Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PENGERTIAN, RUANG LINGKUP


DAN
TUJUAN AKHLAK TASAWUF”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu:
Idham Kholid, M.Pd.i

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Didin Indah Kusumaningrum
2. Firdaus Febriansah
3. Heppy Noor Cholis
4. Rini Masruroh

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF


KENDAL NGAWI
Tahun Ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini membahas
mengenai “Pengertian, Ruang Lingkup dam Tujuan Akhlak Tasawuf” Tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok membuat makalah
mata kuliah “Akhlak Tasawuf” semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021.

Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Idham Kholid, M.Pd.i
selaku dosen pengampu, serta pihak-pihak lain yang turut membantu memberikan
referensi buku.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh para pembaca. Sehingga makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi semua pembaca dan dapat menjadi
referensi untuk pembuat makalah selanjutnya. Terakhir, penulis mohon maaf
apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan, mohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Ngawi, September 2020

Penyusun

ii
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
HALAMAN KATA PENGANTAR......................................................................................ii
HALAMAN DAFTAR ISI....................................................................................................1

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG....................................................................................................2
1.2. TUJUAN.........................................................................................................................2
1.3. RUANG LINGKUP MATERI.......................................................................................2
1.4 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................2
1.5 TUJUAN PENULISAN...................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………………… 3

BAB IV : PENUTUP
4.1. KESIMPULAN ............................................................................................................ 9
4.2. USUL DAN SARAN....................................................................................................10
4.3 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………11

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Secara historis akhlak tasawwuf adalah pemandu perjalanan hidup umat manusia
agar selamat dunia dan akhirat, itu di karenakan Akhlak Tasawuf merupakan salah satu
khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan.
Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad saw. adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung
keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima.
Melihat betapa pentingnya akhlak tasawuf dalam kehidupan ini tidaklah
mengherankan jika akhlak tasawuf ditentukan sebagai mata kuliah yang wajib diikuti oleh
kita semua. Sebagai upaya untuk menanggulangi kemerosotan moral yang tengah dialami
bangsa ini.
Untuk mengungkap segala permasalahan yang terkait dengan Akhlak Tasawuf,
kami akan mencoba menguraikannya dalam makalah singkat yang berjudul “Pengertian
dan manfaat Mempelajari Akhlak Tasawuf”.

B.    RUMUSAN MASALAH
1.     Apa pengertian akhlak dan tasawwuf itu ?
2.     Apa saja ruang lingkup akhlak dan tasawwuf ?
3.     Apa tujuan mempelajari akhlak dan tasawwuf ?

C.    TUJUAN PENULISAN
1.     Untuk memahami pengertian akhlak dan taswwuf.
2.     Untuk mengetahui ruang lingkup akhlak dan tasawwuf.
3.     Untuk mengetahui tujuan mempelajari akhlak dan tasawwuf.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian akhlak Tasawuf


Pengertian Akhlak secara bahasa akhlak berasal dari kata “akhlakun”
sebagai bentuk jamak dari kata” khulqun” yang berarti; budi pekerti, perangai,
kelakuan dan tingkah laku, tabiat. 1 Menurut istilah , akhlak adalah 1. Ibnu
Miskawaih: sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 2. Imam
Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan yang mudah , tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.2
Tasawuf secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu tashawwafa,
yatashawwafu, tashawwufan. Selain dari kata tersebut ada yang mengatakan bahwa
tasawuf berasal dari kata shuf yang artinya bulu domba, maksudnya adalah bahwa
para penganut tasawuf ini hidupnya sederhana, tetapi berhati mulia serta menjauhi
pakain sutra dan memakai kain dari bulu domba yang kasar atau disebut dengan
kain wol kasar. Yang mana waktu itu memakai wol kasar adalah simbol dari
kesederhanaan.3 Kata shuf juga diartikan dengan selembar bulu yang maksudnya
para sufi dihadapan Tuhannya merasa dirinya hanya bagaikan selembar bulu yang
terpisah dari kesatuaannya yang tidak memiliki apa-apa.4
Sedangkan Tasawuf secara terminologi terdapat beberapa pendapat berbeda
yang telah dirumuskan oleh beberapa ahli, namun penulis akan hanya akan
mengambil dari beberapa pendapat dari pendapat-pendapat para ahli tasawuf yang
ada, yaitu sebagai berikut:
1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani berpendapat tasawuf adalah
mensucikan hati dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan
khalawt,riyadloh,taubah dan ikhlas.5

3
2. Al-Junaidi berpendapat bahwa tasawuf adalah membersihkan hati
dari yang menggannggu perasaan, memadamkan kelemahan,
menjauhi seruan hawa nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian,
bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, menaburkan nasihat kepada
semua manusia, memegang teguh janji dengan allah dalam hal
hakikat serta mengikuti contoh rasulullah dalam hal syari’at.
3. Sayikh Ibnu Ajibah mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang
membawa seseorang agar bisa bersama dengan tuhan yang maha
Esa melalui melalui penyucian batin dan mempermanisnya dengan
amal shaleh dan jalan tasawuf tersebut diawali dengan ilmu,
tengahnya amal dan akhirnya adalah karunia Ilahi .
4. K. H. Amin Syukur berpendapat bahwa tasawuf adalah latihan
dengan kesungguhan (riyadloh mujahadah) untuk membersihkan,
mempertinggi dan memperdalam aspek kerohanian dalam rangka
mendekatkan diri kepada allah sehingga segala perhatiannya hanya
tetuju kepada allah.
Banyaknya pendapat tentang definisi tasawuf yang telah dirumuskan
oleh para ahli menyebabkan sulitnya mendefinisikan tasawuf secara
lengkap. Maka untuk mengetahui seseorang tersebut sufi atau
sedang bertasawuf dapat dilihat dari beberapa ciri umum yang
dirumuskan oleh salah seorang peneliti tasawuf Madkhal Ila at-
Tasawuf al-Islami yang menyebutkan lima ciri-ciri umum tasawuf,
yaitu sebagaimana yang dikutib oleh permadi dalam buku pengantar
tasawuf:
a) Memiliki nilai-nilai moral
b) Penemuan fana (sirna) dalam realisasi mutlak
c) Pengetahuan intuitif langsung
d) Timbulnya rasa kebahagiaan sebaagai karunian ALLAH
SWT dalam diri sufi karena tercapainya maqamat atau yang
biasa disebut maqam-aqam atau tingkatan, dan

4
e) Penggunaan simbol-simbol pengungkapan yang biasanya
mengandung artian harfia dan tersirat.6

Hubungan Akhlak dan Tasawuf adalah Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan.
Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia,
sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertikal antara manusia dengan
Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga prakteknya tasawuf
mementingkan akhlak.7

B.    Ruang Lingkup Akhlak dan Tasawwuf


1.     Ruang Lingkup Akhlak
Objek pembahasan ilmu akhlak adalahperbuatan manusia untuk selanjutnya
diberikan penilain apakan baik atau buruk, dan mempunyai ciri-ciri perbuatan yang
dilakukan atas  kehendak dan kemauan, telah dilakukan secara kontinyu sehingga menjadi
tradisi dalam kehidupannya.
Dr. Abdullah dalam buku Dustur al-Akhlaq fi al-Islam, membagi ruang lingkup
akhlaq kedalam lima macam aspek kehidupan, yaitu:
a.      Akhlak perorangan ‫األخال ق الفرد ية‬
Akhlak ini dibagi menjadi :
1)     Semua hal yang diperintahkan (al-awamir).
2)     Segala yang dilarang ( al-nawahi).
3)     Hal-hal yang diperbolehkan ( al-mubahat).
4)     Akhlak dalam keadaan darurat (al-mukhalafah bi al-idhthirar).
b.     Akhlak keluarga ‫األخال ق األ سرية‬
Akhlak ini juga terbagi menjadi :
1)     Kewajiban timbal balik orang tua dan anak (wajibat nahwa ushul wa al-furu).
2)     Kewajiban suami & isteri ( wajibat baina al-azwaj).
3)     Kewajiban terhadap kerabat dekat (wajibat nahwa al-aqarib).
c.      Akhlak bermasyarakat ‫األخال ق اإلجتماعية‬
Akhlak ini meliputi :
1)     Hal-hal yang dilarang (al-makhdzurat).
2)     Hal-hal yang diperintahkan (al-awamir).
3)     Kaidah-kaidah adab (qawa’id al-adab).
d.     Akhlak bernegara ‫األخالق الد و لة‬
Akhlak ini meliputi :
1)     Hubungan antara pemimpin dan rakyat (al-‘alaqah baina al-rais wa al-sya’b).
6

5
2)     Hubungan luar negeri (al-alaqah al-kharijiyyah).
e.      Akhlak beragama ‫األخال ق الد ينية‬
Akhlak ini meliputi kewajiban terhadap Allah swt.
Ruang lingkup di atas dipandang sangat luas karena mencakup semua aspek
kehidupan. Secara vertikal hubungan dengan sang Haliq dan secara horizontal dengan
sesama manusia.
Jika ruang lingkup akhlak tersebut dipersempit tetapi memiliki cakupan yang
menyeluruh maka akhlak tersebut dapat dibagi menjadi :
a.      Akhlak (tata krama) kepada Allah swt.
b.     Akhlak kepada Rasul Allah saw.
c.      Akhlak untuk diri pribadi.
d.     Akhlak dalam keluarga.
e.      Akhlak dalam masyarakat.
f.      Ahlak bernegara.
2.     Ruang Lingkup Tasawwuf
Tasawuf adalah nama lain dari “Mistisisme dalam islam”. Di kalangan orientalis
barat dikenal dengan sebutan “Sufisme”. Kata “Sufisme” merupakan istilah khusus
mistisisme islam. Sehingga kata “sufisme” tidak ada pada mistisisme agama-agama lain.
Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari
Tuhan. Hubungan yang dimaksud mempunyai makna dengan penuh kesadaran, bahwa
manusia sedang berada di hadirat Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontak
komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan. Hal ini melalui cara bahwa
manusia perlu mengasingkan diri. Keberadaannya yang dekat dengan Tuhan akan
berbentuk “Ijtihad” (bersatu) dengan Tuhan. Demikian ini menjadi inti persoalan
“Sofisme” baik pada agama islam maupun di luarnya.
Dengan pemikiran di atas, dapat dipahami bahwa “tasawuf/mistisisme islam”
adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu cara, bagaimana seseorang dapat mudah
berada di hadirat Allah SWT (Tuhan). Maka gerakan “kejiwaan” penuh dirasakan guna
memikirkan betul suatu hakikat kontak hubung yang mampu menelaah informasi dari
Tuhannya.
Tasawuf atau mistisisme dalam islam beresensi pada hidup dan berkembang mulai
dari bentuk hidup “kezuhudan” (menjauhi kemewahan duniawi). Tujuan tasawuf untuk
bisa berhubungan langsung dengan Tuhan. Dengan maksud ada perasaan benar-benar
berada di hadirat Tuhan. Para sufi beranggapan bahwa ibadah yang diselenggarakan
dengan cara formal belum dianggap memuaskan karena belum memenuhi kebutuhan
spiritual kaum sufi.
Dengan demikian, maka tampaklah jelas bahwa ruang lingkup ilmu tasawuf itu
adalah hal-hal yang berkenaan dengan upaya-upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri

6
kepada Tuhan yang bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung
dari Tuhan.

C.    Tujuan Mempelajari Akhlak dan Tasawwuf


1.     Tujuan Mempelajari Akhlak
Tujuan akhlak adalah menggapai suatu kebahagiaan hidup umat manusia baik di
dunia dan di akhirat. Dikarekan itulah kita sebagai manusia untuk hidup saling membantu
baik dari pekerjaan, kebutuhan atau lainnya.
Tujuan mempelajari akhlak diantaranya adalah menghindari pemisahan antara
akhlak dan ibadah. Atau bila kita memakai istilah: menghindari pemisahan agama dengan
dunia (sekulerisme). Kita sering mendengar celotehan, “Agama adalah urusan akhirat
sedang masalah dunia adalah urusan masing-masing”. Atau ungkapan, “Agama adalah
urusan masjid, di luar itu terserah semau gue”. Maka jangan heran terhadap seseorang
yang beribadah, kemudian di lain waktu akhlaknya tidak benar. Ini merupakan kesalahan
fatal. Kita pun sering menjumpai orang-orang yang amanah dan jujur, tetapi mereka tidak
shalat. Ini juga keliru.
Selanjutnya Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlaq itu, ialah
untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati
menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.
(http://abiturohmansyah.blogspot.com)
Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlak bertujuan
untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan
yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia beruasaha melakukannya,
dan terhadap yang buruk ia berusaha untuk menghindarinya.
2.     Tujuan Mempelajari Tasawwuf
Tujuan tasawuf adalah ma’rifatullah (mengenal Allah secara mutlak dan lebih
jelas). Tasawuf memiliki tujuan yang baik yaitu kebersihan diri dan taqarrub kepada
Allah. Namun taswuf tidak boleh melanggar apa-apa yang telah secara jelas diatur oleh
Al-Qur’an dan As-Sunnah, baik dalam aqidah, pemahaman ataupun tata cara yang dilaku-
kan.( Departemen Agama RI, (Jakarta: PT. Syaamil, 2005:69)
Buah yang diharapkan dari laku Tasawwuf adalah jiwa yang dermawan, hati yang
tenang, dan pekerti yang baik kepada semua makluk. Dan Tassawuf dapat digunakan
sebagai sarana untuk mendidik hati dan mengetahui alam gaib menuju buahnya tersebut
diatas. Ilmu Tassawuf tidak berbicara tentang ungkapan lisan, melainkan tentang
perasaan dan emosi. Ilmu ini tidak bisa dipelajari dari lembar kertas, melainkan diambil
dari para ahli rasa. Ilmu ini tidak  bisa diperoleh dengan banyak ceritera, melainkan
dengan melayani para guru dan menyertai para ahli kesempurnaan ( Ahlul Kamal).
( http://sufipopuler.wordpress.com)

7
Melihat dari itu semua, kita dapat untuk bisa memahami betapa pentingnya
mengenal Allah secara lebih dalam dan memahaminya dengan benar. Sama juga dengan
kebersihan diri dan taqarrub, tapi kita tidak boleh melanggar apapun yang
telah ditentukan oleh al-qur`an.

8
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Akhlak adalah Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan
mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia dengan
tujuan untuk mencapai hakikat yang tinggi, berada dekat atau sedekat mungkin dengan
Allah dengan jalan menyucikan jiwanya, dengan melepaskan jiwanya dari noda-noda sifat
dan perbuatan tercela.
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur
hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawwuf mengatur jalinan
komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari
pelaksanaan tasawwuf, sehingga dalam prakteknya tasawwuf mementingkan akhlak.
Ruang linkup akhlak meliputi:
1.     Akhlak (tata krama) kepada Allah swt.
2.     Akhlak kepada Rasul Allah saw.
3.     Akhlak untuk diri pribadi.
4.     Akhlak dalam keluarga.
5.     Akhlak dalam masyarakat.
6.     Ahlak bernegara.
Ruang lingkup tasawuf meliputi hal-hal yang berkenaan dengan
upaya-upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan untuk
memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.
Akhlak dan tasawwuf memiliki tujuan yang sama yaitu, mendekatkan diri kepada
Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri
dengan perbuatan yang terpuji.
Manfaat mempelajari akhlak tasawwuf, kita bisa mengetahui perbuatan yang baik
dan perbuatan yang buruk, sehingga bisa mengarah kita pada kehidupan yang bahagia di
dunia dan diakhirat.

B.    Saran
Manusia tidak selamanya tepat pertimbangannya, adil sikapnya, kadang-kadang
manusia berbuat yang tidak masuk akal. Oleh sebab itu, manusia perlu sekali tahu
mengenai diri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Masih
banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang kami sengaja
maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu sangat kami harapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan

9
berbagai kekurangan yang ada ini tidak mengurangi nilai-nilai dan manfaat dari
mempelajari Ilmu Akhlak Tasawuf.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alba, Cecep. Tasawuf dan Tarekat. Dimensi Esoteris Ajaran Islam. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya ,2012)
Miswar dkk, Akhlak Tasawuf Membangun Karakter Islami,(Medan:Perdana Publishing 2015)
Munir Amin, Samsul. Ilmu Tasawuf.(Jakarta:Amzah ,2012
Permadi, Pengantar Ilmu Tasawuf,(Jakarta: Rineka Cipta, Cet.2, 2004)
http://abdurrahman.mwb.im/pengertian-dan-tujuan-mempelajari-ilmu-a.xhtml
Nata Abuddin. Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010)
http://makalahakhlaktasawuf.blogspot.com/
A. Mustofa. Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1995)
http://resumehidayat.blogspot.com/2010/06/akhlak-tasawuf.html
Nasution Harun, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983)
http://ber-guru.blogspot.com/2012/01/akhlak-tasawuf.html
http://al-poenya.blogspot.com/2011/11/resume-buku-akhlak-tasawuf_12.html
http://muhammadyusuf18.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-ruang-lingkup-
tasawuf.html
http://abiturohmansyah.blogspot.com/2012/11/pengertian-akhlak-tasawuf_8850.html
http://moemartblog.blogspot.com/2012/03/tujuan-akhlak-tasawuf.html
Amin Ahmad, Kitab al-Akhlaq, (Mesir:Daral Kutubal Mishriyah, cet. III, tt.)
http://dc305.4shared.com/doc/T1XMOCoc/preview.html
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Syaamil, 2005)
http://sufipopuler.wordpress.com/artikel-tasawuf/fungsi-dan-keutamaan-ilmu-tasawuf/
http.//www.aminazizcenter.com/artikel-61-kuliah-akhlak-tasawuf.html/2009

11

Anda mungkin juga menyukai