Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AJARAN TASAWUF
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:

ILMU PENGANTAR FILSAFAT


DOSEN PENGAMPU:
AKHMAD SAHRUDIN S.E.I,.M.E.

DISUSUN OLEH:
SINDI
NIRM : 23.11.33.0101.00795

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH IQRA’
KAPUAS HULU
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang teleh melimpahkan


nikmat serta karunia-Nya sehinga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Sholawat serta salam tidak lupa dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
di nanti-nantikan syafa’atnya kelak dihari kiamat.

Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah “ilmu
pengantar tasawuf” yang berjudul “ajaran tasawuf” pemakalah menyampaikan
banyak terimakasih terutama kepada dosen pengampu yang teleh membimbing
sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Pemakalah berharab dengan tersusunnya makalah ini dapat memberi manfaat


bagi kita semua dalam meningkatkan pengetahuan atau sebagai referensi dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang akan dating.

Boyan tanjung, 1 Maret 2024


Pemakalah

Sindi
NIRM : 23.11.33.0101.00795

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujua................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
I. Ajaran Tasawuf.................................................................................................2
BAB III PENUTUP.................................................................................................3
A. Simpulan..........................................................................................................3
B. Saran.................................................................................................................3
DAFTAR PUSTA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tasawuf dalam islam mulai timbul sesudah islam mempunyai hubungan
dengan agama Kristen dan agama lain. Dimana pada saat itu animisme merupakan
kepercayaan pertama yang dianut oleh Indonesia. Islam sendiri datang tanpa
kampanye, islam dating secara damai, dari berkembangnya islam inilah kemudian
muncul para da’i da’i yang merupakan gambaran pertama dari sebagai pengantar
masuknya tasawuf.
Namun para uluma berbeda pendapat, ada yang mengatakan kata tasawuf
berasal dari kata shaff yang berarti barisan, dalam artian ini menunjukan kepada
para muslim awal yang berdiri pada barisan pertama dalam ibadah, seperti sholat
dan perang suci.
Tasawuf atau sufisme adalah satu cabang keilmuan dalam islam atau secara
keilmuan adalah hasil kebudayaan islam yang lahir kemudian setelah Rasulullah
Wafat. Pada hakikatnya tasawuf dapat di artikan mencari jalan untuk memperoleh
kecintaaan dan kesempurnaan rohani.
Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa,
menjernihkan akhlak, membangun dhahir dan batin, untuk memproleh kebahagian
yang abadi.
B. Rumusan Masalah
Di dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa rumusan masalah dalam
bentuk pertanyaan berikut:
a. Apa itu ajaran tasawuf ?
b. Bagaimana pengertian sejarah munculnya ?
C. Tujuan Mendekatkan manusia kepada Allah dengan sedekat-dekatnya dan
agar manusia tidak tergoda dengan nafsu yang nikmatnya hanya sementara dan
orientasi hanya kepada dunia.
BAB II
PEMBAHASAAN
1. Ajaran Tasawuf
Tasawuf atau yang dikenal juga sebagai sufisme merupakan suatu ajaran
tentang bagaimana menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun
dhahir dan batin untuk dapat memproleh kebahagian abadi.

A. Pengertian Tasawuf
Adapun pengertian tasawuf dari segi istilah atau pendapat para ahli amat
bergantung kepada sudut pandang yang digunakannya masing-masing. Selama ini
ada tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf,
yaitu sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas, manusia sebagai makhluk
yang harus berjuang, dan manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Jika dilihat
dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang terbatas, maka tasawuf dapat
didefinisikan sebagai upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh
kehidupan dunia, dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.
Selanjutnya jika sudut pandang yang digunakan manusia sebagai makhluk
yang harus berjuang, maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya
memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agama dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dan jika sudut pandang yang digunakan
manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan, maka tasawuf dapat didefinisikan
sebagai kesadaran fitrah (ke-Tuhanan) yang dapat mengarahkan jiwa agar tertuju
kepada kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan.
Jika tiga definisi tasawuf tersebut di atas satu dan lainnya dihubungkan, maka
segera tampak bahwa tasawuf intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai
kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia,
sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah Swt. Dengan kata
lain tasawuf adalah bidang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan mental
rohaniah agar selalu dekat dengan Tuhan. Inilah esensi atau hakikat tasawuf. Di
samping hal tersebut, defenisi tawasuf yang diutarakan di atas, maka tasawuf
dapat didefenisikan menurut para ahli sebagai berikut:

2
1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani berpendapat tasawuf adalah mensucikan hati dan
melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan khalawat, riyadlah, taubah dan
ikhlash.2
2. Al-Junaidi berpendapat bahwa tasawuf adalah kegiatan membersihkan hati dari
yang mengganggu perasaan manusia, memadamkan kelemahan, menjauhi
keinginan hawa nafsu, mendekati hal-hal yang di ridahi Allah, bergantung pada
ilmu-ilmu hakikat, memberikan nasihat kepada semua orang, memegang dengan
erat janji dengan Allah dalam hal hakikat serta mengikuti contoh Rasulullah
dalam hal syari‟at.
3. Syaikh Ibnu Ajibah menjelaskan tasawuf sebagai ilmu yang membawa
seseorang agar bisa dekat bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui
penyucian rohani dan mempermanisnya dengan amal-amal shaleh dan jalan
tasawuf, yang pertama dengan ilmu, yang kedua amal, dan yang terakhirnya
adalah karunia ilahi.
4. H. M. Amin Syukur berpendapat bahwa tasawuf adalah latihan dengan
kesungguhan (riyahdlah, mujahadah) untuk membersihkan hati, mempertinggi
iman, dan memperdalam aspek kerohanian dalam rangka mendekatkan diri
manusia kepada Allah sehingga segala perhatianya hanya tertuju kepada Alllah.

B. Asal Usul Ajaran Tasawuf


Tasawuf merupakan salah satu aspek (esoteris) Islam, sebagai perwujudan
dari ihsan yang berarti kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung seorang
hamba dengan Tuhan-Nya. Esensi tasawuf sebenarnya telah ada sejak masa
kehidupan Rasulullah saw. Pada masa Rasulullah belum dikenal istilah tasawuf,
yang dikenal pada waktu itu hanyalah sebutan sahabat nabi.
Munculnya istilah tasawuf baru dimulai pada pertengahan abad III Hijriyah oleh
Abu Hasyim al-Kufi (w. 250 H.) dengan meletakkan al-sufi dibelakang namanya.
Dalam sejarah Islam sebelum timbulnya aliran tasawuf, terlebih dahulu muncul
aliran zuhud. aliran zuhud timbul pada akhir abad I dan permulaan abad II
Hijriyah.
Tujuan tasawuf adalah untuk memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan,
sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan, dan intisari dari

3
sufisme adalah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia
dengan Tuhan dengan cara mengasingkan diri dan berkontemplasi.
Dalam mempelajari ilmu tasawuf kita menemukan banyak teori yang
berkaitan dengan asal usul ajaran tasawuf. Di antara teori yang satu dengan teori
yang lain telah menimbulkan pro dan kontra, sehingga menimbulkan adanya
keraguan dan kecaman terutama bagi kalangan yang anti terhadap praktek ajaran
tasawuf. Para tokoh muslim (yang simpati dan menekuni ajaran tasawuf)
mengatakan, bahwa asal usul tasawuf berasal murni dari ajaran Islam, sementara
tokoh-tokoh di luar Islam berpendapat bahwa ajaran tasawuf bukan murni dari
ajaran Islam melainkan pengaruh dari ajaran dan pemikiran di luar Islam. Dari
beberapa buku (kajian) tentang asal usul tasawuf, biasanya dijumpai pendapat atau
teori-teori yang berkaitan dengan sumber-sumber yang membentuk tasawuf.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ada dua teori yang berpengaruh
dalam membentuk tasawuf, yaitu teori yang berasal dari ajaran atau unsur Islâm,
dan teori yang berasal dari ajaran atau unsur lain di luar Islam. Para orientalis
Barat mengatakan bahwa tasawuf bukan murni dari ajaran Islam, sementara para
tokoh sufi mengatakan bahwa tasawuf merupakan inti ajaran dari Islam.
“menurut sejarah, orang pertama memakai kata sufi adalah seorang sahid atau
asketik bernama Abu Hasyim al-Kufi di Irak. Terdapat lima teori asal kata sufi,
teori-teori berikut selalu dikemukakan oleh para penulis tasawuf yaitu:
1. Kata tasawuf adalah bahasa Arab dari kata suf yang artinya bulu domba. Orang
sufi biasanya memakai pakaian dari bulu domba yang kasar sebagai lambang
kesederhanaan dan kesucian. D
alam sejarah disebutkan, bahwa orang yang pertama kali menggunakan kata sufi
adalah seorang Zahid yang bernama Abu Hasyim Al-kufi di Irak (wafat tahun 250
hijriyah).5
2. Ahl al-suffah, yaitu orang-orang yang ikut hijrah dengan nabi dari Mekkah ke
Madinah yang karena kehilangan harta, mereka berada dalam keadaan miskin dan
tak memiliki apa-apa. Mereka tinggal diserambi masjid Nabi dan tidur di atas batu
dengan memakai pelana sebagai bantal. Pelana disebut suffah. Walaupun hidup
miskin, ahl suffah berhati baik dan mulia. Gaya hidup mereka tidak
mementingkan keduniaan yang bersifat marteri, tetapi mementingkan keakhiratan

4
yang bersifat rohani. Mereka miskin harta, tetapi kaya budi yang mulia. Itulah
sifat-sifat kaum sufi.
3. Shufi yaitu suci. Orang-orang sufi adalah orang-orang yang mensucikan dirinya
dari hal-hal yang bersifat keduniawian dan mereka lakukan melalui latihan yang
berat dan lama. Dengan demikian mereka adalah orang-orang yang disusikan.6
4. Sophia, berasal dari bahasa Yunani, yang artinya hikmah atau filsafat. Jalan
yang ditempuh oleh orang-orang sufi memiliki kesamaan dengan cara yang
ditempuh oleh para filosof. Mereka sama-sama mencari kebenaran yang berawal
dari keraguan dan ketidakpuasan
5. Saf, sebagaimana dengan halnya orang yang shalat pada saf pertama mendapat
kemuliaan dan pahala yang utama, demikian pula orang-orang sufi dimuliakan
Allah dan mendapat pahala, karena dalam shalat jamaah mereka mengambil saf
yang pertama.
Timbulnya tasawuf dalam Islam tidak bisa dipisahkan dengan kelahiran Islam
itu sendiri, yaitu semenjak Muhammad diutus menjadi Rasul untuk segenap umat
manusia dan alam semesta. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pribadi
Muhammad sebelum diangkat menjadi Rasul telah berulang kali melakukan
tahanus dan khalawat di Gua Hira di samping untuk mengasingkan diri dari
masyarakat kota Mekkah yang sedang mabuk memperurutkan hawa nafsu
keduniaan. Di sisi lain Nabi Muhammad juga berusaha mencari jalan untuk
membersihkan hati dan mensucikan noda-noda yang menghinggapi masyarakat
pada masa itu. Tahanus dan khalawat yang dilakukan Nabi Muhammad saw.,
bertujuan untuk mencari ketenangan jiwa dan kebersihan hati dalam menempuh
liku-liku problema kehidupan yang beraneka ragam, berusaha untuk memperoleh
petunjuk dan hidayah serta mencari hakikat kebenaran, dalam situasi yang
demikianlah Muhammad menerima Wahyu dari Allah, yang berisi ajaran-ajaran
dan peraturan-peraturan pedoman dalam mencapai kebahagiaan hidup didunia dan
diakhirat.
Tasawuf dikenal secara luas di kawasan Islam sejak penghujung abad tiga
hijriyah, sebagai perkembangan lanjut dari kesalehan asketik atau para zahid yang
mengolompok di serambi masjid Madinah. Dalam perjalanan kehidupan

5
kelompok ini lebih mengkhususkan diri untuk beribadah dan pengembangan
kehidupan rohaniah dengan mengabaikan kenikmatan duniawi.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari beberapa uraian yang dibahas pada bab-bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Materi mata kulih tasawuf meliputi sejarah tasawuf dan pengertian tasawuf.
Tujuan ilmu tasawuf yakni menjadi seorang hamba lebih dekat dengan tuhannya
serta terjalinnya hubungan baik dengan sesame manusia. Dan perannya dalam
meningkatkan akhlak mahasiswa dalam perkuliahan tasawuf terdapat jalan
seorang hamba untuk lebih dekat dengan tuhannya. Oleh karena itu tasawuf erat
kaitannya dengan akhlak. Oleh karenanya akan menjadi individu memiliki
dorongan untuk memperbaiki dan berusaha lebih dekat dengan tuhannya.

B. Saran
Dari berbagai masalah yang ada di makalah yang ada diatas, maka ada
beberapa hal yang ingin pemakalah sampaikan sebagai bahan masukan dan saran
dalam upaya meningkat Pendidikan. Adapun saran yang ingin pemakalah
sampaikan adalah sebagai berikut:
1. sebagai seorang pendidik harus menyadari bahwa dirinya diciptakan hanya
untuk beribada kepada Allah, termasuk dalam mendidik semata-mata karena
Allah.
2. sebagai seorang pendidik harus membersihkan jiwa dari akhlak tercela sebelum
belajar. Seorang pendidik juga harus konsistensis, rendah hati, seimbang dan
penyempurnaan.
3. penilaian terhadap ilmu berdasarkan manfaatnya bagi manusia, baik kehidupan
dunia maupun akhirat.

6
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Muhammad Hasbi, M. Ag. Akhlak tasawuf 289 Hal.

Anda mungkin juga menyukai