Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pengertian Tasawuf, Ilmu Tasawuf, Ruang Lingkup, Objek Kajian Tasawuf


Dan Urgensi Mempelajari Tasawuf

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur kelompok dalam Mata
Kuliah Tasawuf

Oleh: Kelompok 1

Hanif Ramadhani : 2122464

Rocky Jordi : 2122472

Al Ikhsan : 2122481

Dosen Pengampu:

Melfa Nelodi, S.Ag., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK


BUKITTINGGI

TAHUN AKADEMIK 2022/2023 M


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji syukur kami ucapkan kepada Allah S.W.T. Atas rahmat dan

karunia- Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah Mata Kuliah

Tasawuf tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Baginda

Rasulullah SAW yang mana beliau merupakan seorang pemimpin yang paling

sukses di antara para Nabi dan Rosul. Kami berharap makalah ini dapat

bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru

setelah membaca makalah ini.

Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, maka kami sangat menghargai saran dan kritik dari pembaca yang

tentunya menjadi koreksian bagi kami untuk memperbaiki penulisan makalah

kami kedepannya. Apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah

ini, kami selaku penulis mohon maaf. Demikianlah yang dapat kami sampaikan,

semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bukittinggi, 4 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I :PENDAHULUAN

A. Latar belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf .............................................................................. 3

B. Pengertian Ilmu Tasawuf ..................................................................... 5

C. Ruang Lingkup tasawuf ....................................................................... 5

D. Objek kajian tasawuf ............................................................................ 6

E. Urgensi Tasawuf ................................................................................. 8

BAB III : PENUTUP

A Kesimpulan .......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tasawuf adalah suatu ilmu yang mengarah pada aspek rohani

manusia yang dapat menumbuhkan sikap yang mulia. Islam merupakan

agama yang bersifat universal dan mencakup berbagai kebutuhan manusia,

selain itu islam juga menghendaki kebersihan lahiriah dan kebersihan

batiniah, karena penilaian yang sesungguhnya dalam Islam ada pada

aspek batinnya. Dapat dilihat pada salah satu syarat diterimanya amal

ibadah, yang harus disertai dengan niat.

Melalui studi tasawuf kita dapat mengetahui cara-cara melakukan

pembersihan diri dan cara mengamalkannya dengan benar. Dari

pengetahuan ini hendaknya kita dapat tampil sebagai orang yang pandai

mengendalikan diri pada saat berinteraksi dengan orang lain, atau saat

melakukan berbagai aktivitas dunia yang menuntut kejujuran, keikhlasan,

tanggung jawab, kepercayaan dan sebagainya. Dari suasana yang

demikian, tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan

moral seperti manipulasi, korupsi, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan dan

kesempatan, penindasan.

Maka pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai

tasawuf yang mencakup pengertian, ilmu tasawuf, objek kajian serta

urgensinya.

1
B. Rumusan Masalah

Di sini kami memaparkan beberapa rumusan masalah yang akan

menjadi pembahasan dalam makalah ini, yaitu :

1. Apa Pengertian tasawuf ?

2. Apa pengertian ilmu tasawuf ?

3. Apa saja ruang lingkup tasawuf ?

4. Apa objek kajian tasawuf ?

5. Apa saja yang termasuk dalam urgensi tasawuf ?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan maslah tersebut, maka tujuan

penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui Pengertian tasawuf

2. Untuk mengetahui pengertian ilmu tasawuf

3. Untuk mengetahui ruang lingkup tasawuf

4. Untuk mengetahui objek kajian tasawuf

5. Untuk mengetahui urgensi tasawuf

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf

Secara etimologis (kebahasaan) sebagian ada yang berpendapat

kata tasawuf atau sufi diambil dari kata shaff, yang berarti saf atau baris.

Dikatakan demikian, karena sufi sefalu berada pada baris pertama dalam

shalat. Ada juga yang mengatakan berasal dari kata shafa yang berarti

bersih. Karena hatinya selalu dihadapkan ke hadirat Allah Swt., dan

bentuk Jama' (plural)-nya adalah shaffi, bukan shufi.1

Secara istilah (terminologis) ada banyak pengertian yang

dimunculkan di sini. Abu al-Hasan asy-Syadzili (1258 M), guru spiritual

terkenal dari Afrika Utara-sebagaimana dikutip Fadhlalla Haeri-

mengartikan, tasawuf sebagai "praktik-praktik amalan clan latihan dalam

diri seseorang melalui ibadah clan penyembahan lain guna mengembalikan

diri kepada Allah Swt."

At-Taftazani juga mencoba memberikan definisi yang hampir

mencakup seluruh unsur substansi dalam tasawuf sebagai "sebuah

pandangan filosofis kehidupan yang bertujuan mengembangkan moralitas

jiwa manusia yang dapat direalisasikan melalui latihan-latihan praktis

tertentu (riyadliyyat 'amaliyyah mu'ayyanah) yang mengakibatkan larutnya

perasaan dalam hakikat transendental (al-haqiqat al-asma). Dengan

demikian, bila dikaji lebih mendalam, pada hakikatnya tasawuf itu

1
Syamsun- Ni' am, Tasawuf Studies Hal. 24

3
mengandung dua prinsip. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh 'Abd ar-

Rahman Badawi dalam kitabnya, Tarikh at-Tashawwuf al-Islami, Dua hal

tersebut adalah pertama, pengalaman batin dalam hubungan langsung

antara seorang hainba dengan Tuhan, dengan cara tertentu di luar logika

akal, yaitu dengan bersatunya subjek dengan objek yang menyebabkan

yang bersangkutan "dikuasai" gelombang kesadaran seakan dilimpahi

cahaya yang menghanyutkan perasaan, sehingga tampak baginya suatu

kekuatan gaib menguasai diri dan menjalar di segenap jiwa raganya.

Kedua, dalam tasawuf, "kesatuan" Tuhan dengan hamba adalah sesuatu

yang memungkinkan, sebab jika tidak, tasawuf akan berwujud sekadar

moralitas keagamaan. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan

terhadap wujud absolut yang merupakan satu-satunya wujud yang nyata.

Komunikasi dan hubungan langsung dengan Tuhan berlaku dalam taraf-

taraf yang berbeda hingga mencapai "kesatuan paripurna'', yaitu tidak ada

yang "terasa'' kecuali Yang Esa.2

Masih ada banyak pengertian yang dimunculkan oleh para ahli

terkait dengan tasawuf, disini kami menyimpulkan secara sederhana

tasawuf adalah "Tasawuf adalah memilih jalan hidup secara zuhud,

menjauhkan diri dari perhiasan hidup dalam segala bentuknya. Tasawuf itu

adalah bermacam-macam ibadah, wirid-an lepas, berjaga di waktu malam

dengan memperbanyak shalat dan wirid, sehingga lemahlah unsur

2
'Abd ar-Rahman Badawi, Tarikh at-Tasawwuf al-Jslami Hal. 18-19.

4
jasmaniah dalam diri seseorang dan semakin kuatlah unsur ruhaniah atau

jiwanya.

B. Pengertian Ilmu Tasawuf

Tasawuf adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara dan jalan

bagaimana seseorang dekat dengan Tuhan. Secara Etimilogi kata Tasawuf

berasal dari Kata : Ahlaussuffah , Yakni orang- orang yang ikut berpindah

Bersama dengan Nabi Muhammad SAW. Dari Mekkah ke Madinah. Shafi

dan Shafiyyun artinya suci. Dan Shuf artinya Kain wol kasar yang terbuat

dari bulu, Maksudnya kaum Shufi sering memakai kain wol kasar sebagai

symbol kesederhanaan. Pada dasarnya tasawuf adalah ilmu yang

mempelajari tentang cara-cara membersihkan hati dari berbagai macam

penyakit, mengisinya dengan sifat-sifat terpuji melalui Mujahadah dan

riyadhah, sehingga merasakan kedekatan dengan Allah dalam hatinya dan

merasakan kehadiran Allah dalam dirinya, dan dapat melihat Allah dengan

mata hatinya, sehingga dapat tampil sebagi sosok pribadi yang luhur. 3

C. Ruang Lingkup Tasawuf

Meskipun dikatakan bahwa kata Sufi atau Tasawuf tidak pernah

ditemukan dalam Al- Qur’an maupun Hadis, namun apabila kita selidiki

secara mendalam pada ayat- ayat Al- Qur’an dan Hadis tersebut banyak

kita temukan bahwa Tasawuf dalam islam adalah pangkal ajaran Islam.

Pada dasarnya, Tasawuf bertugas membahas soal-soal yang bertalian

3
Fahrudin, Tasawuf seabagi upaya pembersihan hati guna mencapai pendekatan denga allah,
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 14, No. 1. 2016

5
dengan akhlak dan budi pekerti, bertalian dengan hati, yaitu dengan cara

Ikhlas, Khusyu’, Tawadhu’, Muraqabah, Mujahadah, Sabar, Ridha,

Tawakkal, dan seluruh sifat terpuji lainnya.4

Jadi, nilai-nilai, cara hidup, dan kehidupan dalam hubungan

sesama manusia terutama hubungan dengan Tuhan. Aspek-aspek dalam

Tasawuf sangatlah penting, khususnya dalam segi Aqidah.

Hal tersebut juga dikuatkan dengan pendapat Imam Malik yang

dikutip oleh Mustafa Zahri :

“Barangsiapa berfiqih saja tanpa bertasawuf niscaya ia akan berlaku

fasik ( tidak baermoral ) dan barang siapa yang bertasawuf tanpa berfiqih

tanpa bertasawuf, maka niscaya ia berlaku sindik ( Penyeleweng Agama

dan barang siapa yang melakukan kedua- duanya, maka itulah golongan

islam yang hakiki “.5

D. Objek Kajian

Tasawuf adalah aspek rohani. cara pendekatan juga dengan

ruhaniah. Ada tiga unsur dalam diri manusia, yaitu ruh, akal, dan jasad.

Kemuliaan manusia dibandingkan dengan makhluk lain adalah ruh.

Al- Hakim at- Tarmidzi (255- 320 H), seorang toko sufi khurasan,

menjelaskan bahwa objek dan sasaran kajian tasawuf terdiri dari empat

tingkatan, yaitu :

4
Mustafa Zahri, Kunci Memahami Tasawuf, Hal. 143
5
Ibid., h. 145

6
1. Ash- Shadr

Berfungsi sebagai cahaya island, yaitu sikap ketundukan yang

disekspresikn dalam bentuk fisik, seperti shalat, puasa, haji, dan

sebagainya. Ash- Shadr adalah tempat penyimpanan ilmu yang dapat

menjadikan orang mampu dan mau mengerjakan aturan syari’at. Ilmu

yang ada di dalam Ash- Shadr dapat diperoleh dengan cara

mendengarkan berbagai nasehat dan membaca.ilmu yang dimiliki ash-

shadr ini kadang bisa hilang karena lupa.

2. Al- Qalb

Yang ada di dalam Ash- Shadr adalah sumber dari cahaya

keimanan. Cahaya keimanan ini sifatnya konstan, tidak pernah

semakin terang atau sebaliknya. Cahaya ini berbeda dengan cahaya

keislaman yang kadang-kadang meningkat dan kadang- kadang

berkurang disebabkan berkurang ketaatan seseorang.

3. Al- Fuad

Yang berada didalam al- qalb merupakan sumber dari cahaya

ma’rifah. Al- Fuad ini berfungsi untuk mengetauhi realitas. Cahaya

yang dimiliki oleh Fuad berbeda dengan yang dimiliki Al- Qalb. Sebab

cahaya Al-Qalb hanya mampu menimbulkan ilmu tentang hakikat,

sedangkan Al- Fuad mampu melihat realitas atau hakikat.

7
4. Al -lubb

Aspek Tasawuf yang ada di dalam Fuad. Al- lubb merupakan symbol

dari cahaya Tauhid. Cahaya Tauhid ini merupakan basis dari ketiga

cahaya sebelumnya.6

E. Urgensi

Menurut pandangan para sufi bahwa rehabilitasi mental yang tidak

baik jika terapinya hanya didasarkan pada aspek lahiriyah saja, untuk itu

pada tahap awal tasawuf diharuskan melakukan amalan-amalan rohani

dengan tujuan untuk membersihkan jiwa dari nafsu yang tidak baik.

Tingkah laku manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsunya hanya

berorientasi untuk kesenangan duniawi, sehingga dapat menghalangi

hubungan antara manusia dengan Allah. Untuk itu bentuk usaha yang

dilakukan oleh para sufi dalam membersihkan jiwa melalui tiga tingkatan

yakni : Takhalli, Tahalli, dan Tajalli.

1. Tahkalli

Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, dari

maksiat lahir, dan maksiat batin. Diantara sifat-sifat yang dapat mengotori

jiwa adalah dengki, buruk sangka, sombong, kikir, dan sifat -sifat tercela

lainnya.7

2. Tahalli

6
Syamsun Ni’am, Op. Cit., Hal. 76-77
7
Asmaran, Pengantar Studi Tasawuf, Hal. 67

8
Tahalli berarti menyucikan atau menghiasi diri dengan sifat-sifat

terpuji, dengan taat lahir dan taat batin.8

Tahalli juga berarti menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri

dengan sifat, sikap, serta perbuatan yang baik. Berusa setiap saat gerak

perilaku selalu berjalan diatas ketentuan agama, baik kewajiban yang

bersifat ketaatan lahir maupun batin. Yang dimaksud dengan ketaatan

secara lahir adalah kewajiban yang bersifat formal seperti melaksanakan

shalat, puasa Ramadhan, mengeluarkan zakat, melaksanakan haji, dan

sebagainya.9

Menurut Imam Al- Ghazali, jiwa dapat diubah, dilatih, dikuasai, dan

dibentuk sesuai dengan kehendak atau kemauan dari manusia itu sendiri.10

3. Tajalli

Tajalli berarti lenyap atau hilangnya hijab dari sifat-sifat

kemanusiaan. 11

Kaum sufi yakin bahwa seseorang dapat memperoleh pancaran

cahaya nur ilahi dengan sifatnya.

Imam Ghazali mengatakan : Tersingkapnya hal-hal yang ghaib

yang menjadi pengetahuan kita yang hakiki karena cahaya yang

dipancarkan Allah ke dalam dada manusia.

8
Ibid, Hal. 71
9
Ibid
10
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf, Hal. 214-220
11
Abdul Mustaqim, Akhlak Tasawuf Hal. 74

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Secara etimologis (kebahasaan) sebagian ada yang berpendapat kata

tasawuf atau sufi diambil dari kata shaff, yang berarti saf atau baris. Dikatakan

demikian, karena sufi sefalu berada pada baris pertama dalam shalat. Ada juga

yang mengatakan berasal dari kata shafa yang berarti bersih. Karena hatinya

selalu dihadapkan ke hadirat Allah Swt., dan bentuk Jama' (plural)-nya adalah

shaffi, bukan shufi.

Secara istilah (terminologis) ada banyak pengertian yang dimunculkan di

sini. Abu al-Hasan asy-Syadzili (1258 M), guru spiritual terkenal dari Afrika

Utara-sebagaimana dikutip Fadhlalla Haeri-mengartikan, tasawuf sebagai

"praktik-praktik amalan clan latihan dalam diri seseorang melalui ibadah clan

penyembahan lain guna mengembalikan diri kepada Allah Swt.

Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, dari maksiat

lahir, dan maksiat batin. Diantara sifat-sifat yang dapat mengotori jiwa adalah

dengki, buruk sangka, sombong, kikir, dan sifat -sifat tercela lainnya.

Takalli juga berarti menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan

sifat, sikap, serta perbuatan yang baik. Berusa setiap saat gerak perilaku selalu

berjalan diatas ketentuan agama, baik kewajiban yang bersifat ketaatan lahir

maupun batin.

10
Tajalli berarti lenyap atau hilangnya hijab dari sifat-sifat kemanusiaan.

Kaum sufi yakin bahwa seseorang dapat memperoleh pancaran cahaya nur ilahi

dengan sifatnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abd Ar Rah, a. B. (1975). Tarikh At Tasawuf al-Islam . Kuwait: Wikalat al


mathbulah .

Asmaran. (2012). pengantar studi tasawuf . Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Fahrudin. (2016 ). Tasawuf sebagai upaya pembersihan hati guna mencapai


pendekatan dengan Allah . Pendidikan agama islam .

Mustaqim, A. (2007). Akhlak Tasawuf . Yogjakarta: Kreasi Wacana.

Ni'am, S. (2014). Tasawuf Studies . Yogjakarta: Ar Ruzz Media .

zahri, M. (1979). Kunci Memahami Tasawuf . Surabaya : Bina Ilmu .

Anda mungkin juga menyukai