Anggi Rosita
2023/2024
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
Tasawuf merupakan bagian integral dari sistem ajaran islam. Islam tanpa tasawuf
bukanlah islam kaffah sebagaimana yang diajarkan Rasulullah. Islam kaffah adalah
islam yang didalamnya terpadu aspek akidah, syariat dan hakikat.
Tasawuf sebagai perwujudan dari ikhsan, yang berarti beribadah kepada Allah
seakan-akan melihat-Nya, apabila tidak mampu demikian, maka harus disadari bahwa
Dia melihat diri kita, adalah kualitas penghayatan seseorang terhadap agamanya.
Dengan demikian, tasawuf bertujuan membangun dorongan untuk merealisasikan diri
secara menyeluruh sebagai makhluk, yang secaara hakiki adalah bersifat kerohanian
dan kekal.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan :
PEMBAHASAN
1. Pengertian akhlak
Secara bahasa akhlak berasal dari kata اﺧﻠﻖ – ﯾﺨﻠﻖ – اﺧﻼﻗﺎartinya perangai, kebiasaan, watak,
peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata khuluq.[1] Dasarnya adalah :
Al-Qalam : 4 : 2
واﻧﻚ ﻟﻌﻠﻰ ﺧﻠﻖ ﻋﻈﯿﻢ
Asy-Syu’ara : 137 : 3
ان ھﺬا اﻻ ﺧﻠﻖ اﻻوﻟﯿﻦ
Hadis
اﻧﻤﺎ ﺑﻌﺜﺖ ﻻﺗﻤﻢ ﻣﻜﺎرم اﻻﺧﻼق
Menurut Ibnu Miskawaih Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya
untuk melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan atau segala
sesuatu yang sudah menjadi tabiat.[2]
Menurut Imam Ghazali Akhlak adalah yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[3]
Tasawuf menurut bahasa berarti (baris), sufi (suci), sophos (Yunani: hikmah), suf (kain
wol).[4]
Tasawuf menurut bahasa juga diartikan sebagai sikap mental yang selalu memelihara kesucian
diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan bersikap bijaksana.
Tasawuf adalah upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia
dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.
Tasawuf adalah kegiatan yang berkenaan dengan pembinaan mental ruhaniah agar selalu dekat
dengan Tuhan.
Tasawuf adalah moralitas-moralitas yang berasaskan islam. Artinya, bahwa pada prinsipnya
tasawuf bermakna moral dan semangat islam, karena seluruh ajaran islam dari berbagai
aspeknya adalah prinsip moral.[5]
Dr.Abdullah dalam buku Dustur al-Khalaq fi al-islam, membagi akhlaq dalam 5 aspek
kehidupan,yaitu :
Akhlak perorangan : Semua hal yang diperintahkan, Segala yang dilarang, Hal-hal yang
diperbolehkan dan Akhlak dalam keadaan darurat.
Akhlak keluarga : Kewajiban timbal balik orang tua dan anak, Kewajiban suami dan istri, dan
Kewajiban terhadap kerabat dekat.
Akhlak bermasyarakat : Hal-hal yang dilarang, hal-hal yang diperintahkan, kaidah kaidah adab
Akhlak bernegara, akhlak ini meliputi : Hubungan antara pemimpin dan rakyat, Hubungan
luar negeri.
Akhlak beragama : meliputi kewajiban terhadap Allah
Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan. Hubungan
yang dimaksud mempunyai makna dengan penuh kesadaran, bahwa manusia sedang berada di
hadirat Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontak komunikasi dan dialog antara ruh manusia
dengan Tuhan. Hal ini melalui cara bahwa manusia perlu mengasingkan diri. Keberadaannya yang
dekat dengan Tuhan akan berbentuk “Ijtihad” (bersatu) dengan Tuhan. Demikian ini menjadi inti
persoalan “Sofisme” baik pada agama islam maupun di luarnya.
Dengan pemikiran di atas, dapat dipahami bahwa “tasawuf/mistisisme islam” adalah suatu
ilmu yang mempelajari suatu cara, bagaimana seseorang dapat mudah berada di hadirat Allah SWT
(Tuhan). Maka gerakan “kejiwaan” penuh dirasakan guna memikirkan betul suatu hakikat kontak
hubung yang mampu menelaah informasi dari Tuhannya.
Tasawuf atau mistisisme dalam islam beresensi pada hidup dan berkembang mulai dari bentuk
hidup “kezuhudan” (menjauhi kemewahan duniawi). Tujuan tasawuf untuk bisa berhubungan
langsung dengan Tuhan. Dengan maksud ada perasaan benar-benar berada di hadirat Tuhan. Para
sufi beranggapan bahwa ibadah yang diselenggarakan dengan cara formal belum dianggap
memuaskan karena belum memenuhi kebutuhan spiritual kaum sufi.
Dengan demikian, maka tampaklah jelas bahwa ruang lingkup ilmu tasawuf itu adalah hal-hal
yang berkenaan dengan upaya-upaya atau cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang
bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.
Kawasan pembahasan ilmu akhlak adalah seluruh aspek kehidupan manusia baik sebagai individu
perorangan atau kelompok.[
Tujuan Mempelajari Akhlak Tasawuf
Secara umum, tujuan terpenting dari sufi adalah agar berada sedekat mungkin dengan Allah.
Akan tetapi apabila diperhatikan karakteristik tasawuf secara umum yaitu :
1. Untuk pembinaan aspek moral. Aspek ini meliputi mewujudkan kestabilan jiwa yang
berkesinambungan, penguasaan dan pengendalian hawa nafsu sehingga manusia konsisten dan
komitmen hanya kepada keluhuran moral. Tasawuf yang bertujuan moralitas ini, pada umumnya
bersifat praktis.
2. Untuk makrifatullah melalui penyingkapan langsung atau metode al-kasyf al-hijab. Tasawuf
jenis ini sudah bersifat teoritis dengan seperangkat ketentuan khusus yang diformulasikan secara
sistematis analisis.
3. Untuk membahas bagaimana system pengenalan dan pendekatan diri kepada Allah secara
mistis filosofis, pengkajian garis hubungan antara Tuhan dengan makhluk, terutama hubungan
manusia dengan Tuhan yaitu dekat dalam arti melihat dan merasakan kehadiran Tuhan dalam hati,
dekat dalam arti berjumpa dengan Tuhan sehingga terjadi dialog antara manusia dengan Tuhan dan
makna dekat yang ketiga adalah penyatuan manusia dengan Tuhan sehingga yang terjadi adalah
monolog antara manusia yang telah menyatu dalam iradat Tuhan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan
horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara
manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam
prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
Ruang lingkup ilmu tasawuf itu adalah hal-hal yang berkenaan dengan upaya-upaya/cara-cara
untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus
secara langsung dari Tuhan.
Amin, Ahmad, Etika (ilmu akhlak),(terj.)Farid Ma’ruf,dari judul asli al-akhlaq, (Jakarta: Bulan
Bintang,1983,),cet.III.
http://atin.staff.iainsalatiga.ac.id/2013/09/10/materi-akhlak-tasawuf/