Anda di halaman 1dari 19

Bahasa Indonesia

PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Posted by havelio henar Posted on 9:58 PM with 5 comments

I. PENGERTIAN BAHASA

Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh, dan
menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut. Kajian ilmiah
terhadap bahasa disebut dengan linguistik. Menurut para ahli bahasa adalah:
1. Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3) bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara
teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
2. Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang
bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
3. Pengertian Bahasa menurut Plato bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata
(nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
4. Pengertian bahsa menurut Bill Adams bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks
inter-subjektif.
5. Pengertian bahasa menurut Wittgenstein bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan
realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang di gunakan di Indonesia.

II. DASAR HKUM

Dasar hukum diterapkan berdasarkan UU Replubik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009, yaitu :

1) Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai
bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.
2) Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana
pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.
3) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi
kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi
niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa.

III. KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

1. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini tercantum dalam Sumpah pemuda (28-10-
1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa negara. Dalam
kedudukannya sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi

1.1 Lambang kebanggaan kebangsaan


Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai luhur yang mendasari perilaku bangsa Indonesia.

1.2 Lambang Identitas Nasional


Bahasa Indonesia mewakili jatidiri bangsa Indonesia, selain Bahasa Indonesia terdapat pula lambang identitas nasional yang lain
yaitu bendera Merah-Putih dan lambang negara Garuda Pancasila.

1.3 Alat perhubungan


Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan bahasa yang berbeda-beda, maka kan sangat sulit berkomunikasi kecuali
ada satu bahasa pokok yang digunakan. Maka dari itu digunakanlah Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan perhubungan
nasional.

1.4 Alat pemersatu bangsa


Mengacu pada keragaman yang ada pada Indonesia dari suku, agama, ras, dan budaya, bahasa Indonesia dijadikan sebagai media
yang dapat membuat kesemua elemen masyarakat yang beragam tersebut kedalam sebuah persatuan.

2. Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara

Bahasa negara sama saja dengan bahasa nasional atau bahasa persatuan artinya bahasa negara merupakan bahasa primer dam
baku yang acapkali digunakan pada kesempatan yang formal. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara yaitu :

2.1 Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.


Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia

1
dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan
kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.

2.2 Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.


Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak
juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau
menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknolologi (iptek).

2.3 Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintah.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia
dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya
diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan
dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

2.4 Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.
Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan
dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya.
Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan
menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti.

IV. FUNGSI BAHASA INDONESIA

1. Fungsi bahasa secara umum :

1) Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara
terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.
2) Sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan
masyarakat untuk bekerja sama. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca
atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non
verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non
verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu
diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3) Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa
yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non-formal pada saat
berbicara dengan teman dan menggunakan bahasa formal pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati.
4) Sebagai alat kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat
diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat.

2. Fungsi bahasa secara khusus:

1) Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan
komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2) Mewujudkan Seni. Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni khususnya dalam hal
sastra. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan
pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3) Mempelajari bahasa kuno. Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau.
Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi
rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal.
4) Mengeksploitasi IPTEK. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya
juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

V. PERANAN BAHASA INDONESIA

1. Bahasa sebagai alat komunikasi.


2. Bahasa sebagai alat pengekspresian diri.
3. Bahasa sebagai kontrol sosial.
4. Bahasa sebagai alat intergrasi dan adaptasi sosial dalam lingkungan.

turan ini menetapkan penulisan singkatan, tanda baca seperti pemakain titik (.) dan koma (,) yang benar:

1. Setiap gelar ditulis dengan menggunakan tanda titik sebagai penghubung antara huruf pada singkatan gelar yang dimaksud.
2. Gelar ditulis sesudah atau sebelum nama seseorang.

2
3. Nama orang dan gelar dihubungkan dengan tanda koma (,)
4. Jika seseorang menyandang gelar lebih dari satu, maka gelar-gelar tersebut dipisahkan dengan tanda koma. Contoh = Aria
Nugraha, S,Pd., M.Pd.

Perubahan merupakan suatu keniscayaan. Begitu pula dengan kata, kata dapat mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
situasi dan kebutuhan penggunanya. Perubahan pada kata dipengaruhi oleh imbuhan. Tulisan ini akan mengkaji tentang jenis jenis
imbuhan yang disertai dengan pengertian, jenis, fungsi dan contohnya.

Pengertian Imbuhan

Imbuhan berasal dari kata dasar imbuh, yang berarti tambahan yang tidak banyak. Imbuhan mendapat sufiks atau akhiran –an.
Imbuhan adalah bubuhan yang berupa awalan, sisipan dan akhiran pada kata dasar untuk membentuk sebuah kata baru.

Dalam Bahasa Indonesia, imbuhan, disebut juga sebagai afiks, menjadi unsur penting yang dapat mengubah bentuk kata, jenis
kata dan makna kata. Perhatikan contoh perubahan bentuk kata, jenis kata dan makna kata di bawah ini :

Contoh Kata “makan” mendapat imbuhan –an berubah menjadi “makanan”.

Jenis kata diatas mengalami perubahan “makan” merupakan jenis kata kerja, “makanan” merupakan jenis kata benda. Makna
katanya pun juga berubah “makan” bermakna proses, “makanan” bermakna sesuatu benda/barang. Sedangkan dilihat dari bentuk
katanya, “makan” merupakan kata dasar, lain halnya “makanan” yang merupakan kata jadian.

Oleh karena itu, imbuhan atau afiks memiliki peran dalam pembentukan kata dasar (tanpa imbuhan) menjadi kata jadian (disertai
imbuhan).

Jenis-Jenis Imbuhan

Berikut jenis jenis imbuhan yang dikelompokkan berdasarkan tempat atau posisi atau letaknya, berdasarkan frekuensi
penggunaannya, dan berdasarkan asal muasalnya.

1. Jenis afiks atau imbuhan menurut tempat atau posisinya:

 Prefiks atau awalan merupakan afiks atau imbuhan yang terletak di awal kata dasar, misalnya meng, ter, ber, ke, per,
peng, se me, meng, memper- dan lainnya.
 Sufiks atau akhiran merupakan afiks atau imbuhan yang terletak di akhir kata dasar, misalnya -an, -kan, -nya, -i
 Infiks atau sisipan merupakan afiks atau imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar, misalnya : em, el, in, er, ah.
 Konfiks atau simulfiks merupakan afiks atau imbuhan yang terletak di awal dan akhir kata dasar sekaligus, misalnya : ke-
an, per-an, ber-an, di-i di-kan, peng-an, ke-an, memper-i, memper-kan, me-kan.

2. Jenis afiks atau imbuhan menurut frekuensi penggunaannya:

 Afiks produktif, yaitu afiks atau imbuhan yang mempunyai frekuensi penggunaan yang tinggi. Contoh: se-, ber-, meng-,
peng-, per-, dan seterusnya.
 Afiks tak produktif yaitu imbuhan atau afiks yang mempunyai frekuensi penggunaan rendah. Contoh: -em, -el, -wati, -is,
-er, dan seterusnya.

3. Jenis imbuhan atau afiks asing atau afiks serapan:

 Akhiran atau sufiks dari bahasa Sansekerta: -wan, -man, -wati.


 Akhiran atau sufiks dari bahasa Arab: -i, -wi, -at, -ah, -in.
 Akhiran atau sufiks dari bahasa Barat:-isme, -tas, -logi, -is, -ika, (asi), dsb (kata benda), -al, -or, -if, -is, dsb.

No. Kata Baku Kata Tidak Baku


1 abjad abjat
2 adhesi adesi
3 afdal afdol
4 aktif aktip
5 aktivitas aktifitas
6 akuatik aquatik
7 alarm alaram
8 ambulans ambulan
9 amendemen amandemen
10 amfibi ampibi
11 amonia amoniak
12 analisis analisa
13 andal handal

3
No. Kata Baku Kata Tidak Baku
14 antre antri
15 apotek apotik
16 artefak artifak
17 asas azas
18 astronout astronot
19 asyik asik
20 ateis atheis
21 ateisme atheisme
22 atlet atlit
23 atmosfer atmosfir
24 autentik otentik
25 azan adzan
26 balig baligh
27 balsam balsem
28 baterai baterei
29 berandal brandal
30 berantas brantas
31 berengsek brengsek
32 berpikir berfikir
33 bertanggung jawab bertanggungjawab
34 bolpoin bolpen
35 brankas berankas
36 bujet budget
37 boling bowling
38 boraks borax
39 bus bis
40 cabai cabe
41 capai capek
42 cecak cicak
43 cedera cidera
44 cendekia cendikia
45 cendekiawan cendikiawan
46 cendera mata cenderamata
47 cengkerama cengkrama
48 cengkih cengkeh
49 cokelat coklat
50 daftar daptar
51 dahsyat dasyat
52 dahulu dulu
53 darmasiswa darma siswa
54 darmawisata darma wisata
55 dasbor dasbord
56 debitur debitor
57 detail detil
58 detergen deterjen
59 digit dijit
60 diagnosis diagnosa
61 diferensial differensial
62 dolar dollar
63 doping dopping
64 dram / drum drem
65 durian duren
66 efektif efektip
67 eksplisit explisit
68 eksponen eksponent
69 ekspor eksport
70 ekspres expres

4
No. Kata Baku Kata Tidak Baku
71 ekstra extra
72 ekstrem ekstrim
73 ekuivalen ekuifalen
74 elite elit
75 embus hembus
76 esai esei
77 faksimile faksimili
78 februari pebruari
79 figur figure
80 fondasi pondasi
81 formal formil
82 fosfor pospor
83 foto photo
84 fotokopi photokopi
85 fotosintesis fotosintesa
86 fotomodel foto-model
87 fraksinasi fraksinase
88 frasa frase
89 frekuensi frekwensi
90 gaib ghaib / ghoib
91 gangster gengster
92 ganjal ganjel
93 gatal gatel
94 gelora glora
95 geladi gladi
96 genius jenius
97 gereget greget
98 gizi giji
99 gua goa
100 gubuk gubug
101 gudeg gudek
102 hadis hadist
103 hafal hapal
104 hakikat hakekat
105 hangus angus
106 hektare hektar
107 herpes herves
108 heterografi hetrografi
109 hipotesis hipotesa
110 histori history
111 idiil idil
112 ihram ikhram
113 ijazah ijasah
114 ikhlas iklas / ihlas
115 imbau himbau
116 impor import
117 indra indera
118 insaf insyaf
119 intens inten
120 inti sari intisari
121 isap hisap
122 isra isra'
123 istigfar istighfar
124 istri isteri
125 intermeso intemezo
126 izin ijin
127 jadwal jadual

5
No. Kata Baku Kata Tidak Baku
128 jagat jagat
129 jaiz jais
130 jasad jasat
131 jemaah jamaah
132 jenazah jenasah
133 jenderal jendral
134 judo yudo
135 jumat jum'at
136 junior yunior
137 juri yuri
138 kaidah kaedah
139 kakbah kaabah / ka'bah
140 kanker kangker
141 karena karna
142 karier karir
143 karisma kharisma
144 karnaval karnafal
145 kasrah kasroh
146 katalisis katalisa
147 katapel ketapel
148 kategori katagori
149 kebun kebon
150 kedaluwarsa kadaluarsa / kadaluwarsa
151 kedelai kedelei
152 kelengkeng klengkeng
153 kendur kendor
154 khatam katam / hatam
155 khawatir kuatir
156 khotbah khutbah
157 kiai kyai
158 klien client
159 kliping keliping
160 kloter keloter
161 koboi koboy
162 komersial komersil
163 kompleks komplek
164 komplet komplit
165 kongres konggres
166 konsumtif konsumtip
167 koordinasi koordinir
168 korsleting konsleting
169 kosa kata kosakata
170 kreatif kreatip
171 kreativitas kreatifitas
172 kreditur kreditor
173 kualifikasi kwalifikasi
174 kualitas kwalitas
175 kuantitatif kwantitatif
176 kuitansi kwitansi
177 label lebel
178 lafal lapal
179 legalisasi legalisir
180 lembab lembap
181 litosfer litosfir
182 lubang lobang
183 maaf maap
184 macam macem

6
No. Kata Baku Kata Tidak Baku
185 magrib maghrib
186 maksimum maximum
187 mangkuk mangkok
188 mantra mantera
189 massal masal
190 masjid mesjid
191 memengaruhi mempengaruhi
192 mengonsumsi mengkonsumsi
193 mengubah merubah
194 menteri mentri
195 menyontek mencontek
196 merek merk
197 mesosfer mesosfir
198 meterai materai
199 metode metoda
200 mikraj mi'raj
201 misi missi
202 miliar miliyar
203 mulia mulya
204 nakhoda nahkoda
205 napas nafas
206 narasumber nara sumber
207 nasihat nasehat
208 negeri negri
209 neto netto
210 nomor nomer
211 nonblok non-blok
212 nonmiliter non militer
213 notula notulen
214 november nopember
215 objek obyek
216 objektif obyektif
217 oke ok
218 omzet omset
219 organisasi organisir
220 orisinal orisinil
221 paham faham
222 pahit pait
223 palem palm
224 pancuran pancoran
225 paradoks paradox
226 pascapanen pasca panen
227 pascaperang pasca perang
228 pascasarjana pasca sarjana
229 paspor pasport
230 pedas pedes
231 permak vermak
232 pensil pinsil
233 persepsi presepsi
234 perspektif perespektif
235 pikir fikir
236 prancis perancis
237 presidensial presidental
238 produktif produktip
239 produktivitas produktifitas
240 proyek projek
241 provinsi propinsi

7
No. Kata Baku Kata Tidak Baku
242 putra putera
243 putri puteri
244 quran qur'an
245 ramai rame
246 rapi rapih
247 rapor raport
248 reaumur reamur
249 respons respon
250 resistans resistan
251 reumatik rematik
252 rezeki rejeki
253 rezim resim
254 risiko resiko
255 roboh rubuh
256 roh ruh
257 sahih sohih
258 saksama seksama
259 sambal sambel
260 sanksi sangsi
261 satra sastera
262 satai sate
263 saus saos
264 sekadar sekedar
265 sekretaris sekertaris
266 seprai seprei
267 setrika seterika / strika
268 sintesis sintesa
269 sopir supir
270 standardisasi standarisasi
271 statosfer statosfir
272 subjek subyek
273 survei survey
274 sutra sutera
275 swiss swis
276 syahid sahid
277 syawal sawal
278 teknik tehnik
279 teladan tauladan
280 telepon telpon
281 tenteram tentram
282 termosfer termosfir
283 tobat taubat
284 transpor transport
285 triliun triliyun
286 tripleks triplek
287 trofi tropi
288 umrah umroh
289 unta onta
290 urgen urgent
291 urine urin
292 ustaz ustadz
293 utang hutang
294 varietas varietes / varitas
295 wali kota walikota
296 yogyakarta jogjakarta
297 yudikatif judikatif
298 zaman jaman

8
No. Kata Baku Kata Tidak Baku
299 zamrud jamrud
300 zamzam zam-zam

16 Contoh Imbuhan Asing -i, -wi, -iah dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Imbuhan merupakan suatu bubuhan yang dibubuhkan pada suatu kata dasar. Imbuhan sendiri ada yang berasal dari bahasa
Indonesia asli dan ada juga yang merupakan serapan dari bahasa asing. Beberapa contoh imbuhan serapan yang ada dalam bahasa
Indonesia adalah imbuhan -i -wi -iah yang merupakan serapan dari bahasa Arab. Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui
seperti apa contoh-contoh penggunaan ketiga imbuhan serapan bahasa Arab tersebut dalam suatu kata yang terdaoat dalam suatu
kalimat. Adapun contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut ini!

1. Rumput-rumput itu tumbuh di pekarangan rumah secara alami.


o Kata berimbuhan asing: alami.
o Imbuhan asing yang dipakai: -i.
o Kata dasar: alam.
2. Pak ustaz selalu mengingatkan kami bahwa kehidupan duniawi itu hanyalah sementara.
o Kata berimbuhan asing: duniawi.
o Imbuhan asing yang dipakai: -wi.
o Kata dasar: dunia.
3. Penelitian ilmiah itu dia buat selama hampir lima tahun.
o Kata berimbuhan asing: ilmiah.
o Imbuhan yang dipakai: -iah.
o Kata dasar: ilmu.
4. Sampah itu membusuk secara alamiah.
o Kata berimbuhan asing: alamiah.
o Imbuhan asing yang dipakai: -iah.
o Kata dasar: alam.
5. Obat-obatan itu mengandung zat kimiawi yang dapat membahayakan tubuh.
o Kata berimbuhan asing: kimiawi.
o Imbuhan asing yang dipakai: -wi.
o Kata dasar: kimia.
6. Dia telah ingkari janji yang telah diucapkannya kepadaku.
o Kata berimbuhan asing: ingkari.
o Imbuhan asing yang dipakai: -i.
o Kata dasar: ingkar.
7. Resepsi pernikahan keduanya dilakukan secara Islami.
o Kata berimbuhan asing: Islami.
o Imbuhan asing yang dipakai: -i.
o Kata dasar: Islam.
8. Akan aku penuhi segala keinginanmu.
o Kata berimbuhan asing: penuhi.
o Imbuhan asing yang dipakai: -i.
o Kata dasar: penuh.
9. Telah aku lalui segala onak dan duri kehidupan.
o Kata berimbuhan asing: lalui.
o Imbuhan asing yang dipakai: -i.
o Kata dasar: lalu.
10. Pak ustaz selalu mengingatkan kami tentang kenikmatan surgawi yang akan diterima hamba-hamba-Nya yang bertakwa.
o Kata berimbuhan asing: surgawi.
o Imbuhan asing yang dipakai: -wi.
o Kata dasar: surga.
11. Secara lahiriah, dirinya memang terlihat masih sehat walafiat.
o Kata berimbuhan asing: lahiriah.
o Imbuhan asing yang dipakai: -iah.
o Kata dasar: lahir.
12. Secara kodrati, manusia adalah makhluk sosial yang pasti butuh bantua orang lain walau hanya sedikit.
o Kata berimbuhan asing: kodrati.
o Imbuhan asing yang dipakai: -i.
o Kata dasar: kodrat.
13. Salah dan lupa adalah sifat manusiawi yang sukar untuk ditampik.
o Kata berimbuhan asing: manusiawi.
o Imbuhan asing yang dipakai: -wi.
o Kata dasar: manusia.
14. Makanan itu mengandung banyak protein hewani di dalamnya.
o Kata berimbuhan asing: hewani.
o Imbuhan asing yang dipakai: -i.
o Kata dasar: hewan.
15. Dongeng itu mempunyai nilai sastrawi yang begitu tinggi.

9
o Kata berimbuhan asing: sastrawi.
o Imbuhan asing yang dipakai: -wi.
o Kata dasar: sastra.
16. Secara ragawi, dia masih terlihat baik-baik saja.
o Kata berimbuhan asing: ragawi.
o Imbuhan asing yang dipakai: -wi.
o Kata dasar: raga.

Kalimat Ambigu dalam Bahasa Indonesia – Pengertian, Jenis, dan Contohnya – Di dalam bahasa Indonesia, setiap kata akan
mempunyai artinya masing-masing. Namun bagaimana jadinya jika ada kata, frasa, atau klausa yang justru mempunyai makna
lebih dari satu. Kondisi inilah yang kemudian disebut dengan ambigu. Nah, apa itu ambigu dan bagaimana penjelasan lengkapnya
akan disajikan dalam artikel kali ini. Selamat belajar!

Pengertian Kalimat Ambigu

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ambigu berarti mempunyai makna lebih dari satu. Keambiguan ini dapat
menimbulkan keraguan atau ketidakjelasan dalam kalimat yang diucapkan atau ditulis. Keambiguan lebih sering muncul dalam
bahasa tulisan. Hal ini dapat terjadi apabila penanda ejaan tidak diletakkan secara tepat, maka akan timbul makna ganda.
Keambiguan ini dapat terjadi pada kata, frasa, atau kalimat. Biasanya, untuk menghidari ambigu maka harus menentukan
pemilihan kata yang tepat atau dengan meletakkan tanda baca di tempat yang semestinya.

Jenis Jenis Kalimat Ambigu

Kalimat ambigu terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuknya, yaitu ambiguitas fonetik, ambiguitas gramatikal, dan
ambiguitas leksikal.

1. Ambiguitas Fonetik

Jenis ambigu yang pertama yaitu ambiguitas fonetik. Jenis keambiguan ini terjadi akibat persamaan bunyi yang diucapkan.
Karena keambiguan ini terjadi saat percakapan, maka jenis ini sering terjadi dalam dialog sehari-hari. Contoh:

 Putri datang ke sini memberi tahu.

Frasa “memberi tahu” dapat mengandung dua arti yaitu memberi tahu (makanan yang terbuat dari kedelai), ataukah memberikan
suatu informasi.

Keambiguan ini muncul karena bunyi yang diucapkan antara “memberi tahu” yang berarti memberikan makanan dan “tahu” yang
berarti “memberikan informasi” sama. Oleh karena itu perlu didengarkan pembicaraan secara lengkap.

2. Ambiguitas Gramatikal

Sesuai dengan namanya, ambiguitas gramatikal terjadi karena proses pembentukan ketatabahasaannya. Akan tetapi, kata-kata
yang mengalami ambiguitas jenis ini akan hilang jika sudah masuk dalam konteks kalimat. Contoh:

 Orang tua

Kata tersebut memiliki dua arti yaitu (1) orang yang sudah tua, dan (2) ibu bapak. Ketidakjelasan ini akan sirna setelah adanya
kalimat berikut :

 Orang tua kandung Budi belum diketahui keberadaannya. (makna: ibu bapak)
 Kemarin maghrib aku bertemu orang tua bertongkat hitam. (makna: orang yang sudah tua)

3. Ambiguitas Leksikal

Jenis ambigu yang ketiga adalah ambiguitas leksikal. Keambiguan jenis ini disebabkan oleh faktor kata itu sendiri. Contoh:

 Anton berlari dengan sangat kencang ketika lomba maraton.


 Anton lari dari kenyataan hidup yang pahit.

Kata “lari” pada kedua kalimat di atas memiliki beda makna. Pada kalimat pertama, “lari” berarti aktivitas lari, sedangkan kalimat
kedua “lari” berarti menjauh.

Contoh Kalimat Ambigu

Untuk lebih menambah pemahaman para pembaca terkait kalimat ambigu, berikut diberikan contoh kalimat ambigu dalam
Bahasa Indonesia.

10
1. Gedung sekolah yang baru diresmikan oleh Bapak Bupati.

Keambiguan terletak pada kata yang dicetak miring. Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut:

 Gedung-sekolah yang baru itu diresmikan oleh Bapak Bupati.


 Gedung di sekolah yang baru itu diresmikan oleh Bapak Bupati.

2. Saya membaca buku sejarah puisi yang baru.

Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut:

 Saya membaca buku-sejarah-puisi yang baru. (bukunya yang baru)


 Saya membaca buku tentang sejarah-puisi yang baru. (sejarahnya yang baru)
 Saya membaca buku sejarah tentang-puisi yang baru. (puisinya yang baru)

3. Putra konglomerat yang pandai itu kuliah di UGM.

Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut:

 Putra-konglomerat yang pandai itu kuliah di UGM. (putranya yang pandai)


 Putra dari konglomerat yang pandai itu kuliah di UGM. (konglomeratnya yang pandai)

4. Putri paman yang berbaju merah itu berasal dari Bali.

Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut:

 Putri-paman yang berbaju merah itu berasal dari Bali. (putrinya yang berbaju merah)
 Putri dari paman yang berbaju merah itu berasal dari Bali. (pamannya yang berbaju merah)

5. Teman Andre yang gemuk itu tidak masuk sekolah hari ini.

Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut:

 Teman-Andre yang gemuk itu tidak masuk sekolah hari ini. (temannya yang gemuk)
 Andre yang gemuk itutemannya tidak masuk sekolah hari ini. (Andre yang gemuk)

6. Pembacaan cerita baru dilaksanakan nanti malam.

Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut:

 Pembacaan-cerita baru dilaksanakan nanti malam. (Pembacaannya baru dilaksanakan)


 Pembacaan cerita yang baru dilaksanakan nanti malam. (ceritanya baru)

7. Sumbangan ke dua sekolah itu dibajak pencuri.

Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut:

 Sumbangan yang ke dua kalinya itu dibajak pencuri. (sumbangan yang ke-2)
 Sumbangan untuk dua sekolah itu dibajak pencuri. (sumbangan untuk 2 sekolah)
 Sumbangan kedua-sekolah itu dibajak pencuri. (sumbangan dari dua sekolah)

8. Putri tampil cantik dan mempesona dalam panggung sandiwara kehidupan.

Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut:

 Putri tampil cantik dan mempesona dalam panggung Sandiwara Kehidupan.


(pementasan drama)
 Putri tampil cantik dan mempesona dalam panggung sandiwara kehidupan. (makna konotasi panggung
sandiwara)

9. Istri pegawai yang gemuk itu mondar-mandir di kantor sambil celingak celinguk.

Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut:

 Istri-pegawai yang gemuk itu mondar-mandir di kantor sambil celingak celinguk. (yang gemuk adalah istrinya)

11
 Pegawai yang gemuk itu istrinya mondar-mandir di kantor sambil celingak celinguk. (yang gemuk adalah
pegawainya)

10. Teman Hana yang cantik dan alim itu sedang sakit di rumah sakit.

Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut:

 Teman-Hana yang cantik dan alim itu sedang sakit di rumah sakit. (yang cantik dan alim adalah temannya Hana)
 Teman dari Hana yang cantik dan alim itu sedang sakit di rumah sakit. (yang cantik dan alim adalah Hana)
 Pada umumnya ada 3 bentuk paragraf yang kita ketahui yaitu :
 1) Paragraf deduktif
 1. letak kalimat utama di awal paragraf
2. dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
contoh:
Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam.perbedaan dalam struktur
kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering
dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik. Para
pemuka kitapun pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta
di atas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
 Contoh :
 Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum
ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai
dicari di buku.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu pemakaian bahasa Indonesia di seluruh
Indonesia belum seragam.
 2) Paragraf induktif
 1. letak kalimat utama di akhir paragraf.
2. diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
contoh:
Mungkin anda pernah mendengar tentang peristiwa perampokan mobil yang menimpa ronaldo, bintang sepakbola asal
brasil, dua tahun silam. Dasar nasibnya sedang apes, saat mengendarai BMW X-5 di Rio Janairo, ia dihadang tiga
perampok bersenjata. Mobil kesayangannya pun dibawa kabur perampok. Untunglah pemain asal internasionale Milan,
klubnya saat itu cepat bertindak. Dengan menumpang kendaraan yang lewat ia segera menuju kantor polisi. Hanya dalam
hitungan jam, mobilnya sudah ditemukan kembali di pinggir kota Rio. Jangan salah! Ronaldo tidak memakai jasa
paranormal. Kebetulan mobilnya dilengkapi Automatic Verhicle Location (AVL), sistem pemantau lokasi kendaraan
yang terhubung dengan satelit Global Positioning Sistem (GPS). Posisi mobil selalu dapat di ketahui dari peta digital
yang terpasang di mobil atau operator pemantaunya. (Intisari, juni 2003).
 Contoh :
 Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan
efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal.
Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Itulah beberapa tips belajar
menjelang Ujian Akhir Nasional
3) Paragraf campuran/Paragraf Deduktif-Induktif
1. letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf
2. kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali, dengan susunan
kalimat yang agak berbeda.
 Contoh :
 Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN). Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari
sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak
dikuasai dicari di buku. Oleh karena itu, maka sebaiknya para guru memberitahukan tips belajar menjelang UAN.
 Berdasarkan isi, antara lain :
 1) Paragraf deskripsi :
 kalimat utama tak tercantum secara nyata tema pargraf tersirat
dalam keseluruhan paragraf biasa dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi
dalam cerita.
2) Paragraf proses :
 tidak terdapat kalimat utama pikiran utama tersirat dalam kalimat-
kalimat penjelas memaparkan urutan suatu kejadian/proses, meliputi waktu, ruang,
klimaks, antiklimaks.
3) Paragraf efektif :
 paragraf efektif ialah alinea yang memenuhi ciri paragraf yang baik
alinea terdiri atas beberapa kalimat terdiri atas satu pikiran utama dan lebih dari satu
pikiran penjelas tidak boleh ada kalimat sumbang ada koherensi antar kalimat.
 Pengembangan Paragraf
 Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan 2 pola, yaitu :
1. Pola alamiah :
 pola urutan yang sesuai dengan keadaan di alam. Pola ini meliputi pola :
 a. Urutan waktu/kronologis
b. Urutan ruang/ special
 2. Pola logis :

12
 pola pengembangan didasarkan atas jalan pikiran. Pola ini meliputi pola :
a. Pengambangan contoh
b. Klasifikasi
c. Familiaritas
d. Akseptabilitas
e. Umum-khusus
f. Sebab akibat
g. Klimaks-antiklimaks
h. Perbandingan
 Berdasarkan Maksud dan Tujuan, ada 5 jenis paragraf yakni :
 1. Narasi: paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.
Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya.
Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk
tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius
itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan
seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
 2. Deskripsi: paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa
objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.
Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning
nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan
para wanita palestina.
 3. Eksposisi: paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya
akan bertambah wawasannya.
Ciri-cirinya: ada informasi
Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya,
dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu
diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang
persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara
khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.
 4. Argumentasi: paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya.
Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit,
bahkan terkait dengan ”meta penampilan” siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia
memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan
Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
 5. Persuasi: paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.
Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan
mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS
tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang
dimiliki tidak cukup untuk itu.

Asian Games 1962 adalah Asian Games yang ke-4 dan diselenggarakan di Jakarta, Indonesia dari tanggal 24 Agustus 1962
sampai 4 September 1962.[1][2] Sebanyak 1.460 atlet dari 17 negara berpartisipasi untuk memperebutkan medali pada 15 cabang
olahraga yang dipertandingkan, termasuk badminton yang dipertandingkan untuk pertama kalinya di ajang ini.[3]

Per. Negara Emas Perak Perunggu Jumlah

1 Jepang 73 56 23 152

2 Indonesia 11 12 28 51

13
18. Tuan Rumah Asian Games 2018

Sumber
Gambar: Asiangames2018

Pada kompetisi Asian Games 2018, Indonesia kembali berkesempatan sebagai tuan rumah. Ajang ini diselenggarakan di dua kota
Besar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Palembang. Asian Games ke-18 ini akan dilangsungkan pada tanggal 18 Agustus hingga 2
September 2018 dengan pertandingan cabang olahraga sebanyak 40 cabang. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Asian Games,
Asian Games Jakarta 2018 diadakan di dua kota sekaligus.

Emas

1. Taekwondo (Defia Rosmaniar)

2. Wushu (Lindswell Kwok)

3. Cycling - MTB Downhill (Tiara Andini Prastika)

4. Cycling - MTB Downhill (Khoiful Mukhib)

5. Weightlifting (Eko Yuli Irawan)

6. Paragliding (Hening Paradigma, Jony Efendi, Rony Pratama, Jafro Megawanto, Aris Apriansyah)

7. Paragliding (Japro Megawanto)

14
8. Sport Climbing (Aries Susanti Rahayu)

9. Rowing (Tanzil Hadid, Muh. Yakin, Rio Rizki, Jefri Ardianto, Ali Buton, Ferdiansyah, Ihram, Ardi Isadi, Ujang Hasbulloh)

10. Tennis (Christoper Rungkat & Aldila Sudiaji)

11. Karate (Arrosyiid Rizki Ardiansyah)

12. Jetski (Aqsa Sutan Aswar)

13. Pencak Silat (Puspa Arum Sari)

14. Pencak Silat (Yola Primadona & Hendy)

15. Pencak Silat (Nunu Nugraha, Asep Wildan Sani, Anggi Faisol Mubarok)

16. Pencak Silat (Aji Bangkit Pamungkas)

17. Pencak Silat (Komang Harik Adiputra)

18. Pencak Silat (Iqbal Chandra)

19. Pencak Silat (Sarah Tria Monita)

20. Pencak Silat (Abdul Malik)

21. Sport Climbing (Aries Susanti, Puji Lestari, Rajiah Salsabilah, Fitriani)

22. Sport Climbing (Suprianto Rindi, Muhammad Inayah, Abudzar Yulianto, Leonardo Veddriq)

23. Badminton (Johathan Christie)

24. Badminton (Kevin Sanjaya Sukamuljo & Marcus Fernaldi Gideon)

25. Pencak Silat (Sugianto)

26. Pencak Silat (Sidan Wilantari & Ni Made Dwiyanti)

27. Pencak Silat (Pramudita Yuristya, Lutfi Nurhasanah, Gina Tri Lestari)

28. Pencak Silat (Pipit Kamelia)

29. Pencak Silat (Hanifan Yudani)

30. Pencak Silat (Wewey Wita)

Undang Undang nomor 11 tahun 2008 atau UU ITE adalah UU yang mengatur tentang informasi serta transaksi
elektronik, atau teknologi informasi secara umum

Asas

Pemanfaatan Teknologi ITE dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, iktikad baik, dan kebebasan
memilih teknologi atau netral teknologi.

Tujuan

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk:

1. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia;


2. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
4. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang
penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan
5. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.

Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang

Beberapa materi yang diatur, antara lain:

15
1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE);
2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);
3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE); dan
4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE)
5. perbuatan yang dilarang (cybercrimes). Beberapa cybercrimes yang diatur dalam UU ITE, antara lain:
1. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran nama baik,
pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE);
2. akses ilegal (Pasal 30);
3. intersepsi ilegal (Pasal 31);
4. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);
5. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE);
6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);

Penyusunan materi UU ITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun oleh dua institusi pendidikan yakni Universitas
Padjadjaran(Unpad) dan Universitas Indonesia(UI). Tim Unpad ditunjuk oleh Departemen Komunikasi dan Informasi sedangkan
Tim UI oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama dengan para pakar di
Institut Teknologi Bandung yang kemudian menamai naskah akademisnya dengan RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU
PTI). Sedangkan tim UI menamai naskah akademisnya dengan RUU Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik.

Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan disesuaikan kembali oleh tim yang dipimpin Prof. Ahmad M Ramli
SH (atas nama pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono), sehingga namanya menjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagaimana disahkan oleh DPR.

Peraturan Pelaksana

Sembilan pasal UU ITE mengamanatkan pembentukan Peraturan Pemerintah:

1. Lembaga Sertifikasi Keandalan (Pasal 10 ayat 2);


2. Tanda Tangan Elektronik (Pasal 11 ayat 2);
3. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (Pasal 13 ayat 6);
4. Penyelenggara Sistem Elektronik (Pasal 16 ayat 2);
5. Penyelenggaraan Transaksi Elektronik (Pasal 17 ayat 3);
6. Penyelenggara Agen Elektronik (Pasal 22 ayat 2);
7. Pengelolaan Nama Domain (Pasal 24);
8. Tata Cara Intersepsi (Pasal 31 ayat 4);
9. Peran Pemerintah dalam Pemanfaaatan TIK (Pasal 40);

Penyelenggaran Sistem Transaksi Elektronik


Dalam perjalanannya, poin no. 1-7 dijadikan satu peraturan pemerintah, dan juga sudah disahkan yaitu Peraturan Pemerintah
no. 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi Elektronik ('PP PSTE'). Peraturan Pemerintah ini disusun sejak
pertengahan tahun 2008 dan disampaikan ke Kemkumham awal tahun 2010. Kemudian dilakukan harmonisasi pertama, dan
Menkumham menyerahkan hasilnya ke Menkominfo pada 30 April 2012. Menkominfo menyerahkan Naskah Akhir RPP ini ke
Presiden pada 6 Juli 2012 dan ditetapkan menjadi PP 82 tahun 2012 pada 15 Oktober 2012. PP ini mengatur sistem elektronik
untuk pelayanan publik dan nonpelayanan publik, sanksi administratif, tanggungjawab pidana serta perdata penyelenggara,
sertifikasi, kontrak, dan tanda tangan elektronis, serta penawaran produk melalui sistem elektronik. (Aspek Hukum
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, Ronny, 2013)

Tata Cara Intersepsi

Poin nomor 8 tadinya sempat direncakan menjadi Peraturan Pemerintah tersendiri, akan tetapi koalisi masyarakat menggugat
pasal ini ke Mahkamah Konstitusi tahun 2011. Mahkamah menyetujui serta mengharuskan Pasal ini dibuat Undang Undang
tersendiri bukannya Peraturan Pemerintah karena intersepsi atau penyadapan membatasi sebagian hak asasi manusia yang
menurut pasal 28J UUD 1945, harus berbentuk Undang Undang.

Indonesia Corruption Watch mengungkapkan bahwa RPP merupakan bentuk potensi intervensi Eksekutif terhadap lembaga
penegak hukum, khususnya KPK, mengingat Pusat Intersepsi Nasional (PIN) dikelola dan dibentuk pemerintah, karena dibentuk
dengan Keputusan Presiden.[3]

Catatan kritis ICW terhadap RPP tentang Penyadapan per 3 Desember 2009:

1. Pasal 4 ayat (4) teknis operasional pelaksanaan intersepsi dilaksanakan melalui Pusat Intersepsi Nasional.
2. Pasal 5 ayat (6) Hasil intersepsi rekaman informasi disampaikan secara rahasia kepada aparat penegak hukum melalui
Pusat Intersepsi Nasional
3. Pasal 8 Sertifikasi alat dan perangkat diatur dalam Peraturan Menteri
4. Pasal 11 ayat (2) Dewan Intersepsi Nasional bertanggungjawab pada Presiden (tugas mengawasi pelaksanaan intersepsi di
Polisi, Jaksa dan KPK)
5. Pasal 21 ayat (2) Sebelum PIN dibentuk, Menteri dapat membentuk tim audit independen
6. Pasal 21 ayat (6) Jika PIN sudah terbentuk, intersepsi yg dilakukan penegak hukum harus melalui PIN

16
Presiden dan dan jajarannya di kabinet akan menjadi orang-orang yang sulit atau mustahil disadap jika Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Tata Cara Intersepsi (Penyadapan) disahkan. Presiden berperan membentuk Pusat Intersepsi Nasional dan
mengangkat Anggota Dewan Pengawas Intersepsi Nasional. Selain itu ada enam instansi lain yang juga akan sulit disadap karena
punya peran dominan bagi terlaksana atau tidaknya penyadapan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum, termasuk Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Enam instansi itu yaitu, Menkominfo, Jaksa Agung, Ketua PN Jakarta Pusat sampai Mahkamah
Agung, Anggota PIN, Kapolri, dan Dewan Intersepsi Nasional. Kesulitan ini dapat berupa keputusan berlarut-larut atau infonya
bocor. [4]

Pasca pembatalan pasal tersebut oleh MK, per 2015 Kemkominfo memprosesnya untuk membuat RUU TCI (Undang Undang
Tata Cara Intersepsi). Meskipun RUU TCI ini tidak masuk dalam daftar longlist Program Legislasi Nasional 2015–2019, namun
tidak menutup kemungkinan akan masuk dalam daftar kumulatif terbuka. Sehingga pilihan pertama usulan dimasukkan dalam
prakarsa DPR dengan dititipkan dalam pembahasan RUU KUHAP inisiatif DPR. Alternatif kedua didasarkan pada usulan
pemerintah yang dilatari pertimbangan kondisi tertentu serta harus mendapatkan izin prakarasa dari Presiden.[5]

enkominfo membuat Tim Panel Ahli untuk menangani masalah pemblokiran situs ini. Sebelum situs diblokir, situs akan dinilai
oleh Tim Panel yang terdiri dari multistakeholder dengan expertise masing-masing dan Tim ini dibagi 4 panel, yaitu: 1)
Pornografi, Kekerasan Anak 2) SARA, Terorisme, Kebencian. 3) Narkoba, Investasi Ilegal, 4) Hak Kekayaan Intelektual.
Rencananya kementerian bakal mengusulkan proses normalisasi 10 situs web Islam kepada Panel Terorisme, SARA, dan
Kebencian dari Forum Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif (PSIBN)

Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.


Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan
Daerah. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk
Bendera Pusaka, bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat
Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera
Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara bendera.

Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga
yang menyebutkan bahan bendera tersebut adalah kain wool dari London) yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang
pada saat itu digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di dunia (karena terkenal dengan keawetannya) yang
berukuran 274 x 196 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun
kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka.
Bendera itu sempat sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm. Ujung berwarna merah sobek
sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan, hitam, dan putih.
Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar.

Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun kemerdekaan RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat
dari sutra. Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya 'menyaksikan' dari dalam kotak penyimpanannya.

Ukuran Cm
o Keterangan
Pj Lb
1 300 200 untuk Penggunaan di Lapangan Istana Kepresidenan;
2 180 120 untuk Penggunaan di Lapangan Umum;
3 150 100 untuk Penggunaan di Ruangan;
4 54 36 untuk Penggunaan di Mobil Presiden dan Wakil Presiden;
5 45 30 untuk Penggunaan di Mobil Pejabat Negara;
6 30 20 untuk Penggunaan di Kendaraan Umum;
7 150 100 untuk Penggunaan di Kapal;
8 150 100 untuk Penggunaan di Kereta api;
9 45 30 untuk Penggunaan di Pesawat Udara;dan
10 15 10 untuk Penggunaan di Meja.

 1 Hak Oktroi

17
 2 VOC Hak Memungut Pajak
 3 VOC Mampu Menguasai Indonesia
 4 Bukti Politik Adu Domba VOC
 5 Kemunduran VOC
 6 Posting terkait:

Hak Oktroi

Hak oktroi VOC meliputi :

 Hak monopoli perdagangan.


 Hak memiliki tentara.
 Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja di Indonesia.
 Hak mencetak uang.
 Hak untuk mengumumkan perang.
 Dan hak mendirikan benteng.

Di samping itu juga VOC melakukan pelayaran Hongi yaitu misi pelayaran Belanda yang ditugasi mengawasi, menangkap dan
mengambil tindakan terhadap para pedagang dan penduduk pribumi yang dianggapnya melanggar ketentuan perdagangan
Belanda.

Kondisi saat itu produksi rempah-rempah di Maluku meningkat sampai melebihi produksi, untuk itu VOC mendapat hak
eksterpasi yaitu hak untuk menebang tanaman rempah-rempah yang dianggap melebihi jumlah dengan tujuan untuk menstabilkan
harga ( harga rempah-rempah tetap tinggi ).

VOC Hak Memungut Pajak

VOC juga mendapat hak memungut pajak yang disebut :

 Verplichte Leverantie
Kewajiban bagi raja pribumi untuk membayar pajak hasil bumi kepada Belanda.
 Contingenten
Pajak sewa tanah yang harus dibayar rakyat dengan hasil bumi.

Simak Juga : Penjelasan Macam Masalah Pendudukan Kualitatif Beserta Tingkatannya

Awalnya pengurus VOC hanya berjumlah 60 orang tetapi dianggap banyak sehingga diadakan pemilihan pengurus dan hanya
tinggal 17 orang yang diambil dari beberapa kota. Mereka yang terpilih menjadi pengurus disebut Dewan 17 ( De Heeren
Seventien atau Tuan-Tuan 17 ) dan ketika VOC banyak urusannya maka Dewan 17 mengangkat Gubernur Jenderal ( Raad Van
Indie ) Pieter Both pada tahun 1601. Ia adalah Gubernur Jenderal VOC yang pertama di Indonesia.

Usaha VOC semakin berkembang pesat ( 1623 ) dan berhasil menguasai rempah-rempah di Ambon dalam peristiwa Ambon
Massacre. Selanjutnya pada tahun 1641 VOC berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis. VOC selalu menggunakan Batigslot
Politiek ( politik mencari untung 1602-1799 ) dengan memegang monopoli Belanda di Indonesia. Selain itu VOC menjalankan
politik devide et impera yakni sistem pemecah belah diantara rakyat Indonesia.

VOC Mampu Menguasai Indonesia

VOC mampu menguasai Indonesia pada masa itu disebabkan oleh :

 VOC ialah organisasi dagang yang tertib dan para pengurusnya bekerja keras sehingga maju dengan pesat.
 Banyak kerajaan di Indonesia yang mudah dikuasi VOC karena politik adu domba.
 Dan para pedagang di Nusantara belum memiliki kesatuan dan persatuan yang kuat.

Bukti Politik Adu Domba VOC

Ada beberapa bukti politik adu domba VOC yang berhasil menguasi kerjaan Nusantara.

 VOC berhasil membantu Sultan Haji dalam merebut Banten dari tangan Sultan Ageng Tirtayasa.
 Dalam permusuhan antara Aru Palaka ( Raja Bone ) dan Hasanuddin ( Sultan Makassar ) VOC membantu Aru Palaka
sehinggaterjadilah perjanjian Bongaya yang menyebabkan Makassar jatuh ke tangan VOC.
 VOC berhasil memecah belah Mataram menjadi tiga yaitu kasunanan, kesultanan dan mengkunegaran.

Kemunduran VOC

Perjalanan kongsi dagang VOC lama kelamaan mengalami kemunduran bahkan VOC runtuh pada tanggal 31 Desember 1799.
Kemunduran VOC disebabkan hal-hal berikut :

18
 Perang-perang yang dilakukan membutuhkan biaya yang besar padahal hasil dari bumi Indonesia telah terkuras habis dan
kekayaan Indonesia sudah terlanjur terkirim ke negeri Belanda. VOC tidak kuat lagi membiayai perang-perang tersebut.
 Kekayaan menyebabkan para pegawai VOC melupakan tugas, kewajiban dan tanggung jawab mereka terhadap
pemerintah dan masyarakat. Untuk lebih memperkaya diri, mereka melakukan tindak korupsi. Merajalelah korupsi di
Indonesia maupun di ngeri Belanda.
 Terjadinya jual beli jabatan, seorang VOC yang ingin pulang ke negerinya karena sudah terlampau kaya atau pension
dapat menjual jabatannya kepada orang lain dengan harga tinggi. Hal ini akan menjadi sistem suap yang merajalela.
 Tumbuhnya tuan-tuan tanah partikelir, pemerintah yang kekurangan biaya untuk membiayai pemerintahnya dan perang
terpaksa menjuala tanah-tanah yang luas kepada orang-orang partikelir dengan hak pertuanan.
 Kekurangan biaya tersebut tidak dapat ditutup dengan hasil penjualan tanah saja, VOC harus juga mencari pinjaman
akibatnya utang VOC semakin besar.
 Pada akhir abad ke-18 VOC tidak mampu lagi memerangi pedagang-pedagang Eropa lainnya ( Inggris, Prancis, Jerman )
yang dengan leluasa berdagang di Nusantara sehingga monopoli VOC hancur.

Simak Juga : "Masyarakat Multikultural" Pengertian & Menurut Para Ahli Serta ( Ciri - Sifat - Faktor Yang Mempengaruhi -
Jenis )

Keberadaan VOC sudah tidak dapat dipertahankan lagi sehingga harta milik dan utang-utangnya, diambil alih oleh pemerintah
negeri Belanda. Pemerintah kemudian membentuk Komisi Nederburg untuk mengurusinya termasuk mengurusi wilayah VOC di
Indonesia pada tahun 1800-1907.

Demikianlah pembahasan mengenai Penjelasan Kebijakan Kolonial VOC Di Indonesia Beserta Kemundurannya semoga
dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.
🙂🙂🙂

19

Anda mungkin juga menyukai