Oleh:
Dosen pengampu :
Amiruddin, M.pd
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam, shalawat serta salam mudah-mudahan
senantiasa Allah karuniakan atas penutup dan Nabi paling mulia, Muhammad SAW juga atas
segenap keluarganya, para shahabat, para Tabi’in dan Tabi’in-tabiin serta para pengikut setia
Makalah yang berjudul “Kritik Terhadap Pembagian Tasawuf Kepada Akhlaqi Dan
Falsafi” ini, saya susun unuk memenuhi tugas yang diamanahkan kepada kami pada mata
kuliah Pengantar Pendidikan Islam serta sebagai wasilah untuk memperdalam tentang Akhlak
Tasawuf dan pihak lain yang berkenan membacanya, makalah ini bahasanya sangat sederhana
dan fokus pada pokok bahasan sehingga mudah dipahami dan memiliki ruang lingkup yang
diatas.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah mendatang.
Amiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................
Kata Pengantar.....................................................................................
Bab 1 pendahuluan..............................................................................
1. Latar belakang.............................................................................
2. Rumusan masalah.......................................................................
Bab 2 pembahasan..............................................................................
a.Takhalli..........................................................................................
b.Tahalli...........................................................................................
c.Tajalli.............................................................................................
Bab 3 penutupan.................................................................................
a. Kesimpulan..................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tasawuf merupakan salah satu cabang ilmu keislaman yang lebih menekankan pada dimensi
atau aspek spiritual dalam islam. Tasawuf adalah ilmu yang mulia karena berkaitan dengan
ma’rifah kepada Allah Ta’ala dan mahabbah kepada-Nya. Dan Tasawuf adalah ilmu yang paling
utama secara mutlak. Lahirnya tasawuf bersamaan dengan timbulnya agama Islam itu sendiri,
maka dari itu ilmu tasawuf tidak lepas dari pengaruh Al-Qur`an dan hadits. Inti untuk mencapai
tasawuf adalah beriman kepada Allah, menyerahkan diri kepada-Nya, mengamalkan amalan yang
Kajian Tasawuf merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kajian Islam di Indonesia. Sejak
masuknya Islam di Indonesia telah tampak unsur tasawuf Mewarnai kehidupan keagamaan
masyarakat, bahkan hingga saat ini nuansa Tasawuf masih kelihatan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari pengamalan Keagamaan sebagian kaum muslimin Indonesia, terbukti dengan
semakin Meraknya kajian Islam dan juga melalui gerakan Tarekat Muktabarah yang masih
berpengaruh dimasyarakat. Oleh sebab itu, bukanlah suatu hal yang mengherankan, jika hingga
sekarang, warna dan nuansa tasawuf masih tetap merupakan warna yang dominan di dalam corak
Islam Indonesia.
Tasawuf sebagai fenomena ajaran dapat dilihat dari banyaknya orang yang Berminat mempelajari
ilmu tasawuf dari buku-buku tasawuf, banyaknya halaqah, Seminar dan kajian-kajian tentang
tasawuf, baik dilingkungan akademik maupun Non-akademik. Adapun tasawuf sebagai gerakan
moral tentunya mengandung. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang disebut sebagai nilai-
nilai sufistik. Nilai-nilai sufistik disini adalah segala sesuatu yang mengandung makna nuansa
Ajaran tasawuf. Menurut teorinya, ajaran tasawuf tidak saja berkenaan dengan Tasawuf falsafi,
namun juga tasawuf sunni (akhlaki/amali). Tasawuf falsafi adalah Ajaran yang berbicara
mengenai konsepsi tasawuf seperti; ittihat, hulul, wahdahal-wujud, israq atau yang lainnya, lebih
banyak bicara secara teori karena itu disebut pula tasawuf nazari. Sementara tasawuf Sunni adalah
ajaran tasawuf yang lebih menekankan kepada pembentukan akhlak atau amal.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Tasawuf Akhlaqi ialah tasawuf yang menitik beratkan pada pembinaan akhlak al-Karimah.
Akhlak adalah keadaan yang tertanam dalam jiwa yang menumbuhkan perbuatan, dilakukan
dengan mudah, tanpa dipikir dan direnungkan lebih dahulu. Dengan demikian nampak adanya
perbuatan itu didorong oleh jiwa ada motivasi (niat) kuat dan tulus ikhlas, dilakukan dengan
gampang, tanpa dipikir dan direnungkan, sehingga perbuatan itu nampak otomatis.
Tasawuf Akhlaqi yang ajarannya membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang
diformulasikan pada sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku guna mencapai kebahagiaan
yang optimal. Manusia harus lebih dahulu mengidentifikasi dirinya yang didalam ilmu tasawuf
dikenali dengan takhalli (pengosongan diri dari sifat tercela), tahalli (menghiasi diri dengan
sifat terpuji), dan tajalli (terungkapnya Nur Ghaib bagi hati yang bersih sehingga mampu
a. Takhalli
Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat sifat tercela, dari maksiat lahir dan maksiat
mengacaukan masyarakat. Adapun maksiat bathin lebih berbahaya lagi, karena tidak
kelihatan dan biasanya kurang disadari dan sukar dihilangkan. Maksiat bathin itu
adalah pembangkit maksiat lahir dan selalu menimbulkan kejahatan kejahatan baru
yang diperbuat oleh anggota badan manusia. Dan kedua maksiat itulah yang mengotori
jiwa manusia setiap waktu dan kesempatan yang diperbuat oleh diri sendiri tanpa
disadari. Semua itu merupakan hijab atau dinding yang membatasi diri dengan Tuhan.
Hal ini dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala
b. Tahalli
Tahalli adalah upaya menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap,
perilaku dan akhlak terpuji. Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi setelah jiwa
dikosongkan dari akhlak-akhlak jelek. Pada tahap tahalli, kaum sufi berusaha agar
setiap gerak perilaku selalu berjalan di atas ketentuan agama, baik kewajiban yang
bersifat luar maupun yang bersifat dalam. Aspek luar adalah kewajiban-kewajiban yang
bersifat formal. Seperti shalat, puasa, dan haji. Sedangkan aspek dalam seperti iman,
c. Tajalli
Tajalli ialah hilangnya Hijab (penutup) dari sifat-sifat kemanusiaan, jelasnya Nur
(cahaya) yang sebelumnya ghaib, dan musnah segala sesuatu ketika tampaknya wajah
Allah SWT. Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Agar hasil yang telah
diperoleh jiwa ketika melakukan takhalli dan tahalli tidak berkurang, maka rasa
ketuhanan perlu dihayati lebih lanjut. Kebiasaan yang dilkakukan dengan kesadaran
dan rasa cinta dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya.
Para sufi sependapat bahwa satu-satu nya cara untuk mencapai Tingkat kesempurnaan
kesucian jiwa, yaitu dengan mencintai Allah SWT dan memperdalam rasa cinta
tersebut. Dengan kesucian jiwa, Jalan untuk mencapai Tuhan akan terbuka. Tanpa jalan
ini tidak ada kemungkinan terlaksananya tujuan dan perbuatan yang dilakukanpun
Tasawuf falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang Mengenal Tuhan (makrifat) dengan
pendekatan rasio (filsafat) hingga Menuju ketinggkat yang lebih tinggi, bukan hanya mengenal
Tuhan saja (makrifatullah) melainkan yang lebih tinggi dari itu yaitu wihdatul wujud (kesatuan
wujud). Bisa juga dikatakan tasawuf falsafi yakni tasawuf yang Kaya dengan pemikiran-
pemikiran filsafat. Di dalam tasawuf falsafi metode Pendekatannya sangat berbeda dengan
tasawuf sunni atau tasawuf salafi. Kalau tasawuf sunni dan salafi lebih menonjol kepada segi
praktis ( )يلمعال, sedangkan tasawuf falsafi menonjol kepada segi teoritis ( ) يرطنالSehingga
dalam konsep-konsep tasawuf falsafi lebih mengedepankan asas Rasio dengan pendekatan-
pendekatan filosofis yang ini sulit diaplikasikan Ke dalam kehidupan sehari-hari khususnya
Seyyed Hassein Nasr menjelaskan bahwa kehidupan spiritual kaum Sufi berawal dari Nabi
Saw, di mana jiwa Nabi Saw. Disinari cahaya Allah Swt. Berupa Alquran, sehingga tepat sekali
bila dikatakan bahwa wahyu Alquran sebagai sumber tasawuf. Bahkan misalnya Lynn Wilcox,
seorang Tokoh dan Mursyid Sufi sekaligus guru besar psikologi abad ini, dengan Mengutip
pendapat Abu Yazid al-Bustami, secara ekspresif dan ilustratif Dia menyatakan bahwa benih
tasawuf sudah ditanam pada masa Nabi Adam As. Benih-benih ini berkecambah semasa Nabi
Nuh As. Dan Berbunga semasa Nabi Ibrahim As. Anggur pun berbentuk pada masa Nabi Musa
As. Dan buahnya matang pada masa Nabi Isa As. Kemudian di Masa Nabi Muhammad Saw.
dipengaruhi pula oleh agama dan budaya lain. Dasar dan Sumber fundamental tasawuf
memang Alquran, Sunnah Nabi, kehidupan Para sahabat dan tabi’in, namun tanpa mengingkari
Unsur-unsur luar, terutama tasawuf falsafi yang merupakan pengaruh Persia (Yunani) yang
.Menurut Fazlur Rahman, tasawuf falsafi ini juga terkena pengaruh Grego-gnostik dan doktrin-
doktrin Kristen yang dikembangkan oleh Ibn Arabi. Sehingga bagaimana pun juga tidak dapat
dipungkiri dalam Perjalanan selanjutnya sekitar abad ke-VI dan ke-VII Hijriyah, wacana-
Wacana tasawuf banyak yang bernuansa filosofis atau tasawuf-falsafi yang diprakarsai oleh
Suhrawardi (w. 587 H), Ibn Arabi (w. 638 H), Ibn Faridh (w. 632 H), dan lain-lain. Pada fase
ini, konsep-konsep tasawuf berkembang dan diwarnai unsur-unsur diluar Islam, khususnya
filsafat Yunani, sekalipun pijakan fundamental para sufi adalah Alquran dan Sunnah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tasawuf Akhlaqi yang ajarannya membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang
diformulasikan pada sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku guna mencapai kebahagiaan
yang optimal. Tasawuf Akhlaqi. Tasawuf Akhlaqi mempunyai 3 (tiga) sistem pembinaan akhlak
yaitu, (1). Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari akhlak tercela, (2). Tahalli adalah
membiasakan diri dengan perbuatan baik, (3). Tajalli adalah terungkapnya Nur Ghaib bagi hati
Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan Antara visi mistis dan visi
rasional pengasasnya. Berbeda dengan tasawuf Akhlaki atau sunni, tasawuf falsafi menggunakan
terminologi filosofis Dalam pengungkapannya serta berasal dari bermacam-macam ajaran Filsafat
yang telah mempengaruhi para tokohnya. Tasawuf falsafi muncul dengan jelas dalam khazanah
Islam sejak abad keenam hijriyah meskipun para tokohnya baru dikenal seabad kemudian. Sejak
saat itu, tasawuf jenis ini hidup dan berkembang, terutama di kalangan para sufi yang juga filosof,
sampai menjelang akhir-Akhir ini. Adanya pemaduan antara tasawuf dan filsafat dalam ajaran
Tasawuf falsafi menyebabkan ajaran-ajaran tasawuf jenis ini bercampur Dengan sejumlah ajaran
filsafat di luar Islam, seperti Yunani, Persia, India, Dan agama Nasrani. Akan tetapi, orisinalitasnya