Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ALIRAN ALIRAN TASAWUF, KONSEP MAQOMAT DAN AHWAL”


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
AKHLAK TASAWUF

Dosen pengampu:

Abdul Rosyad M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 7 HTN D:

M.Asep Angga Gunawan(231120121)

Muhammad Ali Rahmatullah(231120145)

Wulan Aprilina(231120132)

Zuraida Alifia(231120124)

Sintia Maulani Mutamamimah(231120120)


UNIVERTAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrohiim, Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk,

rahmat, dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada halangan apapun

sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Kami penyusun atau kelompok tujuh ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapa Abdul

Rosyid,M.Pd.I selaku dosen Akhlak Tasawuf yang sudah membantu kami dalam proses

penggarapannya.

Makalah yang berjudul “Aliran Aliran Tasawuf , konsep Maqomat dan Ahwal" disusun oleh kami

selaku kelompok tujuh untuk memenuhi tugas mata pelajaran Akhlak Tasawuf . Lewat proses

panjang, kami pun yang beranggotakan lima orang sedikitnya bisa mengetahui tentang penempatan,

penerapan,dan pengembangan akhlak tasawuf.

Semoga hal-hal yang sudah kami dapatkan bisa diwujudkan dan berdampak banyak bagi

lingkungan kita dalam bersosialisasi.

Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Akhlak Tasawuf

kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi

penyusun dan umumnya bagi para pembaca. Aamiin.

Serang, 5 September 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................. i

DAFTAR ISI...............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.......................................................... 1

B. RUMUSAN..................................................................... 2

C. TUJUAN......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. ALIRAN ALIRAN TASAWUF.............................................. 3

B. PENGERTIAN MAQAMAT................................................ 8

C. TAHAPAN TAHAPAN MAQAMAT DALAM TASAWUF....... 9

D. PENGERTIAN AHWAL...................................................... 12

E. TAHAPAN TAHAPAN AHWAL DALAM TASAWUF............. 13

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................ 19

II
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Tasawuf merupakan upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat
membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia sehingga tercermin akhlak yang mulia
dan dekat dengan Allah SWT. Dengan kata lain tasawuf adalah bidang kegiatan yang
berhubungan dengan pembinaan mental ruhaniyah agar selalu dekat dengan Tuhan.

Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka pada umumnya orang-orang sufi lebih
mengutamakan kehidupan yang bersifat hati. Akan tetapi, dasar yang dipegang oleh mereka
adalah Al-Qur’an dan Hadits. Dalam berkembangnya ilmu tasawuf dan banyak orang yang
berpikir secara filosofis, maka lahirlah beberapa aliran yang didalamnya terdapat beberapa
perbedaan yang sesuai dengan pemikiran dan kepercayaannya masing-masing.

Tasawuf adalah sebuah ilmu yang membicarakan bagaimana upaya seorang manusia
berusaha mendekatkan diri nya kepada Allah SWT.Di dalam tasawuf juga terdapat teori
teori yang digagas oleh para sufi sebagai metode yang dapat dipraktekkan oleh siapa saja
yang diri nya ingin dekat kepada tuhan.Dalam konteks ini dikatakan dengan maqam maqam
(maqomat), yang dihasilkan dalam latihan spiritual seorang hamba.

Sedangkan Ahwal adalah kondisi seseorang yang menunjukkan kedekatan nya kepada
tuhan mereka tanpa dilalui latihan latihan spiritual. Dengan kata lain ahwal adalah kondisi
atau status seorang hamba terhadap tuhan ny yang merupakan anugrah dari tuhan, tanpa
melalui usaha berupa latihan maupun pembelajaran.

1
Rumusan Masalah

1. Apa saja aliran yang ada dalam perkembangan tasawuf ?


2. Siapa tokoh-tokoh dari masing-masing aliran?
3. Apa pengertian maqomat dan tahapan tahapan nya dalam tasawuf ?
4. Apa pegertian ahwal dan tahapan tahapan nya dalam tasawuf ?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui berbagai macam aliran yang ada dalam masa perkembangan
tasawuf
2. Untuk mengetahui siapa tokoh tokoh dari masing masing aliran
3. Untuk mengetahui apa pengertian maqomat dan tahapan tahapan dalam tasawuf
4. Untuk mengetahui apa pengertian ahwal dan tahapan tahapan dalam tasawuf

BAB 2

PEMBAHASAN
A. Aliran-aliran Tasawuf

Tasawuf Akhlaki

Kata tasawuf berasal dari bahasa Arab, tashowwafa yang artinya bisa membersihkan
atau saling membersihkan. Kemudian kata akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluqun
yang bermakna perangai, budi, tabiat, adab, atau tingkah laku.

Secara istilah tasawuf akhlaki adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang
kesempurnaan dan kesucian jiwa yang diformulasikan pada pengaturan sikap mental dan
pendisiplinan tingkah laku yang ketat guna mencapai kebahagiaan yang optimal.

Manusia harus lebih dahulu mengidentifikasikan eksisitensi dirinya melalui penyucian


jiwa raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral, dan berakhlak mulia, yang
dalam ilmu tasawuf dikenali dengan takhalli, tahalli, tajalli.

1.Takhalli

Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, sifat-sifat kotor dan penyakit
hati yang merusak. Langkah pertama yang harus ditempuh adalah mengetahui dan menyadari
betapa buruknya sifat-sifat tercela tersebut, sehingga muncul kesadaran untuk
menghindarinya. Apabila hal ini dilakukan dengan sukses maka seseorang akan memperoleh
kebahagiaan. Allah berfirman:

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan merugilah orang yang
mengotorinya.” QS. As-Syams:9-10.

2. Tahalli

Tahalli adalah menghias diri dengan jalan membiasakan dengan sifat dan sikap serta
perbuatan yang baik. Berusaha agar dalam setiap gerak dan perilakunya selalu berjalan diatas
ketentuan agama. Langkahnya ialah membina pribadi agar memiliki akhlak karimah, dan
senantiasa konsisten dengan langkah yang dilakukannya.

3. Tajalli
Setelah seseorang melalui dua tahap teersebut maka tahap ketiga yakni tajalli, seseorang
hatinya terbebaskan dari tabir (hijab), yaitu sifat-sifat kemanusiaan atau memperoleh Nur
yang selama ini tersembunyi (ghaib) atau fana’ segala selain Allah ketika Nampak (tajalli)
wajah-Nya. Pencapaian tajalli tersebut melalui pendapatan rasa dengan alat al-qalb. Apabila
seseorang telah mencapai tajalli maka dia akan memperoleh ma’rifat. Ma’rifat adalah
mengetahui rahasia-rahasia ketuhanan dan peraturan-peraturan-Nya tentang segala yang ada.

Tasawuf Amali

Tasawuf amali yaitu tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Dalam pengertian ini tasawuf amali berkonotasikan tarekat. Tarekat
merupakan jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang didalamnya berisi amalan
ibadah yang bertemakan menyebut nama Allah dan sifat-sifat-Nya disertai penghayatan yang
mendalam. Dalam tarekat ada tiga unsur yakni: guru (Mursyid), murid dan ajaran. Guru
adalah orang

yang mempunyai otoritas dan legalitas kesufian, yang berhak mengawasi muridnya dalam
setiap langkah sesuai dfengan ajaran islam. Dalam buku Tanwir al-Qulub fi Mu’amalati
‘Allami al-Ghuyub sebagaimana yang dinukil oleh Abu Bakar Aceh bahwa seorang Mursyid
adalah orang yang telah sempurna suluk dan mendapat ijazah untuk mengajarkan suluk
kepada orang lain.

Tasawuf Falsafi

Tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi intuitif dan
rasional. Tasawuf falsafi tidak dapat dipandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya
didasarkan pada rasa (dzauq), dan tidak bisa dikategorikan pada tasawuf yang murni karena
sering diungkapkan dengan bahasa filsafat.

Menurut At-Taftazani ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya yang samar-samar
karena sering menggunakan ungkapan yang samar-samar yang mengakibatkan
kesalahpahaman pihak luar.
Tokoh-tokoh dalam Aliran Tasawuf

Tasawuf Akhlaki

1.Hasan al-Bashri

Nama lengkapnya adalah Abu Sa’id Al-Hasan bin Yasar. Ia adalah seorang zahid yang
amat masyhur dikalangan tabi’in. ia lahir di Madinah tahun 21H dan wafat tahun 110H.
Dasar pendirian beliau adalah zuhud terhadap dunia, menolak kemegahan semata-mata
menuju Allah, tawakal, khauf (takut), dan raja’ (pengharapan). Pandangan tasawufnya ialah
anjuran pada tiap orang untuk senantiasa bersedih hati dan takut kalau tidak mampu
melaksanakan perintah Allah dan larangan-Nya.

2. Al-Muhasibi

Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Muhasibi. Dilahirkan di
Basrah, Irak tahun 165H dan wafat tahun 243H. Al-Muhasibi adalah sufi dan ulama’ besar
yang menguasai beberapa bidang ilmu seperti tasawuf, hadits, fiqih. Ia seorang figur sufi
yang selalu menjaga diri terhadap perbuatan dosa. Pandangannya tentang khauf dan raja’
menempati posisi penting dalam memebersihkan jiawa. Menurutnya khauf dan raja’ dapat
dilakukan dengan sempurna hanya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

3. Al-Ghazali

Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin
Ta’us at-Thusi as-Syafi’I al-Ghazali, dan mendapatkan gelar hujjah al- Islam. Ia lahir di Iran
tahun 450H. Menurut al-Ghazali jalan menuju tasawuf dapat dicapai dengan mematahkan
hambatan-hambatan jiwa dan membersihkan diri dari moral yang tercela. Ia menolak paham
hulul dan ittihad. Untuk itu ia menyodorkan paham baru tentang ma’rifat, yaiyu pendekatan
diri kepada Allah SWT (taqarrub ila Allah) tanpa diikuti penyatuan dengan-Nya.

Tasawuf Amali

1.Syekh Abdul Qadir Jailani


Syekh Abdul Qadir Jailani dilahirkan tahun 470H dan wafat tahun 561H. Beliau adalah
pendiri tarekat Qadariyah, ia berpengaruh dihati masyarakat yang dituturkan lewat bacaan
manaqib pada acara-acara tertentu. Manaqib ini dibaca dengan tujuan agar mendapat berkah.

2. Ahmad Abu Hasan ar-Rifa’i

Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Ali bin Abbas, wafat tahun 578H. Ciri tarekat ini
adalah penggunaan tabuhan rebana dalam wiridnya yang diikuti dengan tarian dan
permainan debus.

Tasawuf Falsafi

1.Abu Yazid al-Busthami

Nama kecilnya ialah At-Taifur dan wafat pada tahun 261H.[10] Ajaran tasawuf yang
terpenting darinya adalah fana’ dan baqa’. Fana’ adalah hilangnya semua keinginan hawa
nafsu seseorang , sedangkan baqa’ adalah mendirikan sikap-sikap terpuji pada Allah. Ketika
seseorang telah berada dalam fana’ maka ia terbawa kedalam perenungan terhadap realitas
mutlak. Tahap akhirnya ialah lenyapnya diri secara penuh yang merupakan permulaan diri
dari baqa’. Ketika seseorang telah memiliki keduanya maka seorang sufi telah mencapai
puncak yang diinginkannya, yakni ma’rifat.

2. Al-Hallaj

Nama lengkapnya Husain bin Mansyur bin Muhammad al-Hallaj. Lahir di Persia tahun
244H. Ajarannya yang paling terkenal adalah al-hulul yaitu suatu paham yang mengatakan
bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu dan mengambil tempat (hulul)
didalamnya setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada didalam tubuh itu dilenyapkan.
Menurutnya dalam diri manusia terdapat dua unsur yaitu Nasut dan unsu Lahut. Teori ini
dikembangkan lagi oleh Ibn ‘Arabi dengan teori Wahdatul Wujud, dalam teori ini Ibn ‘Arabi
merubah Nasut menjadi al-Khalq dan Lahut menjadi al-Haq.

B. PENGERTIAN MAQOMAT

Secara harfiah, maqomat merupakan jama dari maqam yang berarti tempat
berpijak atau pangkat mulia. Setelah ini selanjutnya digunakan untuk arti sebagai
jalan panjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada dekat dengan
Allah. Dalam bahasa inggris maqomat dikenal dengan istilah stages yang berarti
tangga.
Sedangkan dalam ilmu tasawuf,maqomat berarti kedudukan hamba dalam
pandangan Allah berdasarkan apa yang telah diusahakannya,baik melalui
riyadha,ibadah,maupun mujahadah. Disampaikan itu,maqomat berarti jalan
panjang atau fase fase yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada
sedekat mungkin dengan Allah. Maqam dilalui seorang hamba melalui usaha yang
sungguh sungguh dalam melakukan sebuah kewajiban yang harus ditempuh dalam
jangka waktu tertentu. Seorang hamba tidak akan mencapai maqam berikutnya
sebelum menyepurnakan maqam sebelumnya.
Para sufi memiliki pendapat yang berbeda beda tentang berapa jumlah tangga
atau maqamat yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk sampai menuju
Tuhan. Menurut Al Ghazali yang diuraikan dalam kitabnya, ih’ya ulum ad din,
maqamat terdiri dari 7 tingkat, yaitu tobat, sabar, zuhud, tawakal, mahabbah,
ridha, dan ma’rifat. Menurut as Sarraj at thusi, maqamat terdari dari 7 tingkatan
yaitu taubat, wara, zuhud, faqr, sabar, ridha, dan tawakal.
8

C. TAHAP TAHAP MAQAMAT DALAM TASAWUF

1. Taubat

Taubat berasal dari bahasa arab taba-yatubu-taubatan yang berarti “kembali” dan penyesal.
Sedangkan taubat bagi kalangan sufi adalah memohon ampun atas segala dosa yang disertai
penyesalan dan janji dengan sungguh sungguh untuk tidak mengulangi berbuatan dosa
tersebut dan dibarengin dengan melakukan kebajikan yang dianjurkan oleh Allah. Bagi orang
awam, tobat dilakukan dengan membaca astagfirullah wa atubu ilahi sedangkan bagi orang
khawas tobat dilakukan dengan riyadhah dengan Allah.Tobat ini dilakukan oleh para sufi
hingga mampu menggapai maqam yang lebih tinggi.

2. Zuhud

Zuhud secara harfiah berarti meninggalkan kesenangan dunia, atau tidak ingin sesuatu yang
bersifat duniawi dengan mengutamakan kehidupan ukhrawi. Zuhud terbagi menjadi 3
tingkatan:

1. Rendah menjauhkan diri agar tidak terlihat dari hukuman akhirat


2. Menjauhi dunia dengan menimbang imbalan diakhirat
3. Mengucilkan dunia bukan karena takut atau berharap, tetapi cinta kepada Allah
semata.

9
3. Wara

Wara secara harfiah berarti saleh, menjauhkan diri dari perbuatan dosa atau maksiat.
Sedangkan dalam pandagan sufi adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak jelas
hukumnya. Baik menyangkut makanan, pakaian, maupun persoalan lainnya. Orang orang
wara dibagi menjadi 3 tingkatan :

1. Orang yang menjauhkan diri dari syubhat


2. Orang yang menjauhkan diri dari sesuatu yang menjadi keraguan hati dan keganjalan
didada
3. Orang arif yang sanggup menghayati dengan hati nurani

4. Faqr

Faqr diartikan sebagai orang yang mebutuhkan dan memerlukan. Dalam al Quran, istilah ini
digunakan dengan mengacu pada dua makna:

1. Digunakan konteks social ekonomi


2. Dalam konteks eksistensi manusia.

Dalam pandangan sufi, Faqr diartikan tidak menuntut lebih banyak dari apa yang telah
dimiliki dan merasa puas dengan apa yang dimiliki sehingga tidak meminta sesuuatu yang
lain.

10

5. Sabar
Sabar secara harfiah, berarti tabah hati, menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah,
serta sabar dalam menerima segala cobaan yang ditimpahkan Tuhan kepadanya.

6. Tawakal

Tawakal secara harfiah berarti menyerahkan diri. Pengertian umum nya adalah pasrah dan
menyerahkan segalanya kepada Allah setelah melakukan rencana atau usaha.

7. Ridha

Ridha berarti rela, senang, dan suka. Sedangkan pengertian umumnya tidak menentang
qadha dan qodhar Allah, menerimanya dengan hati senang.

11

D. PENGERTIAN AHWAL

Hal adalah bentuk jama dari kata ahwal yang berarti suasana atau keadaan jiwa. Secara
termonologi ahwal berarti keadaan atau kondisi spiritual yang menguasai hati. Menurut
Harun Nasution, hal adalah keadaan mental seperti perasaan senang, sedih, takut, dan
sebagainya. Hal juga dapat diartikan suatu kondisi mental atau situasi kejiwaan yang
diperoleh seorang sufi sebagai karunia dari Allah .

Hal berlainan dengan maqam , hal ini bukan diperoleh atas usaha manusia, akan tetapi hal
didapat sebagai anugrah dan rahmat dari Tuhan yang bersifat sementara yang datang dan
pergi bagi seorang sufi dalam perjalanannya untuk mendekati Tuhan .

Berkenaan dengan hal, Abu Nashr at Thusi menyebutkan 9 macam hal yaitu al Muraqabah,
Al Mahabbah, Al khauf, Al Raja, Al Syauq, Al Uns, Al Thuma’nina, Al Musyahadah, Al
Yakin .

12

E. TAHAP TAHAP AHWAL DALAM TASAWUF


1. Al Muraqabah

Al muraqabah adalah suatu kondisi dimana orang memosisikan dirinya pada keadaan
waspada dan konsentrasi penuh. Selain itu, muraqabah dapat diartikan sebagai rasa
penyatuan diri dengan Tuhan, dengan alam, dan dengan diri sendiri.

2. Al Mahabbah
Mahabbah atau cinta, adalah suatu kondisi atau perasaan yang agung dimana orang yang
mencintai itu memberikan seluruh jiwannya kepada yang dicintai. Dalam Mahabbah
mengandung makna kemantapan sikap untuk selalu konsisten kepada apa yang ia cintai,
memikirkan yang ia cintai, serta rela berkorban apapun demi yang ia cintai.

3. Al Khauf

Khauf atau takut adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mengharapkan sesuatu yang
ia tidak harapan. Akan tetapi pada dasarnya, Khauf atau takut ini yang di maksudkan adalah
suatun perasaan takut yang timbul dari perbuataan yang dilakukan.

13

4. Al Raja’

Raja dapat di bilang kebalikan dari al Khauf. Kalau al Khauf merupakan perasaan takut
sesuatu akan terjadi, sedangkan Raja ini justru berharap sesuatu agar terjadi.

5. Al Syauq (perasaan rindu)

Syauq atau rindu adalah suatu kondisi dimana seorang merasa selalu ingin bertemu dengan
yang di rindukan atau dicintai.

6. Al Uns
Al Uns atau suka cita adalah kondisi dimana seorang merasa selalu berteman, tidak pernah
merasa sepi. Dalam hal ini al Uns dapat diartikan dengan keakrabaannya dengan Tuhan.

7. Al Thuma’ninah

Thuma’ninah atau rasa senang adalah suatu kondisi dimana seseorang merasakan
ketentraman hati karena terpengaruh oleh sesuatu yang lain.

8. Al Musyahadah

Musyahadah adalah suatu perasaan melihat Tuhan dengan mata hati, tanpa adanya keraguan
sedikitpun bagaikan melihat dengan mata kepala.

14

9. Al Yaqin

Al Yaqin mengandung 3 unsur yakni ‘ilm al yaqin, ‘ain al yakin, serta haqq al yaqin.

1. ‘Ilm al yaqin adalah sesuatu yang di anggap ada setelah adanya pembuktian .
2. ‘Ain al yaqin adalah sesuatu yang ada setelah di jelaskan.
3. Haqq al yaqin adalah seesuatu yang ada dengan sifat sifat yang sudah sesuai dengan
kenyataan.
Secara umum al yaqin dapat di jelaskan sebagai keyakinan yang kuat terhadap suatu
kebenaran dengan berdasarkan kesaksian dan kenyataan.
15

BAB PENUTUP

A. Kesimpulan
A. Aliran-aliran dalam tasawuf
Aliran aliran dalam tasawuf terbagi menjadi empat, yakni aliran tasawuf akhlaki, irfani,
amali dan falsafi.

Tasawuf akhlaki adalah adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan
kesucian jiwa yang diformulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah
laku yang ketat guna mencapai kebahagiaan yang optimal.

Tasawuf irfani adalah tasawuf yang berusaha menyingkap hakikat kebenaran (ma’rifat)
diperoleh dengan tidak melalui logika atau pemikiran tetapi melalui pemberian Tuhan.

Tasawuf amali yaitu tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara mendekatkan diri
kepada Allah SWT.

Tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi intuitif dan
rasional.
16

B.Pengertian maqamat
secara harfiah maqomat murapakan jamak dari kata maqom yang berarti tempat
berpijak atau pangkat mulia. Setelah ini selanjutnya digunakan untuk arti sebagai
jalan panjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada dekat dengan
Allah. Dalam bahasa inggris maqomat dikenal dengan istilah stages yang berarti
tangga.

C. beberapa Tahapan tahapan maqomat dalam tasawuf yaitu:


1. taubat
2 .zuhud
3. wara
4. faqr
5. sabar
6. tawakal
7. ridha

D. Pengertian Ahwal

hal secara harfiah adalah bentuk jamak dari ahwal yang berarti suasana atau keadaan jiwa.
Secara termonologi ahwal berarti keadaan atau kondisi spiritual yang menguasai hati.
Menurut Harun Nasution, hal adalah keadaan mental seperti perasaan senang, sedih, takut,
dan sebagainya. Hal juga dapat diartikan suatu kondisi mental atau situasi kejiwaan yang
diperoleh seorang sufi sebagai karunia dari Allah .

17
F. BEBERAPA TAHAP TAHAP AHWAL DALAM TASAWUF YAITU:
1. Al Muraqobah
2. Al Mahabbah
3. Al khauf
4. Al Raja’
5. Al Syauq (perasaan rindu)
6. Al Uns
7. Al Thuma’ninah
8. Al Musyahadah
9. Al Yaqin

18
DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), Hlm. 180-181.

Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: CV. Pustaka Setia,2009), Hlm.19.

Ibid., Hlm. 115-116.

Amin Syukur dan Masharudin, Intelektualisme Tasawuf Cetakan I (Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2002), Hlm. 47-48.

Abudin Nata, Op.Cit., Hlm. 45-49.

Amin Syukur dan Masharudin, Intelektualisme Tasawuf Cetakan I (Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2002), Hlm. 50.

Amin Syukur, Op.Cit. Hlm.51-52.

Hamka, Tasauf Perkembangan dan Pemurniannya (Jakarta: PT Pustaka Panjimas,


1993), Hlm. 70-71

Ibid., Hlm. 125-132.

Hamka, Op.Cit.,Hlm. 93.

19

Anwar, Rosihon. 2009. Akhlaq Tasawuf. Bandung: CV. Pustaka Setia

Asmaran . 1994. Penggantar Studi Tasawuf. Jakarta: Rajawali Press


Mas’ud, Ali. 2014. Akhlak tasawuf. Surabaya: UINSA Press

Nahrowi, Moenir. 2012. Menjelajahi eksistensi Tasawuf meniti jalan menuju Tuhan. Jakarta:
PT as-Salam Sejahtera

Nata, Abuddin. 1997. Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT Grafindo persada

20

Anda mungkin juga menyukai