Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU AKHLAK TASAWUF

Diajukan untuk memenuhi tugas yang berjudul “PENGERTIAN ILMU TASAWUF”

Dosen pengampu : Dr.H. Kamalludin M.A

Disusun oleh :

Kelompok 2

Muhamad Iqbal Ramadhan 231105070182

Rafli Hadiansyah Nasution 231105070171

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

2024

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat, rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga berkat pertolongan dari Allah SWT kami mampu menyelesaikan
penyusunan makalah dengan judul “PENGERTIAN ILMU TASAWUF”

Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dr. H. Kamalludin, M.A selaku
dosen pengampu Ilmu Akhlak Tasawuf yang membimbing kami dalam pembuatan makalah ini,
serta kami mengucapkan terimakasih kepada bu dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga
kami dapat belajar dan memahaminya.

Kami selaku pemakalah meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dapat membangun
demi menyempurnakan makalah kami agar lebih baik dan bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan kami berharap semoga makalah ini bias
bermanfaat bagi semua yang membacanya. Semoga Allah SWT memudahkan kita semua untuk
memahami dan mengamalkan ilmu.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Bogor,10 Maret 2024

Pemakalah

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.A Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.B Rumusan Masalah .........................................................................................................1
1.C Tujuan ......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Tasawuf ...............................................................................................2
2.2 Kedudukan Ilmu Tasawuf ..............................................................................................3
2.3.Macam-Macam Ilmu Tasawuf .......................................................................................5

BAB III PENUTUPAN


3.A Kesimpulan ..................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................7

III
BAB 1

PENDAHULUAN

1.A. Latar Belakang

Akhlak Tasawuf merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya
hingga saat ini semakin dirasakan. Akhlak Tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan
hidup umat agar selamat dunia akhirat. Tentu misi utama kerasulan Muhammad SAW adalah
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan keberhasilan dakwah beliau antara lain karna
akhlaknya yang prima, hingga hal ini tercatat dalam Al-Qur’an. Akhlak dan keluhuran budi Nabi
Muhammad SAW itu dijadikan contoh dalam kehidupan. Bagi yang mematuhi hal ini dijamin
kesalamatan hidupnya di dunia dan akhirat.

Pentingnya Akhlak Tasawuf saat manusia dizaman modern ini dihadapkan pada masalah
moral masa depan bangsa yang bersangkutan. Praktek hidup yang menyimpang dan
penyalahgunaan kesempatan dengan mengambil bentuk perbuatan yang merugikan orang kian
tumbuh subur diwilayah yang tak berakhlak dan tak bertasawuf. Melihat demikian pentingnya
akhlak tasawuf dalam kehidupan ini, tidaklah mengherankan jika Akhlak Tasawuf dalam
kaitannya dengan pembentukan karakter bangsa upaya membersihkan hati untuk mencapai akhlak
yang mulia.

1.B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ilmu tasawuf ?


2. Bagaimana kedudukan dari ilmu tasawuf ?
3. Apa saja macam-macam dari ilmu tasawuf ?

1.C. Tujuan

1. Untuk mendekskripsikan pengertian ilmu tasawuf


2. Untuk mendekskripsikan kedudukan ilmu tasawuf
3. Untuk mendekskripsikan macam-macam ilmu tasawuf

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Ilmu Tasawuf

Tasawuf secara etimologis berasal dari bahasa Arab, yaitu Shafaa-Yashfu yang artinya
‘suci’ dan dikembangkan kedalam kata Tashawwafa-yatashawwafu-tashawwufan yang berarti
‘proses untuk menghasilkan sesuatu yang suci’.1

Tasawuf juga berasal dari kata shaff ‫ صف‬yang berarti barisan, makna shaff ini dinisbahkan
kepada para jamaah yang selalu berada pada barisan pertama ketika sholat. Sebagaimana sholat
yang ada dibarisan pertama maka akan mendapat kemuliaan dan pahala. Maka dari itu, orang yang
ketika sholat berada di barisan depan akan mendapatkan kemuliaan serta pahala dari Allah SWT2.

Sedangkan secara terminologi terdapat bebrapa pendapat oleh beberapa ahli. Namun
penulis hanya akan mengambil beberapa pendapat dari pendapat para ahli tasawuf yang ada, yaitu;

1. Syekh Abdul Qodir Jaelani berpendapat, Tasawuf adalah membersihkan hati dari yang
menggangu perasaan dan melepas nafsu dari pangkalnya dengan taubah dan ikhlas3.
2. Syekh Ibnu Ajibah mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang membawa seseorang
agar bisa bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui penyucian jiwa batin dan
mempermanisnya dengan amal sholeh dan jalan tasawuf tersebut diawali dengan ilmu,
tengahnya amal dan akhirnya adalah karunia ilahi.

Terlepas dari beberapa pengertian tasawuf yang telah dirumuskan oleh para ahli tersebut,
dalam pandangan secara umum tasawuf dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan
seseorang untuk mensucikan dirinya dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan yang bersifat
duniawi dan akan memusatkan seluruh perhatiannya kepada Allah.

1
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah, 2012), 4.
2
Amin, Ilmu Tasawuf, 3.
3
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), 11.

2
2.2 Kedudukan Ilmu Tasawuf

Dalam pembagian ilmu menurut imam al-Ghazali berdasarkan cara perolehan ilmu,
disebutkan ilmu terdiri atas dua: ilmu yang dihadirkan (‘ilm al-hudhuri/presential) dan ilmu yang
dicapai (‘ilm al-hushuli/attained), sedangkan tasawuf dikategorikan sebagai ‘ilm al-hudhuri. Dari
aspek pembahasan, tasawuf membicarakan empak pokok persoalan, diantaranya membahas
tentang mujahadah, zauq, intropeksi diri dan tingkat-tingkat spiritual. Kemudian membahas
tentang penyingkapan spiritual dan hakikat-hakikat alam ghaib.

Menurut al-Taftazani, dari abad ketiga sampai abad keempat hijriah, aliran tasawuf terbagi
menjadi dua. Pertama,Tasawuf Sunni adalah aliran yang menuntut pengikutnya untuk selalu
memegang al-Quran dan Hadits serta mengaitkan ajaran mereka, terutama keadaan rohani mereka
dengan kedua sumber ajaran Islam tersebut. Kedua, tasawuf falsafi adalah aliran mengarah dalam
memadukan antara visi mistis dan visi rasional dan kebanyakan menggunakan terminologi
filosofis yang banyak memperngaruhi ajaran filsafat.

Berdasarkan pendapat sejumlah sufi, bahwa tasawuf merupakan disiplin ilmu yang
berkaitan dengan penyucian jiwa manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Tasawuf
sangat berkaitan dengan upaya menumbuhkan akhlak mulia. Tasawuf merupakan sisi batin
(esoteris) dari ajaran islam, sementera sisi lahirnya (eksoteris) adalah syari’ah, yang mengandung
hukum-hukum keagamaan formal, mengenai apa yang harus dilakukan oleh seseorang (wajibat),
serta apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan (nahiyat). Tasawuf selain mengisi sisi batiniah
dari syari’ah juga memberikan makna tentang bagaimana hidup berTuhan dengan baik dan benar.
Dalam konteks ini, tasawuf memberikan penegasan bahwa hidup tanpa memilki hubungan yang
harmonis dengan Tuhan adalah hidup yang kosong dan hampa.

Meskipun belakangan ini muncul sebagai sebuah disiplin ilmu,tasawuf sebagai bagiandari
ilmu ilmu syariat telah dipraktikan pada zaman Nabi Muhammad Saw., sahabat dan tabiin yang
pada masa itu tasawuf masih berupa ibadah saja. Dari aspek tujuan,pelajar sufi (al-murid) harus
terus meningkatkan kualitas ibadahnya dan beranjak dari tingkatan rendah sampai tertinggi (al-
maqamat) sampai mencapai kesempurnaan tauhid (al-tauhid) dan makrifat (al-makrifat).

Tasawuf atau sufisme masuk kedalam bagian dari syari’ah islamiyah, yaitu wujud dari
ihsan, yang merupakan salah satu kerangka dari ajaran islam. Sedangkan dua kerangka

3
sebelumnya ialah iman dan islam. Maka dengan itu perilaku sufi tetap berada di dalam kerangka
syari’ah islam.4

Ihsan meliputi segala tingkah laku muslim, baik tindakan lahir dan batin, di dalam ibadah
ataupun muamalah, karena ihsan merupakan jiwa atau roh dari iman dan islam. Iman sebagai tiang
pondasi pada jiwa seseorang dari hasil perpaduan ilmu dengan keyakinan, perwujudannya berupa
tindakan badaniah(ibadah lahiriah) disebut islam.5

Kedudukan tasawuf dalam ajaran islam merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
dipisahkan di dalam ajaran islam. Karena dasar rujukan tasawuf ialah al-Qur’an, al-Sunnah, dan
al-Atsar (riwayat) para ulama terdahulu yang terpecaya. Kedudukan tasawuf dalam ajaran islam
merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan di dalam ajaran islam. Karena dasar
rujukan tasawuf ialah al-Qur’an, al-Sunnah, dan al-Atsar (riwayat) para ulama terdahulu yang
terpecaya.6

Dalam hal ini, terdapat kata-kata imam Malik r.a : “ Siapa yang belajar tasawuf tapi tidak
mempelajari ilmu fiqih dan tauhid, maka ia adalah zindiq, siapa yang belajar ilmu fiqih dan tauhid
tetapi tidak belajar tasawuf maka ia adalah fasik, dan siapa yang mengumpulkan kedua-duanya
maka ia adalah ahli hakikat”. 7

1. Golongan pertama yang dikira zindiq karena hanya memandang pada hakikat tanpa
disertai dengan syariat.

2. Golongan kedua dianggap fasik karena tidak masuk ke dalam hatinya cahaya
ketakwaan, keikhlasan, peringatan muraqabah dan jalan muhasabah sehingga dia tidak
mengenal jelas maksiat yang dilakukannya.

3. Golongan ketiga yang jadi ahli hakikat karena dia mengumpulkan semua rukun agama:
yaitu iman, islam, dan ihsan.

4
Subhan Murtado, Implementasi Nilai-Nilai Tasawuf Di Pondok Pesantren Dalam Upaya Menghadapi Era-
Globalisasi
5
Haidar Bagir. Epistemologi Tasawuf. (Jakarta: Mizan 2017)
6
Prof.Dr.Hamka. Perkembangan Dan Permunian Tasawuf. (Jakarta:Republika 2016)
7
Prof.Dr.Nasaruddin Umar. Tasawuf Modern. (Jakarta:Republika Penerbit 2014

4
2.3.Macam-macam Ilmu Tasawuf

Ajaran rasawuf termasuk islam yang terdapat dalam bagian ihsan yang berfungsi untuk
memperkuat pengalaman aqidah dan syariah. Pembagian tasawuf ada tiga macam yaitu :8

1. Tasawuf aqidah : yaitu ruang lingkup pembicaraan tasawuf yang menekankan masalah metafisis
( ghaib ), yang unsur-unsurnya adalah keimanan terhadap tuhan, adanya malaikat, syurga, neraka,
dan sebagainya.

2. Tasawuf ibadah : yaitu tasawuf yang menekankan dalam masalah rahasia ibadah (asraru al-
‘ibadah) sehingga di dalamnya terdapat pembahasan mengenai rahasia taharah, shalat, zakat,
puasa, haji, dan sebagainya.

3. Tasawuf akhlaqi : yaitu tasawuf yang menekankan pembahasannya pada budi pekerti yang
mengantarkan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

8
Dr.Jafar.MA, Gerbang Tasawuf. (Medan:Perdana Publishing 2016)

5
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Akhlak Tasawuf merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya
hingga saat ini semakin dirasakan. Akhlak Tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan
hidup umat agar selamat dunia akhirat. Tentu misi utama kerasulan Muhammad SAW adalah
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan keberhasilan dakwah beliau antara lain karna
akhlaknya yang prima, hingga hal ini tercatat dalam Al-Qur’an. Akhlak dan keluhuran budi Nabi
Muhammad SAW itu dijadikan contoh dalam kehidupan. Bagi yang mematuhi hal ini dijamin
kesalamatan hidupnya di dunia dan akhirat.

Kedudukan tasawuf dalam ajaran islam merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
dipisahkan di dalam ajaran islam. Karena dasar rujukan tasawuf ialah al-Qur’an, al-Sunnah, dan
al-Atsar (riwayat) para ulama terdahulu yang terpecaya. Kedudukan tasawuf dalam ajaran islam
merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan di dalam ajaran islam. Karena dasar
rujukan tasawuf ialah al-Qur’an, al-Sunnah, dan al-Atsar (riwayat) para ulama terdahulu yang
terpecaya.

Pembagian tasawuf ada tiga macam yaitu :

1. Tasawuf aqidah : yaitu ruang lingkup pembicaraan tasawuf yang menekankan masalah metafisis
( ghaib ), yang unsur-unsurnya adalah keimanan terhadap tuhan, adanya malaikat, syurga, neraka,
dan sebagainya.

2. Tasawuf ibadah : yaitu tasawuf yang menekankan dalam masalah rahasia ibadah (asraru al-
‘ibadah) sehingga di dalamnya terdapat pembahasan mengenai rahasia taharah, shalat, zakat,
puasa, haji, dan sebagainya.

3. Tasawuf akhlaqi : yaitu tasawuf yang menekankan pembahasannya pada budi pekerti yang
mengantarkan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

6
DAFTAR PUSTAKA

Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, (Jakarta: Amzah, 2012), 4.

Amin, Ilmu Tasawuf, 3.

Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), 11.

Subhan Murtado, Implementasi Nilai-Nilai Tasawuf Di Pondok Pesantren Dalam Upaya

Menghadapi Era-Globalisasi

Haidar Bagir. Epistemologi Tasawuf. (Jakarta: Mizan 2017)

Hamka. Perkembangan Dan Permunian Tasawuf. (Jakarta:Republika 2016)

Nasaruddin Umar. Tasawuf Modern. (Jakarta:Republika Penerbit 2014

Jafar.MA, Gerbang Tasawuf. (Medan:Perdana Publishing 2016)

7
8

Anda mungkin juga menyukai