Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASAL USUL TIMBULNYA TASAWUF


Mata kuliah : Ilmu kalam
Dosen pengampu : Azra`i abbas M.Pd
Jurusan : Pendidikan agama islam

Disusun oleh :
 Yolan saharul

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) 4B


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DARUL ULAM SAROLANGUN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.....
Segala puji bagi Allah swt tuhan sekalian alam, yang telah memberikan
nikmat,hidayah,serta inayahnya sehingga detik ini kita masih dapat melaksanakan
rutinitas dan kewajiban kita sebagai seorang hamba,dan dengan nikmat itu jualah
alhamdulillah.
Kedua kalinya sholawat beriring salam tak lupa kita haturkan keharibaan
junjungan alam nabi besar muhammad saw,beliaulah sosok Revolusioner sejati
yang telah merubah peradaban manusia dari pradaban kejahiliahan menuju
pradaban keislaman yang luar biasa.
Kemudian tentunya semua hal yang berkaitan dengan proses penyelesaian
makalah ini dari mulai penulisan hhingga ahkhir, kami ucapkan termi kasih banyak
kepada semua pihak yg telah terlibat, wabil khusus bapak dosen pengampu mata
kuliah ILMU KALAM yang telah memberikan masukan utuk penyempurnaan
makalah ini. dan yang terakhir, tentunya kami menyadari dalam makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan baik dari segi sistematika penulisan
maupun penjelasan materi, maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritikan
yang membangun dari para pembaca, dan harapan kami adalah semoga makalah ini
dapat menjadi refleksi pembelajaran kita dalam memahami dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tak ada gading yang tak retak, retaknya jadi ukiran. Tak ada manusia
yang tak bersalah, salahnya mohon dima`afkan.
Ihdinassirotol musttaqim waafwa min kum wallahul muwaffiq illa aqwami
toriq wassalamulaikum... wr, wb.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

II
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................3
A. Pengertian tasawuf ......................................................................................3
B. Sejarah asal usul timbulnya tasawuf...........................................................5
C. Prinsip-prinsip tasawaauf.............................................................................8
BAB III PENUTUP .............................................................................................9
A. Kesimpulan .................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tasawuf adalah – Ilmu yang dikategorikan masuk ke dalam
ajaran agama Islam yang kemudian dikembangkan oleh para sufi. Istilah
ini sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “tasawwafa atau
yatashowwafu – tashowwuf” yang mengandung makna (menjadi) berbulu
banyak, atau menjadi ciri-ciri dari seorang sufi.
Biasanya seorang sufi memiliki ciri khas pakaian yang terbuat dari
wol atau bulu domba. Ilmu tasawuf kemudian berasal juga dari berbagai
pengaruh ajaran agama serta filsafat lain sehingga pada akhirnya
disesuaikan dengan konsep agama Islam. Sama seperti ajaran dalam
agama Islam lainnya, ilmu tasawuf kemudian dilarang menyimpang dari
Alquran.
Berikut di bawah ini adalah dasar-dasar ilmu tasawuf, yakni :
 Surat Al-Baqarah Ayat 115 berbunyi “Dan kepunyaan Allah-lah
dari timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap maka di
situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Luas
(rahmat-Nya) dan Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah 115).
 Surat Al-Baqarah Ayat 186 berbunyi “Dan jika hamba-hamba-Ku
bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku sangat dekat. Aku mengabulkan permohonan setiap orang
yang berdoa jika ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka kemudian memenuhi (segala perintahKu) serta hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka kemudian selalu berada
dalam kebenaran.”(Al-Baqarah 186).
 Surat Qaf Ayat 16 berbunyi “Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia serta mengetahui apa yang dibisikkan oleh
hatinya, dan Kami menjadi lebih dekat kepadanya dibandingkan
urat lehernya (nadinya).” (Qaf 16).
 Surat Al-Kahfi Ayat 65 berbunyi “Lalu mereka akan bertemu
dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah

1
Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, serta yang telah
Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”(Al-Kahfi 65).
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan tasawuf?


2. Bagaimana sejarah asal usul tasawuf?
3. Bagaimana perkembangan tasawauf dan apa saja prinnsip-prinsip
yang dianut ?
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tasawuf itu


2. Untuk mengetahui bagaimana bagaimana asal mula adanya tasawuf
dalam islam
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan tasawuf dari masa ke
masa
4. Serta untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip yang harus dipegang
teguh oleh penganut tasawuf.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian tasawuf

Tasawuf atau yang dikenal juga sebagai sufisme, merupakan suatu ajaran
tentang bagaimana menyucikan jiwa, menjeernihh kan akhlak, serta membangun
dhahir dan bhatin uuntuk dapat memperoleh kebahaiaan abadi.

Sejarah, madzhab, dan inti ajaranya memiliki sejumlah versi berbeda


dalam mengartikan apa iyu sufi atau tasawuf sebagai berikut :

 Kata shuffah berarti “emperan masjid nabawi dan didiami oleh seebagian
sahabat anshar” , hal ini sendiri dikarenakan amalan ahli tasawuf hampir
sama dengan apa yang diamalkan oleh para sahabat tersebut, yaitu dengan
mendekatkan diri kepada Allah dan hidup dalam kesederhanaan.
 Kata shaf juga dapat berarti “barisan” istilah ini kemudian dianggap
sebagai asal atau akar kata tasawuf, karena ahli tasawuf merupakan
seorang atau sekelompok orang yanbmembersihkan hati, mereka
kemudian diharapkan berada pada barisan (shaf) pertama disisi Allah.
 Kata shafa juga dapat berati bersih, karena ahhli tasawuf kemudian
berusaha untuk membersihkan jiwa mereka untuk dapat mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
 Kata shufanah sebagai sebuah kayu yang bertaha tumbuh dipadang pasir.
Hal ini karena ajaran tasawuf dapat bertahan dalam situasi yang penuh
pergolakan, ketika umat muslim terbuai oleh materialisme serta
kekuasaan, sebagai kayu shufanah yang bertahan hidup ditengah-tengah
padangg pasir yang tandus.
 Kata teosofi kemudiadn berasal daro bahasa yunani yang berarti ilmu
ketuhanan, karena tasawuf banyak mambahas tentang ketuhanan.
 Kata shuf juga dapat bermakana bulu domba , karena para ahli tasawuf
pada masa awalnya manggunakan pakaian sederhana yang terbuat dari
kulit atau bulu domba (wol).

Meski memiliki definisi beragam, tsawuf kemudian memiliki arti yang satu
yaitu “upaya untuk mendekatkan diri kepada tuhan serta menjauhi hal-hal yang
bersifat duniawi.

3
Masih dalam sumber yang sama, tasawuf sendiri sapat diartikan sebagai
metode unntuk mencapai kedekatan serat penyatuan sebagai hamba dengan
tuhanya serta untuk mencapai kebenaran atau pengetahuan hakiki (ma`rifat) srta
inti rasa agama.

Sedangkan beberapa ahli (ulama) laina juga mengartikan llmu tasawuf dari
sudut pandang yang berbeda menurut pendapat mereka tasawuf adalah sebagai
berikut :

1. Syekh Abdul Qadir al-Jailriani


Mendefinisikan Tasawuf merupakan mensucikan hati dan
melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan khalwat, riya-dloh, taubah, dan
ikhlas.
2. Al-Junaid
Menjelaskan bahwa Tasawuf memiliki makna sebagai kegiatan
membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan manusia, serta
memadamkan kelemahan, menjauhi keinginan serta hawa nafsu,
mendekati hal-hal yang di ridai Allah, serta bergantung pada ilmu-ilmu
hakikat.
Selain itu tasawuf juga memberikan nasihat kepada semua orang,
dengan memegang erat janji dengan Allah dalam hal hakikat serta
mengikuti contoh Rasulullah SAW dalam hal syariat.
3. Syaikh Ajibah
Menurut syaikh Ajiban tasawuf adalah ilmu yang akan membawa
seseorang agar dapat dekat bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa
melalui penyucian rohani serta mempermanisnya dengan amal-amal saleh.
Jalan tasawuf yang pertama adalah dengan ilmu, dan yang kedua amal
serta yang terakhir adalah karunia Illahi.
4. H. M. Amin Syukur
Mengartikan Tasawuf sebagai suatu latihan dengan kesungguhan
(riya-dloh, mujahadah) untuk kemudian dapat membersihkan hati,
mempertinggi iman serta memperdalam aspek kerohanian seseorang. Hal
Ini dilakukan dalam rangka mendekatkan diri manusia kepada Allah
sehingga perhatian yang ia miliki kemudian tertuju kepada Allah.

4
Terlepas dari banyaknya pengertian tasawuf oleh para ahli, beberapa
pandangan mengenai tasawuf dapat diartikan sebagai salah satu upaya yang
dilakukan oleh seseorang untuk menyucikan diri. Hal ini dilakukan dengan
menjauhkan pengaruh kehidupan yang bersifat kesenangan duniawi serta dengan
memusatkan seluruh perhatiannya kepada Allah SWT. Jadi, dengan lebih
menekankan pada aspek kerohanian dibanding aspek jasmani yang ia miliki.

Hal Ini karena para tokoh tasawuf lebih mempercayai keutamaan rohani
jika dibandingkan dengan keutamaan jasad serta lebih percaya dunia spiritual
dibandingkan dengan dunia material. Para tokoh mempercayai bahwa dunia
spiritual kemudian lebih lebih nyata jika dibandingkan dengan dunia jasmani,
hingga segala yang menjadi tujuan akhir atau yang disebut Allah juga dianggap
bersifat spiritual.

B. Sejarah Asal Usul Timbulnya Tasawuf

Dalam hal asal ulsul ajaran tasawuf sendiri Terdapat beberapa versi yang
berpendapat tentang munculnya ilmu tasawuf.

Yang pertama adalah sebagian ulama yang percaya bahwa tasawuf telah
ada sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul. Dan Ada pula yang meyakini
bahwa tasawuf sendiri muncul setelah kerasulan Nabi muhammad SAW.

 Pendapat yang petama adalah :

munculnya tasawuf sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul.


Sebagian pendapat kemudian mengatakan bahwa paham tasawuf sebagai paham
yang telah berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah. Hal ini
diyakini berasal dari orang-orang daerah Irak dan Iran yang baru masuk Islam
(sekitar abad ke-8 M). Meski sudah masuk Islam, hidupnya tetap memelihara
kebiasan mereka yaitu kesahajaan serta menjauhkan diri dari berbagai kemewahan
dan kesenangan keduniaan.

 Sedangkan pendapat yang kedua yaitu :

Menurut pandangan sejarah ilmu-ilmu Islam, berbagai hukum syariat


belum ditulis pada masa awal kelahiran agama ini. Pada saat itu kebanyakan kaum
muslim menghafalkan berbagai bagian dari hukum-hukum syariat di dalam benak
mereka saja, dan terus tersemat kuat di dalam pikiran mereka, sebagai bentuk

5
akidah, ibadah, dan muamalah. Semua itu terus diulang dan diperkuat dengan
praktik dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Dari perspektif ini, pengumpulan dan pencatatan hukum syariat tidak


menemukan kesulitan yang berarti; sebab upaya semacam itu tidak lebih dari
sekadar mengalihkan berbagai hal yang diingat dalam benak kita ke dalam
catatan-catatan di atas lembaran kertas.

Dari sisi lain, berbagai cabang ilmu sengaja disebutkan di sini karena ia
merupakan masalah-masalah nyata dan hayati dalam kehidupan yang pasti dialami
setiap muslim. Para ulama memiliki prioritas atas berbagai realitas yang tersimpan
di dalam benak dan hati mereka untuk kemudian mereka menyusun dan menulis
berbagai risalah dan buku-buku yang berhubungan dengan setiap masalah. Para
ahli fikih sibuk menulis buku-buku fikih, para ahli hadis sibuk menulis dan
menghafal Sunnah, para ulama Ilmu Kalam sibuk membahas berbagai masalah
akidah, sementara para mufassir sibuk menyusun buku-buku tafsir dan ilmu-ilmu
Alquran. Setiap mereka mengerahkan segenap kemampuannya pada bidang
masing-masing hingga melampaui cakrawala tertinggi untuk menunjukkan
hakikat-hakikat Islam yang luhur tanpa pernah membiarkan ada ruang bagi
munculnya ketidakjelasan dan kebingungan.

Di tengah semua itu, para sufi juga berkonsentrasi –mereka adalah orang-
orang yang selalu memberi perhatian besar terhadap aspek spiritual dan rohani
dari al-Haqîqah al-Muhammadiyyah SAW- mereka selalu berkonsentrasi –dengan
mengandalkan sumber-sumber yang sama- kepada berbagai hal yang berhubungan
dengan tasawuf, seperti jati diri manusia, dasar kehidupan dan segala yang ada di
baliknya, esensi serta hakikat manusia dan alam semesta, dan berbagai masalah
lainnya, sembari berusaha untuk menuntun perhatian semua manusia ke arah
segala yang ada di balik semua entitas.

Para sufi itu lalu menambahkan riyadhah pribadi, kehidupan spiritual,


penjernihan hati Singkatnya, dan penyucian jiwa yang mereka lakukan, ke dalam
penafsiran para mufassir, riwayat para muhaddis, dan ijtihad serta istinbâth para
mujtahidin., mereka mengembangkan berbagai arus dan jalan tasawuf dengan
memahami agama secara komprehensif serta tidak terpisah-pisah. Di samping itu
mereka juga senantiasa hidup, merasa, dan memahami agama dengan baik.

6
Demikianlah kehidupan spiritual Islam mendapatkan landasan ilmiahnya.
Itulah kehidupan yang disandarkan pada landasan praktik yang berkaitan langsung
dengan kondisi hati, seperti zuhudnya para ahli zuhud, ibadahnya para ahli ibadah,
kepekaan spiritualnya para ahli wara’, kelembutan perasaan orang-orang yang
ikhlas, cinta dan kerinduan para pecinta, dan ketajaman pandangan orang-orang
fakir yang menyadari kelemahan serta kefakiran mereka di hadapan Allah.

Dari sinilah kemudian muncul suatu ilmu yang di-sebut dengan istilah
“Ilmu Tasawuf” dengan segala ciri khas yang dimilikinya dalam bentuk
manhaj(jalan), maslak (profesi), masyrab (gaya,cara), maudhu’ (subjek), kaidah-
kaidah, dan istilah-istilah. Jadi tidak diragukan lagi bahwa landasan Ilmu Tasawuf
adalah inti-sari dan sari-pati dari al-Haqîqah al-Muhammadiyyah SAW, meski
kemudian muncul beberapa ketidaksamaan dan perbedaan di sana-sini di masa
sekarang.

Merupakan sebuah fakta bahwa pada masa tertentu, ada sebagian ahli
tasawuf yang mengira bahwa syariat yang mulia yang merupakan satu entitas
dengan dua wajah memiliki perbedaan antara hukum-hukumnya (yang tampak)
dari ruhnya (yang tersembunyi), seperti dalam muraqabah, riyadhah, dan
mujahadah. Masing-masing dari kedua sisi ini memiliki posisi yang saling
berlawanan antar satu sama lain, disebabkan adanya dugaan bahwa yang satu
melekat pada aspek lahiriah dari syariat, sedangkan yang lain melekat pada aspek
batiniah dari syariat. Pada hakikatnya, penyebab munculnya perbedaan ini –
hingga batas tertentu- adalah karena para ahli fikih dan para pembuat fatwa
merepresentasikan aspek teoretik dari syariat, sementara para sufi
merepresentasikan aspek batiniah dari syariat. Padahal perbedaan ini dapat
dianalisa dari perspektif bahwasanya masing-masing sisi memberikan satu jalan
(al-maslak) yang cocok baginya.

Pada hakikatnya, tujuan masing-masing kelompok yang berbeda ini adalah


mencapai Allah dengan mematuhi semua perintah dan larangan-Nya. Akan tetapi,
ketiadaan tolok ukur yang dapat digunakan untuk menakar jalan ke arah itu sesuai
aturan syariat terkadang menyebabkan munculnya sikap ifrâth(melebih-lebihkan)
dan tafrîth(meremehkan); yang kemudian menjadi biang keladi munculnya begitu
banyak perselisihan di masa kini.

7
Akan tetapi, meski segelintir sufi yang kurang berpengetahuan telah
melampaui batas dengan menyebut orang-orang yang bergelut dengan fikih dan
Sunnah dengan sebutan “Arbâb azh- Zhâhir” (Para Pemilik /Ahli Lahiriah) atau
“Ulamâ` ar-Rusûm” (Para Ulama Penampilan), namun para sufi kamil yang
berpengetahuan lengkap selalu menggunakan kaidah-kadiah syariat dasar sebagai
sumber rujukan mereka. Berbagai pemikiran dan pendapat yang mereka
kemukakan baik berupa landasan gaya maupun manhaj jalan, selalu sesuai dengan
Al-Kitab dan As-Sunnah. Mereka merajut semua itu dengan sangat cermat
berdasarkan syariat yang mulia. Buku-buku seperti al-Washâyâ dan ar-Ri’âyah
karya al-Muhasibi, at-Ta’arruf li-Madzhab Ahl at-Tashawwuf karya al-Kalabadzi,
al- Lumma’ karya ath-Thusi, Qût al-Qulûb karya Abu Thalib al-Makki, dan ar-
Risâlah karya al-Qursyairi, merupakan sebagian kecil dari permata-permata yang
lahir dari aktivitas ini.

C. prinsip-prinsip ajaran tasawuf

Terdapat beberapa prinsip yang dapat dilakukan dalam ber-tasawuf.


Menurut ahli sufi, Profesor Angha dalam The Hidden Angels of Life, prinsip
tasawuf yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Zikir yaitu Zikir sebagai suatu proses pemurnian hati, pembersihan serta
pelepasan.
2. Fikr (Meditasi) yaitu Saat pikiran merasa bingung atau bertanya-tanya,
pusatkanlah perhatianmu yang kamu miliki ke dalam diri dengan
berkonsentrasi pada satu titik.
3. Sahr (Bangkit) Dengan Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai proses
mengembangkan kesadaran mata dan telinga.
4. Ju’i (Merasa Lapar) Merasakan lapar pada hati dan pikiran untuk
kemudian bertahan mencari serta mendapatkan suatu kebenaran.
5. Shumt (Menikmati Keheningan) Berhenti berpikir serta mengatakan
berbagai hal yang tidak perlu.
6. Shawm (Puasa) Tidak hanya pada tubuh yang berpuasa melainkan pikiran
juga.
7. Khalwat (Bersunyi Sendiri) Berdoa dalam kondisi sunyi atau kesunyian,
baik secara eksternal maupun internal akan membantu melepaskan diri.

8
8. Khidmat (Melayani) yaitu Menyatu dengan kebenaran Tuhan. Seseorang
yang menemukan jalan jiwa untuk pelayanan dan pertumbuhan diri.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meskipun tasawu adalah salah satudisiplin keilmuan
islam yang sah, sejarah mencataht tidak jarang terjadi
ketegangan antara alama` syari`at (ahli fiqh dan teologi) dan
ulama sufi. Perselisihan terseebut kadang-kadang membawa
kepada konflik,persekusi dan bahkan hukuman mati.
Polemik wujudiyah di aceh pada abad ke-17 adalah
diantara contoh ketegangan anatara ulama` syariat dan ahli
ahli sufi di nusantara, hubungan yang tidak harmonis anatara
dua kelompok ulama`` ini telah mendorong tokoh-tokoh
ulama` sufi sejak abad ke-3 H untuk mencari jalan tengah
demi mendamaikan antara ulama` syari`at dan ulama` sufi.
Tasawuf selain mengisi sisi batiniyah dan syaiyah, juga
memberikan makna bagaimana hidup bertuhan dengan baik
dan benar, dalam konteks ini tasawuf telah memberikan
penegasan bahwa hidup tanpa memiliki hubungan yang
harmonis dengan tuhan adalah hiidup yang kosong dan
hampan.
Bertasawuf dalam al-ahlak al-mahmudah berarti
menegakkan moral yang baik dalam bbentuk ucapan,
perbuatan dan aktivitas keseharian. Moral harus diajarkan,
difahamkan, didudukan serta dibiasakan sehingga ia
menyatu dalam diri dan kemudian menjadi karakter insan
yang berakhlakul karimah..

10
Daftar pustaka

sofyan,.pengertian tasawuf: sejarah,prinsip,dasar, dan bentuk


ajaran.- Bolg gramedia digital.gramedia.go.id/www.google.com
2022.
gulen fetullah,.asall usul tasawuf.-fgulen.go.id/www.google.com
2015.
prof.DR. HAMKA.Perkembangan Dan Pemurnian Tasawuf.-pustaka
setia, Bandung 1995.
Dr. Irham iqbal muhammad, M.Ag.pembangunan karakter islam
perspektif tasawuf. -Pustaka setia,bandung 1998.
Arif ridwan, Ph.D. syekh `abd Al-ra`uf Al-fansuri: rekonsiliasi
tasawuf dan syariat abad ke-17 dinusantara.-pustaka amani,
jakarta. 2001.
prof.DR. HAMKA.tasawuf modern : bahagia itu dekat dengan kita
ada di dalam diri kita.-pustaka setia, bandung.2005.

11

Anda mungkin juga menyukai