Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEDUDUKAN DAN TUJUAN TASAWUF DALAM ISLAM

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlaq Tasawuf

Dosen Pengampu : Alam Tarlam, M. Ag

Disusun Oleh :

Kiki Rizki Awaliya

Rifa Shopiatin

Uripah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA
SUBANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan hidayah-
Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira
besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kedudukan
dan Tujuan Tasawuf Dalam Islam”

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-
besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang
telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.

Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa
memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih
baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa
kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang
tidak disadari oleh penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Karawang, 2 November 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................I

DAFTAR ISI............................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................1

C.   Tujuan........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. Pengertian Tasawuf......................................................................................................2

B. Kedudukan Tasawuf dalam Islam................................................................................3

C. Tujuan Tasawuf dalam Islam.......................................................................................4

BAB III PENUTUP..................................................................................................................5

A. Kesimpulan..................................................................................................................5

B. Saran............................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ajaran Tasawuf dalam Islam, memang tidak sama kedudukan hukumnya dengan
rukun-rukun Iman dan rukun-rukun Islam yang sifatnya wajib, tetapi ajaran Tasawuf
bersifat sunnat. Maka Ulama Tasawuf sering menamakan ajarannya dengan istilah
“Fadailu al-A’mal” (amalan-amalan yang hukumnya lebih afdal), tentu saja
maksudnya amalan sunnat yang utama.

Memang harus diakui bahwa tidak ada satupun ayat atau Hadith yang memuat
kata Tasawuf atau Sufi, karena istilah ini baru timbul ketika Ulama Tasawuf berusaha
membukukan ajaran itu, dengan bentuk ilmu yang dapat dibaca oleh orang lain.
Upaya Ulama Tasawuf memperkenalkan ajarannya lewat kitab-kitab yang telah
dikarangnya sejak abad ketiga Hijriyah, dengan metode peribadatan dan istilah-istilah
(simbol Tasawuf) yang telah diperoleh dari pengalaman batinnya, yang memang
metode dan istilah itu tidak didapatkan teksnya dalam Al-Qur’an dan Hadith. Oleh
karena itu, makalah ini akan membahas tentang pengertian, kedudukan dan tujuan
tasawuf dalam Islam.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Apa pengertian tasawuf?

2.  Bagaimana kedudukan tasawuf dalam Islam?

3. Apa saja tujuan tasawuf dalam Islam?

C.   Tujuan

Adapun tujuannya sebagai berikut :

1)      Untuk mengetahui apa pengertian tasawuf.

2)      Untuk mengetahui bagaimana kedudukan tasawuf dalam Islam.

3)      Untuk mengetahui apa saja tujuan tasawuf dalam Islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf

Secara etimologi, kata tasawuf berasal dari bahasa Arab, yaitu tashawwafa,
yatashawwafu, tashawwufan. Ulama berbeda pendapat dari mana asal-usulnya. Ada
yang mengatakan dari kata Shuf (bulu domba), shaff (barisan), shafa’ (jernih),
dan shuffah (serambi Masjid Nabawi yang ditempati oleh sebagian sahabat Rasulullah
SAW). Ada yang menisbahkan tasawuf berasal dari Bahasa Yunani, yaitu shopos.
Istilah ini disamakan maknanya dengan kata hikmah yang berarti kebijaksanaan. Dari
segi kebahasaan, tasawuf menggambarkan keadaan yang selalu berorientasi kepada
kesucian jiwa, mengutamakan panggilan Allah, berpola hidup sederhana,
mengutamakan kebenaran, dan rela berkorban demi tujuan yang lebih mulia.

Berkenaan dengan pengertian tasawuf tersebut, berikut ini pendapat Kyai


Achmad.

“Tasawuf adalah pengetahuan tentang semua bentuk tingkah laku jiwa


manusia, baik yang terpuji maupun tercela; kemudian, bagaimana membersihkannya
dari yang tercela itu dan menghiasinya dengan yang terpuji, bagaimana menempuh
jalan kepada Allah dan berlari secepatnya menuju pada Allah.” 

Menurut Kyai Achmad, secara substansial tasawuf mengandung dua ajaran


penting. Pertama, tasawuf mengajarkan cara pembersihan jiwa dari sifat-sifat
tercela/merusak dan mengisi atau menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji, sehingga
menimbulkan pengaruh-pengaruh positif pada jiwa seseorang. Kedua, tasawuf
mengajarkan cara/jalan yang ditempuh untuk menjadikan jiwa tersebut bisa sampai
kepada Allah secepat mungkin. Dengan kata lain, tasawuf sebenarnya mengajarkan
tentang materi dan cara memempuhnya.

Menurut Syaikh Islam Zakaria Al-Anshari: “Tasawuf ialah ilmu yang


menerangkan cara-cara mensuci bersih jiwa, memperbaiki akhlak, dan membina
kesejahteraan lahir serta batin untuk mencapai kebahagiaan yang abadi.” Menurut H.
M. Amin Syukur: “Tasawuf ialah system latihan dengan kesungguhan untuk

2
mebersihkan, mempertinggi dan memperdalam aspek kerohanian dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub) sehingga segala perhatian hanya tertuju
kepada-Nya.”

Jadi, dapat disimpulakan bahwa tasawuf ialah usaha melatih jiwa yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh, yang dapat membebaskan manusia dari
pengaruh kehidupan duniawi untuk bertaqarrub kepada Tuhan sehingga jiwanya
memjadi bersih, mencerminkan akhlak mulia dalam kehidupannya, dan menemukan
kebahagiaan spiritualitas.

B. Kedudukan Tasawuf dalam Islam

Setiap agama memiliki potensi untuk melahirkan bentuk keagamaan yang bersifat
mistik. Dalam Islam, keagamaan yang bersifat mistik itu dikenal dengan nama
tasawuf. Kaum orientalis menyebutnya sufisme. Dengan tasawuf, rasa kasih dan
sayang akan selalu bersemi. Hal itu dikarenakan tasawuf merupakan elemen yang
tidak mengabaikan hati.

Adapun kedudukan tasawuf dalam ajaran Islam adalah sebuah bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam itu sendiri. Karena memang dasar rujukan
dalam tasawuf adalah al-Qur’an, al-Sunnah dan al-Atsar (peninggalan) para ulama
terpercaya. Meskipun terdapat beberapa pendapat yang mengatakan bahwa hal itu
tidak termasuk bagian integral dari ajaran Islam, dengan mengemukakan argumentasi
sebagai berikut: 1) Tidak terdapat satupun kata Tasawuf dan Sufi dalam Al-Qur’an
maupun Hadith. 2) Banyak istilah Tasawuf yang sering digunakan oleh Sufi, tidak
ditemukan dalam Al-Qur’an dan Hadith. 3) Timbulnya istilah Tasawuf  dan Sufi
beserta dengan ajarannya, baru dikenal pada abad ketiga Hijriyah dan 4) Ajaran
Tasawuf yang diamalkan oleh orang Islam, mirip dengan ajaran Mistik yang telah
diamalkan oleh umat terdahulu.

Terlepas dari itu, Intisari dari sufisme adalah kesadaran akan adanya
komunikasi rohaniah antara manusia dan Tuhan. Bahkan dalam sejarah
perkembangan Islam secara menyeluruh, tasawuflah yang paling banyak merebut
perhatian dan hati masyarakat. Kajian-kajian tasawuf tidak lain adalah mementingkan
aktivitas untuk kebersihan batin dan kesucian jiwa, mementingkan aktivitas untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub) dan sampai kepada-Nya. Dengan

3
demikian, seluruh dimensi hidup dipenuhi dengan keadaan jiwa yang selalu berdzikir
mulai dari lisan, anggota tubuh, peredaran darah, pikiran (akal/rasio), dan perasaan
(hati serta keseluruhan aspek kejiwaan). Inilah yang membuat hidup seseorang selalu
istiqamah, stabil, penuh dengan motivasi dan optimis. 

Secara Hierarki dan kedudukannya dalam ilmu – ilmu islam, tasawuf berada
pada tingkatan pembentukan akhlak dan karakter manusia untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Tasawuf adalah aspek ajaran Islam yang paling penting karena
peranan tasawuf merupakan jantung atau urat nadi pelaksanaan ajaran – ajaran Islam.
Tasawuf inilah yang merupakan kunci kesempurnaan amaliah ajaran Islam. Memang,
di samping aspek tasawuf dalam Islam  ada aspek lain, yaitu akidah dansyariah.
Dengan kata lain, yang di maksud ad – din (agama) terdiri atas Islam, iman, dan
ihsan, dan ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan.

Jadi kedudukan tasawuf dalam syari`at Islam. Pertama, sebagai metode atau


jalan untuk mendapatkan kelezatan dalam beribadah, karena tasawuf dipandang
sebagai salah satu metode untuk mendapatkan hal tersebut, sehingga kelezatan ibadah
tidak akan didapat apabila orang-orang muslim tidak bertasawuf. Kedua, sebagai
metode untuk mencapai derajat ihsan, karena tasawuf mempunyai sumber dan
landasan yang kokoh, kuat dari ajaran Islam. Ketiga, tasawuf sebagai sarana
memperkuat mental, ketabahan dalam beribadah. Keempat, tasawuf sebagai landasan
dalam mengaplikasikan rasa syukur baik syukur secara lisan, tingkah laku atau
kemantapan hati dalam melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala
larangan Allah. Dan Kelima, tasawuf sebagai ruang untuk menilai dan mempelajari
serta menelaah kelemahan diri didalam melaksanakan kewajiban atau perbuatan baik
dan kesukaran dalam menjauhi serta meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Islam.

C. Tujuan Tasawuf dalam Islam

Ada beberapa tujuan dari tasawuf. Menurut A. rivay Siregar, secara umum tujuan
terpenting dari sufi adalah berada sedekat mungkin dengan Allah. Akan tetapi, apabila
memperhatikan karakteristik tasawuf secara umum terlihat adanya tiga sasaran
“antara” dari tasawuf, yaitu sebagai berikut. Pertama, tasawuf yang bertujuan
pembinaan aspek moral. Aspek ini meliputi mewujudkan kestabilan jiwa yang
berkesinambungan, penguasaan dan pengendalian hawa nafsu sehingga manusia
konsisten kepada keluhuran moral. Kedua, tasawuf yang bertujuan ma’rifatullah

4
melalui penyimpakapan langsung. Ketiga, tasawuf yang bertujuan membahas
bagaimana sistem pengenalan dan pendekatan diri kepada Allah.

Tujuan akhir dari sufisme adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak
mutlak Tuhan, karena dialah penggerak utama dari semua kejadian di ala mini dan
penanggalan secara total semua keinginan pribadi dan melepas diri dari sifat-sifat
buruk yang berkenaan dengan kehidupan duniawi serta pemusatan diri pada
perenungan terhadap Tuhan semata, tiada yang dicari kecuali dia. Dengan demikian,
dapat diketahui bahwa ilmu tasawuf merupakan tuntunan yang dapat menyampaikan
manusia mengenal Allah dengan sebenar-benarnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tasawuf ialah usaha melatih jiwa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, yang
dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan duniawi untuk bertaqarrub
kepada Tuhan sehingga jiwanya memjadi bersih, mencerminkan akhlak mulia dalam
kehidupannya, dan menemukan kebahagiaan spiritualitas.
Setiap agama memiliki potensi untuk melahirkan bentuk keagamaan yang
bersifat mistik. Dalam Islam, keagamaan yang bersifat mistik itu dikenal dengan
nama tasawuf. Kaum orientalis menyebutnya sufisme. Kajian-kajian tasawuf tidak
lain adalah mementingkan aktivitas untuk kebersihan batin dan kesucian jiwa,
mementingkan aktivitas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub) dan
sampai kepada-Nya.
Tujuan akhir dari sufisme adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak
mutlak Tuhan, karena dialah penggerak utama dari semua kejadian di ala mini dan
penanggalan secara total semua keinginan pribadi dan melepas diri dari sifat-sifat
buruk yang berkenaan dengan kehidupan duniawi serta pemusatan diri pada
perenungan terhadap Tuhan semata, tiada yang dicari kecuali dia.

B. Saran
Kami mengharapkan kepada pembaca untuk lebih mempelajari secara mendalam
tentang kedudukan dan tujuan tasawuf dalam islam, karena kami merasa makalah ini
kurang lengkap dan kurang sempurna. Untuk itu kami sebagai pemapar makalah

5
sangat mengharabkap kritikan atau saran dari kawan-kawan demi membaiknya
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim Mahmud, 2001, Tasawuf di Dunia Islam, Bandung: Pustaka Setia.

Achmad Siddiq, 1999, Menghidupkan Ruh Pemikiran,  Jakarta.

Samsul Munir Amin, 2017, Ilmu Tasawuf, ed. 1, cet. 4, Jakarta: Amzah.

Syamsun Ni’am, 2008, The Wisdon of K.H. Achmad Siddiq: Membumkan Tasawuf,


Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai