AKHLAK TASAWUF
TARBIYAH/DAKWAH
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 1
BAB II TASAWUF AKHLAKI DAN TOKOH-TOKOHNYA.............. 2
A. Pengertian Tasawuf Akhlaki dan Tingkatannya............................ 2
B. Tokoh Sufi Yang Mengembangkan Tasawuf Akhlaki.................. 3
BAB III PENUTUP.................................................................................. 5
A. Kesimpulan.................................................................................... 5
B. Saran.............................................................................................. 5
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tasawuf adalah kajian pendekatan diri menuju ridha Allah dengan jalan pembersihan
diri, memerangi hawa nafsu, makrifat menuju keabadian, saling mengingatkan antar
manusia, berpegang teguh pada janji Allah SWT. dan mengikuti syariat Rasulullah
SAW.1 Menurut Rosihon Anwar dalam bukunya yang berjudul “Akhlak Tasawuf”
pendekatan tersebut memiliki tiga pendekatan; Tasawuf Akhlaki, Tasawuf Irfani, dan
Tasawuf Falsafi. Pertama adalah Tasawuf Akhlaki, yaitu membersihkan tingkah laku
untuk mencapai kebahagiaan hakiki. Tasawuf Akhlaki merupakan gabungan antara
ilmu tasawuf dengan ilmu akhlak. Tokoh yang terkenal dengan ajaran ini yaitu Hasan
al-Bas{ri. 2 Kedua adalah Tasawuf Irfani, yaitu ajaran tasawuf yang tidak hanya
membahas soal keikhlasan hubungan antar manusia, tetapi lebih jauh menetapkan
bahwa apapun yang diperbuat oleh manusia itu hakikatnya sama sekali tidak pernah
dilakukan, dan tidak ingin dipuji.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tasawuf akhlaki dan tingkatannya?
2. Siapa tokoh sufi yang mengembangkan tasawuf akhlaki?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tasawuf akhlaki dan tingkatannya
2. Untuk mengetahui tokoh sufi yang mengembangkan tasawuf akhlaki
BAB II
1
TASAWUF AKHLAKI DAN TOKOH-TOKOHNYA
Tasawuf Akhlaki merupakan tasawuf yang berfokus pada perbaikan akhlak dan budi
pekerti, berupaya mewujudkan perilaku yang baik (Mahmudah) serta menghindarkan diri dari
sifat-sifat tercela (Mazmumah). Tasawuf akhlaki ini disebut juga dengan tasawuf sunni,
dikembangkan oleh para ulama salaf as-salih dengan menerapkan metode-metode tertentu.
Menurut para sufi, pengembangan tasawuf akhlaki dibangun sebagai dasar latihan
kerohanian dengan tujuan mensucikan hati dan mengendalikan hawa nafsu sampai ke titik
terendah. Sehingga nantinya tidak akan ada penghalang yang membatasi manusia dengan
Tuhannya. Nah, agar lebih mudah dalam mewujudkan ajaran Tasawuf Akhlaki ini, para sufi
menyusun beberapa tahapan sistem, yang meliputi Takhalli, Tahalli, dan Tajalli.
1.)Takhalli
Takhalli adalah tahapan pertama yang dilakukan oleh seorang sufi untuk membersihkan
(melepaskan) diri dari perilaku buruk, seperti berbuat maksiat, kecintaan kepada dunia yang
berlebihan, berprasangka su’udzon, ujub, hasad, riya, ghadab, dan sejenisnya. Sebagian sufi
berpendapat bahwa perbuatan maksiat merupakan najis maknawiyah yang bisa menghalangi
kedekatan hamba dengan Rabbnya. Oleh karena itu, sifat-sifat nafsu dalam diri harus dimusnakan
agar manusia tidak terjerumus ke dalam dosa. Namun imam Al-Ghazali mempunyai pendapat
lain. Menurutnya, selama hidup di dunia setiap manusia pasti membutuhkan nafsu. Bukan untuk
melakukan hal-hal buruk, tapi nafsu diperlukan demi menjaga keharmonisan keluarga, membela
harga diri, dan hal-hal positif lainnya.
2.)Tahalli
Setelah membersihkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela,tahapan berikutnya yang perlu
dilakukan adalah pengisian jiwa atau disebut Tahalli. Pada tahap ini, seorang sufi diharuskan
membiasakan diri dengan akhlak-akhlak terpuji sabar, ikhlas, ridha, taubat, dan sebagainya.
Selain itu, juga menjalankan ketentuan syariat agama, seperti sholat, puasa, zakat, membaca Al-
Quran, dan berhaji bila mampu. Dengan demikian, apabila seseorang telah terbiasa melakukan
perbuatan-perbuatan mulia, taat dan beriman kepada Allah SWT maka lama-kelamaan hati pun
akan menjadi bersih.
2
•Tajalli
Tahap yang terakhir adalah Tajalli yang berarti tersingkapnya nur ghaib. Di tahap ini, seorang
sufi benar-benar menanamkan rasa cinta kepada Allah SWT di dalam hatinya. Tujuannya agar
perilaku-perilaku baik yang telah dilakoni pada tahap Tahalli tidak luntur begitu saja, dan bisa
terus berkelanjutan. Ritual Tajalli biasanya dilakukan dengan cara bermunajat kepada Allah
SWT, yaitu memuja dan memuji keagungan Allah SWT. Kemudian bermusahabah (merenungi
dosa-dosa yang telah diperbuat), muraqabah (merasa jiwa selalu diawasi oleh Allah SWT),
Tafakkur (merenungi kekuasaan Allah dalam menciptakan alam semesta), serta memperbanyak
amalan dizikir.
3
ilmu yang mengajarkan untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT, menjalankan kewajiban sebagai
seorang hamba dan meneladani akhlak Rasulullah Saw. Beliau juga berpendapat ada 3 hal yang
perlu ditekankan untuk membersihkan jiwa dan mencapai jalan keselamatan, yaitu melalui Ma’rifat
(Mengenal Allah SWT dengan mata hati), Khauf (rasa takut), dan Raja’ ( pengharapan).
BAB III
PENUTUP
4
A. Kesimpulan
Itulah sedikit ulasan mengenai ajaran tasawuf akhlaki. Yang perlu kita pahami, bahwa
memang penting bagi seorang hamba mendekatkan diri kedapa Allah SWT. Namun bukan
berarti kita melalaikan urusan di dunia. Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja sebagai
upaya memenuhi kebutuhan hidup, sebagai firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 105:
“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (At-Taubah: 105).
B. Saran
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
5
https://dalamislam.com/akhlaq/tasawuf-akhlaki diakses
dibarabai pada tanggal 14 oktober 2022, pukul 09.34
6
7