengungkapkan beberapa tujuan yang

ingin dicapai melalui penelitian ini:

1. Untuk mengetahui bagaimana pola interaksi yang digunakan oleh guru dan

siswa pada masa pandemi di MTsN 4 Pidie

2. Untuk mengetahui Bagaimana minat dan hasil belajar siswa PAI pada masa

pandemi di MTsN 4 Pidie

3. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh interaksi guru dan siswa terhadap

minat dan hasil belajar PAI pada masa pandemi di MTsN 4 Pidie

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini sebaiknya dapat memberikan manfaat yang positif ranah di

pendidikan, diantaranya:

1. Siswa

Siswa dapat termotivasi dalam belajar dan memperoleh minat dan hasil

belajar yang lebih baik sehingga siswa lebih menguasai dan terampil dalam

memecahkan masalah dengan adanya interaksi dengan guru.


7

2. Guru

Guru dapat melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat dan hasil

pembelajaran dengan interaksi sehingga memperbaiki masalah-masalah dalam

belajar.

3. Sekolah

Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai proses yang bermutu dan harus

mendukung dari berbagai fasilitas yang memadai untuk keberlangsungan interaksi

terhadap minat belajar.

4. Penulis

Dengan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan meningkatkan

pengetahuan, dan untuk melakukan perbaikan peningkatan dan perubahan untuk

meningkatkan minat pembelajaran ke arah yang lebih efektif.

E. Hipotesis Penelitian

Secara etimologi, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu hypo dan theis. Hypo

berarti kurang dan theis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian digunakan secara

bersama menjadi hypothesis dan penyebutan dalam dialek Indonesia menjadi

hipotesis.8 Hipotesis penelitian ini merujuk pada kajian lapangan, peneliti menduga

ada hubungan yang kurang positif antara hubungan interaksi guru dan siswa terhadap

minat belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan kerangka

berfikir yang ada maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha: Ada pengaruh yang signifikan dari interaksi guru dan siswa terhadap

minat dan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada MTsN 4

Pidie.
8

Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2017), hal. 86.
8

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari interaksi guru dan siswa

terhadap minat dan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada

MTsN 4 Pidie.

Dalam penelitian ini, peneliti mengungkapkan hipotesisnya yaitu tidak ada

pengaruh yang signifikan dari interaksi guru dan siswa terhadap minat dan hasil

belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada MTsN 4 Pidie.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran pembahasan skripsi ini, maka penulis merasa

perlu menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan bahwa “pengaruh

merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut

membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.9

Pengaruh “diartikan daya yang timbul dari sesuatu akibat yang membentuk

watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.10 Ada juga yang mengartikan

pengaruh itu dengan “kuasa; kekuasaan, kekuatan batin batin: misalnya orang yang

besar kekuasaanya dalam politik dan ekonomi”.11

Pengaruh yang penulis maksud adalah segala sesuatu yang dapat memberikan

perubahan positif terhadap anak yang dapat dihasilkan ataupun keberhasilan dalam

memperoleh keberhasilan belajar.


9

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,
1996), hal. 747.

10
W.J.S. Poerdardarminta, Kamus Umun Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),
hal. 664.

11
Sutan Muhammad Zain, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Jakarta: Grafika, 1961), hal.
569.
9

2. Interaksi

Kata interaksi berasal dari Bahasa Inggris Interaction artinya suatu tindakan

atau hubungan yang berbalasan. Dengan istilah lain yaitu proses terjadinya hubungan

timbal balik atau yang saling berhubungan dan memberikan pengaruh satu sama

lainnya. Interaksi adalah pengaruh timbal balik saling mempengaruhi satu sama

lain.12

Dengan merujuk pada pengertian tersebut, maka yang dimaksud dengan

interaksi dalam penelitian ini adalah hubungan timbal balik dari guru dan siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Guru

Kata “guru” dalam kamus besar bahasa indonesia disebutkan: guru adalah

“orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar, dan guru

agama adalah guru yang mengajarkan mata pelajaran agama.13 Dalam pendidikan

Islam “pendidik” sering disebut dengan murabbi, muallim, mua’ddim, mudarris dan

mursyid.14

Adapun guru yang penulis maksud dalam pembahasan skripsi ini adalah

orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa dan

siswi di sekolah baik berstatus sebagai pegawai negeri maupun honorer.

12

Windi Novia, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Pustaka Gama, 2016), hal. 211.

13
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke IV, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2008), hal. 109.

14
Abdul Mujid, Ilmu Pendidikan islam, Ed. 1. Cet. 2, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 87.
10

4. Siswa

“Siswa adalah orang yang mendalami ilmu pengetahuan, orang yang sedang

belajar untuk mendalami ilmu pengetahuan.15 Sedangkan dalam buku ilmu

pendidikan adalah “siswa sama dengan peserta didik yaitu sebagai individu yang

sedang dalam proses belajar”.16

Siswa yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah anak-anak atau pelajar

yang mendalami berbagai macam disiplin ilmu pada MTsN 4 Pidie

5. Minat

Minat yaitu dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek

tertentu, misalnya minat terhadap pelajaran, olahraga, atau hobi. Menurut Slameto

“minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas”.17

Jadi yang penulis maksud dalam skripsi ini, minat adalah suatu rasa keinginan

atau ketertarikan dalam diri anak didik terhadap suatu mata pelajaran yang

disukainya sehingga siswa berminat dalam mengikuti proses belajar di MTsN 4

Pidie.

6. Hasil Belajar

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon,

seseorang dianggap telah belajar sesuatu Jika dia dapat menunjukkan perubahan

perilakunya. Menurut Slameto, “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

15

W.J.S. Poerdardarminta, Kamus Umun Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),
hal. 875.
16

Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2003), hal. 39.

17
Sawiwati, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa, (Palembang: Pustakaan UT, 2009), hal. 4.
11

oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru sebagai hasil

dari interaksi dengan lingkungannya.”18

Hasil Belajar diartikan “suatu hasil yang diperoleh atau usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru dilakukan

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.19

Hasil belajar yang penulis maksud disini adalah hasil belajar (perubahan

tingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik) dari hubungan interaksi antara guru

dan siswa yang dilakukan di MTsN 4 Pidie.

7. Pendidikan Agama Islam (PAI)

PAI adalah singkatan dari Pendidikan Agama Islam yang merupakan upaya

sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan

ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-quran dan hadis melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.20

Pendidikan Agama Islam yang penulis maksud disini adalah suatu mata

pelajaran yang sedang dipelajari oleh peserta didik, yang didalamnya terbagi menjadi

beberapa disiplin ilmu yaitu Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits, Fiqh dan SKI.

18

Ibid, hal. 2.
19

Sardian A,M, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung, Rineka Cipta, 2020), hal. 120.

20
Dahwadin dan Farhan Syifa Nugraha, Motivasi dan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, ( Semarang: Mangkubumi Media, 2019), Hal. 7.
12

8. Masa Pandemi

Pandemi adalah wabah yang menyebar ke seluruh dunia. dengan kata lain,

wabah ini menjadi masalah bersama warga dunia. 21 Wabah sendiri diartikan sebagai

penyebaran penyakit di masyarakat dimana jumlah orang terjangkit lebih banyak dari

biasanya pada komunitas atau musim tertentu. Wabah dapat terjadi secara terus-

menerus, mulai hitungan hari hingga tahun. Wabah tidak hanya terjadi pada suatu

wilayah tetapi bisa menyebar ke wilayah lain bahkan negara lain.22

Masa pandemi yang penulis maksud adalah suatu keadaan dimana sebuah

penyakit terus-menerus terjadi dan bisa menular dan penyakit ini telah menyerang

Negara Indonesia di akhir 2019.

9. MTsN 4 Pidie

MTsN 4 Pidie adalah suatu lembaga pendidikan formal yang berada di bawah

naungan Kementerian Agama.

Adapun MTsN 4 Pidie yang penulis maksud adalah Madrasah Tsanawiyah

menjadi tempat penelitian yang terletak di Jalan Banda Aceh-Medan KM. 125,

Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie, Aceh 24186.

G. Kajian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan

acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini.

Maka dalam penelitian ini mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai

berikut:

21

Rohadatul Ais, Komunikasi Efektif Dimasa Pandemi, (Tanggerang: Makmood Publishing,


2020), Hal. 34.
22

Ibid, hal. 33.


13

Ety Nur Inah,23 “Peran Komunikasi dalam Interaksi Guru dan Siswa” Pada

penelitian ini dijelaskan bahwasannya seorang guru dan siswa dituntut untuk bisa

melakukan interaksi dalam proses pembelajaran dengan baik, sehingga siswa mampu

meningkatkan hasil belajar dengan maksimal. Metode yang digunakan adalah metode

deskripsi kualitatif, sedangkan alat pengumpulan datanya meliputi: wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

proses interaksi belajar mengajar bisa terjadi dalam berbagai pola komunikasi. Jika

komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa terjadi secara intensif interaksi

belajar mengajar adalah suatu hal yang saling melakukan aksi di dalam proses belajar

mengajar yang di dalamnya ada suatu hubungan antara siswa dan guru untuk

mencapai suatu tujuan sehingga tercapainya hasil pembelajaran yang diinginkan.

Ana soraya,24 “Hubungan Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa terhadap

Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak”. Pada skrisi ini dijelaskan

bahwa Permasalahan yang sering terjadi di dalam proses pembelajaran ini adalah

masih banyak guru-guru yang melakukan bentuk interaksi belajar mengajar berjalan

secara searah di sekolah. Akibatnya guru sangat aktif dan siswa menjadi pasif dan

tidak kreatif. Guru harus mampu membangkitkan minat belajar siswanya melalui

interaksi edukatif dalam proses pembelajaran. Apabila bahan pelajaran yang

dipelajari tidak sesuai dengan siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.

23

Ety Nur Inah, “Peran Komunikasi Dalam Interaksi Guru Dan Siswa”, Jurnal Al-Ta’dib, Vol.
8 No. 2 (Juli-Desember, 2015), 150
24

Ana soraya, “Hubungan Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa terhadap Minat Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak”. Skripsi: IAIN Salatiga, 2015
14

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian

korelasional. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Temuan penelitian ini menunjukkan

bahwa: (1) Interaksi edukatif guru dengan siswa pada kategori baik sebanyak 10

responden atau 23,2%, sedang sebanyak 22 responden atau 51,2%, dan buruk 11

responden atau 25,6%. Sehingga interaksi edukatif guru dengan siswa sebagian besar

adalah sedang. (2) Minat belajar siswa pada kategori tinggi sebanyak 6 responden

atau 13,9 %, sedang sebanyak 22 responden atau 51,2 %, dan rendah sebanyak 15

responden atau 34,9%. Sehingga minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah

Akhlak sebagian besar adalahsedang. (3) Ada hubungan positif antara interaksi

edukatif guru dengan siswa terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah

Akhlak kelas XI MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016.

Hal ini terbukti karena r xy lebih besar dari pada r tabel (r product moment) yaitu

0,316 yang mana dengan N = 43 diperoleh nilai r pada taraf signifikan 5% sebesar

0,301, sehingga hipotesis dapat diterima.

Safarni,25 “Hubungan Timbal Balik antara Keluarga dan Sekolah terhadap

Minat dan Hasil Belajar PAI”. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui

bentuk-bentuk hubungan timbal balik antara keluarga dan sekolah pada SMP 2 Ulim,

serta factor-faktor yang mempengaruhi hubungan timbal balik tersebut dan untuk

mengetahui pengaruh hubungan timbal balik antara keluarga dan sekolah terhadap

minat dan hasil belajar siswa. Ditemukan indikasi bahwa ada diantara orang tua yang

kurang mampu berinteraksi dengan sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa. Penelitian ini dilakukan terhadap 3 guru PAI dan 50 orang siswa dengan
25

Safarni, “Hubungan Timbal Balik Antara Keluarga dan Sekolah terhadap Minat dan Hasil
Belajar PAI”, Skripsi: STIT Al-Hilal Sigli, 2012.
15

teknik dokumentasi, observasi, dan wawancara dengan kepala sekolah dan guru serta

mengedarkan angket kepada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan

timbal balik antara keluarga dan sekolah pada SMP 2 Ulim mengalami kendala,

sehingga interaksi yang dilakukan antara keluarga dan sekolah tidak berjalan

sebagaimana yang diharapkan. Maka dari itu diharapkan pihak keluarga dan sekolah

hendaknya mampu berinteraksi dengan baik sehingga minat dan hasil belajar siswa

meningkat.

Terdapat persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu

menggunakan metode penelitian yang sama dan sama-sama membahas tentang

interaksi dalam proses pembelajaran.

Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penelitian yang akan penulis

lakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena penelitian sebelumnya lebih

memfokuskan pada hasil yang didapatkan dalam mendapatkan berbagai hal yang

berkaitan dengan minat dan hasil belajar. memfokuskan penelitian dengan variabel

pertama yaitu interaksi guru dan siswa dan variabel kedua yaitu minat dan hasil

belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan alasan tersebut

bawasanya interaksi antara guru dan siswa sangatlah penting karena dapat

meningkatkan kedekatan antara keduanya serta meningkatkan hasil pembelajaran

yang hendak di capai.

Anda mungkin juga menyukai