Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TASAWUF AKHLAKI DAN TOKOH-TOKOHNYA

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK


MATA KULIAH

AKHLAK TASAWUF

DOSEN PENGAMPU : H. NUTHPATURAHMAN, M.Pd

1. MUHAMMAD IHSAN (21.14.3874) 11. MUHAMMAD SAUKI (21.03.0348)


2. IZZATIN NAFISAH (21.14.3884) 12. LAILATUS SA ADAH (21.14.3886)
3. MUHAMMAD DENNY FAHREVZA (21.14.3871) 13. FATMARATUL AZIZAH (21.14.3881)
4. FAHRAN (21.14.3868) 14. SARIYAH (21.14.3902)
5. MAULANA MUHAMMAD ANSHARI (21.14.3833) 15. M.PARISI YANI (21.03.0340)
6. AJIT MUSTAMI (21.14.3865) 16. M. IKHSANUL HIJRI (21.03.0339)
7. MUHAMMAD AFIF MA’RUF (21.03.0338) 17. FERRY AKHMADI (21.03.0336)
8. SYAHDI (21.14.3879) 18. FARIDA
9. RAHMAN EFFENDI (21.03.0341) 19. M. KOSNINDAR
10. MUHAMMAD ILHAM NOR (21.14.3875)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL WASHLIYAH

TARBIYAH/DAKWAH

TAHUN AKADEMIK 2022


KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan karunianya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Tasawuf Akhlaki
dan Tokoh-Tokohnya” ini dengan baik.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Bapa
H.Nuthpaturahman, M.Pd yang telah membimbing kami dengan penuh kesabaran
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Barabai, 14 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 1
BAB II TASAWUF AKHLAKI DAN TOKOH-TOKOHNYA.............. 2
A. Pengertian Tasawuf Akhlaki dan Tingkatannya............................ 2
B. Tokoh Sufi Yang Mengembangkan Tasawuf Akhlaki.................. 3
BAB III PENUTUP.................................................................................. 5
A. Kesimpulan.................................................................................... 5
B. Saran.............................................................................................. 5

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tasawuf adalah kajian pendekatan diri menuju ridha Allah dengan jalan pembersihan
diri, memerangi hawa nafsu, makrifat menuju keabadian, saling mengingatkan antar
manusia, berpegang teguh pada janji Allah SWT. dan mengikuti syariat Rasulullah
SAW.1 Menurut Rosihon Anwar dalam bukunya yang berjudul “Akhlak Tasawuf”
pendekatan tersebut memiliki tiga pendekatan; Tasawuf Akhlaki, Tasawuf Irfani, dan
Tasawuf Falsafi. Pertama adalah Tasawuf Akhlaki, yaitu membersihkan tingkah laku
untuk mencapai kebahagiaan hakiki. Tasawuf Akhlaki merupakan gabungan antara
ilmu tasawuf dengan ilmu akhlak. Tokoh yang terkenal dengan ajaran ini yaitu Hasan
al-Bas{ri. 2 Kedua adalah Tasawuf Irfani, yaitu ajaran tasawuf yang tidak hanya
membahas soal keikhlasan hubungan antar manusia, tetapi lebih jauh menetapkan
bahwa apapun yang diperbuat oleh manusia itu hakikatnya sama sekali tidak pernah
dilakukan, dan tidak ingin dipuji.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tasawuf akhlaki dan tingkatannya?
2. Siapa tokoh sufi yang mengembangkan tasawuf akhlaki?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tasawuf akhlaki dan tingkatannya
2. Untuk mengetahui tokoh sufi yang mengembangkan tasawuf akhlaki

BAB II

1
TASAWUF AKHLAKI DAN TOKOH-TOKOHNYA

A. Pengertian Tasawuf Akhlaki dan Tingkatannya

Tasawuf Akhlaki merupakan tasawuf yang berfokus pada perbaikan akhlak dan budi
pekerti, berupaya mewujudkan perilaku yang baik (Mahmudah) serta menghindarkan diri dari
sifat-sifat tercela (Mazmumah). Tasawuf akhlaki ini disebut juga dengan tasawuf sunni,
dikembangkan oleh para ulama salaf as-salih dengan menerapkan metode-metode tertentu.
Menurut para sufi, pengembangan tasawuf akhlaki dibangun sebagai dasar latihan
kerohanian dengan tujuan mensucikan hati dan mengendalikan hawa nafsu sampai ke titik
terendah. Sehingga nantinya tidak akan ada penghalang yang membatasi manusia dengan
Tuhannya. Nah, agar lebih mudah dalam mewujudkan ajaran Tasawuf Akhlaki ini, para sufi
menyusun beberapa tahapan sistem, yang meliputi Takhalli, Tahalli, dan Tajalli.

1.)Takhalli
Takhalli adalah tahapan pertama yang dilakukan oleh seorang sufi untuk membersihkan
(melepaskan) diri dari perilaku buruk, seperti berbuat maksiat, kecintaan kepada dunia yang
berlebihan, berprasangka su’udzon, ujub, hasad, riya, ghadab, dan sejenisnya. Sebagian sufi
berpendapat bahwa perbuatan maksiat merupakan najis maknawiyah yang bisa menghalangi
kedekatan hamba dengan Rabbnya. Oleh karena itu, sifat-sifat nafsu dalam diri harus dimusnakan
agar manusia tidak terjerumus ke dalam dosa. Namun imam Al-Ghazali mempunyai pendapat
lain. Menurutnya, selama hidup di dunia setiap manusia pasti membutuhkan nafsu. Bukan untuk
melakukan hal-hal buruk, tapi nafsu diperlukan demi menjaga keharmonisan keluarga, membela
harga diri, dan hal-hal positif lainnya.

2.)Tahalli
Setelah membersihkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela,tahapan berikutnya yang perlu
dilakukan adalah pengisian jiwa atau disebut Tahalli. Pada tahap ini, seorang sufi diharuskan
membiasakan diri dengan akhlak-akhlak terpuji sabar, ikhlas, ridha, taubat, dan sebagainya.
Selain itu, juga menjalankan ketentuan syariat agama, seperti sholat, puasa, zakat, membaca Al-
Quran, dan berhaji bila mampu. Dengan demikian, apabila seseorang telah terbiasa melakukan
perbuatan-perbuatan mulia, taat dan beriman kepada Allah SWT maka lama-kelamaan hati pun
akan menjadi bersih.

2
•Tajalli
Tahap yang terakhir adalah Tajalli yang berarti tersingkapnya nur ghaib. Di tahap ini, seorang
sufi benar-benar menanamkan rasa cinta kepada Allah SWT di dalam hatinya. Tujuannya agar
perilaku-perilaku baik yang telah dilakoni pada tahap Tahalli tidak luntur begitu saja, dan bisa
terus berkelanjutan. Ritual Tajalli biasanya dilakukan dengan cara bermunajat kepada Allah
SWT, yaitu memuja dan memuji keagungan Allah SWT. Kemudian bermusahabah (merenungi
dosa-dosa yang telah diperbuat), muraqabah (merasa jiwa selalu diawasi oleh Allah SWT),
Tafakkur (merenungi kekuasaan Allah dalam menciptakan alam semesta), serta memperbanyak
amalan dizikir.

B. Tokoh Sufi yang Mengembangkan Tasawuf Akhlaki

Tasawuf Akhlaki pertama kali berkembang di pertengahan abad


kedua hingga abad keempat hijriyah. Adapun tokoh-tokoh sufi yang tergabung dalam tasawuf ini ,
meliputi Hasan Al-Bashri, Imam Abu Hanifa, al-Junaidi al-Bagdadi, al-Qusyairi, as-Sarri as-Saqeti,
dan al-Harowi. Selanjutnya di abad kelima hijriyah, imam Al Ghozali, Al Harawi, dan Al Qusyairi
mulai mengadakan pembaharuan dengan mengembalikan dasar-dasar tawasuf yang sesuai dengan
Al Quran dan as Sunnah.
Berikut ini beberapa tokoh yang paling berpengaruh dalam pengembangan tasawuf akhlaki:

1. Hasan Al-Basri (21 H- 110 H)


Hasan Al-Bashri memiliki nama lengkap Abu Said Al-Hasan bin Yasar, adalah seorang zahid dari
kalangan tabiin yang lahir di Madinah pada tahun 21 Hijriyah. Beliau merupakan pelopor utama
yang mulai memperluaskan ilmu-ilmu kebatinan dan kesucian jiwa. Menurut pandangannya,
tasawuf merupakan ajaran untuk menanamkan rasa takut (baik itu takut akan dosa-dosa, takut tidak
mampu memenuhi perintah dan larangan Allah, takut akan ajal atau kematian ) di dalam diri setiap
hamba dan senantiasa mengingat Allah SWT. Beliau berpendapat bahwa dunia adalah ladang
beramal, banyak duka cita di dunia dapat memperteguh amal sholeh.

2. Al-Muhasibi (165 H – 243 H)


Al-Muhasibi memiliki nama lengkap Abu Abdillah Al-Harist bin Asad Al-Bashri Al- Baghdadi Al-
Muhasibi. Beliau lahir di Bashroh, Irak pada tahun 165 Hijriyah. Menurut beliau, tasawuf berarti

3
ilmu yang mengajarkan untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT, menjalankan kewajiban sebagai
seorang hamba dan meneladani akhlak Rasulullah Saw. Beliau juga berpendapat ada 3 hal yang
perlu ditekankan untuk membersihkan jiwa dan mencapai jalan keselamatan, yaitu melalui Ma’rifat
(Mengenal Allah SWT dengan mata hati), Khauf (rasa takut), dan Raja’ ( pengharapan).

3. Al-Qusyairi (376 H- 465 H)


Al-Qusyairi memiliki nama lengkap ‘Abdul Karim bin Hawazim. Beliau lahir di kawasan Nishafur
pada tahun 465 Hijriyah, dimana beliau ini merupakan seorang ulama yang ahi dalam berbagai
disiplin ilmu pada masanya. Ajaran tasawuf Al-Qusyairi didasarkan pada doktrin Ahlusunnah Wal
Jama’ah dan berlandasakan ketauhidan. Beliau mengadakan pembaharuan di ajaran tasawuf,
dengan menentang keras doktrin-doktrin aliran Karamiyah, Syi’ah, Mu’tazilah, dan Mujassamah.
Ia juga menjelaskan pembeda antara dzahir dan bathil, serta syariat dan hakikat. Menurutnya, tidak
haram jika seseorang menikmati kesenangan dunia, asalkan tetap berpegang teguh kepada Al-
Qur’an dan Assunnah.

4. Al-Ghazali (450 H – 505 H)


Al-Ghazali memiliki nama lengkap Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Ahmad al-
Thusi. Beliau lahir di kota Khurasan, Iran pada tahun 450 Hijriyah. Di masa hidupnya, Al Ghazali
merupakan seorang ahli ilmu yang dikagumi oleh banyak ulama besar. Beliau juga dikenal sebagai
seorang Sufi, Filosof, Fuqoha (ahli fiqh), dan Mutakallim. Beliau juga memiliki banyak gelar, salah
satunya Hujjah al-islam yang diperolehnya dari kerajaan Bani Saljuk. Seperti halnya Al-Qusyairi,
Al-Ghazali juga berupaya mengembalikan ajaran tasawuf yang sesuai syariat agama dan bersih dari
aliran-aliran asing yang menyesatkan islam, dengan berpedoman pada Al Quran dan As sunnah
(Ajaran Rasulullah Saw). Tasawuf Al-Ghazali lebih kepada penekanan pendidikan moral, dimana
seseorang dianjurkan memperdalam ilmu aqidah dan syariat terlebih dahulu sebelum mempelajari
ketasawufan.

BAB III
PENUTUP

4
A. Kesimpulan
Itulah sedikit ulasan mengenai ajaran tasawuf akhlaki. Yang perlu kita pahami, bahwa
memang penting bagi seorang hamba mendekatkan diri kedapa Allah SWT. Namun bukan
berarti kita melalaikan urusan di dunia. Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja sebagai
upaya memenuhi kebutuhan hidup, sebagai firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 105:
“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (At-Taubah: 105).

B. Saran
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

5
https://dalamislam.com/akhlaq/tasawuf-akhlaki diakses
dibarabai pada tanggal 14 oktober 2022, pukul 09.34

6
7

Anda mungkin juga menyukai