Secara sederhana definisi atau pengertian bahasa adalah alat untuk menyampaikan suatu
hal yang terlintas di dalam hati. Akan tetapi, lebih jauh bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau
alat berkomunikasi. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran,
konsep maupun perasaan.
Dalam studi sosiolinguistik, bahasa bisa dijadikan sebagai sebuah lambang dan bersifat
arbitrer, berupa bunyi, produktif, beragam, dinamis dan yang paling penting adalah manusiawi.
Bahasa merupakan sebuah sistem yang berarti bahwa bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen
yang berpola tetap dan dapat dikaidahkan. Bahasa mempunyai sistem berupa lambang lambang
bunyi.
Setiap lambang bahasa dapat melambangkan sesuatu yang disebut dengan makna atau
konsep. Karena itulah dapat disimpulkan bahwa setiap bunyi atau perkataan memiliki suatu
makna.
Pengertian Bahasa Menurut Ahli
1. Plato
Menurut Plato, bahasa ialah pernyataan yang terdapat pada pikiran seseorang dengan
menggunakan perantara ucapan dan juga nama beda atau sesuatu yang dapat mencerminkan
ide seseorang di dalam arus udara dengan media mulut.
2. Soerjono
Sedangkan bahasa menurut Soerjono Soekanto ialah sebuah sarana perhubungan rohani
yang penting dalam kehidupan bersama.
3. Ferdinand De Saussure
Ferdinand De Saussure juga turut serta memberikan pengertian bahasa sebagai suatu ciri
yang membuat pembeda, hal tersebut karena dengan menggunakan bahasa setiap kelompok
yang terdapat di masyarakat dapat menjadi diri sendiri sebagai suatu kesatuan yang berbeda
dibandingkan kelompok lain.
4. Tarigan
Menurut Tarigan, bahasa merupakan suatu sistem yang sistematis, dan mungkin juga
generatif. Dan bahasa juga diartikan sebagai lambang-lambang mana suka atau simbol arbiter.
5. Gorys Keraf
Kemudian Pengertian bahasa menurut Gorys Keraf yaitu alat komunikasi antara satu
anggota masyarakat dengan menggunakan simbol bunyi yang dihasilkan dari alat ucap
manusia.
6. Sunaryo
Kemudian menurut Sunaryo, bahasa diartikan sebagai sebuah struktur budaya yang
ternyata memiliki kedudukan, fungsi, serta peran ganda. Bahasa menjadi akar serta produk
dari sebuah budaya yang juga memiliki fungsi sebagai sarana berfikir, pendukung,
pertumbuhan dan juga perkembangan dari ilmu pengetahuan serta teknologi.
7. Syamsudin
Syamsudin mengartikan bahasa sebagai sebuah tanda yang jelas dari sebuah kepribadian
baik ataupun buruk sebagai tanda dari keluarga dan dari kemanusiaan.
Manfaat Adanya Bahasa
1. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi
Bahasa menjadi salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan manusia lainnya. Setiap bahasa yang disampaikan pasti akan memiliki
makna dan juga hubungan antara satu konsep dengan objek yang disebutkan. Dengan
bahasalah, individu satu dengan lainnya dapat saling memberi informasi, menerima informasi
dan juga menanggapi sebuah informasi atau pesan. Dengan bahasa pula manusia dapat
melakukan komunikasi dua arah.
2. Bahasa dijadikan sebagai identitas dari sebuah suku atau bangsa
Indonesia sendiri memiliki banyak bahasa. Setiap daerah atau suku memiliki bahasanya
sendiri, seperti bahasa Jawa, bahasa Minang, bahasa Aceh, bahasa Sunda, dan bahasa-bahasa
daerah lainnya. Terutama yang berada di daerah Kalimantan atau Sumatera, bahasa yang
digunakan pun berbeda-beda. Dengan begitu, bahasa dijadikan sebagai salah satu identitas
yang dibawa ke mana-mana oleh orang dari daerah tertentu ketika pergi daerah lainnya.
Hal ini juga sama saja dengan bahasa dari bangsa tertentu. Setiap bangsa juga memiliki
bahasa yang berbeda-beda, contohnya adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dipakai
oleh bangsa Indonesia setiap kali pergi dari daerah di Indonesia ke daerah yang dihuni oleh
bangsa asing.
3. Bahasa sebagai sebuah alat untuk bahas resmi negara
Penggunaan bahasa sebagai sebuah alat komunikasi tentu saja dapat digunakan oleh
banyak orang dari daerah manapun. Adanya bahasa yang digunakan sebagai bahasa resmi dari
daerah tertentu, contohnya Indonesia, maka setiap orang dari bangsa tersebut memiliki
kemampuan untuk berbicara dan menggunakan bahasa resmi tersebut. Jadi, meskipun
seseorang memiliki bahasa daerahnya sendiri, mereka tetap bisa berhubungan dengan orang
dari daerah lain menggunakan bahasa resmi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yaitu bahasa
Indonesia. Dengan bahasa inilah orang dari daerah satu dengan daerah lainnya dapat saling
berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Bahkan, mereka juga bisa saling bertukar
bahasa dan belajar mengenai bahasa daerah masing-masing.
4. Bahasa untuk mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
Dalam perkembangan sastra, tentu saja bahasa menjadi hal yang amat penting. Setiap
kebudayaan tentu saja akan memunculkan cerita, puisi, sajak, pantun, karangan, dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan sastra. Maka dalam membuat karya sastra tersebut,
bahasa menjadi salah satu hal krusial yang musti dimiliki.
Ilmu pengetahuan dan teknologi juga membutuhkan bahasa untuk bisa terus berkembang.
Bahasalah yang digunakan untuk menulis jurnal, menulis hasil penelitian yang dilakukan, dan
untuk menuliskan berbagai macam jenis informasi. Para peneliti menggunakan bahasa untuk
menjelaskan kepada masyarakat bagaimana hasil penelitian yang telah dilakukannya.
5. Bahasa sebagai pengantar dalam dunia pendidikan
Bahasa juga menjadi salah satu pengantar di dunia pendidikan. Bahasa resmi Indonesia,
yaitu bahasa Indonesia menjadi pengantar bagi seluruh institusi pendidikan, termasuk di
daerah 3T. Jadi, setiap pembelajaran di kelas akan menggunakan bahasa Indonesia sebagai
pengantarnya. Meski guru atau dosen juga bisa menyisipkan penggunaan bahasa daerah.
Bahasa sebagai pengantar dunia pendidikan penting diterapkan supaya setiap anak belajar
tentang bahasa yang digunakan oleh setiap orang yang ada di Indonesia.
Tujuan Bahasa
Tujuan bahasa jika dilihat dari tujuan penggunaannya antara lain:
1. Tujuan praktis, bahasa digunakan untuk komunikasi sehari-hari
2. Tujuan artistik, bahasa yang dirangkai dengan sedemikian rupa sehingga menjadi bahasa yang
indah dan dapat digunakan untuk pemuas rasa estetis.
3. Tujuan pembelajaran, bahasa sebagai media untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan
baik dalam lingkup bahasa itu sendiri atau di luar bahasa.
4. Tujuan filologis, bahasa digunakan untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki
latar belakang sejarah manusia, kebudayaan, dan adat istiadat serta perkembangan bahasa.
Fungsi Bahasa
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Terdapat tiga fungsi utama bahasa
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berikut adalah fungsi bahasa tersebut:
1. Sebagai Alat Komunikasi
Bahasa merupakan kata-kata yang memiliki makna. Setiap kata memiliki makna dan
hubungan abstrak dengan suatu konsep atau objek yang diwakilinya. Melalui bahasa, setiap
individu dapat melakukan komunikasi dua arah yang dapat dimengerti oleh masing-masing
individu.
2. Sebagai Alat Pemersatu Bangsa
Bahasa berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa karena penggunaannya sebagai alat
untuk berkomunikasi. Setiap warga suatu bangsa dapat menyampaikan pemikirannya dengan
menggunakan bahasa yang bisa dimengerti. Komunikasi masyarakat dengan menggunakan
bahasa yang sama dan dapat dimengerti satu sama lain akan mempersatukan bangsa menjadi
lebih kuat.
3. Sebagai Identitas Suatu Suku atau Bangsa
Setiap bangsa atau suku pasti memiliki bahasa yang berbeda-beda, hal ini bisa
menjadikan bahasa sebagai identitas dan keunikan tersendiri bagi suatu bangsa atau suku.
Asal Usul Sejarah Bahasa Indonesia
Nama Melayu muncul dari nama sebuah kerajaan yang didirikan di Jambi tepatnya di
Batang Hari, bernama kerajaan Malayu.
Di kerajaan ini, diketahui bahwa bahasa Melayu masyarakat Jambi secara keseluruhan
menggunakan dialek “o”, dimana akhir kalimat yang diakhiri dengan alfabet a akan diubah
menjadi o seperti misalnya “kemano” yang merupakan dialek o dari kata “kemana”.
Nantinya, dialek Melayu ini akan terus berkembang dan menjadi semakin banyak ragamnya
seiring semakin banyaknya tempat yang menggunakan dialek ini.
Dalam perkembangannya, penggunaan kata “Melayu” sendiri akhirnya menjadi jauh
lebih luas dibandingkan daerah kerajaan Malayu yang hanya mencakup sebagian kecil dari pulau
Sumatera. Hal ini disebut dalam Kakawin Negarakertagama sebagai asal-usul mengapa pulau
Sumatera memiliki sebutan lain sebagai Bumi Melayu.
Sejarah bahasa Indonesia baru menjadi “resmi” ketika pada awal abad ke-20, mulai ada
perpecahan bentuk baku tulisan pada bahasa Melayu. Pada tahun 1901, Indonesia yang masih
menjadi Hindia-Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan Persekutuan Tanah Melayu yang
nantinya menjadi bagian dari Malaysia mengadopsi ejaan Wilkinson 3 tahun setelahnya.
Commissie Voor de Volkslectuur atau Komisi Bacaan Rakyat (KRB) dibentuk
pemerintah Belanda sebagai bentuk intervensi pada tahun 1908 dan nantinya akan berubah nama
menjadi nama yang dikenal baik sebagai Balai Poestaka. Dengan D.A. Rinkes sebagai
pimpinannya, KRB menjalankan sebuah program pada tahun 1910, yaitu pembuatan
perpustakaan kecil di tiap sekolah pribumi dan fasilitas-fasilitas pemerintah yang diberi nama
program Taman Poestaka.
Akibat program Taman Poestaka yang diluncurkan oleh pemerintah Belanda, terjadi
perkembangan yag pesat dimana 700 perpustakaan telah terbangun pada tahun 1912. Program ini
melahirkan berbagai anak bangsa yang hobi mencari ilmu dan membaca yang akhirnya
menuntun pada terjadinya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda memainkan peran penting dalam sejarah bahasa Indonesia, terutama
penggunaannya sebagai bahasa Nasional. Sumpah Pemuda sendiri sebenarnya adalah hasil
putusan yang diterima dari Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 87 dan 28 Oktober 1928.
Dalam salah satu isi Sumpah Pemuda tertuliskan bahwa pemuda dan pemudi Indonesia
memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Pada
kongres ini juga Muhammad Yamin mengatakan bahwa ada dua kemungkinan bahasa yang bisa
menjadi bahasa persatuan yaitu Jawa dan Melayu, dan Yamin berpendapat bahwa bahasa Melayu
yang akan menjadi bahasa pergaulan.
Ragam Bahasa Berdasarkan Media/Sarana
Dilihat dari media atau sarananya, bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu ragam
lisan dan tulisan.
1. Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan merupakan bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap dengan fonem
sebagai unsur dasar. Ciri-ciri dari ragam lisan adalah :
Memerlukan orang kedua/teman bicara;
Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
Berlangsung cepat;
Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
2. Ragam Tulis
Ragam bahasa tulisan adalah bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan tulisan atau
rangkaian huruf sebagai unsurnya. Ciri-ciri dari ragam bahasa tulisan yaitu :
Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
Harus memperhatikan unsur gramatikal;
Berlangsung lambat;
Selalu memakai alat bantu;
Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda
baca.
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah kumpulan kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat. Kalimat
pun dapat terbentuk dari satu klausa maupun beberapa klausa.
Kalimat menurut Soelistyowati (2015) adalah bagian terkecil ujaran atau teks yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan.
Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh
intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau amilasi
bunyi.
Dalam wujud tulisan huruf latin, sebuah kalimat ditandai dengan adanya berbagai tanda
baca yang menunjukan seperti apa kalimat harus seperti apa dibaca.
Menurut Kridalaksana (2001), kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri
sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa;
klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan
gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; Jawaban minimal,
seruan, salam, dan sebagainya.
Kalimat menurut Arifin dan Tasai (2002) adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud
lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam
ragam resmi baik lisan dan tulisan harus memiliki subjek dan predikat.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalimat /Ka-li-mat/ adalah:
1. kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan;
2. perkataan; linguistic
3. satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan
secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa.
Ciri-Ciri Kalimat
Kalimat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem adalah bunyi
pada sebuah bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata, sedangkan morfem
adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah kata.
2. Dapat berdiri sendiri meskipun tidak ditambah dengan kalimat lengkap.
3. Mempunyai pola intonasi akhir.
4. Adanya huruf kapital dan tanda baca dalam sebuah kalimat.
Unsur-Unsur Kalimat
Suatu kalimat terdiri atas beberapa unsur pembentuk kalimat. Kalimat sendiri setidaknya terdiri
atas unsur subjek dan predikat.
Berikut adalah penjabaran mengenai unsur-unsur pembentuk kalimat.
1. Subjek
Subjek adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa nama orang, hewan,
benda, sapaan, dan lain-lain.
Contoh subjek dalam suatu kalimat ditandai dengan kata yang dicetak tebal:
Gina adalah teman kami.
Ayah kami sedang lomba memancing.
Subjek memiliki delapan ciri sebagai berikut.
a. Kata atau frase biasanya berkelas kata benda (nomina), contohnya pada kalimat
berikut, “Ilmu kehutanan akan tetap dibutuhkan selama manusia hidup di bumi”.
b. Nomina tidak pernah diawali oleh kata tugas (kata depan atau kata sambung) karena kata
tugas mengubah fungsi nomina menjadi keterangan. Kalimat berikut menunjukan bahwa
kata benda yang diawali kata tugas akan menjadi keterangan. “Tentang ilmu
kehutanan membahas mengenai kelestarian pepohonan di hutan.”
c. Ada kata petunjuk (artikel) ini atau itu. Contohnya adalah “Suara ini dikenal sebagai
suara burung yang paling terancam punah di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.”
d. Subjek bukan kata ganti tanya.
e. Adakalanya subjek bukan sebagai kata benda (nomina), namun pada umumnya diikuti
artikel ini atau itu. Sebagai contoh pada kalimat berikut, “Berenang (itu)”
f. Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya siapa dan apa.
g. Subjek dapat ditambahkan akhiran -nya. Sebagai contoh, “Masalahnya ialah tersangka
tidak bisa digiring ke Polres untuk dimintai keterangan.”
h. Pada struktur bahasa Indonesia, subjek pada umumnya berada pada awal kalimat.
2. Predikat
Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun dituliskan oleh
pihak pertama.
Kalimat Efektif
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan
secara baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa Indonesia, kaidah yang
menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia
menurut ejaan yang disempurnakan (EYD).