Anda di halaman 1dari 14

MODEL PENELITIAN TASAWUF

MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

dari mata kuliah Metodologi Studi Islam

Disusun Oleh :

May Pra Setia

NIM : 0101.20.0027

Dosen Pembimbing Mata Kuliah :

Wiwid Hadi Sumitro,M.Pd

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI

2021 M / 1443 H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah nya
terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah Metodologi Studi Islam yang berjudul ”model penelitian tasawuf”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada

mata kuliah Metodologi Studi Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan tentang pengertian tasawuf dan penelitian-penelitian tasawuf

yang bisa bermanfaat bagi para pembaca maupun penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Wiwid Hadi Sumitro. M.Pd,

selaku dosen mata kuliah Metodologi Studi Islam yang telah memberikan tugas ini

sehingga dapat menambah pengetahun dan wawasan saya. Saya juga berterima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah

ini.Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan

makalah ini.

Dumai, 15 Oktober 2021

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1

1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1 Pengertian Tasawuf ................................................................................ 3

2.2 Model Penelitian Tasawuf ...................................................................... 7

BAB III : PENUTUP............................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan yang penuh dengan teknologi berkembang saat ini, manusia
semakin mengetahui sesuatu hal yang belum diketahui oleh para pendahulunya
melalui teknologi yang diciptakannya. Seperti hal nya tentang perkembangan
tasawuf.
Tasawuf mulai mendapatkan perhatian dan dituntut peranannya untuk terlibat
secara aktif dalam mengatasi masalah-masalh keduniawian. Hal ini terlihat bahwa
tuntutan zaman yang semakin membara membuat sebagian masyarakat cenderung
mengarah kepada degradasi moral dan keterpurukan akhlak. Manusia cenderung
melakukan sesuatu atas dasar kebebasan. Sehingga ia semena-mena dan acuh tak
acuh terhadap akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya.
Tasawuf memiliki potensi dan otoritas yang tinggi dalam menangani masalah
ini. Tasawuf secara intensif memberikan pendekatan-pendakatan agar manusia selalu
merasakan kehadiran tuhan dalam kesehariannya. Selain itu,tasawuf dapat
menjadikan agama lebih dihayati serta dijadikan sebagai suatu kebutuhan bahkan
suatu kenikmatan. Maka dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang
model-model penilitian tasawuf.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah :

1.1.1 Apa yang dimaksud dengan tasawuf ?


1.1.2 Sebutkan model-model penelitian tasawuf terhadap islam?

1
1.3 Tujuan masalah

1.1.3 Untuk mengetahui pengertian tasawuf.


1.1.4 Untuk mengetahui model-model penilitian tasawuf.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tasawuf

Secara etimologis, tasawuf berasal dari kata bahasa arab, yaitu : tashawwafa-

yathasawwafu. Tetapi, terdapat beberapa pendapat tentang asal kata tasawuf ini,

Harun Nasution mengatakan bahwa ada lima istilah yang berhubungan dengan

tasawuf ini, antara lain :

a) Shuf yang artinya bulu domba, maksudnya adalah penganut tasawuf ini

hidupnya sederhana dan memakai pakaian yang bahan dasar nya kain dari

bulu domba yang berbulu kasar atau yang disebut kain wol kasar. Yang mana

pada waktu itu memakai kain wol kasar adalah symbol dari kesederhanaan.1

b) Shaff yang artinya barisan, maksudnya adalah penganut tasawuf ini yang

selalu berada pada barisan terdepan ketika sholat.

c) Shufi yang artinya bersih, suci, atau jernih, maksudnya adalah penganut

tasawuf memiliki hati yang bersih atau suci. Mereka menyucikan dirinya

dihadapan Allah SWT melalui latihan kerohanian yaitu dengan melatih

dirinya untuk menjauhi segala sifat yang kotor sehingga mencapai kebersihan

dan kesucian pada hatinya.2

d) Sophos berasal dari bahasa yunani yang artinya hikmah atau bijaksana ,

maksudnya adalah penganut tasawuf memiliki sifat mental yang selalu


1
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, Jakarta : Amzah, 2012, hlm.4
2
Ibid.,hlm.3

3
memelihara kesucian diri serta selalu bersikap bijaksana, dan selalu

mengambil hikmah dari setiap masalah.

e) Ahl al-suffah yang artinya orang yang ikut pindah dengan nabi dari mekkah ke

madinah, maksudnya adalah penganut tasawuf ikut serta ketika nabi pindah ke

madinah.

Pendapat lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari yunani kuno yang telah

diarabkan, theo safie artinya ilmu ketuhanan, kemudian diarabkan dan diucapkan

dengan dengan lidah orang arab sehingga berubah menjadi tasa-wuf.3

Sedangkan pengertian tasawuf secara terminology terdapat beberapa pendapat

berbeda yang telah dinyatakan oleh beberapa ahli, diantaranya :

a. Menurut Abu Qasim al-Qusyaeri (376-466), tasawuf ialah penjabaran ajaran

al-qur’an, sunnah, berjuang mengendalikan hawa nafsu, menjauhi perbuatan

bid’ah, mengendalikan syahwat, dan menghindari sikap meringankan ibadah.4

b. Zakaria al-Anshari, tasawuf ialah mengajarkan cara untuk mensucikan diri,

meningkatkan akhlak, berlaku zuhud, terhadap apa yang diburu oleh orang

banyak, dan menghindari dari makhluk dalam berkhalwat untuk beribadah

mendekatkan diri kepada Allah.(H.A Mustofa : 1997, 207).5

3
Endang Saifuddin Anshar, Kuliah Islam, Yogyakarta : Rajawali press, 1986, hlm.156
4
Nurhasanah Bakhtiar Marwan,Metodologi Studi Islam, Pekanbaru : Cahaya Firdaus, 2016,
hlm.150
5
Ibid.

4
c. Ibrahim Hilal dalam bukunya “Tasawuf Antara Agama dan Filsafat”, bahwa

tasawuf pada umunya bermakna menempuh kehidupan zuhud, menghindari

gemerlap kehidupan dunia, rela hidup dalam keprihatinan, melakukan

berbagai jenis amalan ibadah, melaparkan diri, mengerjakan sholat malam,

dan melakukan berbagai jenis wirid sampai fisik atau dimensi jasmani

seseorang menjadi lemah dan dimensi jiwa atau ruhani menjadi kuat. (Ibrahim

Hilal: 2002, 19).6

d. H.M. Amin Syukur berpendapat bahwa tasawuf adalah latihan dengan

kesungguhan (riya-dloh, mujahadah) untuk membersihkan hati, mempertinggi

iman, dan memperdalam aspek kerohanian dalam rangka mendekatkan diri

manusia kepada Allah sehingga segala perhatiannya kepada Allah.7

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah ilmu

untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak,

membangun zhahir dan bathin, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi. Dari

definisi tentang tasawuf diatas dapat dipahami secara utuh bahwa tasawuf bukan

hanya berorientasi terhadap spiritual tetapi juga berorientasi terhadap moral.

Secara terminology juga memiliki 3 sudut pandang pengertian. Pertama, sudut

pandang manusia sebagai makhluk terbatas, tasawuf dapat didefinisikan sebagai

upaya penyucian diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan

6
Ibid.,hlm.151
7
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam,Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2012, hlm. 11

5
memusatkan perhatian hanya kepada Allah. Kedua, sudut pandang manusia sebagai

makhluk yang harus berjuang, manusia harus berupaya memperindah diri dengan

akhlak yang bersumber pada ajaran agama, dalam rangka mendekatkan diri kepada

Allah SWT. Ketiga, sudut pandang manusia sebagai makhluk bertuhan, sebagai fitrah

yang memiliki kesadaran akan adanya tuhan, harus bisa mengarahkan jiwanya serta

selalu memusatkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tuhan.

Jika ketiga definisi tasawuf tersebut satu sama lainnya dihubungkan, maka

segera nampak bahwa tasawuf pada intinya adalah upaya melatih jiwa dengan

berbagai kegiatan yang dapat membebaskan diri manusia dari pengaruh kehidupan

duniawi, selalu dekat dengan Allah, sehingga jiwanya bersih dan memancarkan

akhlak mulia.8

Terlepas dari banyaknya pengertian tasawuf diatas yang diungkapkan oleh

beberapa ahli dan juga beberapa sudut pandang yang berkaitan dengan tasawuf ,

tasawuf juga dapat diartikan sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh seseorang

untuk mensucikan diri dengan cara menjauhi pengaruh kehidupan yang bersifat

kesenangan duniawi dan akan memusatkan seluruh perhatiannya kepada Allah SWT.9

2.2 Model Penelitian Tasawuf

dikalangan para ahli telah timbul upaya untuk melakukan penelitian tasawuf.

Berikut ini adalah bentuk dan model penilitian tasawuf, yaitu :

8
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1998, hlm.240
9
Pemadi , Pengantar Ilmu Tasawuf,Jakarta : Rineka Cipta, 2004, hlm.34

6
1. Model Sayyed Husein Nasr

Sayyed Husein Nasr merupakan ilmuan muslim yang amat terkenal dan

produktif dalam melahirkan berbagai karya ilmiah, termasuk kedalam buku

yang berjudul “Tasawuf Dulu dan Sekarang” diterjemahkan oleh Abdul Hadi

WM dan diterbitkan oleh pustaka firdaus, Jakarta tahun 1985. Didalam buku

tersebut disajikan hasil penelitiannya dibidang tasawuf dengan menggunakan

pendekatan tematik, yaitu pendekatan yang mencoba menyajikan ajaran

tasawuf sesuai dengan tema-tema tertentu. Dengan pendekatan tersebut

mendasari bahwa pada studi kritis terhadap ajaran tasawuf yang pernah

berkembang dalam sejarah. Ia menambahkan bahwa tasawuf merupakan

sarana untuk menjalin hubungan yang intens dengan Tuhan dalam upaya

untuk mencapai keutuhan manusia.

2. Model Mustafa Zahri

Mustafa Zahri memusatkan terhadap tasawuf dengan menulis buku

berjudul “Kunci Memahami Ilmu Tasawuf” diterbitkan oleh bina ilmu,

Surabaya, tahun 1995. Penelitian yang dilakukan Mustafa Zahri bersifat

eksploratif , yaitu penilitian yang dilakukan dengan menggali ajaran tasawuf

dari berbagai literature yang ditulis oleh para ulama terdahulu serta dengan

mencari sandaran pada al-qur’an dan hadits. Ia juga menyajikan tentang

kerohanian yang didalamnya memuat tentang contoh kehidupan nabi, kunci

mengenal Allah, sandi kekuatan batin, fungsi kerohanian dalam

7
menentramkan batin. Ia juga menjelaskan tentang bagaimana hakikat tasawuf,

ajaran makrifat, do’a, dan dzikir.

3. Model Kautsar Azhari Noor

Kautsar Azhar Noor dosen pada fakultas Ushuliddin Institus Agama

Islam Negri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam rangka penulisan

disertasinya memusatkan perhatian pada penilitian dibidang tasawuf. Judul

penelitiannya adalah ”Wahdat al-Wujud” yang mengangkat paham dari Ibn

Arabi yaitu Wahdat al-Wujud dan telah diterbitkan oleh parmadian, Jakarta

tahun1995. Paham ini menimbulkan banyak kontroversi dikalangan para

ulama, karena paham tersebut dinilai membawa paham reinkamsi, atau paham

serba Tuhan, yaitu Tuhan menjelma dalam berbagai ciptanya. Dengan

demikian orang-orang mengira bahwa Ibn Arabi membawa paham tentang

banyak tuhan, tetapi sebenarnya mereka berpendapat bahwa Tuhan dalam arti

ini yaitu zatnya tetap satu atau Allah itu tetap satu, yang banyak adalah sifat

Tuhan.

4. Model Harun Nasution

Harun Nasution merupakan guru besar bidang teologi dan filsafat Islam

dan juga menaruh perhatian terhadap penelitian dan bidang tasawuf. Dalam

bukunya “Falsafat dan Mistisme dalam Islam”, yang diterbitkan oleh bulan

bintang, Jakarta, terbitan pertama tahun 1973.ia menggunakan metode

tematik, yaitu penyajian-penyajian ajaran tasawuf dalam tema jalan untuk

8
dekat dengan Tuhan. Pendekatan tematik dinilai lebih menarik karena dinilai

langsung menuju persoalan tasawuf dibandingkan dengan pendekatan yang

lain.

5. Model A.J.Arberry

Arberry merupakan salah seorang peneliti barat kenamaan, banyak

melalui studi keislaman, termasuk dalam peneliti tasawuf. Dalam bukunya

“Pasang Surut Aliran Tasawuf”,Arberry mencoba menggunakan pendekatan

kombinasi, yaitu antara pendekatan tematik dan pendekatan tokoh. Dengan

pendekatan tersebut ia coba kemukakan tentang firman Allah, kehidupan para

nabi, para zahid, para sufi, para ahli teori tasawuf, struktur teori dan amalan

tasawuf, serta runtuhnya aliran tasawuf. Dari isi penelilitiannya tersebut,

tampak bahwa Arberry menggunakan analisis kesejarahan,yakni berbagai

tema tersebut dipahami berdasarkan konteks sejarahnya.10

BAB III

PENUTUP

10
Nurhasanah Bakhtiar Marwan,op.cit.,hlm.158

9
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas ini, penulis mendapatkan kesimpulan, sebagai

berikut:

1. Tasawuf secara etimologi terdapat sejumlah istilah yang dihubungkan orang

dengan tasawuf, diantaranya : Shuf ,artinya kain wol kasar. Shaff,artinya

barisan. Sufi,artinya bersih dan suci. Sophos, dari bahasa yunani yang artinya

hikmah. Al-suffah, artinya orang yang ikut pindah nabi dari mekka ke

madinah.

Dari segi terminology, tasawuf adalah keadaan yang menggambarkan

selalu berorientasi kepada kesucian jiwa, mengutamakan panggilan Allah,

berpola hidup sederhana, mengutamakan kebenaran dan rela berkorban demi

tujuan-tujuan yang lebih mulia disisi Allah SWT.

2. Berikut ini bentuk dan model penelitian tasawuf, yaitu :

a. Model Sayyed Husein Nasr

b. Model Mustafa Zahri

c. Model Kautsar Azhari Noor

d. Model Harun Nasution

e. Model A. J. Arberry

DAFTAR PUSTAKA

10
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, Jakarta : Amzah, 2012.

Endang Saifuddin Anshar, Kuliah Islam, Yogyakarta : Rajawali press, 1986.

Nurhasanah Bakhtiar Marwan,Metodologi Studi Islam, Pekanbaru : Cahaya Firdaus, 2016.

Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam,Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2012.

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1998.

Pemadi , Pengantar Ilmu Tasawuf,Jakarta : Rineka Cipta, 2004.

11

Anda mungkin juga menyukai