Burhanudin
Kamaludin
Rama Aditya
Dede Asiah
Ulpah Nupusiah
Puji dan syukur pertama kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan nikmat-Nya kami diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa pula sholawat dan salam
kami curahkan kepada Rasulullah SAW semoga kita selalu dalam lindungan
beliau.
Makalah yang berjudul tentang Tasawuf Ahlus Sunnah Wal Jama’ah ini
disusun untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Pembelajaran ASWAJA.
Penulisan makalah ini dimungkinkan oleh adanya bantuan dan bimbingan dari
berbagi pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan
dan bimbingan kepada:
Akhir kata kami sampaikan terima kasih dan kurang lebihnya mohon maaf,
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
KELOMPOK 5
DAFTAR ISI
BAB 1 (PENDAHULUAN)
BAB II (PEMBAHASAN)
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar tasawuf yang sangat penting bagi umat Islam bukan
pekerjaan yang mudah dilakukan dari segi asal-muasal kata saja, karena
sering terjadi pro dan kontra. Belum lagi aplikasi praktisnya untuk
menjalani kehidupan ala tasawuf itu sendiri.Ilmu tasawuf bukan hanya
teori, melainkan juga praktik. Tulisan ini mengajak pembaca untuk
bersama-sama meyakinkan bahwa ajaran tasawuf itu murni dari ajaran
Islam bukan pengaruh dari luar Islam. Pemikiran dan praktek tasawuf
yang dihasilkan dari pemahaman terhadap al-Qur’an dan al-Hadits berbeda
dengan pemikiran bebas yang tidak bersumber dari keduanya.Untuk lebih
jelasnya, dalam makalah ini kami akan mencoba memaparkan beberapa
persoalan yang berhubungan dengan tasawuf ahlus sunnah wal jama’ah,
yaitu pengertian tasawuf Aswaja, sejarah perkembangan tasawuf Aswaja
dan tokoh-tokoh dalam tasawuf Aswaja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Tasawuf Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah)?
2. Bagaimana Sejarah Tasawuf Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah)?
3. Siapa saja Tokoh-tokoh Tasawuf Aswaja (Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah)?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Pengertian Tasawuf Aswaja (Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah).
2. Untuk mengetahui Sejarah Tasawuf Aswaja (Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah).
3. Untuk mengetahui Tokoh-tokoh Tasawuf Aswaja (Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah).
BAB II
PEMBAHASAN
3
Yusuf, https://kumpulanmakalahkuliah.blogspot.com/2013/09/pengertian-tasawuf.html Rabu, 11
September 2013
4
Ibid,.
5
Muhammad Hafiun, http://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/jurnaldakwah/article/download/
391/361 2012
Selanjutnya tasawuf dari aspek terminologis (istilah) juga didefinisikan
secara beragam, dan dari berbagai sudut pandang. Hal ini dikarenakan
bebeda cara memandang aktifitas para kaum sufi. Ma’ruf al Karkhi
mendefinisikan tasawuf adalah “mengambil hakikat dan meninggalkan
yang ada di tangan mahkluk”.6 Abu Bakar Al Kattani mengatakan tasawuf
adalah budi pekerti “Barangsiapa yang memberikan bekal budi pekerti
atasmu, berarti ia memberikan bekal bagimu atas dirimu dalam tasawuf”. 7
6
https://santripedia.wordpress.com/2015/03/26/maruf-al-karkhi-tasawuf-dan-keramat/ 26
maret 2015
7
Ibid,.
8
Ibid,.
untuk memaknai tujuan dan hakekat tasawuf dalam Islam, kita harus
mengkaji pendapat-pendapat lain tentang teori asal usul ajaran tasawuf.
10
Ibid,.
11
https://bangjunes.blogspot.com/2017/04/pemikiran-tokoh-aswaja-bidang-tasawuf.html 21
April 2017
1. Konsistensi Al-Kitab dan Sunnah
Penguasanya terhadap bidang studi ilmu al-quran, hadis dan fikih
membawa pengaruh positif terhadaf junaidi untuk mebangun
mazhabnya diatas fondasi alquran dan sunnah. Diantara perkataan
junaidi yang terkenal dan dijadikan kaedah oleh kalangan shufi adalah
kalimatnya yang berbunyi: “Ilmu kami ini (tasawuf) dibangun dengan
fundasi alkitabdn sunnah. Barang siapa yang belum hafal al-quran,
belum menulis hadis dan belajar ilmu agama secara mendalam, maka
ia tidak bisa dijadikan panutan dalam tasawuf”.
2. Konsistensi tehadap syari’ah
Junaidi juga membangun tasawufnya diatas fondasi konsistensi
terhadap syari’ah. Menurut junaidi seseorang yang melenceng dari
sunnah rasul, maka pintu kebaikan akan tertup baginya.
3. Kebersihan dalam akidah
Al-Junaidi juga membangun mazhabnya diatas fondasi akidah
yang besih yakni akidah Ahlussunnsh Wal-jamaah. Dalam hal ini
junaidi mengatakan : “ pertama kali yang dibutuhkan oleh sseorang
yang mendalami agama adalah mengenal pencipta kepada makhluk,
mengenalkaan kepada yang baru bagaiman di menciptakanya,
bagaimana pemulaan dirinya dan bagaimana pul setelah kematianya,
sehingga dia dapat membedakan antara sifat sang khalik dari sifat
makhluknya, mengesakanya dan mengakui akan kewajiban
menaatinya.
4. Ajaran tasawuf yang moderat.
Al-Junaidi membangun mazhabnya diatas fondasi ajaran moderat,
yang meruphkan cirri khas ajaran Ahlussunnah Wal-Jama’ah.Dalam
hadis dikatakan bahwa “sebaik-baik perkara adalah yang moderat”.
Jadi pada intinya, tasawuf adalah usaha untuk menyucikan jiwa sesuci
mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga
kehadiran Alloh SWT.senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan.
Menurut ajaran tasawuf, apabila seorang muslimin meningkatkan kualitas
pendekatan dirinya kepada Allah SWT, lebih dahulu ia harus memahami
syariat sebaik-baiknya. Dalam hal ini, harus mempelajari fiqh dalam
segala bidangnya secara baik yang meliputi bidang ibadah, muamalah,
pernikahan, warisan dan sebagainya ssesuai dengan yang telah dirumuskan
dalam mazhab-mazhab fiqh,yaitu mazhab hanafi, mliki, syafi’i, dan
hanbali. Imam Malik bin anas (w. 179 H./795 M.) pendiri madzab Maliki,
mengatakan: “Barang siapa yang menjalani kehidupan tasawuf tanpa
dilandasi oleh pengalaman fiqih, maka ia akan menjadi zindiq
(menyimpang dari agama yang benar), barang siapa yang melaksanakan
fiqh tanpa dilengkapi pengalaman tasawuf, ia telah fasiq (banyak dosa),
dan barang siapa yang melakukan keduanya secara seimbang, maka ia
telah meraih hakikat kebenaran”.12
Selain junaidi kemi juga mengutip defenisi tasawuf menurut imam
zakariya al-Anshori : “ Tasawuf mengajarkan cara untuk menyucikan diri ,
meningkatkan akhlaq dan membangun kehidupan jasmani maupun rohani
untuk mencapai kehidupan abadi ”.13 Sesungguhnya islam secara utuh
adalah mengikuti apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Serta
mengimaninya. Dan ajaran-ajaranya melalui para sahabat dan diteruskan
oleh para tabi’in, selanjutnya para ulama-ulama generasi berikutnya
sampai pada masa kita.
b. TASAWUF AL-GHAZALI
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad al-Ghazali al Thusi. Dia lahirkan di kota Thus, pada tahun
450 H/ 1058 M. Dalam ajaran tasawufnya, al-ghazali memilih tasawuf
sunni yag berdasarkan Alquran dan As-Shunnah Nabi ditambah dengan
doktrin Ahl-As-Sunnah wa Al-Jama’ah. Dan tasawuf Al-Ghazali
bercorak psiko-moral yang mengutamakan pendidikan moral.Selain
belajar tasawuf kepada syaikh Yusuf al-Nassaj (487 H/1094 M), beliau
juga belajar tasawuf kepada Syaikh Abu Ali al-Fadhal bin muhammad bin
Ali al Farmadzi(477 H/108 M), dan beberapa guru beliau yang lain. 14Ada
12
Ibid,.
13
Ibid,.
tiga karangan Al-Ghazali yang menggambarkan corak intelektual dan
sosok kepribadian Al-Ghazali, yaitu:15
A. Kesimpulan
1. Pengertian Tasawuf Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah). Menurut
Bahasa tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian
diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan
selalu bijaksana serta mengutamakan kebajikan.
2. Sejarah Tasawuf Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah)’
Aswaja memiliki prinsip, bahwa hakikat tujuan hidup adalah
tercapainya keseimbangan kepentingan dunia akhirat dan selalu
mendekatkan diri kepada allah swt. Bagi penganut aswaja al-qur’an
dan as-sunnah rosullullah merupakan rujukan tertinggi. Tasawuf yang
benar adalah yang dituntun oleh wahyu al-qur’an maupun as-
sunnah.dengan tasawuf al-ghazali dan junaidi al-baghdadi kaum
aswaja an-nahdliyah diharapkan menjadi umat yang selalu dinamis
dan dapat membandingkan antara tawaran-tawaran kenikmatan
bertemu dengan tuhan dan sekaligus dapat menyelesaikan persoalan-
persoalan yang dihadapi oleh umat.
c. Tokoh-tokoh Tasawuf Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah)
diantaranya Tasawuf Al-Junaidi Al-Baghdadi dan Tasawuf Al-
Ghazali.
B. SARAN
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita
untuk mengetahui tentang tasawuf Ahlus Sunnah Wal Jama’ah An
Nahdhiyah. Sebagai penulis kami menyadari bahwa makalah kita masih
banyak terdapat kekurangan, maka dari itu kritik dan saran sangat kami
harapkan dari teman-teman semua, supaya lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA