Anda di halaman 1dari 1

Pengertian Tasawuf Menurut para Ahli

Sesungguhnya, ilmu tasawuf memiliki banyak arti dan dikemukakan dari beberapa ahli.
Berikut ini pengertian ilmu tasawuf dari berbagai sudut pandang.

1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani

Tasawuf merupakan mensucikan hati dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan
khalwat, riya-dloh, taubah, dan ikhlas.

2. Al-Junaid

Tasawuf memiliki makna kegiatan membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan
manusia, serta memadamkan kelemahan, menjauhi keinginan serta hawa nafsu, mendekati hal-hal
yang di ridai Allah, serta bergantung pada ilmu-ilmu hakikat.

Selain itu juga memberikan nasihat kepada semua orang, dengan memegang dengan erat
janji dengan Allah dalam hal hakikat serta mengikuti contoh Rasulullah SAW dalam hal syariat.

3. SyaikhAjibah

Ilmu tasawuf menurut syaikh adalah ilmu yang akan membawa seseorang agar dapat dekat
bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui penyucian rohani serta mempermanisnya dengan
amal-amal saleh. Jalan tasawuf yang pertama dengan ilmu, yang kedua amal serta yang terakhir
adalah karunia Illahi.

4. H. M. Amin Syukur

Tasawuf sebagai suatu latihan dengan kesungguhan (riya-dloh, mujahadah) untuk


kemudian dapat membersihkan hati, mempertinggi iman serta memperdalam aspek kerohanian
seseorang. Ini sendiri dilakukan dalam rangka mendekatkan diri manusia kepada Allah sehingga
perhatian yang ia miliki kemudian tertuju kepada Allah.

Terlepas dari banyaknya pengertian tasawuf oleh para ahli, beberapa pandangan
mengenai tasawuf dapat diartikan sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh seseorang
untuk menyucikan diri. Hal ini dilakukan dengan menjauhkan pengaruh kehidupan yang
bersifat kesenangan duniawi serta dengan memusatkan seluruh perhatiannya kepada Allah
SWT. Jadi, dengan lebih menekankan pada aspek kerohanian dibanding aspek jasmani yang
ia miliki.
Hal Ini karena para tokoh tasawuf lebih mempercayai keutamaan rohani jika
dibandingkan dengan keutamaan jasad serta lebih percaya dunia spiritual dibandingkan
dengan dunia material. Para tokoh mempercayai bahwa dunia spiritual kemudian lebih lebih
nyata jika dibandingkan dengan dunia jasmani, hingga segala yang menjadi tujuan akhir atau
yang disebut Allah juga dianggap bersifat spiritual.

Anda mungkin juga menyukai