JAWAB
3. A. Pengertian Maqam
Maqamat merupakan bentuk jamak dari maqam. Secara etimologi maqam mengandung arti
kedudukan dan tempat berpijak dua telapak kaki. Menurut terminology, istilah maqam mengandung
pengerrtian kedudukan, posisi, tingkatan, atau kedudukan tahapan hamba dalam mendekatkan diri
kepada Allah.
Menurut Abdurrazaq Al-Qasami, maqam adalah pemenuhan terhadap kewajiban-kewajiban yang
telah ditetapkkan. Jika seseorang belum memenuhi kewajiban-kewajiban yang terdapat dalam suatu
maqam, ia tidak boleh naik ke jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Imam Al-Qusairi, yang dimaksud dengan maqam adalah tahapan adab (etika) seorang
hamba dalam wushul kepada-Nya dengan bermacam-macam upaya yang diwujudkan dengan suatu
tujuan pencapaian dan ukuran tugas. Masing-masing berbeda dalam tahapannya sendiri ketika dalam
kondisi tersebut, serta tingkah laku riyadhah menuju kepada-Nya.
B. Pengertian Hal
Hal adalah keadaan- keadaan spiritual tertentu berupa perasaan kedekatan dengan Allah Swt. ini
adalah anugerah dan karunia Allah kepada hati para penempuh jalan spiritual.[1] Bentuk jamak dari
hal yaitu ahwal yang biasanya diartikan sebagai keadaan mental yang dialami oleh para sufi di sela-
sela perjalanan spirtualnya.
C. Maqam-maqam Dalam Ilmu Tasawuf
Taubat
Taubat secara etimologi adalah kembali, meminta pengampunan. Dalam perspektif sufistik, taubat
dimaknai sebagai kembali dari segala perbuatan tercela menuju perbuatan terpuji sesuai dengan
ketentuan agama. Taubat adalah kembali menuju kebenaran, perubahan hati, juga berarti penyesalan.
Taubat merupakan tahapan pertama yang ditempuh oleh sufi untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Taubat adalah asal semua maqam dan dasrnya, sebagai pembuka setiap hal. Taubat adalah permulaan
dari maqamat. Taubat yang dimaksud sufi adalah taubat yang sebenar-benarnya, taubat yang tidak
akan membawa dosa lagi.
Zuhud
Zuhud atau asketisme secara etimologi berasal dari kata zahada, artinya raghiba ‘anhu wa taraka
(benci dan meninggalkan sesuatu). Secara terminology, zuhud ialah menjauhkan diri dari segala
sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Zuhud merupakan pendekatan penting dalam tahap awal
perjalanan spiritual, namun tidak dianjurkan bagi seseorang yang hendak mencapai kesempurnaan.
Sebab asketisme ini mengabaikan sebab-sebab sekunder, padahal melalui sebab-sebab sekunder
inilah manusia mendapatkan pengetahuan tentang Allah.
Syukur
Syukur secara etimologi ialah membuka dan menyatakan. Adapun menurut terminologi tasawuf,
syukur ialah menggunakan nikamat Allah untuk taat dan tidak menggunakannya untuk berbuat
maksiat kepada-Nya. Orang yang menggabungkan sabar dengan syukur adalah orang yang memiliki
hikmah.
Syukur merupakan pengetahuan yang membangkitkan kesadaran bahwa satu-satunya pemberi
nikmat adalah Allah dan cakupan rahmat-Nya sangat luas. Keutamaan syukur mengungguli
peringkat lainnya dalam maqamat bahwa taubat, zuhud dan sabar tidak berlaku lagi di akhirat. Orang
tidak memerlukannya lagi di syurga, tetapi bersyukur tetap dilakukan.