Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian akhlak tasawuf


1. Pengertian Akhlak
2. Menurut bahasa
Secara bahasa akhlak berasal dari kata ‫ اخل!!ق – يخل!!ق – اخالقا‬artinya perangai,
kebiasaan, watak, peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata
khuluq.[1] Dasarnya adalah :
 Al-Qalam : 4 : 2
‫وانك لعلى خلق عظيم‬
 Asy-Syu’ara : 137 : 3
‫ان هذا اال خلق االولين‬
 Hadis
‫انما بعثت التمم مكارم االخالق‬
1. Menurut istilah
 Menurut Ibnu Miskawaih Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabiat.[2]
 Menurut Imam Ghazali  Akhlak adalah yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.[3]
 
2. Pengertian tasawuf
3. Menurut bahasa
 Tasawuf menurut bahasa berarti (baris), sufi (suci), sophos (Yunani: hikmah),
suf (kain wol).[4]
 Tasawuf menurut bahasa juga diartikan sebagai sikap mental yang selalu
memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk
kebaikan dan bersikap bijaksana.
 
1. Menurut istilah
 Tasawuf adalah upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh
kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.
 Tasawuf adalah kegiatan yang berkenaan dengan pembinaan mental ruhaniah
agar selalu dekat dengan Tuhan.
 Tasawuf adalah moralitas-moralitas yang berasaskan islam. Artinya, bahwa
pada prinsipnya tasawuf bermakna moral dan semangat islam, karena seluruh
ajaran islam dari berbagai aspeknya adalah prinsip moral.[5]
 
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur
hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan
komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari
pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
1. Ruang Lingkup Akhlak Tasawuf
2. Ruang lingkup akhlak
Obyek Pembahasan ilmu akhlak adalah perbuatan manusia untuk selanjutnya
diberikan penilaian tentang baik buruk.[6] cirinya adalah dilakukan atas kehendak
dan kemauan dan telah dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi tradisi
dalam kehidupanya.
 
Dr.Abdullah dalam buku Dustur al-Khalaq fi al-islam, membagi akhlaq dalam 5
aspek kehidupan,yaitu :
 
1. Akhlak perorangan : Semua hal yang diperintahkan, Segala yang dilarang,
Hal-hal yang diperbolehkan dan Akhlak dalam keadaan darurat.
2. Akhlak keluarga : Kewajiban timbal balik orang tua dan anak, Kewajiban
suami dan istri, dan Kewajiban terhadap kerabat dekat.
3. Akhlak bermasyarakat : Hal-hal yang dilarang, hal-hal yang diperintahkan,
kaidah kaidah adab
4. Akhlak bernegara, akhlak ini meliputi : Hubungan antara pemimpin dan
rakyat, Hubungan luar negeri.
5. Akhlak beragama : meliputi kewajiban terhadap Allah
 
2. Ruang lingkup tasawuf
Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan.
Hubungan yang dimaksud mempunyai makna dengan penuh kesadaran, bahwa
manusia sedang berada di hadirat Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontak
komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan. Hal ini melalui cara bahwa
manusia perlu mengasingkan diri. Keberadaannya yang dekat dengan Tuhan akan
berbentuk “Ijtihad” (bersatu) dengan Tuhan. Demikian ini menjadi inti persoalan
“Sofisme” baik pada agama islam maupun di luarnya.
Dengan pemikiran di atas, dapat dipahami bahwa “tasawuf/mistisisme islam” adalah
suatu ilmu yang mempelajari suatu cara, bagaimana seseorang dapat mudah berada di
hadirat Allah SWT (Tuhan). Maka gerakan “kejiwaan” penuh dirasakan guna
memikirkan betul suatu hakikat kontak hubung yang mampu menelaah informasi dari
Tuhannya.
Tasawuf atau mistisisme dalam islam beresensi pada hidup dan berkembang mulai
dari bentuk hidup “kezuhudan” (menjauhi kemewahan duniawi). Tujuan tasawuf
untuk bisa berhubungan langsung dengan Tuhan. Dengan maksud ada perasaan
benar-benar berada di hadirat Tuhan. Para sufi beranggapan bahwa ibadah yang
diselenggarakan dengan cara formal belum dianggap memuaskan karena belum
memenuhi kebutuhan spiritual kaum sufi.
Dengan demikian, maka tampaklah jelas bahwa ruang lingkup ilmu tasawuf itu
adalah hal-hal yang berkenaan dengan upaya-upaya atau cara-cara untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan
khusus secara langsung dari Tuhan.
Kawasan pembahasan ilmu akhlak adalah seluruh aspek kehidupan manusia baik
sebagai individu perorangan atau kelompok.[7]
 
1. Tujuan Mempelajari Akhlak Tasawuf
Secara umum, tujuan terpenting dari sufi adalah agar berada sedekat mungkin dengan
Allah. Akan tetapi apabila diperhatikan karakteristik tasawuf secara umum yaitu :
1. Untuk pembinaan aspek moral. Aspek ini meliputi mewujudkan kestabilan
jiwa yang berkesinambungan, penguasaan dan pengendalian hawa nafsu
sehingga manusia konsisten dan komitmen hanya kepada keluhuran moral.
Tasawuf yang bertujuan moralitas ini, pada umumnya bersifat praktis.
2. Untuk makrifatullah melalui penyingkapan langsung atau metode al-kasyf al-
hijab. Tasawuf jenis ini sudah bersifat teoritis dengan seperangkat ketentuan
khusus yang diformulasikan secara sistematis analisis.
3. Untuk membahas bagaimana system pengenalan dan pendekatan diri kepada
Allah secara mistis filosofis, pengkajian garis hubungan antara Tuhan dengan
makhluk, terutama hubungan manusia dengan Tuhan yaitu dekat dalam arti
melihat dan merasakan kehadiran Tuhan dalam hati, dekat dalam arti
berjumpa dengan Tuhan sehingga terjadi dialog antara manusia dengan
Tuhan dan makna dekat yang ketiga adalah penyatuan manusia dengan
Tuhan sehingga yang terjadi adalah monolog antara manusia yang telah
menyatu dalam iradat Tuhan.
 
 
 
BAB III
PENUTUP
 
1. Kesimpulan
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur
hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan
komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari
pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
Ruang lingkup ilmu tasawuf itu adalah hal-hal yang berkenaan dengan upaya-
upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan untuk
memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.
Akhlak Tasawuf memiliki beberapa tujuan, diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk pembinaan aspek moral.
2. Untuk makrifatullah melalui penyingkapan langsung atau metode al-kasyf al-
hijab.
3. Untuk membahas bagaimana system pengenalan dan pendekatan diri kepada
Allah secara mistis filosofis.
 
1. Saran
 
Makalah  ini masih belum sempurna, oleh karena itu dalam penyusunan makalah ini
Penulis mohon kritikan dan saran dari Ibu Dosen dan para pembaca  agar makalah ini
menjadi lebih baik.
 
 
 [1] Jamil shaliba, al mu’jam al falsafi,juz 1, ( Mesir:Dar al-kitab al-
Mishari,1978), hlm.539
[2] Ibn Miskawih, tahzib al akhlaq  wa tathhir al A’raq, (Mesir: al-mathba’ah al-
mishriyah,1934), cet. 1. Hlm. 40
[3] Imam al-Ghazali,ihya’ulum al-din,jilid III, (Beriut : Dasar al-fikr,t.t.), hlm.56
[4] Mohd.musthafa hilmi, al-hayah al-ruhiyah fi al islam (tp) kairo 1945:83-85
[5] Menurut koleksi Ibrahim basuni ia telah mengumpulkan 40 definisi tasawuf
bukunya nas-ah al tasawuf al islam, tahun 1969
[6] Ahmad  Amin, kitab al-akhlak, op. cit. hlm.2
[7] Muhammad al ghazali, akhlak Seorang Muslim, (terj.) dari Moh.Rifa’I  dari
judul khuluq al-muslim, (Semarang : Wicaksana: 1993),cet.IV. hlm. 68.

 
 DAFTAR PUSTAKA
 
Amin, Ahmad, Etika (ilmu akhlak),(terj.)Farid Ma’ruf,dari judul asli al-
akhlaq, (Jakarta: Bulan Bintang,1983,),cet.III.
Alba, Cecep.2012.Tasawuf dan Tarekat.Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset.
Ghazali,al,imam,ihya,ulum al-Din, juz III (Beirut: daral fikr,t.t)
Miskawaih,ibn,tahzhib al-akhlaq wa tathhir al-a’raq, (Mesir: hukuk al
thabi’I,t.t),cet.1.
Shaliba, jamil, al-Mu’jam al falasafy,jilid I & II, (Beirut: Dar al-kitab,1978).
Syukur, Amin.1999.Menggugat Tasawuf.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset.
http://atin.staff.iainsalatiga.ac.id/2013/09/10/materi-akhlak-tasawuf/
http://zhebaulil.blogspot.com/2013/03/pengertian-dn-manfaat-mempelajari.html

Anda mungkin juga menyukai