Anda di halaman 1dari 9

TASAWUF DENGAN ILMU KALAM, FILSAFAT DAN

PSICHOLOGI AGAMA

Makalah:
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu:
Ahmad Bahrudin, M.Pd.I.

Disusun oleh:
Jupita Apriani

Mawaddah

PROGRAM STUDI ILMU HADIS

SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN DARUSSALAM

BANGKALAN

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang


telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah yang telah ditugaskan oleh dosen pengampu.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpah kehadirat baginda Nabi
Besar Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalah dan mengajarkan
segala sesuatu yang dibutuhkan oleh umatnya untuk meraih kesuksesan, baik
dalam kehidupan dunia, terlebih di akhirat.

Penulis berharap, makalah ini bisa bermanfaat serta bisa menjadi wacana
yang berguna. Penulis tidak memungkiri bahwa makalah ini adalah sebuah karya
sederhana yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bisa menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini.

Bangkalan, 21 September 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di era modern, ini berbagai krisis menimpa kehidupan manusia, mulai
dari krisis sosial , krisis struktural, sampai krisis spiritual. Semua itu bermuara
pada persoalan makhluk hidup. Modernitas dengan segenap kemajuan teknologi
dan pesatnya industrialisasi membuat manusia kehilangan oreintasi. kekayaan
materi kian menumpuk, tetapi jiwa mengalami kekosongan.
Dari kekosongan jiwa tersebut maka kita akan semakin jauh dengan allah
dan itu tidak akan hilang jika kita tidak mempelajari kitab sucinya dengan cara
melakukan pendekatan akhlak tasawuf baik dari segi hubungannya dengan Ilmu
Kalam, filsafat atau psichologi agama yang akan dibahas pada bab ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan akhlak dengan tasawuf ?
2. Bagaimana hubungan akhlak tasawuf dengan Ilmu Kalam?
3. Bagaimana hubungan akhlak tasawuf dengan filsafat?
4. Bagaimana hubungan akhlak tasawuf dengan Psichologi Agama?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui hubungan akhlak dengan tasawuf .
2. Untuk mengetahui hubungan akhlak tasawuf dengan Ilmu Kalam.
3. Untuk mengetahui hubungan akhlak tasawuf dengan Filsafat .
4. Untuk mengetahui hubungan akhlak tasawuf dengan Psichologi Agama.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Akhlak Dengan Tasawuf


Secara etimologis berasal dari kata akhlaqa-yukhliqu-ikhlaqa>n. yang
berarti al-Sajiyah (perangai), al-Thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar) al-‘adat
(kebiasaan, kelaziman)1

Adapun pengertian akhlak secara terminologi dapat ditinjau dari


sebagian pendapat para ahli:
1. Imam Al-Gazali menyebutkan bahwa Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan
2. Ibnu Maskawaih Menyebutkan bahwa akhlak yaitu keadaan jiwa yang
mendorong atau mengajak melakukan sesuatu perbuatan tanpa melalui proses
berpikir, dan pertimbangan terlebih dahulu.
3. Ahmad Amin menguraikan Akhlak yaitu suatu ilmu yang menjelaskan baik
dan buruk, menerangkan yang harus dilakukan, menyatakan tujuan yang harus
dituju dan menunjukkan apa yang harus di perbuat.
Dari pendapat di atas, dapat dipahami bahwa akhlak adalah keadaan
jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan tanpa
pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan.2
Adapun Tasawuf secara etimologi berasal dari Bahasa Arab
tashawwafa, yatashawwafu, tashawwufan yang artinya bersih atau suci.
sedangakan secara terminology ialah usaha melatih jiwa yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh, yang dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan

1
Asmail Azmy HB, Akhlak Tasawuf-sebuah pengantar-, (Yogyakarta: K-Media, 2018), 1

2
Rahmawati, Peran Akhlak Tasawuf Dalam Masyarakat Modern, Vol. 8. 2, November 2015, 231
duniawi untuk bertaqarrub kepada Tuhan, sehingga jiwanya menjadi bersih,
mencerminkan akhlak mulia dalam kehidupannya, dan menemukan kebahagiaan
spiritualitas.3

Antara ilmu akhlaq dan ilmu tasawuf memiliki hubungan yang


berdekatan. Tujuan Ilmu tasawuf adalah untuk mendekatkan diri kepada Sang
pencipta, dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela, dan
menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Dengan demikian dalam proses
pencapaian tujuan bertasawuf, seseorang harus terlebih dahulu berakhlakul
karimah, Pada dasarnya bertasawuf adalah melakukan serangkaian ibadah seperti
shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Hubungan antara ilmu akhlaq dengan
ilmu tasawuf memiliki sangkut paut yang berkesinambungan satu sama lain,
dalam al-Qur'an dan al-Hadist umat Muslim haruslah mementingkan akhlak. al-
Qur'an dan al-Hadist yang menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan,
persaudaraan, rasa kesosialan, rasa keadilan, tolong menolong, murah hati, suka
memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih
hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berfikir
lurus. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan
dimasukkan ke dalam dirinya dan semasa ia kecil. dapat ditegaskan bahwa akhlak
merupakan pangkal tolak tasawuf , sedangkan tasawuf ialah esensi dari akhlak
sendiri hubungan antara ilmu akhlaq dan ilmu tasawuf dalam Islam ialah jika kita
ingin mendalami ilmu tasawuf maka kita harus terlebih dahulu mendalami ilmu
akhlak4.

B. Hubungan Akhlak Tasawuf Dengan Ilmu Kalam

Pernyataan-pernyataan tentang Tuhan dan manusia sulit terjawab hanya


dengan berlandaskan pada ilmu kalam karena sifat dari Ilmu Kalam sendiri
cenderung lebih keras dan baku . sedangkan dalam ilmu tasawuf. yang
subtansinya membahas bagaimana merasakan nilai-nilai akidah. Pada ilmu kalam
3
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah,2015), 2-9

4
Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf, (Surabaya:FITK),28-29
ditemukan pembahasan iman dan definisinya, kekufuran dan manifestasinya, serta
kemunafikan dan batasannya. Sementara pada ilmu tasawuf ditemukan
pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan
ketentraman. Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf yang memiliki
fungsi Sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan
yang mendalam lewat hati terhadap ilmu kalam menjadikan ilmu ini lebih
terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian, ilmu tasawuf
merupakan penyempurna ilmu kalam.5

C. Hubngan Akhlak Tasawuf Dengan Filsafat

Makna praktis filsafat adalah alam pikiran. Berfilsafat berarti berfikir


atau berfikir secara mendalam dan bersungguh-sungguh.6

Antara filsafat dan tasawuf memiliki perbedaan dari segi metode dan
objeknya .Filsafat mengedepankan akal dan selalu menggunakan metode
argumentasi dan logika. Sedangkan tasawuf mengedepankan intuisi dan
pengalaman. Metodenya adalah mujahadah (pengekangan hawa nafsu) dan
musyahadah (pandangan batin). Filsafat penuh dengan tanda tanya. Apa,
bagaimana, dari mana, dan apa sebab? Sedangkan dalam tasawuf tidak
mempertanyakan.7 Maka dari itu tasawuf menjadi tinggi martabatnya jika diiringi
dengan pengetahuan dan mempunyai keahlian berfilsafat. Dalam hal ini sebagai
figurnya adalah Imam Ghazali, Suhrawardi, Ibnu Arabi. Sehingga menjadi kacau
dan rancu kalau tasawuf dimiliki oleh orang yang tidak memiliki dasar ilmu
pengetahuan. Dengan demikian jelas hubungan tasawuf dan filsafat sangat
berkaitan.

D. Hubungan Akhlak Tasawuf Dengan Psichologi Agama

5
Andi Eka Putra, Tasawuf, Ilmu Klam, Dan filsafat Islam, Vol VII,NO. 2( Juli-Desember) 2012, 98
6
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, …………………, 200
7
Badrudin, Pengantar Ilmu Tasawuf, (Serang: A-Empat, 2014), 26
Psikologi agama mempelajari tingkah laku manusia dalam
hubungannya dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya dalam
penela’ahan kajian empiris. Dalam hubungan ini, terbukti agama mempunyai
peranan penting dalam mempengaruhi jiwa. Oleh sebab itu metode dalam
penelitian Ilmu Jiwa agama tidak berbeda dengan metode ilmiyah yang digunakan
oleh cabang-cabang Ilmu Jiwa agama.

Ketika seseorang dalam prilaku kehidupan keberagamaannya baik dan


sesuai dengan ketentuan nilai-nilai Ilahiyah atau syari’at, maka ada kemungkinan
dalam tingkat spiritual keagamaannya tinggi. Inilah hasil dari implementasi dan
aplikasi ke-tasawuf-annya. Dalam hal ini kejiwaan seseorang sangat berpengaruh
dalam kehidupan spiritual dan tingkah laku dalam pergaulannya.

Perspektif sufi dalam hal ini yaitu, akhlak serta sifat seseorang
bergantung pada jenis jiwa yang berkuasa atas dirinya. Apabila yang berkuasa
dalam tubuhnya adalah nafsu-nafsu hewani atau syahwat, maka yang akan tampil
dalam prilakunya adalah prilaku hewani atau sifat-sifat yang jelek dari pengaruh
syahwatnya. Sebaliknya, jika yang berkuasa adalah nafsu insani, maka yang akan
tampil dalam prilakunya adalah prilaku insani atau akhlakul karimah.

Maka dari itu dapat disimpulkan, jika seseorang dekat dengan


Tuhannya maka dia akan memperoleh ketenangan dan ketentraman. Dan akan
berpengaruh pada sikap dan tindak-tanduknya dalam kehidupan. Prilaku
kehidupan keagamaan seseorang itu dipengaruhi dari jiwanya yang mengarah
pada kebaikan atau keburukan. Dengan demikian sangat jelaslah keterkaitan
tasawuf dengan psikologi agama (Ilmu Jiwa Agama).

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Hubungan Akhlak dengan Tasawuf
Akhlak dengan tasawuf memiliki hubungan yang sangat erat dimana
tasawuf adalah cara kita bertaqarrub kepada sang pencipta, sedangkan akhlak
merupakan sikap kita untuk bertaqarrub dengan-NYA.
2. Hubungan Akhlak Tasawuf dengan Ilmu Kalam

Adapun hubungan akhlak tasawuf dengan ilmu kalam adalah ilmu


tasawuf berfungsi Sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam.
Penghayatan yang mendalam lewat hati terhadap ilmu kalam menjadikan ilmu ini
lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian, ilmu tasawuf
merupakan penyempurna ilmu kalam.
3. Hubungan Akhlak Tasawuf dengan Filsafat

Antara ilmu filsafat dan tasawuf memiliki perbedaan metode dari segi
objeknya .Filsafat mengedepankan akal dan selalu menggunakan metode
argumentasi dan logika. Sedangkan tasawuf mengedepankan intuisi dan
pengalaman. Metodenya adalah mujahadah (pengekangan hawa nafsu) dan
musyahadah (pandangan batin). Adapun hubungannya yaitu jika kita bertasawuf
dengan diiringi ilmu filsafat maka akan lebih tinggi martabatnya atau lebih
sempurna
4. Hubungan Akhlak Tasawuf dengan Psichologi Agama

Dalam hal ini, terbukti agama mempunyai peranan penting dalam


mempengaruhi jiwa. Oleh sebab itu metode dalam penelitian Ilmu Jiwa agama
tidak berbeda dengan metode ilmiyah yang digunakan oleh cabang-cabang Ilmu
Jiwa agama.Jadi antara hubungan akhlak tasawuf dan psichologi agama yaitu jika
seseorang dekat dengan Tuhan maka imbasnya pada perilaku sikap dan
kejiwaannya.
B. SARAN
Alhamdullih penulis panjatkan hingga makalah ini
Daftar Pustaka
Asmail , Akhlak Tasawuf-sebuah pengantar-, (Yogyakarta: K-Media, 2018), 1

Rahmawati, Peran Akhlak Tasawuf Dalam Masyarakat Modern, Vol. 8. 2, November 2015, 231

Anda mungkin juga menyukai